Question
stringlengths
50
3.05k
Answer
stringlengths
72
36.7k
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 pada Pasal 2?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB 11 - \, Pasal 2 menyebutkan bahwa: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 Pasal 2?
Dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB 11 - \, Pasal 2 mengatur sebagai berikut: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa bunyi lengkap Pasal 2 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB 11 - \, Pasal 2 dinyatakan: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Jelaskan isi kandungan Pasal 2 dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, ketentuan pada BAB 11 - \, Pasal 2 berbunyi: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 2 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB 11 - \, Pasal 2 menetapkan: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Menurut PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016, apa isi dari Pasal 2?
Pasal Pasal 2 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB 11 - \, menyatakan: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 2 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Substansi PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB 11 - \, Pasal 2, memuat: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 2 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB 11 - \, Pasal 2 berbunyi: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa substansi hukum dari Pasal 2 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Materi muatan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB 11 - \, Pasal 2, adalah: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 2 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB 11 - \, Pasal 2 menjelaskan: ' Bendahara penerimaan SKPD harus menyetorkan seluruh penerimaan pada akhir tahun anggaran paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 pada Pasal 3?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 menyebutkan bahwa: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 Pasal 3?
Dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 mengatur sebagai berikut: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Apa bunyi lengkap Pasal 3 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 dinyatakan: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Jelaskan isi kandungan Pasal 3 dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, ketentuan pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 berbunyi: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 3 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 menetapkan: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Menurut PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016, apa isi dari Pasal 3?
Pasal Pasal 3 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, menyatakan: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 3 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Substansi PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3, memuat: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 3 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 berbunyi: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Apa substansi hukum dari Pasal 3 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Materi muatan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3, adalah: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 3 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 3 menjelaskan: (1) Batas pengajuan SPM-GU, SPM-TUP dan SPM-LS adalah sebagai berikut: a. SPM-GU harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 5 Desember 2016; b. SPM-TUP harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 30 Nopember 2016; c. SPM-LS harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 20 ! Desember 2016; d. Dalam hal SPM-TUP untuk kegiatan yang pelaksanaannya diatas batas waktu yang ditentukan sebagaimana dimaksud I pada hurup b~ maka pengajuan paling lambat tanggal 19 Desember 2016; ! e. Dalam hal SPM-LS untuk kegiatan yang masa kontraknya berakhir melebihi yang ditentukan sebagaimana dimaksud pada hurup c, maka pengajuan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; f. SPM-LS untuk kegiatan yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (OAK), maka pengajuan paling lambat 3 (tiga) hari setelah diterimanya transfer dana dari Kementrian ke rekening kas daerah. (2) Pengajuan SPM-GU Nihil dan SPM-TU Nihil harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (3) Pengajuan SPM-Gaji bulan Januari 2017 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 16 Desember 2016. (4) Pengajuan SPM-Tunjangan Daerah termasuk pembayaran upah kerja diluar jam kerja untuk pembayaran bulan Desember 2016 harus sudah diterima DPKD paling lambat tanggal 28 Desember 2016. (5) Dalam hal terdapat ketidakhadiran PNS, maka potongan pembayaran sebagaimana dimaksud ayat (4) harus disetor ke Kas Daerah.
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 pada Pasal 4?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 menyebutkan bahwa: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 Pasal 4?
Dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 mengatur sebagai berikut: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Apa bunyi lengkap Pasal 4 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 dinyatakan: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Jelaskan isi kandungan Pasal 4 dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, ketentuan pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 berbunyi: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Apa saja yang diatur dalam Pasal 4 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 menetapkan: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Menurut PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016, apa isi dari Pasal 4?
Pasal Pasal 4 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, menyatakan: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 4 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Substansi PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4, memuat: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Bagaimana redaksi normatif Pasal 4 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 berbunyi: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Apa substansi hukum dari Pasal 4 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Materi muatan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4, adalah: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 4 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 4 menjelaskan: (1) Batas penerbitan SP2D-GU, SP2D-TUP dan SP2D-LS adalah sebagai berikut: a. SP2D-GU dan SP2D-TUP diterbitkan paling lambat tanggal 8 Desember 2016; b. SP2D-LS diterbitkan paling lambat tanggal 23 Desember 2016; c. SP2D-LS sebagaimana dimaksud pada Pasal 3 ayat (1) hurup e dan hurup f diterbitkan paling lambat 3 (tiga) hari terhitung sejak diterimanya SPM; d. Dalam hal dana transfer diterima setelah batas waktu pada huruf a dan huruf b, maka SP2D diterbitkan pada tanggal diterimanya/ setelah tanggal diterima. (2) Batas penerbitan SP2D-GU Nihil dan SP2D-TUP Nihil paling lambat tanggal 31 Desember 2016. BABIV AKUNTANSI
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 pada Pasal 5?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 menyebutkan bahwa: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 Pasal 5?
Dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 mengatur sebagai berikut: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa bunyi lengkap Pasal 5 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 dinyatakan: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Jelaskan isi kandungan Pasal 5 dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, ketentuan pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 berbunyi: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 5 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 menetapkan: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Menurut PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016, apa isi dari Pasal 5?
Pasal Pasal 5 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, menyatakan: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 5 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Substansi PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5, memuat: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 5 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 berbunyi: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa substansi hukum dari Pasal 5 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Materi muatan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5, adalah: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 5 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 5 menjelaskan: Dalam penerapan akuntansi berbasis akrual, setiap SKPD diharuskan melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Melakukan stok opname terhadap seluruh persediaan per 31 Desember 2016 terhadap: a. Alat tulis kantor; b. benda berharga; c. alat listrik; d. bahan-bahan kebersihan; e. bahan kimia; f. bibit; g. barang yang belum diserahkan kemasyarakat; h. barang operasional lainnya; i. obat-obatan (termasuk obat untuk tanaman dan hewan). untuk huruf a sampai dengan huruf g perhitungan persediaan menggunakan harga pembelian terakhir, untuk huruf h menggunakan harga perolehan, dan untuk huruf i menggunakan metode First In First Out (FIFO). 2. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang telah diterbitkan dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 3. Membuat daftar/register kontrak dalam hal SKPD memungut Retribusi Daerah tidak menggunakan SKRD dari tanggal 1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016; 4. Membuat daftar umur piutang/ aging scedule bagi SKPD pengelola pendapatan dan pengelola dana bergulir; 5. Membuat daftar/register Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) dan Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) yang berlaku lebih dari 1 (satu) periode akuntansi (1 Januari 2016 sampai dengan tanggal 31 Desember 2016); 6. Membuat daftar setoran pendapatan sebelum tahun 2016 yang tidak tercatat pada piutang; 7. Membuat daftar setoran pendapatan yang tidak didahului dengan SKPD ataupun SKRD; 8. Membuat daftar pembayaran piutang; 9. Membuat daftar pembayaran hutang Tahun 2015; 10. Membuat daftar memorial atas tambahan/hutang Tahun 2016; 11. Menyiapkan Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) bagi SKPD yang dalam DPA-SKPD terdapat anggaran barang yang diserahkan kepada pihak ketiga/masyarakat; 12. Menyiapkan Berita Acara Serah Terima (BAST) atas barang yang diterima dari pemerintah pusat/provinsi/kabupaten lain/pihak ketiga lainnya; 13. Membuat daftar secara rinci atas dana yang dikelola oleh SKPD selain dana dari APBD : a. Dana Bantuan Operasional Sekolah; b. Bantuan Operasional Pendidikan; c. Bantuan Operasional Kesehatan; d. Dana tugas pembantuan; e. Dana dekonsentrasi; f. Dana Jaminan Kesehatan Nasional; atau g. Dana lainnya. 14. Membuat kertas kerja penyusutan aset tetap; 15. Membuat kertas kerja amortisasi aset tidak berwujud; 16. Melakukan entri data ke dalam aplikasi SIMBADA dan SIMKADA atas barang yang diperoleh selain dari APBD; 17. Menyiapkan surat keputusan : a. penghapusan barang; b. Penilaian aset; c. Reklasifikasi aset; d. Mutasi aset. 18. Menyiapkan berita acara pemusnahan barang dan pelelangan barang; 19. Menyetorkan seluruh sisa UP/GU/TUP/LS paling lambat tanggal 30 Desember 2016.
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 pada Pasal 6?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 menyebutkan bahwa: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 Pasal 6?
Dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 mengatur sebagai berikut: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Apa bunyi lengkap Pasal 6 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 dinyatakan: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Jelaskan isi kandungan Pasal 6 dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, ketentuan pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 berbunyi: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Apa saja yang diatur dalam Pasal 6 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 menetapkan: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Menurut PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016, apa isi dari Pasal 6?
Pasal Pasal 6 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, menyatakan: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 6 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Substansi PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6, memuat: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Bagaimana redaksi normatif Pasal 6 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 berbunyi: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Apa substansi hukum dari Pasal 6 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Materi muatan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6, adalah: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 6 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 6 menjelaskan: Untuk mendukung percepatan penyelesaian penyusunan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Tahun Angaran 2016 dipandang perlu melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. PPK-SKPD membuat laporan keuangan SKPD tahun anggaran 2016 selanjutnya ditetapkan oleh kepala SKPD sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran SKPD; 2. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud angka 1 disampaikan kepada PPKD sebagai dasar penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah paling lambat 1 (satu) bulan setelah tahun anggaran berakhir; 3. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 terdiri dari: a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA); b. Laporan Operasional (LO); c. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE); d. Neraca; dan e. Catatan atas laporan keuangan. 4. Menyiapkan bukti pendukung sebagaimana dimaksud pada Pasal 5; 5. Laporan keuangan SKPD sebagaimana dimaksud angka 2 dilampiri dengan surat pernyataan Pengguna Anggaran bahwa pengelolaan APBD yang menjadi tanggungjawabnya telah diselenggarakan berdasarkan sistem pengendalian internal dan standar akuntansi pemerintahan sesuai dengan peraturan perundang-undangan . . BABV KETENTUAN LAIN-LAIN Pasa17 Untuk pembayaran yang wajib diberikan oleh Pemerintah Daerah namun ketersediaan anggaran tidak mencukupi, maka kekurangan tersebut dapat diajukan pada Tahun Anggaran 2017 dengan disajikan pada Neraca per 31 Desember 2016 SKPD sebagai utang dan dicantumkan pada DPA-SKPD Tahun Anggaran 2017. BABVI KETENTUAN PENUTUP
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 pada Pasal 8?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 menyebutkan bahwa: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 Pasal 8?
Dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 mengatur sebagai berikut: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Apa bunyi lengkap Pasal 8 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 dinyatakan: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Jelaskan isi kandungan Pasal 8 dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, ketentuan pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 berbunyi: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Apa saja yang diatur dalam Pasal 8 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 menetapkan: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Menurut PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016, apa isi dari Pasal 8?
Pasal Pasal 8 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, menyatakan: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 8 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Substansi PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8, memuat: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Bagaimana redaksi normatif Pasal 8 dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 berbunyi: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Apa substansi hukum dari Pasal 8 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016?
Materi muatan PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, khususnya BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8, adalah: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 8 PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Nomor 39 Tahun 2016 tentang LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGHADAPI, pada BAB III - PENGAJUAN SPM DAN PENERBITAN SP2D, Pasal 8 menjelaskan: Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat. Diundangkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal llNopember 2016. Pit. BUPATI KOTAWARINGIN BARAT TTD NURULEDY SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, TTD MAS RADIN BERITA DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT TAHUN 2016 NOMOR: 39. an aslinya KUM, M. RUSLI EFENDI, S.H., M.Si NIP. 19600429 199311 1 002
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 pada Pasal 18?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 menyebutkan bahwa: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 Pasal 18?
Dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 mengatur sebagai berikut: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa bunyi lengkap Pasal 18 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 18 dinyatakan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Jelaskan isi kandungan Pasal 18 dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, ketentuan pada , Pasal 18 berbunyi: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa saja yang diatur dalam Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 menetapkan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Menurut PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945, apa isi dari Pasal 18?
Pasal Pasal 18 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , menyatakan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Substansi PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 18, memuat: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Bagaimana redaksi normatif Pasal 18 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 berbunyi: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa substansi hukum dari Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Materi muatan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 18, adalah: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 18 menjelaskan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Pr ovinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 19 65 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50,Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Undang -undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Peng ganti Undang - undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan atas Undang - undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang -undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45 48); 5.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun 2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pem bagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Neg eri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENTANG PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUP ATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7TAHUN 2010TENTAN G PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 pada Pasal 1?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 1 menyebutkan bahwa: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 Pasal 1?
Dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 1 mengatur sebagai berikut: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Apa bunyi lengkap Pasal 1 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 1 dinyatakan: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Jelaskan isi kandungan Pasal 1 dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, ketentuan pada , Pasal 1 berbunyi: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Apa saja yang diatur dalam Pasal 1 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 1 menetapkan: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Menurut PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945, apa isi dari Pasal 1?
Pasal Pasal 1 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , menyatakan: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 1 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Substansi PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 1, memuat: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Bagaimana redaksi normatif Pasal 1 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 1 berbunyi: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Apa substansi hukum dari Pasal 1 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Materi muatan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 1, adalah: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 1 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 1 menjelaskan: ketentuan Pasal 5diubah dan ditambah sehingga berbunyi sebagai berikut :
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 pada Pasal 5?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 5 menyebutkan bahwa: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 Pasal 5?
Dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 5 mengatur sebagai berikut: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Apa bunyi lengkap Pasal 5 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 5 dinyatakan: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Jelaskan isi kandungan Pasal 5 dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, ketentuan pada , Pasal 5 berbunyi: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Apa saja yang diatur dalam Pasal 5 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 5 menetapkan: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Menurut PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945, apa isi dari Pasal 5?
Pasal Pasal 5 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , menyatakan: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 5 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Substansi PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 5, memuat: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Bagaimana redaksi normatif Pasal 5 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 5 berbunyi: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Apa substansi hukum dari Pasal 5 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Materi muatan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 5, adalah: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 5 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 5 menjelaskan: Perijinan dan Non Pe rijinan yang didelegasikan kepada Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu sebagai berikut : A.PERIJINAN 1.SuratIjin Tempat Usaha ( SITU ); 2.Ijin Pengelolaan dan Pengusahaan Sarang Burung Walet; 3.Ijin Usaha Jasa Konstruksi ( IUJK ); 4.Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah; 5.Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ); 6.Ijin Undang Undang Gangguan/Hider Ordonatic ( HO ); 7.Ijin Pembuangan Limbah Cair ( IPLC ) ; 8.Ijin Pemanfaatan Air Limbah ( Land Aplication ); 9.Ijin Mengadakan Riset/Penelitian; 10.Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP ); 11.Ijin Usaha Ind ustri ( IUI ); 12.Tanda Daftar Perusahaan ( TDP ); 13.Tanda Daftar Gudang ( TDG ); 14.Tanda Daftar Industri ( TDI ); 15.Ijin Prakte kDokter; 16.Ijin Praktek Dokter Gigi; 17.Ijin Kerja Perawat; 18.Ijin Perawat Gigi; 19.Ijin Praktek Bidan; 20.Ijin Praktek ahli Gizi; 21.Ijin Pengobatan Tr adisional Menetap; 22.Ijin Pengobatan Tradisional yang tidak menetap; 23.Ijin Kerja Apoteker; 24.Ijin Kerja Asisten Apoteker; 25.Ijin Trayek Angkot/Angdes dalam kabupaten; 26.Ijin Penggunaan Jalan diluar kepentingan lalu lintas; 27.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepent ingan sendiri; 28.Ijin Usaha Ketenaga Listrikan untuk kepentingan umum; 29.Ijin Pengambilan Air Bawah Tanah; 30.Ijin Pengambilan Air Permukaan; 31.Ijin Mendirikan Bangunan Menara; 32.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penangkapan; 33.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Budidaya; 34.IjinUsaha Perikanan ( IUP) Penampungan; 35.Ijin Praktek Perawat; 36.Ijin Optical; 37.Ijin Kerja Refraksionis Optician; 38.Ijin Toko Obat; 39.Ijin Apotek; 40.Ijin Klinik Bersalin; 41.Ijin Balai Pengobatan; 42.Ijin Labor; 43.Ijin Kerja Bidan; 44.Ijin Praktek Fisioterapi 45.Ijin Usaha Pulau untuk Wisata; 46.ijin Usaha Bumi Perkemahan; 47.Ijin Usaha Pondok Wisata; 48.Ijin Usaha Panti Pijat dan Pijat Mandi Uap; 49.Ijin Usaha Dunia Fantasi; 50.Ijin Usaha Taman Laut; 51.Ijin Usaha Taman Rekreasi; 52.Ijin Usaha Pemandian Alam; 53.Ijin Usaha Taman Satwa; 54.Ijin Usaha Konsultan P ariwisata; 55.Ijin Usaha Wisata Tirta; 56.Ijin Hotel Bintang dan Melati; 57.Ijin Usaha Rumah Makan, Bar, dan Restoran; 58.Ijin Usaha Jasa Boga dan Catering; 59.Ijin Usaha Jasa Biro Perjalanan Wisata dan Agen Perjalanan Wisata; 60.Ijin Usaha Pramuwisata; 61.Ijin Usaha Angkutan Wisata; 62.Ijin Usaha Jasa Konvensi, Perjalanan Intensif dan Pameran; 63.Ijin Usaha Jasa Informasi Pariwisata; 64.Ijin Kegiatan Kebudayaan Antar Kabupaten 65.Ijin Membawa Benda Cagar Budaya dari satu Kabupaten ke Kabupaten/Kota lainnya dalam satu Provinsi; 66.Ijin Penyel enggaraan Festival Kesenian dan Budaya; 67.Ijin Usaha Karaoke, Playstation dan Video Games; 68.Ijin Usaha Bioskop dan Theater panggung terbuka dan tertutup; 69.Ijin Usaha Diskotik dan Klub Malam; 70.Ijin Usaha Tempat Pagelaran Kesenian Tradisional dan sejenisnya; 71.IjinUsaha Balai Pertemuan/Pameran; 72.Ijin Usaha Salon Kecantikan dan Barber Shop; 73.Ijin Usaha Pasar Seni dan Souvenir Shop; 74.Ijin Usaha Musik Hidup dan Panggung Remaja; 75.Ijin Usaha Pusat Kesehatan (Health Center ) dan Pusat Kesegaran Jasmani ( Fitnes Center); 76.Ijin Usaha Kolam Pemancingan; 77.Ijin Usaha Sarana dan Fasilitas Olahraga di tempat terbuka; 78.Ijin Usaha Rumah Bi lliyard; 79.Ijin Usaha Gelanggang Olahraga; 80.Ijin Usaha Gelanggang Permainan/Ketangkasan; 81.Ijin Usaha Lapangan Golf; 82.Ijin Usaha Gelanggang Renang/Kolam Renang ; 83.Ijin Reklame; 84.Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) ; 85.Ijin Lokasi ; 86.Ijin Operasional Rumah Sakit; 87.Ijin Usaha Perkebunan (IUP): Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (IUP -B) Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (IUP -P) 88.Ijin Usaha Pertambangan (IUP) : Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Ekspl orasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) Operasi Produksi 89.Ijin Usaha Jasa Pertambangan; 90.Ijin Lingkungan; 91.Ijin Pertambangan Rakyat (IPR); 92.Ijin Prinsip Penanaman Modal ; 93.Ijin Prinsip Perluasan Penanaman Modal ; 94.Ijin Prinsip Perubahan P enanaman Modal ; 95.Ijin Prinsip Pengg abungan Perusahaan; 96.Ijin Usaha Penanaman Modal ; 97.Ijin Usaha Perluasan Penanaman Modal; 98.Ijin Usaha Perubahan Penanaman Modal ; 99.Ijin Usaha Penggabungan Penanaman Modal; B.NON PERIJINAN 1.Surat Keterangan Kesehatan He wan ( SKKH ) 2.Surat Keterangan Perjalanan Hewan 3.Surat Rekomendasi 4.Ijin Prinsip PasalII Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya d alam Berita Daerah Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Di tetapkan di Kuala Tungkal pada tanggal , 21 Januari 2014 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, dto USMAN ERMULAN Diundangkan di Kuala Tungkal pada tanggal ,21 Januari 2014 SEKRETARIS DAERAH KABUPAT EN TANJUNG JABUNG BARAT , dto MUKLIS BERITA DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT TAHUN 201 4NOMOR 1 Salinan/Fhoto Copy sesuai dengan Aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM SETDA KAB.TANJUNG JABUNG BARAT MASKURI, SH Pembina NIP. 19710429 200003 1 003 BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 20TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT DENGAN RAHM AT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT,
Apa yang diatur dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 pada Pasal 18?
Berdasarkan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 menyebutkan bahwa: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 Pasal 18?
Dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 mengatur sebagai berikut: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa bunyi lengkap Pasal 18 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 18 dinyatakan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Jelaskan isi kandungan Pasal 18 dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Sesuai dengan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, ketentuan pada , Pasal 18 berbunyi: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa saja yang diatur dalam Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Ketentuan dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 menetapkan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Menurut PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945, apa isi dari Pasal 18?
Pasal Pasal 18 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , menyatakan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Substansi PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 18, memuat: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Bagaimana redaksi normatif Pasal 18 dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Norma hukum dalam PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, Pasal 18 berbunyi: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Apa substansi hukum dari Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945?
Materi muatan PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, khususnya , Pasal 18, adalah: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 18 PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945.
Redaksi dari PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT Nomor 1 Tahun 1945 tentang PERUBAHAN KE EMPAT ATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT, pada , Pasal 18 menjelaskan: ayat ( 6 ) Undang –undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2.Undang -Undang Nomor 12Tahun 19 56tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten di Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Tahun 19 56Nomor 25) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 7Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2755); 3.Undang -Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo, Kabupaten Muaro Jambi dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3903) sebagaimana telah diubah dengan Undang -Undang Nomor 14 Tahun 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3969); 4.Undang -Undang Nomor 1 2Tahun2011tentang Pembentukan Peraturan Perundang -Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 11Nomor82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5.Undang -Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 224, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587 ) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang –Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang –Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Ne gara Republik Indonesia Nomor 5679); 6.Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 7.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu; 8.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi d an Tata Kerja Unit Pelayanan Perijinan Terpadu di Daerah; 9.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1Tahun 201 4Tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 201 4Nomor32); MEMUTUSKAN : Menetapkan :PERATURAN BUPATI TENT ANGPERUBAHAN KE LIMAATAS PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENDELEGASIAN WEWENANG PENGELOLAAN PERIJINAN DAN NON PERIJINAN KEPADA KANTOR PELAYANAN PERIJINAN TERPADU KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT