Question
stringlengths
50
3.05k
Answer
stringlengths
72
36.7k
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 75?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 menyebutkan bahwa: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 75?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 mengatur sebagai berikut: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Apa bunyi lengkap Pasal 75 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 dinyatakan: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Jelaskan isi kandungan Pasal 75 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 berbunyi: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 menetapkan: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 75?
Pasal Pasal 75 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, menyatakan: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75, memuat: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 75 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 berbunyi: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Apa substansi hukum dari Pasal 75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75, adalah: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 75 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 75 menjelaskan: ayat ( 1) huruf a, sanksi pidana dijatuhkan kepada badan usaha yang diwakili olch pengurus yang berwenang mewakili di dalam dan di luar Pengadilan Negeri scsuai dengan peraturan perundang-undangan sebku pelaku fungsional.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 77?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 menyebutkan bahwa: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 77?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 mengatur sebagai berikut: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Apa bunyi lengkap Pasal 77 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 dinyatakan: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Jelaskan isi kandungan Pasal 77 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 berbunyi: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 77 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 menetapkan: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 77?
Pasal Pasal 77 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, menyatakan: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 77 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77, memuat: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 77 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 berbunyi: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Apa substansi hukum dari Pasal 77 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77, adalah: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 77 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 77 menjelaskan: Jika tuntutan pidana diajukan kepada pemberi perintah atau pemimpin perbuatan pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 ayat (1) huruf b, ancaman pidana yang 47 dijatuhkan berupa pidana penJara dan denda diperberat dengan sepertiga.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 78?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 menyebutkan bahwa: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 78?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 mengatur sebagai berikut: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Apa bunyi lengkap Pasal 78 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 dinyatakan: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Jelaskan isi kandungan Pasal 78 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 berbunyi: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 78 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 menetapkan: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 78?
Pasal Pasal 78 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, menyatakan: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 78 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78, memuat: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 78 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 berbunyi: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Apa substansi hukum dari Pasal 78 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78, adalah: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 78 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 78 menjelaskan: Selain pidana scbagaimana dimaksud dalam Peraturan Dacrah ini, Lcrhadap bc1dan usaha dapat dikenakan pidana Lambahan atau tindakan tata tcrtib bcrupa: perampasan kcuntungan yang diperolch dari pcrbuatan pidana; penutupan seluruh atau scbagian tempat usaha dan/atau kcgiatan; pcrbaikan akibat perbuatan pidana; kewajiban mengerjakan apa yang dilakukan tanpa hak; dan/ atau pcnempalan perusahaan di bawah pengampuan paling lama 3 (tiga) Lahun.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 79?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 menyebutkan bahwa: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 79?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 mengatur sebagai berikut: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Apa bunyi lengkap Pasal 79 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 dinyatakan: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Jelaskan isi kandungan Pasal 79 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 berbunyi: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 79 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 menetapkan: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 79?
Pasal Pasal 79 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, menyatakan: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 79 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79, memuat: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 79 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 berbunyi: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Apa substansi hukum dari Pasal 79 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79, adalah: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 79 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVII - KETENTUAN PIDANA, Pasal 79 menjelaskan: (1) Dalam pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, Kejaksaan Negeri Situbondo berkoordinasi dengan instansi terkait yang bertanggung jawab di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup di dacrah untuk mclaksanakan eksckusi. (2) Dalam pclaksanaan kctentuan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 78 huruf c, Pcmerintah Kabupaten berwcnang untuk mengelola badan usaha yang dijatuhi sanksi pcncmpatan di bawah pcngampuan untuk mclaksanakan putusan pcngadilan yang telah bcrkckuatan hukum tetap.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 80?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 menyebutkan bahwa: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 80?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 mengatur sebagai berikut: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Apa bunyi lengkap Pasal 80 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 dinyatakan: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Jelaskan isi kandungan Pasal 80 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 berbunyi: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 80 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 menetapkan: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 80?
Pasal Pasal 80 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, menyatakan: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 80 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80, memuat: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 80 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 berbunyi: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Apa substansi hukum dari Pasal 80 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80, adalah: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 80 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PERALIHAN, Pasal 80 menjelaskan: Dengan berlakunya Peraturan Dacrah ini, maka: kegialan pcngelolaan lingkungan hidup di Kabupaten yang tclah dilaksanakan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini dapat terus dilaksanakan sepanjang tidak mengganggu fungsi lingkungan hidup; 48 kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah ada dan berdampak pada penurunan fungsi lingkungan hidup, harus melakukan rekayasa teknik dan/ atau rekayasa vegetatif untuk memulihkan fungsi lingkungan hidup; segala bcntuk rekomcndasi izin PPLH yang telah ditcrbitkan sebclum berlakunya Peraturan Daerah ini dan sudah dilaksanakan, tetap berlaku sampai batas waktu izin berakhir dan harus diperbaharui sesuai dengan kctentuan dalam Peraturan Dacrah ini; perizinan bcrkaitan dengan pengelolaan lingkungan hidup yang tcloh diterbitkan sebelum berlakunya Pcraturan Daerah ini namun belum dilaksanakan, harus disesuaikan dengan Peraturan Daerah ini.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 81?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 menyebutkan bahwa: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 81?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 mengatur sebagai berikut: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Apa bunyi lengkap Pasal 81 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 dinyatakan: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Jelaskan isi kandungan Pasal 81 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 berbunyi: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 81 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 menetapkan: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 81?
Pasal Pasal 81 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, menyatakan: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 81 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81, memuat: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 81 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 berbunyi: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Apa substansi hukum dari Pasal 81 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81, adalah: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 81 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 81 menjelaskan: Pada saat Peraturan Daerah ini rnulai berlaku, semua pengaturan hukurn tertulis yang merupakan pengaturan pelaksanaan dari berbagai peraturan hukum tertulis yang ada selama ini, dinyatakan masih telap berlaku sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan Peraturan Daerah ini.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 82?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 menyebutkan bahwa: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 82?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 mengatur sebagai berikut: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Apa bunyi lengkap Pasal 82 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 dinyatakan: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Jelaskan isi kandungan Pasal 82 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 berbunyi: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Apa saja yang diatur dalam Pasal 82 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 menetapkan: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 82?
Pasal Pasal 82 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, menyatakan: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 82 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82, memuat: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Bagaimana redaksi normatif Pasal 82 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 berbunyi: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Apa substansi hukum dari Pasal 82 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82, adalah: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 82 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB XVIII - KETENTUAN PENUTUP, Pasal 82 menjelaskan: Pcraturan pelaksanaan dari Peraturan Daerah 1m ditetapkan paling lama 6 (cnam) bulan scjak Peraturan Dacrah ini diundangkan. Peraturan Daerah diundangkan. Pasal 83 ini mulai bcrlaku pada tanggal 49 orang mengetahuinya, memerintahkan Agar setiap Pengundan gan penempa tannya Situbondo. Diundangkan di Sit.ubondo padatanggal,19 }'_'; --~~'i SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN SITUBONDO, Pera tu ran Dae rah 1m dengan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Ditetapkan di Situbondo _ , , pada tanggal 3 0 ~;..,. ...1. H BUPATI SITUBONDO , DADANG WIGlARTO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO TAHUN 2014 NOMOR {p te~ . A(i'S'-w~ t --, ! '·-···· ......... . l<A.KLH
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 pada Pasal 1?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 1 menyebutkan bahwa: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 1?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 1 mengatur sebagai berikut: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Apa bunyi lengkap Pasal 1 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , Pasal 1 dinyatakan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Jelaskan isi kandungan Pasal 1 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, ketentuan pada , Pasal 1 berbunyi: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Apa saja yang diatur dalam Pasal 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 1 menetapkan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009, apa isi dari Pasal 1?
Pasal Pasal 1 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , menyatakan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, khususnya , Pasal 1, memuat: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Bagaimana redaksi normatif Pasal 1 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 1 berbunyi: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Apa substansi hukum dari Pasal 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, khususnya , Pasal 1, adalah: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , Pasal 1 menjelaskan: Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 200 9 sebagai berikut : 1. Pendapatan Daerah : Rp.461.640.870.486,37 ,- 2. Belanja Daerah : Rp.521.235.274.502,50 ,- Surplus/(Defisit) :Rp. (59.594.404.016,13 ) 3. Pembiayaan Daerah : Penerimaan : Rp. 64.270.035.977,60 ,- Pengeluaran : Rp. 4.675.631.961,47 ,- (-) Pembiayaan Neto : Rp. 59.594.404.016,13 ,- Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan Rp. –
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 pada Pasal 2?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 2 menyebutkan bahwa: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 2?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 2 mengatur sebagai berikut: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Apa bunyi lengkap Pasal 2 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , Pasal 2 dinyatakan: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Jelaskan isi kandungan Pasal 2 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, ketentuan pada , Pasal 2 berbunyi: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Apa saja yang diatur dalam Pasal 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 2 menetapkan: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009, apa isi dari Pasal 2?
Pasal Pasal 2 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , menyatakan: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, khususnya , Pasal 2, memuat: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Bagaimana redaksi normatif Pasal 2 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 2 berbunyi: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Apa substansi hukum dari Pasal 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, khususnya , Pasal 2, adalah: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , Pasal 2 menjelaskan: (1) Pendapatan Daerah sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 terdiri dari : a. Pendapatan Asli Daerah sejumlah :Rp. 20.806.225.5 36,39, - b. Dana Perimbangan sejumlah : Rp.429.678.947.640,98, - c. Lain-lain Pendapatan Daerah :Rp. 11.155.697.309,00, - Yang sah sejumlah 7 (2) Pendapatan Asli Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis pendapatan : a. Pajak Daerah sej umlah : Rp. 2.742.460.200, - b. Retribusi Daerah sejumlah : Rp. 10.1 81.078.500,- c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan sejumlah : Rp. 1.437.363.16 8,00,- d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah : Rp. 6.4 45.323.668,39 ,- Yang sah sejumlah (3) Dana Perimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis pendapatan : a. Dana Bagi Hasil sejumlah : Rp. 45.895.447.640,98 ,- b. Dana Alokasi Umum sejumlah : Rp.334.059.500.000,00 ,- c. Dana Alokasi Khusus sejumlah : Rp. 49.724.000.000,00 ,- (4) Lain -lain Pendapatan Daerah yang Sah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf (c) terdiri dari jenis pendapatan : a. Hibah sejumlah : Rp. NIHIL b. Dana Darurat sejumlah : Rp. NIHIL c. Dana Bagi Hasil Pajak sejumlah : Rp.11.155.697.309, - d. Dana Penyesuaian dan Otonomi : Rp. NIHIL Khusus sejumlah e. Bantuan Keuangan dari Propinsi atau : Rp. NIHIL Pemerintah Daerah lainnya sejumlah
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 pada Pasal 3?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 3 menyebutkan bahwa: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 Pasal 3?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 3 mengatur sebagai berikut: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Apa bunyi lengkap Pasal 3 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , Pasal 3 dinyatakan: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Jelaskan isi kandungan Pasal 3 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, ketentuan pada , Pasal 3 berbunyi: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Apa saja yang diatur dalam Pasal 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 3 menetapkan: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009, apa isi dari Pasal 3?
Pasal Pasal 3 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , menyatakan: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, khususnya , Pasal 3, memuat: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Bagaimana redaksi normatif Pasal 3 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, Pasal 3 berbunyi: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Apa substansi hukum dari Pasal 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, khususnya , Pasal 3, adalah: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI Nomor 1 Tahun 2009 tentang ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH, pada , Pasal 3 menjelaskan: (1) Belanja Daerah sebagaimana dimak sud dalam Pasal 1 terdiri dari a. Belanja Tidak Langsung sejumlah : Rp. 342.292.449.553,00 ,- b. Belanja Langsung sejumlah : Rp. 178.942.824.969,50 ,- 8(2) Belanja Tidak Langsung sebagaimana dima ksud pada ayat (1) huruf a terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 298.215.792.749,99 ,- b. Belanja Bunga sejumlah Rp. 2.317.318.033,01 ,- c. Belanja Subsidi sejumlah Rp. 2.072.000.000,00 ,- d. Bantuan Hibah sejumlah Rp. 10.347.700.000,00 ,- e. Belanja Bantuan Sosial sejumlah Rp. 6.339.638.750,00 ,- f. Belanja Bagi Hasil sejumlah Rp. NIHIL g. Belanja Bantuan Keuangan sejumlah Rp. 2 0.000.000.000,00 ,- h. Belanja Tidak Terduga sejumlah Rp. 3.000.000.000 ,00,- (3) Belanja Langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri dari jenis belanja : a. Belanja Pegawai sejumlah Rp. 25.970.504.082,00 ,- b. Belanja Barang dan Jasa sejumlah Rp. 75.020.396.551,50 ,- c. Belanja Modal sejumlah Rp. 77.951.924.336,00 ,-