Question
stringlengths
50
3.05k
Answer
stringlengths
72
36.7k
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 6?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 menyebutkan bahwa: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 6?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 mengatur sebagai berikut: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Apa bunyi lengkap Pasal 6 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 dinyatakan: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Jelaskan isi kandungan Pasal 6 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 berbunyi: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 menetapkan: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 6?
Pasal Pasal 6 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB III - PERENCANAAN, menyatakan: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6, memuat: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 6 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 berbunyi: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Apa substansi hukum dari Pasal 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6, adalah: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB III - PERENCANAAN, Pasal 6 menjelaskan: (1) Dalam rangka pemanfaatan sumbcr daya alam di Kabupaten guna mcnunjang pembangunan bcrkclanjutan yang ben.vawasan lingkungan hidup, Pcmcrintah Kabupaten bcrwenang mcnctapkan Rcncana Pcrlindungan dan Pcngelolaan Lingkungan Hid up (RPPLH). (2) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada : a. inventarisasi lingkungan hidup tingkat ekoregion yang telah ditetapkan oleh Pcmerintah; b. RPPLH yang telah disusun olch Pemerintah Provinsi. (3) RPPLH sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun berdasarkan inventarisasi data dan informasi Lingkungan Hidup dalam bentuk geospatial dan non spatial, dian ta ran ya: a. keragaman karakter dan fungsi ekologis; b. scbaran penduduk; c. scbaran potensi sumber daya alam; d. kcarifan lokal; 12 e. aspirasi masyarakat; dan f. perubahan iklim. (4) RPPLH Kabupaten memuat: a. pemanfaatan dan/atau pencadangan Sumber Daya Alam yang didasarkan pada Daya Dukung, Daya Tampung dan Karakteristik scrta fungsi ekosistem; b. pcngcndalian, pemantauan scrta pendayagunaan Daya Dukung, Daya Tampung Lingkungan Hidup dalam upaya pelestarian Sumb<.:r Daya Alam; c. upaya adaptasi dan mitigasi pada ckosistcn dan usc1hc1 dan/ a tau kegiatan tcrhadap perubahan iklim. (5) RPPLH Kabupaten diatur dengan Peraturan Oaerah lcntang RPPLH. (6) RPPLH Kabupatcn menjadi dasar dalam penyusunan dan dimuat dalam RPJP Kabupaten dan RPJM Kabupalcn.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 7?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 menyebutkan bahwa: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 7?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 mengatur sebagai berikut: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Apa bunyi lengkap Pasal 7 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 dinyatakan: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Jelaskan isi kandungan Pasal 7 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 berbunyi: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Apa saja yang diatur dalam Pasal 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 menetapkan: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 7?
Pasal Pasal 7 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7, memuat: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Bagaimana redaksi normatif Pasal 7 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 berbunyi: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Apa substansi hukum dari Pasal 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7, adalah: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 7 menjelaskan: (1) Pemanfoatcin sumber daya alam diselenggarakan berdasarkan RPPLH Kabupaten. (2) Dalam ha! RPPLH Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) belum disusun, pemanfaatan sumber daya alam dilaksanakan bcrdasarkan daya dukung dan daya lampung lingkungan hid up dan/ a tau karaktcristik dan fungsi lingkungan dcngan mcm p<.:rha tikan: a. kcbcrlanjutan proses dan fungsi lingkungan hidup; b. kcbcrlanjutan produktivitas lingkungan hidup; dan c. kcsclamatan, mutu hidup, dan kcscjahtcraan masyarakat. BABV PENGENDALIAN
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 8?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 menyebutkan bahwa: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 8?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 mengatur sebagai berikut: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Apa bunyi lengkap Pasal 8 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 dinyatakan: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Jelaskan isi kandungan Pasal 8 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 berbunyi: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Apa saja yang diatur dalam Pasal 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 menetapkan: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 8?
Pasal Pasal 8 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8, memuat: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Bagaimana redaksi normatif Pasal 8 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 berbunyi: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Apa substansi hukum dari Pasal 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8, adalah: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 8 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 8 menjelaskan: ( 1) Pcngcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup. (2) Pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. pcncegahan; b. pcnanggulangan; dan 13 c. pemulihan. (3) Pemerintah Kabupaten berkewajiban untuk melakukan pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan pada media lingkungan hidup dan ekosistem dalam wilayah Kabupatcn. (4) Setiap ornng dan/atau pcnanggungjawab usaha dan/atau kegiatan berkcwajiban untuk melakukan pengendalian pcnccmc1ran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang ditimbulkan dari usaha dan/atau kcgiatan yang dilakukan. (5) Pemerintah Kabupatcn bcrkewajiban melakukan pcngawc1san, cvaluasi dan pembinaan kcpada sctiap kegialan dan/ a tau usaha dalam usaha pcngendalian pencemaran dan/ atau kcrusakan lingkungan hid up. (6) Pcngcndalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup dilakukan pada media lingkungan hidup scrla ekosistem, dianlaranya: a. pcngcndalian pencemaran air, b. pengcndalian pencemaran udara; c. pengendalian pencemaran oleh limbah 83; d. pengendalian pencemaran dan / a tau kerusakan pesisir dan laut; e. pengcndalian pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/ atau lahan; f. pengendalian pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan akibat kegiatcln pertambangan; g. pcngcndalian penccmaran dan/ atau kerusakan tanah untuk kegiatan produksi biomassa; dan h. penanggulangan pcnccmaran dan lingkungan akibat pcrubahan iklim. Bagian Kesatu Pencegahan Pencemaran Air
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 9?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 menyebutkan bahwa: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 9?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 mengatur sebagai berikut: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Apa bunyi lengkap Pasal 9 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 dinyatakan: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Jelaskan isi kandungan Pasal 9 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 berbunyi: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 menetapkan: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 9?
Pasal Pasal 9 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9, memuat: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 9 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 berbunyi: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Apa substansi hukum dari Pasal 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9, adalah: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 9 menjelaskan: kerusakan Pemerintah Kabupalcn melakukan inventarisasi sumber pcnccmar air sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumbcr pcncemar air di wilayah Kabupalcn. Pemerinlah Kabupaten melaksanakan dan/atau dapat menetapkan kelas air dan baku mutu kelas air yang berada di \vilayah Kabupaten yang didasarkan pada hasil pengkajian, sesua1 ketentuan peraturan perundan g-u ndangan. Pemcrintah Kabupaten mclaksanakan baku mutu air limbah yang telah ditetapkan. 14 Pemerintah Kabupaten menetapkan daya tampung beban pencemaran air pada sumber air yang menjadi kev,/enangan Kabupaten, yang didasarkan pada: kondisi hidrologi dan morfologi sumber air termasuk status mutu dan/atau status trofik sumber air yang ditetapkan daya tampung beban pcnccmarannya; baku mutu air untuk sungai dan muara; baku mutu air serta kriteria status trofik air untuk situ, danau, dan waduk; dan beban pencemaran pada masing-masing sumber penccmar air. (S) Pemerintah Kabupatcn melakukan pemantauan kualitas air sumber air dan pemantauan kualitas dari air limbah dari sumbcr pencemar sebelum dibuang ke lingkungan.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 10?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 menyebutkan bahwa: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 10?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 mengatur sebagai berikut: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Apa bunyi lengkap Pasal 10 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 dinyatakan: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Jelaskan isi kandungan Pasal 10 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 berbunyi: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Apa saja yang diatur dalam Pasal 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 menetapkan: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 10?
Pasal Pasal 10 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10, memuat: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Bagaimana redaksi normatif Pasal 10 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 berbunyi: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Apa substansi hukum dari Pasal 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10, adalah: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 10 menjelaskan: Setiap kcgialan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran air wajib untuk memiliki sistem pengolahan limbah yang layak secara teknis untuk dapat mengolah limbah sesuai baku mutu yang ditetapkan. Setiap kegiatan dan/usaha yang membuang limbahnya ke sumber air wajib untuk mendapatkan 1zm pcmbuangan limbah cair kcpada Pcmcrintah Kabupatcn. Pcrsyaratan clan tata cara izin pcmbuangan limbah cair diatur dalam pcraturnn Bupati. Paragraf 2 Pencegahan Pencemaran Udara
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 11?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 menyebutkan bahwa: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 11?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 mengatur sebagai berikut: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Apa bunyi lengkap Pasal 11 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 dinyatakan: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Jelaskan isi kandungan Pasal 11 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 berbunyi: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Apa saja yang diatur dalam Pasal 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 menetapkan: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 11?
Pasal Pasal 11 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11, memuat: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Bagaimana redaksi normatif Pasal 11 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 berbunyi: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Apa substansi hukum dari Pasal 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11, adalah: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 11 menjelaskan: Pencegahan pencemaran udara meliputi pencegahan pencemaran pada: udara ambien di wilayah Kabupaten; emisi udara dari sumber tidak bergerak dan bergerak; gangguan. Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber pencemar udara sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber pencemar udara di wilayah Kabupatcn. Sebelum dibuang kc lingkungan atau ke udara bebas, setiap orang dan/atau kegiatan dan/atau usaha yang berpotensi menghasilkan cmisi gas buang dan/ atau 15 ganguan v.rajib untuk melakukan pengelolaan sampa1 mernenuhi baku mutu cmisi dan/ atau gangguan yang ditetapkan oleh peraturan perundangan. Pernerintah Kabupatcn menerapkan baku mutu udara ambien serta baku mutu emisi udara, baku mutu gangguan dari sum bcr tidak bergerak dan bcrgcrak yang tclah ditetapkan olch Pemerintah dan/ atau Pemcrintah Provinsi. Pcmcrintah Kabupaten melaksanakan pcmantauan kualitas udara ambicn serta cmisi udara, kebisingan, getaran dan kcbauan dari sumber tidak bergcrak dan bcrgcrak sesuai dcngan kctcntuan pcrundangan. Paragraf 3 Pengendalian Pencemaran oleh Limbah B3
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 12?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 menyebutkan bahwa: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 12?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 mengatur sebagai berikut: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Apa bunyi lengkap Pasal 12 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 dinyatakan: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Jelaskan isi kandungan Pasal 12 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 berbunyi: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Apa saja yang diatur dalam Pasal 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 menetapkan: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 12?
Pasal Pasal 12 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12, memuat: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Bagaimana redaksi normatif Pasal 12 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 berbunyi: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Apa substansi hukum dari Pasal 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12, adalah: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 12 menjelaskan: (1) Pengendalian pencemaran lingkungan oleh limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) mencakup upaya pencegahan, pcnanggulangan dan pemulihan lingkungan hidup dari Limbah B3. (2) Pemerintah Kabupaten melakukan inventarisasi sumber limbah 83 sebagai acuan dalam melakukan identifikasi sumber limbah B3 di wilayah Kabupaten. (3) Setiap orang alau kcgiatan dan/atau usaha yang menghasilkan limbah 83 v.·ajib mclakukan pcngelolaan limbah B3 yang dihasilkan dcngan mengacu pada pcraturan perundangan. (4) Pemerintah Kabupatcn mclaksanakan pemantauan pcngelolaan limbah B3 di wilayah Kabupaten. (5) Bupati limbah mcncrbitkan rnm peny1mpanan B3 dan pcngumpulan limbah sementara B3 skala kabupaten scsuai dcngan pcraturan pcrundangan. (6) Persyaratan dan tala cara penerbitan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (5) ditct.apkan dalarn Peraturan Bupali. Paragraf 4 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Pesisir dan Laut
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 13?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 menyebutkan bahwa: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 13?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 mengatur sebagai berikut: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Apa bunyi lengkap Pasal 13 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 dinyatakan: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Jelaskan isi kandungan Pasal 13 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 berbunyi: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Apa saja yang diatur dalam Pasal 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 menetapkan: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 13?
Pasal Pasal 13 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13, memuat: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Bagaimana redaksi normatif Pasal 13 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 berbunyi: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Apa substansi hukum dari Pasal 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13, adalah: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 13 menjelaskan: ( 1) Pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan pes1sir dan laut berlujuan untuk mencegah atau mengurangi turunnya mutu pesisir dan laut dan/ atau rusaknya sumberdaya pesisir dan laut. 16 (2) Pencegahan pencema ran dan/ a tau kerusakan pesisir dan laut dilakukan dengan menerapkan: a. baku mutu air laut; b. kriteria baku kerusakan terumbu karang; c. kriteria baku kerusakan mangrov e; d. kritcria baku kerusakan padang lamun. (3) Pemerintah Kabupatcn mcnetapkan status mutu laut dan pcsisir pcrdasarkan baku mutu dan kriteria baku kcrusakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2). (4) Pcmerintah Kabupatcn melakukan pcmantauan kualitas air lclut serta kondisi ekosistcm pesisir dan laut. Paragraf 5 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Kebakaran Hutan dan/ atau Lahan
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 14?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 menyebutkan bahwa: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 14?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 mengatur sebagai berikut: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Apa bunyi lengkap Pasal 14 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 dinyatakan: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Jelaskan isi kandungan Pasal 14 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 berbunyi: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Apa saja yang diatur dalam Pasal 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 menetapkan: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 14?
Pasal Pasal 14 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14, memuat: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Bagaimana redaksi normatif Pasal 14 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 berbunyi: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Apa substansi hukum dari Pasal 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14, adalah: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 14 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 14 menjelaskan: (I) Pencegahan pencemaran dan/ a tau kerusakan lingkungan hidup akibat kebakaran hutan dan/atau lahan bertujuan untuk mempertahankan fungsi hutan dan/atau lahan melalui cara-cara yang tidak memberi peluang berlangsungnya pencema randan / a tau kerusakan lingkungan hidup yang berkaitan dengan kcbakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mdakukan pembinaan kepada masyarakat dan/atau pclaku kegiatan dan/atau usaha untuk mclaksanc1kcln penccgahan penccmaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup yang bcrkaitan dcngan kebakaran hutan dan/atau lahan. Bupati mclakukan pcmantauan dalam rangka pencegahan pcnccmaran dan/ a tau kcrusakan lingkungan hidup yang berkaitan dcngan kebakaran hutan dan/ atau lahan melalui: peringatan dini; deteksi dini; dan pengamatan lapangan.
Apa yang diatur dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 pada Pasal 15?
Berdasarkan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 menyebutkan bahwa: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Bagaimana ketentuan yang tercantum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 Pasal 15?
Dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 mengatur sebagai berikut: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Apa bunyi lengkap Pasal 15 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Menurut ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 dinyatakan: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Jelaskan isi kandungan Pasal 15 dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Sesuai dengan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, ketentuan pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 berbunyi: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Apa saja yang diatur dalam Pasal 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Ketentuan dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 menetapkan: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Menurut PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014, apa isi dari Pasal 15?
Pasal Pasal 15 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, menyatakan: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Apa norma yang terkandung dalam Pasal 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Substansi PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15, memuat: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Bagaimana redaksi normatif Pasal 15 dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Norma hukum dalam PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 berbunyi: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Apa substansi hukum dari Pasal 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014?
Materi muatan PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, khususnya BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15, adalah: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan
Jelaskan ketentuan yuridis yang termuat dalam Pasal 15 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014.
Redaksi dari PERATURAN DAERAH KABUPATEN SITUBONDO Nomor G Tahun 2014 tentang PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP, pada BAB IV - PEMANFAATAN, Pasal 15 menjelaskan: ( 1) Masyarakat yang melakukan pembak aran lahan dengan luas lahan maksimum 2 (dua) hektar per kepala keluarga untuk ditanami jcnis varietas lokal wajib mcmberitahukan kepada Kepala Desa setempal. 17 (2) Kepala Desa menyampaikan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1) kepada instansi yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup kabupaten. {3) Pcmbakaran lahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada kondisi curah hujan di bawah normal, kemarau panjang, dan/atau iklim kering. {4) Kondisi curah hujan di bawah normal, kcmarau panjang, dan/atau iklim kcring scbagaimana dimaksud pada ayat (3) scsuai dcngan publikasi dari lcmbaga rcsm1 yang mcmbidangi mctcorologi klimatologi dan gcofisika. Paragraf 6 Pencegahan Pencemaran dan/ atau Kerusakan Lingkungan Akibat Kegiatan Pertambangan