title
stringlengths 3
13k
| url
stringlengths 26
465
| content
stringlengths 61
81.8k
| summary_content
stringlengths 49
7.5k
|
|---|---|---|---|
Ini Doa Malaikat Hamalatul ‘Arsy yang Senantiasa Dibaca Ulama Salaf
|
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/ini-doa-malaikat-hamalatul-arsy-yang-senantiasa-dibaca-ulama-salaf/
|
Dalam kitab An-Nujum Az-Zahirah fi Al-Adzkar, Habib Zain bin Sumaith menyebutkan bahwa terdapat doa malaikat hamalatul arsy yang senantiasa dibaca oleh ulama salaf. Lafadz doanya adalah sebagai berikut, Bismillaah, hasbiyallaah, tawakkaltu alallaah, itashomtu billaah, fawawadhtu amrii ilallaah, maa sya-allaah, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah. Dengan menyebut nama Allah, cukup Allah sebagai penolong, aku bertawakkal kepada Allah, aku berpegang kepada Allah, aku pasrahkan urusanku kepada Allah, apa yang dikehendaki Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Habib Zain bin Sumaith berkata sebagai berikut; : : Al-Habib Abdul Bari, putra Syaikh Al-Aidrus berkata; Doa malaikat hamalatul arsy adalah enam kalimat yang tidak pernah ditinggalkan oleh ulama salaf. Lafadz doanya adalah; Bismillaah, hasbiyallaah, tawakkaltu alallaah, itashomtu billaah, fawawadhtu amrii ilallaah, maa sya-allaah, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah (Dengan menyebut nama Allah, cukup Allah sebagai penolong, aku bertawakkal kepada Allah, aku berpegang kepada Allah, aku pasrahkan urusanku kepada Allah, apa yang dikehendaki Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah).
|
Dalam kitab AnNujum AzZahirah fi AlAdzkar, Habib Zain bin Sumaith menyebutkan bahwa terdapat doa malaikat hamalatul arsy yang senantiasa dibaca oleh ulama salaf. Lafadz doanya adalah sebagai berikut, Bismillaah, hasbiyallaah, tawakkaltu alallaah, itashomtu billaah, fawawadhtu amrii ilallaah, maa syaallaah, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah. Dengan menyebut nama Allah, cukup Allah sebagai penolong, aku bertawakkal kepada Allah, aku berpegang kepada Allah, aku pasrahkan urusanku kepada Allah, apa yang dikehendaki Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah. Habib Zain bin Sumaith berkata sebagai berikut AlHabib Abdul Bari, putra Syaikh AlAidrus berkata Doa malaikat hamalatul arsy adalah enam kalimat yang tidak pernah ditinggalkan oleh ulama salaf. Lafadz doanya adalah Bismillaah, hasbiyallaah, tawakkaltu alallaah, itashomtu billaah, fawawadhtu amrii ilallaah, maa syaallaah, laa hawla wa laa quwwata illaa billaah Dengan menyebut nama Allah, cukup Allah sebagai penolong, aku bertawakkal kepada Allah, aku berpegang kepada Allah, aku pasrahkan urusanku kepada Allah, apa yang dikehendaki Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
|
Manusia Berasal dari Kera?
|
https://muslim.or.id/71915-manusia-berasal-dari-kera.html
|
Pertanyaan: Seperti yang telah diketahui, bahwa sebagian manusia menduga bahwa mereka berasal dari hewan, karena mereka setuju dengan teori orang barat (baca: teori evolusi). Bagaimana pendapat Anda dalam hal tersebut? Jawaban: Teori Darwin berbunyi bahwa manusia berasal dari kera. Teori tersebut mengklaim bahwa anak keturunan Adam adalah hewan yang bisa berbicara, dan setiap manusia adalah hewan. Padahal, Allah Taala telah menciptakan anak keturunan Adam kehidupan dan menjadikan mereka memiliki akal dan dapat berbicara. Teori yang buruk ini adalah sebuah kesalahan berdasarkan ijma (kesepakatan) ahli ilmu. Kera adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup [1]. Demikian juga anjing adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup. Babi adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup. Kucing adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup. Seperti itu pula dari singa, harimau, citah, dan lain-lain. Adapun manusia, maka ia adalah jenis makhluk hidup tersendiri. Ia dapat berbicara, berakal, dan diciptakan Allah Taala dari air yang hina. Bapak kita adalah Adam Alaihi Ash-Sholatu Wassalaam. Allah Taala menciptakan beliau dari tanah. . Maka, manusia adalah jenis makhluk hidup yang tersendiri. Salah satu jenis dari sekian banyak jenis makhluk hidup yang ada. Mereka adalah Bani Adam (anak keturunan Adam). Golongan jin juga demikian. Mereka diciptakan dari nyala api. Setiap jenis dari makhluk hidup tersebut adalah sebuah umat tersendiri. Bahkan semut adalah satu umat tersendiri. [2] Baca Juga: *** Penulis: Muhammad Fadhli Artikel: Muslim.or.id Catatan kaki: [1] Berdasarkan firman Allah Taala: Tidaklah setiap makhluk yang berjalan di muka bumi, demikian juga burung-burung yang terbang dengan dua sayapnya, kecuali mereka semua adalah umat-umat seperti kalian (QS. Al Anam: 38). [2] Dikutip dari Asilatul Hujjaj tahun 1407 H Kaset no.1, Syekh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullahu Taala (
|
Pertanyaan Seperti yang telah diketahui, bahwa sebagian manusia menduga bahwa mereka berasal dari hewan, karena mereka setuju dengan teori orang barat baca teori evolusi. Bagaimana pendapat Anda dalam hal tersebut Jawaban Teori Darwin berbunyi bahwa manusia berasal dari kera. Teori tersebut mengklaim bahwa anak keturunan Adam adalah hewan yang bisa berbicara, dan setiap manusia adalah hewan. Padahal, Allah Taala telah menciptakan anak keturunan Adam kehidupan dan menjadikan mereka memiliki akal dan dapat berbicara. Teori yang buruk ini adalah sebuah kesalahan berdasarkan ijma kesepakatan ahli ilmu. Kera adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup 1. Demikian juga anjing adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup. Babi adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup. Kucing adalah satu jenis tersendiri dari sekian banyak jenis makhluk hidup. Seperti itu pula dari singa, harimau, citah, dan lainlain. Adapun manusia, maka ia adalah jenis makhluk hidup tersendiri. Ia dapat berbicara, berakal, dan diciptakan Allah Taala dari air yang hina. Bapak kita adalah Adam Alaihi AshSholatu Wassalaam. Allah Taala menciptakan beliau dari tanah. . Maka, manusia adalah jenis makhluk hidup yang tersendiri. Salah satu jenis dari sekian banyak jenis makhluk hidup yang ada. Mereka adalah Bani Adam anak keturunan Adam. Golongan jin juga demikian. Mereka diciptakan dari nyala api. Setiap jenis dari makhluk hidup tersebut adalah sebuah umat tersendiri. Bahkan semut adalah satu umat tersendiri. 2 Baca Juga Penulis Muhammad Fadhli Artikel Muslim.or.id Catatan kaki 1 Berdasarkan firman Allah Taala Tidaklah setiap makhluk yang berjalan di muka bumi, demikian juga burungburung yang terbang dengan dua sayapnya, kecuali mereka semua adalah umatumat seperti kalian QS. Al Anam 38. 2 Dikutip dari Asilatul Hujjaj tahun 1407 H Kaset no.1, Syekh Abdul Aziz bin Baz Rahimahullahu Taala
|
Khutbah Jumat: Tinggalkan Perbuatan Zalim di Bulan Haram
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/khutbah-jumat-tinggalkan-perbuatan-zalim-di-bulan-haram/
|
Teks khutbah Jumat berikut ini mengajak para jamaah untuk terus meningkatkan ketakwaan dan menjauhi perbuatan zalim, khususnya di bulan haram seperti bulan Rajab ini, dengan judul Khutbah Jumat: Tinggalkan Perbuatan Zalim di Bulan Haram. . . . . . : Maasyiral Muslimin jamaah khutbah Jumat rahimakumullah, Terdapat empat bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yang dikenal dengan istilah bulan haram, yaitu bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Pada bulan ini, semua amal ibadah dan kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah azza wa jalla. Bahkan, kemulian empat bulan mulia ini diabadikan oleh Allah dalam Al-Quran. Oleh karena itu, keberadaan kita semua di bulan Rajab ini sudah saatnya dijadikan momentum untuk meninggalkan segala bentuk kezaliman, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam Al-Quran, yaitu: Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam (bulan yang empat) itu, (QS. At-Taubah [9]: 36). Para jamaah khutbah Jumat yang dirahmati Allah, Sudah tiba saatnya bagi umat Islam untuk menjaga kemuliaan bulan haram ini dengan memperbanyak melakukan kewajiban, ketaatan, dan semua nilai-nilai kebajikan, serta menjauhi semua hal-hal yang dilarang oleh Allah, termasuk berbuat zalim. Sebab, semua amal kebaikan dan perbuatan zalim akan dibalas melebihi perbuatan yang dilakukan di selain bulan haram. Imam al-Baghawi dalam kitab Maalimut Tanzil fi Tafsiril Quran, juz 4, halaman 44 mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan berbuat zalim di bulan haram adalah merusak kemuliaannya dengan melakukan maksiat dan hal-hal yang tidak mendapatkan ridha dari-Nya. Kemudian beliau mengatakan, Amal saleh lebih agung (besar) pahalanya di dalam bulan-bulan haram. Sedangkan zalim pada bulan tersebut (juga) lebih besar dari zalim di dalam bulan-bulan lainnya. Maasyiral Muslimin hafidzakumullah, Melakukan maksiat berupa kezaliman di bulan haram sangat besar dosanya, dan Allah azza wa jall sangat membenci orang-orang yang melakukannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran, Allah berfirman: Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat) maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang zalim. (QS. Asy-Syura [42]: 40) Selain tidak disukai oleh Allah, perbuatan zalim akan menjadi kegelapan kelak di hari kiamat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, yaitu: Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat. (HR Abdullah bin Umar) Hadirin jamaah khutbah Jumat yang dimuliakan oleh Allah, Mari kita tinggalkan mari kita tinggalkan semua kemaksiatan, segala bentuk perbuatan zalim, khususnya di bulan yang sangat mulia ini, dan meningkatkan lagi ibadah-ibadah kepada Allah, dengan mengerjakan semua kewajiban, meningkatkan ibadah sunnah, konsisten dalam melakukan kebajikan terhadap sesama. Dengan meninggalkan kezaliman dan meningkatkan ketaatan, semoga semua ibadah yang kita lakukan bisa menjadi penyebab untuk meraih ridho-Nya, serta bisa menjadi hamba yang bertakwa kepada-Nya. Memiliki keimanan yang kuat, serta keyakinan yang tidak goyah kepada-Nya. Demikian khutbah Jumat singkat pada ini. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan. Khutbah II . . . . : . . . . . . Demikian penjelasan terkait Khutbah Jumat, tinggalkan perbuatan zalim di bulan haram. Semoga bermanfaat. [Baca juga:Kenapa Khutbah Jumat dan Ied Berbeda? ]
|
Teks khutbah Jumat berikut ini mengajak para jamaah untuk terus meningkatkan ketakwaan dan menjauhi perbuatan zalim, khususnya di bulan haram seperti bulan Rajab ini, dengan judul Khutbah Jumat Tinggalkan Perbuatan Zalim di Bulan Haram. . . . . . Maasyiral Muslimin jamaah khutbah Jumat rahimakumullah, Terdapat empat bulan yang sangat dimuliakan dalam Islam, yang dikenal dengan istilah bulan haram, yaitu bulan Dzulqadah, Dzulhijjah, Muharram, dan Rajab. Pada bulan ini, semua amal ibadah dan kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah azza wa jalla. Bahkan, kemulian empat bulan mulia ini diabadikan oleh Allah dalam AlQuran. Oleh karena itu, keberadaan kita semua di bulan Rajab ini sudah saatnya dijadikan momentum untuk meninggalkan segala bentuk kezaliman, baik kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Hal ini sebagaimana firman Allah dalam AlQuran, yaitu Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah ialah dua belas bulan, sebagaimana dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah ketetapan agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu dalam bulan yang empat itu, QS. Para jamaah khutbah Jumat yang dirahmati Allah, Sudah tiba saatnya bagi umat Islam untuk menjaga kemuliaan bulan haram ini dengan memperbanyak melakukan kewajiban, ketaatan, dan semua nilainilai kebajikan, serta menjauhi semua halhal yang dilarang oleh Allah, termasuk berbuat zalim. Sebab, semua amal kebaikan dan perbuatan zalim akan dibalas melebihi perbuatan yang dilakukan di selain bulan haram. Imam alBaghawi dalam kitab Maalimut Tanzil fi Tafsiril Quran, juz 4, halaman 44 mengatakan, bahwa yang dimaksud dengan berbuat zalim di bulan haram adalah merusak kemuliaannya dengan melakukan maksiat dan halhal yang tidak mendapatkan ridha dariNya. Kemudian beliau mengatakan, Amal saleh lebih agung besar pahalanya di dalam bulanbulan haram. Sedangkan zalim pada bulan tersebut juga lebih besar dari zalim di dalam bulanbulan lainnya. Maasyiral Muslimin hafidzakumullah, Melakukan maksiat berupa kezaliman di bulan haram sangat besar dosanya, dan Allah azza wa jall sangat membenci orangorang yang melakukannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam AlQuran, Allah berfirman Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat maka pahalanya dari Allah. Sungguh, Dia tidak menyukai orangorang zalim. AsySyura 42 40 Selain tidak disukai oleh Allah, perbuatan zalim akan menjadi kegelapan kelak di hari kiamat. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad, yaitu Bertakwalah kalian semua kepada Allah, dan takutlah kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya kezaliman itu akan menjadi kegelapan pada hari kiamat. HR Abdullah bin Umar Hadirin jamaah khutbah Jumat yang dimuliakan oleh Allah, Mari kita tinggalkan mari kita tinggalkan semua kemaksiatan, segala bentuk perbuatan zalim, khususnya di bulan yang sangat mulia ini, dan meningkatkan lagi ibadahibadah kepada Allah, dengan mengerjakan semua kewajiban, meningkatkan ibadah sunnah, konsisten dalam melakukan kebajikan terhadap sesama. Dengan meninggalkan kezaliman dan meningkatkan ketaatan, semoga semua ibadah yang kita lakukan bisa menjadi penyebab untuk meraih ridhoNya, serta bisa menjadi hamba yang bertakwa kepadaNya. Memiliki keimanan yang kuat, serta keyakinan yang tidak goyah kepadaNya. Semoga bermanfaat dan membawa berkah bagi kita semua, serta bisa menjadi penyebab untuk meningkatkan ibadah, ketakwaan, keimanan, dan menjauhi segala larangan. Demikian penjelasan terkait Khutbah Jumat, tinggalkan perbuatan zalim di bulan haram. Baca jugaKenapa Khutbah Jumat dan Ied Berbeda
|
Sudahkah Al Qur’an Menjadi Solusi Hidup Kita?
|
https://fimadani.com/sudahkah-al-quran-menjadi-solusi-hidup-kita-2/
|
Persoalan hidup kita ini makin lama makin pelik saja. Musibah yang terjadi dalam skala individu ataupun kolektif semakin kompleks. Lihat saja di sekeliling kita, banyak manusia yang mengalami berbagai macam penderitaan yang tidak ada habis-habisnya. Bahkan sebagian besar mereka adalah kaum muslimin yang berkitab sucikan Al Qur’an dan bersunnah nabi Rasulullah saw. Kita harus menyadari bahwa bagi kita yang muslim segalanya harus dikembali kepada Allah swt dalam pelbagai urusan. Jangan sampai karena bingung untuk mencari solusi apa yang benar dan tepat, kemudian kita gadaikan agama dan keyakinan yang mahal itu, Islam, Al Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Tak ubahnya seperti senter yang memiliki cahaya di kegelapan malam, hidayah Allah berwujud kitab suci dan hadits sebagai pegangan utama. Kita harus gunakan Al Qur’an itu sebagai senter yang menerangi. Namun kita tidak akan bisa mengoperasikannya secara baik kalau kita tidak pandai mengenal al-Qur’an ini. Untuk apa ia Allah turunkan ke atas dunia ini, untuk apa ia sebagai wahyu yang memiliki sifat keabadian dan lain sebagainya. Tidak usahlah jauh-jauh menjadikan ilmu lain, jimat, aji-aji dan kesaktian lain sebagai pemberi solusi. Kita cukup memiliki Al Qur’an di rumah, lalu membuka dan membacanya. Menatapnya dalam-dalam, apakah kita sudah bisa membaca ‘surat cinta’ Allah itu? Apakah sudah kita memahami kendungan maknanya yang dalam dan menyegarkan? Jika belum, di situlah letak kekurangan kita. Bahkan itu bisa jadi tolok ukur atas berbagai kesulitan yang menimpa. Baca al-Qur’an dan perbaiki bacaanmu! Itulah slogan sederhana namun demikian menentukan bagi kita untuk selalu rindu di bawah keteduhannya. Belum lama ini ada segelintir manusia yang berusaha untuk melenyapkan Al Qur’an karena sudah demikian phobi dengan ajaran yang dikandungnya. Mereka berusaha untuk membumi-hanguskan dengan berbagai macam cara seperti dibakar misalnya. Tapi Allah senantiasa memiliki sifat Roqib (mengawasi gerak-gerik hamba-Nya). Ketika kitab suci-Nya hendak dikotori dan dimusnahkan, Dia pun turun tangan langsung. Menurut berita terbaru, konon, manusia yang telah berusaha membakarnya itu pun tak berapa lama merasakan akibat niat busuknya itu dengan cara mengalami kecelakaan mobil dan tewas mengenaskan seketika. Bukankah ini adalah siksa Allah buat mereka yang berani coba-coba untuk menantang-Nya? Persis seperti nasib raja Abrahah yang berupaya untuk menghancurkan baitullah, Ka’bah. Saat itu, kaum muslimin sudah pasrah atas niat jahat Abrahah dan tentaranya yang -katanya- gagah perkasa itu. Namun, Allah tetap Raqib yang menyaksikan niat dan perilaku manusia-manusia jahat itu. Dengan kekuasaan-Nya yang Maha Dahsyat, Diapun langsung turun tangan sendiri dengan mengutus ribuan burung Ababil yang membawa api dan bahan bakar dari neraka untuk menghabisi kegagahan Abrahah dan bala tentaranya itu. Tidak berapa lama merekapun musnah seperti rumput-rumput yang layu dimakan ulat. Jangan sampai kita mengalami nasib yang sama karena kita kurang peduli dengan kitabullah, Al Qur’an ini?! Na’uzubillah min zalik. Saat ini, dan tetap sampai akhir zaman Allah akan selalu menjaga kitab suci-Nya itu dengan berbagai macam cara sesuai kehendak-Nya. Sebagai umat muslim, sudahkah kita menjadi bagian dari hamba-hamba-Nya yang membela kepentingan-Nya dan menjadikan Al Qur’an sebagai pedoman hidupnya dari segala permasalahan. Ya, minimal kita memiliki kemampuan untuk selalu membacanya setiap saat, menjadikannya sebagai wirid harian dan pengalaman yang intensif setiap hari. Insya Allah, dengan begitu kita akan digolongkan sebagai hamba-hamba pilihan-Nya yang mendapatkan jaminan kehidupan dan kebahagiaan. Di dunia dan akhirat. Dan terhindar dari ancaman kaum yang meremehkan, menyepelekan dan mengesampingkan peran Al Qur’an dalam hidup ini. Amiin. Wallahu a’lam bish-showab.
|
Persoalan hidup kita ini makin lama makin pelik saja. Lihat saja di sekeliling kita, banyak manusia yang mengalami berbagai macam penderitaan yang tidak ada habishabisnya. Kita harus menyadari bahwa bagi kita yang muslim segalanya harus dikembali kepada Allah swt dalam pelbagai urusan. Jangan sampai karena bingung untuk mencari solusi apa yang benar dan tepat, kemudian kita gadaikan agama dan keyakinan yang mahal itu, Islam, Al Quran dan sunnah Rasulullah saw. Kita harus gunakan Al Quran itu sebagai senter yang menerangi. Untuk apa ia Allah turunkan ke atas dunia ini, untuk apa ia sebagai wahyu yang memiliki sifat keabadian dan lain sebagainya. Tidak usahlah jauhjauh menjadikan ilmu lain, jimat, ajiaji dan kesaktian lain sebagai pemberi solusi. Bahkan itu bisa jadi tolok ukur atas berbagai kesulitan yang menimpa. Baca alQuran dan perbaiki bacaanmu Itulah slogan sederhana namun demikian menentukan bagi kita untuk selalu rindu di bawah keteduhannya. Mereka berusaha untuk membumihanguskan dengan berbagai macam cara seperti dibakar misalnya. Tapi Allah senantiasa memiliki sifat Roqib mengawasi gerakgerik hambaNya. Ketika kitab suciNya hendak dikotori dan dimusnahkan, Dia pun turun tangan langsung. Menurut berita terbaru, konon, manusia yang telah berusaha membakarnya itu pun tak berapa lama merasakan akibat niat busuknya itu dengan cara mengalami kecelakaan mobil dan tewas mengenaskan seketika. Bukankah ini adalah siksa Allah buat mereka yang berani cobacoba untuk menantangNya Persis seperti nasib raja Abrahah yang berupaya untuk menghancurkan baitullah, Kabah. Dengan kekuasaanNya yang Maha Dahsyat, Diapun langsung turun tangan sendiri dengan mengutus ribuan burung Ababil yang membawa api dan bahan bakar dari neraka untuk menghabisi kegagahan Abrahah dan bala tentaranya itu. Tidak berapa lama merekapun musnah seperti rumputrumput yang layu dimakan ulat. Saat ini, dan tetap sampai akhir zaman Allah akan selalu menjaga kitab suciNya itu dengan berbagai macam cara sesuai kehendakNya. Ya, minimal kita memiliki kemampuan untuk selalu membacanya setiap saat, menjadikannya sebagai wirid harian dan pengalaman yang intensif setiap hari. Insya Allah, dengan begitu kita akan digolongkan sebagai hambahamba pilihanNya yang mendapatkan jaminan kehidupan dan kebahagiaan. Dan terhindar dari ancaman kaum yang meremehkan, menyepelekan dan mengesampingkan peran Al Quran dalam hidup ini.
|
Menyemir/ Mewarnai Rambut
|
https://bimbinganislam.com/menyemir-mewarnai-rambut/
|
Pertanyaan : Apa hukum mewarnai rambut? Saya pernah membaca artikel, ada yang memperbolehkan selain warna hitam lalu ada juga yang melarang mewarnai rambut karena pewarna rambut yang biasa digunakan saat ini terbuat dari bahan kimia yang melapisi rambut, sehingga menutupi rambut saat terkena air wudhu.. Mohon penjelasan yang shahih Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T04-47 Jawaban : Bismillah Mewarnai rambut yang sudah beruban dengan warna hitam Tidak Boleh. Namun dibolehkan jika dengan warna selain hitam. Dan diperbolehkan memakai pewarna sintetik dengan syarat pewarna tersebut tidak menghalangi air wudhu mengenai kulit kepala. Diharamkan Menyemir Uban dengan Warna Hitam Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya orang-orang Yahudi dan Nashrani tidak menyemir uban mereka, maka selisilah mereka (Muttafaqun alaihi) Dari Jabir radhiyallahu anhu , dia berkata, Pada hari penaklukan Makkah, Abu Quhafah (ayah Abu Bakar) datang dalam keadaan kepala dan jenggotnya telah memutih (seperti kapas, artinya beliau telah beruban). Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam (HR Abu Dawud 4163) Bahan yang baik digunakan untuk menyemir uban tadi adalah inai dan pacar. Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir uban adalah hinna (pacar) dan katm (inai) ( HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An Nasai. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah mengatakan bahwa hadits ini shahih) Bagaimana jika menggunakan jenis pewarna lainnya selain inai dan pacar -, untuk mengubah uban semacam dengan pewarna sintetik? Insya Alloh boleh karena yang penting adalah tujuannya tercapai yaitu merubah warna uban selain dengan warna hitam. Sebagaimana keumuman hadits: Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tapi hindarilah warna hitam (HR. Muslim). Di sini menggunakan kata syaa-i, bentuk nakiroh, yang menunjukkan mutlak (baca: umum). Namun kalau pewarna tersebut tidak menyerap ke rambut, malah lapisan tersendiri di kulit rambut, maka pewarna semacam ini harus dihindari karena dapat menyebabkan air tidak masuk ke kulit rambut ketika berwudhu sehingga dapat menyebabkan wudhu tidak sah. Wallahu alam. Wabillahit taufiq Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Rosyid Abu Rosyidah
|
Pertanyaan Apa hukum mewarnai rambut Saya pernah membaca artikel, ada yang memperbolehkan selain warna hitam lalu ada juga yang melarang mewarnai rambut karena pewarna rambut yang biasa digunakan saat ini terbuat dari bahan kimia yang melapisi rambut, sehingga menutupi rambut saat terkena air wudhu Mohon penjelasan yang shahih Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T0447 Jawaban Bismillah Mewarnai rambut yang sudah beruban dengan warna hitam Tidak Boleh. Namun dibolehkan jika dengan warna selain hitam. Dan diperbolehkan memakai pewarna sintetik dengan syarat pewarna tersebut tidak menghalangi air wudhu mengenai kulit kepala. Diharamkan Menyemir Uban dengan Warna Hitam Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya orangorang Yahudi dan Nashrani tidak menyemir uban mereka, maka selisilah mereka Muttafaqun alaihi Dari Jabir radhiyallahu anhu , dia berkata, Pada hari penaklukan Makkah, Abu Quhafah ayah Abu Bakar datang dalam keadaan kepala dan jenggotnya telah memutih seperti kapas, artinya beliau telah beruban. Lalu Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tetapi hindarilah warna hitam HR Abu Dawud 4163 Bahan yang baik digunakan untuk menyemir uban tadi adalah inai dan pacar. Dari Abu Dzar radhiyallahu anhu berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya bahan yang terbaik yang kalian gunakan untuk menyemir uban adalah hinna pacar dan katm inai HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah, dan An Nasai. Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah mengatakan bahwa hadits ini shahih Bagaimana jika menggunakan jenis pewarna lainnya selain inai dan pacar , untuk mengubah uban semacam dengan pewarna sintetik Insya Alloh boleh karena yang penting adalah tujuannya tercapai yaitu merubah warna uban selain dengan warna hitam. Sebagaimana keumuman hadits Ubahlah uban ini dengan sesuatu, tapi hindarilah warna hitam HR. Muslim. Di sini menggunakan kata syaai, bentuk nakiroh, yang menunjukkan mutlak baca umum. Namun kalau pewarna tersebut tidak menyerap ke rambut, malah lapisan tersendiri di kulit rambut, maka pewarna semacam ini harus dihindari karena dapat menyebabkan air tidak masuk ke kulit rambut ketika berwudhu sehingga dapat menyebabkan wudhu tidak sah. Wallahu alam. Wabillahit taufiq Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Rosyid Abu Rosyidah
|
Hukum Mengaqiqahkan Diri Sendiri dan Dalilnya
|
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-mengaqiqahkan-diri-sendiri
|
merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran sang anak ke dunia yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.Salah satu adalah mendapatkan pahala karena telah memenuhi sunnah Rasul dan memberikan salah satu bentuk rasa syukur pada Allah SWT. Aqiqah juga menambah rasa empati dan solidaritas dengan sesama karena membagi-bagikan hasi qurban aqiqah kepada sanak saudara dan para tetangga.Rasulullah bersabda, “Setiap bayi tergadai oleh aqiqahnya, disembelihkan (kambing) atasnya pada hari ketujuh, dicuckur rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah). Beliau kembali bersabda, “Ada aqiqah untuk bayi. Karena itu, tumpahkan darah untuknya (maksudnya sembelihlah hewan) dan hilangkan kotoran darinya.” (HR. Bukhari).Dari Salman bin ‘Amir Ad-Dhabiy berkata jika Rasulullah bersabda, “Aqiqah dilaksanakan karena kelahiran bayi, maka sembelihlah hewan dan hilangkanlah semua gangguan darinya.” [Shahih Hadits Riwayat Bukhari (5472), untuk lebih lengkapnya lihat Fathul Bari (9/590-592), dan Irwaul Ghalil (1171), Syaikh Albani].Aisyah berkata jika Rasulullah bersabda, “Bayi laki-laki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing.” [Shahih, Hadits Riwayat Ahmad (2/31, 158, 251), Tirmidzi (1513), Ibnu Majah (3163), dengan sanad hasan].‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya, dari kakeknya berkata jika Rasulullah bersabda, “Barangsiapa diantara kalian yang ingin menyembelih (kambing) karena kelahiran bayi maka hendaklah ia lakukan untuk laki-laki dua kambing yang sama dan untuk perempuan satu kambing.” [Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Abu Dawud (2843), Nasa’I (7/162-163), Ahmad (2286, 3176) dan Abdur Razaq (4/330), dan shahihkan oleh al-Hakim (4/238)].Fatimah binti Muhammad berkata saat melahirkan Hasan jika Rasulullah bersabda, “Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya.” [Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Ahmad (6/390), Thabrani dalam “Mu’jamul Kabir” 1/121/2, dan al-Baihaqi (9/304) dari Syuraiq dari Abdillah bin Muhammad bin Uqoil].Adapun adalah sunnah dan dikerjakan sesuai jika mampu tanpa memaksakan diri sendiri. Allah berfirman : Artinya: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya”. [al-Baqarah :286]. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali bersabda: “Apa yang aku larang untuk kalian maka jauhilah. Dan apa yang aku perintahkan kepada kalian maka kerjakanlah semampu kalian”. [HR Muslim].Syaikh Shâlih bin ‘Abdillah al-Fauzân menjelaskan, tidak mengapa mengakhirkan sembelihan aqîqah sampai waktu yang tepat, dan ada pada kedua orang tuanya, atau salah satunya. Penyembelihan pada hari ketujuh atau keduapuluh satu hanyalah keutamaan apabila memungkinkan dan ada.Jika tidak ada maka tidak mengapa mengakhirkannya pada waktu lainnya sesuai memiliki kemampuan. Perlu diketahui, sembelihan aqiqah dilakukan oleh orang tua anak tersebut, karena itu merupakan hak anak atas orang tuanya. [Al-Muntaqa min Fatâwa Syaikh Shâlih al-Fauzân (5/195)] Syaikh Shalih bin ‘Abdillah al-Fauzan juga berpendapat, jika orang tua tidak melakukannya maka ia telah meninggalkan Sunnah.Bila orang tuanya tidak menyembelih aqiqah untuknya maka sang anak juga dibolehkan menyembelih aqiqah untuk dirinya sendiri. [Al-Muntaqa min Fatâwa Syaikh Shâlih al-Fauzân (5/196)]Menyembelih kurban sebagai bentuk rasa syukur memang merupakan sunnah bagi setiap orang tua yang telah dikaruniai seorang anak.Namun apa hukumnya jika anak tersebut telah baligh dan mengaqiqahkan dirinya sendiri karena orang tuanya tidak pernah bisa mengaqiqahkan ia sewaktu kecil?Beberapa ulama mempunyai pendapat yang berbeda mengenai hal ini. Ibnu Qudamah mengatakan, “Jika dia belum diakikahi sama sekali, kemudian balig dan telah bekerja, maka dia tidak wajib untuk mengakikahi dirinya sendiri.”Abdul Malik pernah bertanya kepada Imam Ahmad, “Bolehkah dia berakikah ketika dewasa?” Ia menjawab,“Saya belum pernah mendengar hadis tentang akikah ketika dewasa sama sekali.” Abdul Malik bertanya lagi, “Dulu bapaknya tidak punya, kemudian setelah kaya, dia tidak ingin membiarkan anaknya sampai dia akikahi?”Imam Ahmad menjawab, “Saya tidak tahu. Saya belum mendengar hadis tentang akikah ketika dewasa sama sekali.” kemudian Imam Ahmad mengatakan, “Siapa yang melakukannya maka itu baik, dan ada sebagian ulama yang mewajibkannya.” (Tuhfatul maudud, Hal. 87 – 88)Syekh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan, “Pendapat pertama yang lebih utama, yaitu dianjurkan untuk melakukan akikah untuk diri sendiri.Karena akikah sunah yang sangat ditekankan. Bilamana orang tua anak tidak melaksanakannya, disyariatkan untuk melaksanakan akikah tersebut jika telah mampu. Ini berdasarkan keumuman banyak hadis, diantaranya, sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam : “Setiap anak tergadaikan dengan akikahnya, disembelih pada hari ketujuh, dicukur, dan diberi nama.”Diriwayatkan Imam Ahamd, Nasa’i, Abu Daud, Turmudzi, dan Ibn Majah, dari Samurah bin Jundub radliallahu ‘anhu dengan sanad yang shahih.Termasuk juga hadis Ummu Kurzin, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memberikan akikah bagi anak laki-laki dua kambing dan anak perempuan dengan satu kambing.Hadist ini diriwayatkan Imam Ahamd, Nasa’i, Abu Daud, Turmudzi, dan Ibn Majah. Demikian pula Tirmudzi meriwayatkan yang semisal dari Aisyah.Dan ini tidak hanya ditujukan kepada bapak, sehingga mencakup anak, ibu, atau yang lainnya, yang masih kerabat bayi tersebut.”(Majmu’ Fatawa Ibnu Baz, 26:266)Imam Rofi’i berkata: Apabila mengakhirkan aqiqah sampai akil baligh maka gugur hukum aqiqah bagi selain anak yang lahir. Ia boleh akikah untuk dirinya sendiri.Imam Rafi’i berkata: Al-Qoffal dan Al-Syasyi menganggap baik melakukannya (akikah untuk diri sendiri) berdasarkan hadits yang diriwayatkan bahwa Nabi mengakikahi dirinya sendiri setelah kenabian.Para perawi menukil dari Al-Buwaity bahwa Nabi tidak melakukannya dan menganggap hadits ini gharib (dhaif). Ini pendapat Rofi’i. Saya (Imam Nawawi) telah melihat sendiri teks pendapat ini dalam Al-Buwaiti ia berkata:‘Tidak perlu akikah untuk orang yang sudah baligh.’ Ini kutipan langsung yang dikutip oleh Al-Buwaiti dari naskah yang dapat dipercaya dan ini tidak berlawanan dengan keterangan yang sudah lalu, karena maksudnya adalah“Orang baligh tidak perlu diaqiqahi oleh orang lain.” Ini bukan berarti melarang orang baligh akikah untuk dirinya sendiri.Demikianlah penjelasan singkat tentang hukum menqaqiqahkan diri sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan kita selalu menjadi orang yang bersyukur.. Terima kasih.
|
merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT atas kelahiran sang anak ke dunia yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW.Salah satu adalah mendapatkan pahala karena telah memenuhi sunnah Rasul dan memberikan salah satu bentuk rasa syukur pada Allah SWT. Karena itu, tumpahkan darah untuknya maksudnya sembelihlah hewan dan hilangkan kotoran darinya. Aisyah berkata jika Rasulullah bersabda, Bayi lakilaki diaqiqahi dengan dua kambing yang sama dan bayi perempuan satu kambing. Shahih, Hadits Riwayat Ahmad 231, 158, 251, Tirmidzi 1513, Ibnu Majah 3163, dengan sanad hasan. Sanadnya Hasan, Hadits Riwayat Abu Dawud 2843, NasaI 7162163, Ahmad 2286, 3176 dan Abdur Razaq 4330, dan shahihkan oleh alHakim 4238.Fatimah binti Muhammad berkata saat melahirkan Hasan jika Rasulullah bersabda, Cukurlah rambutnya dan bersedekahlah dengan perak kepada orang miskin seberat timbangan rambutnya. Adapun adalah sunnah dan dikerjakan sesuai jika mampu tanpa memaksakan diri sendiri. Allah berfirman Artinya Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam kembali bersabda Apa yang aku larang untuk kalian maka jauhilah. Penyembelihan pada hari ketujuh atau keduapuluh satu hanyalah keutamaan apabila memungkinkan dan ada. Jika tidak ada maka tidak mengapa mengakhirkannya pada waktu lainnya sesuai memiliki kemampuan. Perlu diketahui, sembelihan aqiqah dilakukan oleh orang tua anak tersebut, karena itu merupakan hak anak atas orang tuanya. AlMuntaqa min Fatâwa Syaikh Shâlih alFauzân 5195 Syaikh Shalih bin Abdillah alFauzan juga berpendapat, jika orang tua tidak melakukannya maka ia telah meninggalkan Sunnah. Abdul Malik pernah bertanya kepada Imam Ahmad, Bolehkah dia berakikah ketika dewasa Ia menjawab,Saya belum pernah mendengar hadis tentang akikah ketika dewasa sama sekali. Abdul Malik bertanya lagi, Dulu bapaknya tidak punya, kemudian setelah kaya, dia tidak ingin membiarkan anaknya sampai dia akikahiImam Ahmad menjawab, Saya tidak tahu. Karena akikah sunah yang sangat ditekankan. Bilamana orang tua anak tidak melaksanakannya, disyariatkan untuk melaksanakan akikah tersebut jika telah mampu. Demikian pula Tirmudzi meriwayatkan yang semisal dari Aisyah. Dan ini tidak hanya ditujukan kepada bapak, sehingga mencakup anak, ibu, atau yang lainnya, yang masih kerabat bayi tersebut. Ini kutipan langsung yang dikutip oleh AlBuwaiti dari naskah yang dapat dipercaya dan ini tidak berlawanan dengan keterangan yang sudah lalu, karena maksudnya adalahOrang baligh tidak perlu diaqiqahi oleh orang lain. Demikianlah penjelasan singkat tentang hukum menqaqiqahkan diri sendiri. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua dan kita selalu menjadi orang yang bersyukur Terima kasih.
|
Dalil tentang Diturunkannya Kitab Suci Al Qur'an
|
https://www.laduni.id/post/read/60467/dalil-tentang-diturunkannya-kitab-suci-al-quran.html
|
LADUNI.ID, Beberapa ulamak sependapat bahwa Al Qur'an di turunkan pada bulan Ramadan,Mengenai hal ini telah di terangkan di dalam surat al-Baqarah ayat 185. Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Hanya saja para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal turunnya al-Qur’an di bulan Ramadhan ini. Imam Ibnu Ishaq berpendapat bahwa tanggal turunnya al-Qur’an adalah tanggal 17 Ramadhan pada tahun 41 dari kelahiran Rasulullah saw. hal ini berdasar pada surat al-anfal ayat 41: jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa[615] yang kami turunkan kepada hamba Kami (Muhammad) di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hari bertempurnya kedua golongan itu adalah antara kaum muslimin dengan musyrikin, yaitu hari perang Badar tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah. Mengenai hal ini Imam Thabari menjelaskan dengan sanad dari Hasan bin Ali: Malam al-Furqan (malam diturunkannya al-qur’an ) adalah bertepatan hari pertempuran dua golongan yaitu tanggal 17 Ramadhan. Artinya tanggal 17 Ramadhan merupakan momen penting dalam sejarah Islam, selain hari berlangsungnya perang Badar, juga merupakan waktu pertama kali diturunkannya al-Qur’an kepada Rasulullah saw melalui malaikat Jibril. Adapun surat pertama yang diturunkan adalah surat al-Alaq. Begitulah seterusnya al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur hingga yang terakkhir adalah ayat dari surat ah selama kurun waktu 22 Tahun 2 bulan 22 hari.
|
LADUNI.ID, Beberapa ulamak sependapat bahwa Al Quran di turunkan pada bulan Ramadan,Mengenai hal ini telah di terangkan di dalam surat alBaqarah ayat 185. Beberapa hari yang ditentukan itu ialah bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan permulaan Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasanpenjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil. Hanya saja para ulama berbeda pendapat mengenai tanggal turunnya alQuran di bulan Ramadhan ini. Imam Ibnu Ishaq berpendapat bahwa tanggal turunnya alQuran adalah tanggal 17 Ramadhan pada tahun 41 dari kelahiran Rasulullah saw. hal ini berdasar pada surat alanfal ayat 41 jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa615 yang kami turunkan kepada hamba Kami Muhammad di hari Furqaan, yaitu di hari bertemunya dua pasukan. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Hari bertempurnya kedua golongan itu adalah antara kaum muslimin dengan musyrikin, yaitu hari perang Badar tanggal 17 Ramadhan tahun 2 Hijriah. Mengenai hal ini Imam Thabari menjelaskan dengan sanad dari Hasan bin Ali Malam alFurqan malam diturunkannya alquran adalah bertepatan hari pertempuran dua golongan yaitu tanggal 17 Ramadhan. Artinya tanggal 17 Ramadhan merupakan momen penting dalam sejarah Islam, selain hari berlangsungnya perang Badar, juga merupakan waktu pertama kali diturunkannya alQuran kepada Rasulullah saw melalui malaikat Jibril. Adapun surat pertama yang diturunkan adalah surat alAlaq. Begitulah seterusnya alQuran diturunkan secara berangsurangsur hingga yang terakkhir adalah ayat dari surat ah selama kurun waktu 22 Tahun 2 bulan 22 hari.
|
Apa Hukum Gigi Palsu?
|
https://konsultasisyariah.com/717-apa-hukum-gigi-palsu.html
|
Tanya: Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuh. Ya ustadz, ana ingin bertanya tentang hukum menggunakan gigi palsu. Yaitu mengganti gigi yang telah dicabut karena busuk/berlobang dengan gigi palsu yang mirip. Apakah boleh? Ataukah harus diganti dengan gigi terbuat dari emas saja? Terima kasih atas tanggapannya. (Aisyah) Jawab: Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu. Bagi wanita diperbolehkan menggunakan gigi palsu dari bahan yang diperbolehkan secara syar’i , baik dari emas atau yang lain, baik untuk berhias atau berobat, karena keumuman hadist yang membolehkan wanita berhias dengan emas dan juga keumuman perintah untuk berobat, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berobatlah kalian, sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu kematian.” (HR.Abu Dawud, zy, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany) Adapun lelaki diperbolehkan menggunakan gigi palsu dari emas kalau memang diperlukan/dharurat (seperti berobat) bukan untuk berhias, apabila tidak ditemukan bahan lain yang tahan karat seperti emas. (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 24/71-72, dan 25/15) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menyuruh seorang sahabat untuk menggunakan hidung buatan dari emas ketika terpotong hidungnya pada sebuah peperangan. (HR. Abu Dawud, zy, An-Nasa’i dan dihasankan Syeikh Al-Albany) Berkata Al-Khaththaby ketika mensyarh hadist ini: “Di dalam hadist ini bolehnya menggunakan emas sedikit bagi laki-laki ketika dharurat, seperti mengikat gigi dan yang semisalnya, dari perkara-perkara yang tidak mungkin diganti dengan selain emas.” (Ma’alimus Sunan 4/215) Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin: “Wajib kita ketahui bahwa gigi emas tidak boleh dipasang kecuali ketika memang diperlukan, maka tidak boleh digunakan untuk berhias kecuali bagi wanita, apabila kebiasaan mereka berhias dengan gigi emas maka tidak mengapa, adapun lelaki maka tidak diperbolehkan kecuali karena keperluan.” (Majmu Fatawa Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin 17/88). Wallahu ‘alam. Ustadz Abdullah Roy, Lc. Sumber:
|
Tanya Assalamualaykum warrahmatullahi wabarakatuh. Ya ustadz, ana ingin bertanya tentang hukum menggunakan gigi palsu. Yaitu mengganti gigi yang telah dicabut karena busukberlobang dengan gigi palsu yang mirip. Apakah boleh Ataukah harus diganti dengan gigi terbuat dari emas saja Terima kasih atas tanggapannya. Aisyah Jawab Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuhu. Bagi wanita diperbolehkan menggunakan gigi palsu dari bahan yang diperbolehkan secara syari , baik dari emas atau yang lain, baik untuk berhias atau berobat, karena keumuman hadist yang membolehkan wanita berhias dengan emas dan juga keumuman perintah untuk berobat, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam Berobatlah kalian, sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu kematian. HR.Abu Dawud, zy, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan Syeikh AlAlbany Adapun lelaki diperbolehkan menggunakan gigi palsu dari emas kalau memang diperlukandharurat seperti berobat bukan untuk berhias, apabila tidak ditemukan bahan lain yang tahan karat seperti emas. Lihat Fatawa AlLajnah AdDaimah 247172, dan 2515 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah menyuruh seorang sahabat untuk menggunakan hidung buatan dari emas ketika terpotong hidungnya pada sebuah peperangan. HR. Abu Dawud, zy, AnNasai dan dihasankan Syeikh AlAlbany Berkata AlKhaththaby ketika mensyarh hadist ini Di dalam hadist ini bolehnya menggunakan emas sedikit bagi lakilaki ketika dharurat, seperti mengikat gigi dan yang semisalnya, dari perkaraperkara yang tidak mungkin diganti dengan selain emas. Maalimus Sunan 4215 Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin Wajib kita ketahui bahwa gigi emas tidak boleh dipasang kecuali ketika memang diperlukan, maka tidak boleh digunakan untuk berhias kecuali bagi wanita, apabila kebiasaan mereka berhias dengan gigi emas maka tidak mengapa, adapun lelaki maka tidak diperbolehkan kecuali karena keperluan. Majmu Fatawa Syeikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin 1788. Wallahu alam. Ustadz Abdullah Roy, Lc. Sumber
|
Pemimpin Kafir Adil Lebih Baik Dari Pemimpin Muslim Zalim?
|
https://muslim.or.id/27693-pemimpin-kafir-adil-lebih-baik-dari-pemimpin-muslim-zalim.html
|
Sebagian orang mengatakan demikian untuk membenarkan mengangkat orang kafir sebagai pemimpin. Sebagian mengklaim ini perkataan Ibnu Taimiyyah, padahal hal itu tidak benar. Sebagian lagi menisbatkan perkataan ini pada Ali bin Abi Thalib radhiallahuanhu. Yang benar, perkataan ini pun bukan perkataan Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, akan tetapi perkataan seorang imam (pendeta) Syiah yaitu Sayyid Ibn Thawus, ketika bangsa Mongol menguasai Baghdad dan menjilat pemimpin mereka Hulago Khan. Dia berkata, … Penguasa yang kafir tapi adil lebih afdhal daripada penguasa muslim yang zalim, Karena keadilan penguasa kafir yang adil adalah bagi kita pada saat dia berkuasa, sedangkan dosa kekafirannya adalah untuk dirinya sendiri. Sedangkan kezaliman penguasa muslim yang jahat adalah bagi kita saat dia berkuasa, sedangkan keislamannya adalah bagi dirinya sendiri[1.Al Adab As Sulthaniyyah, karya Ibnu Ath Thaqthaqiy. Riwayat lain yang sama: : ). ( /2)] Jelas perkataan ini tidak benar, karena sangat jelas dalam Al-Quran ada larangan agar tidak menjadikan non-muslim sebagai pemimpin. Para ulama sudah ijma (konsesus) dalam hal ini. Allah Taala berfirman, Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS. Al Maidah: 51), Pemimpin kafir sudah pasti akan berusaha menekan Islam dan mereka tidak akan ridha dengan Islam. Mereka akan menghilangkan syiar islam secara langsung ataupun perlahan-lahan dan kita lihat bagaimana sejarah dunia sudah banyak hal ini terjadi. Allah Taala berfirman, Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (Al Baqarah: 120). Jika direnungkan maka orang kafir sudah melakukan kedzaliman terbesar yaitu melakukan perbuatan syirik menyekutukan Allah. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar (QS. Lukman: 13). Maka orang kafir sebaik apapun ia di mata manusia, ia adalah orang yang berbuat kezaliman paling besar lebih besar dari pada seorang Muslim yang dianggap zalim oleh manusia. Semoga kaum muslimin terjaga dari perkataan dan propaganda tidak benar ini. @Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar – Sabalong Samalewa *** Penyusun: Raehanul Bahraen Artikel Muslim.or.id
|
Sebagian orang mengatakan demikian untuk membenarkan mengangkat orang kafir sebagai pemimpin. Sebagian mengklaim ini perkataan Ibnu Taimiyyah, padahal hal itu tidak benar. Sebagian lagi menisbatkan perkataan ini pada Ali bin Abi Thalib radhiallahuanhu. Yang benar, perkataan ini pun bukan perkataan Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu, akan tetapi perkataan seorang imam pendeta Syiah yaitu Sayyid Ibn Thawus, ketika bangsa Mongol menguasai Baghdad dan menjilat pemimpin mereka Hulago Khan. Dia berkata, Penguasa yang kafir tapi adil lebih afdhal daripada penguasa muslim yang zalim, Karena keadilan penguasa kafir yang adil adalah bagi kita pada saat dia berkuasa, sedangkan dosa kekafirannya adalah untuk dirinya sendiri. Sedangkan kezaliman penguasa muslim yang jahat adalah bagi kita saat dia berkuasa, sedangkan keislamannya adalah bagi dirinya sendiri1.Al Adab As Sulthaniyyah, karya Ibnu Ath Thaqthaqiy. Riwayat lain yang sama . 2 Jelas perkataan ini tidak benar, karena sangat jelas dalam AlQuran ada larangan agar tidak menjadikan nonmuslim sebagai pemimpin. Para ulama sudah ijma konsesus dalam hal ini. Allah Taala berfirman, Hai orangorang yang beriman, janganlah kamu mengambil orangorang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpinpemimpinmu sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang zalim. QS. Al Maidah 51, Pemimpin kafir sudah pasti akan berusaha menekan Islam dan mereka tidak akan ridha dengan Islam. Mereka akan menghilangkan syiar islam secara langsung ataupun perlahanlahan dan kita lihat bagaimana sejarah dunia sudah banyak hal ini terjadi. Allah Taala berfirman, Orangorang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Al Baqarah 120. Jika direnungkan maka orang kafir sudah melakukan kedzaliman terbesar yaitu melakukan perbuatan syirik menyekutukan Allah. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benarbenar kezaliman yang besar QS. Lukman 13. Maka orang kafir sebaik apapun ia di mata manusia, ia adalah orang yang berbuat kezaliman paling besar lebih besar dari pada seorang Muslim yang dianggap zalim oleh manusia. Semoga kaum muslimin terjaga dari perkataan dan propaganda tidak benar ini. Laboratorium RS Manambai, Sumbawa Besar Sabalong Samalewa Penyusun Raehanul Bahraen Artikel Muslim.or.id
|
Akan Hubungan Intim Saja Disuruh Berdzikir
|
https://rumaysho.com/17345-akan-hubungan-intim-saja-disuruh-berdzikir.html
|
Ini ajaran yang istimewa dalam Islam, sampai akan hubungan intim saja disuruh berdzikir. – – – – : (( : )) . Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seandainya jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya lalu mengucapkan BISMILLAH, ALLOHUMMA JANNIBNASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA MAA ROZAQTANAA (Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa telah Engkau rezekikan kepada kami), lalu ditakdirkan menjadi anak dari mereka berdua, maka setan tidak akan membahayakannya. (Muttafaqun alaih) [HR. Bukhari, no. 5165 dan Muslim, no. 1434] Pertama: Mengikuti ajaran Rasul shallallahu alaihi wa sallam, ini sudah merupakan berkah tersendiri. Abu Bakr radhiyallahu anhu pernah berkata, Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang. (HR. Bukhari, no. 3093 dan Muslim, no. 1759)Kedua: Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di dalam doa ini diawali dengan penyebutan bismillah. Demikian pendapat sebagian ulama. Mujahid rahimahullah berkata, Siapa yang berhubungan intim dengan istrinya lantas tidak mengawalinya dengan bismillah, maka setan akan menoleh pada pasangannya lalu akan turut dalam berhubungan intim dengannya (Fath Al-Bari, 9:229).Ketiga: Kebaikan doa ini pun akan berpengaruh pada keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim tersebut. Buktinya adalah riwayat mursal namun hasan dari Abdur Razaq di mana disebutkan, Jika seseorang mendatangi istrinya (berhubungan intim), maka ucapkanlah Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada keturunan kami. Dari doa ini, jika istrinya hamil, maka anak yang dilahirkan diharapkan adalah anak yang shalih. (Fath Al-Bari, 9:229)Keempat: Keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini akan selamat dari berbagai gangguan setan. Jika dipahami dari tekstual hadits, yang dimaksud dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya adalah umum, yaitu mencakup bahaya dunia maupun agama. (Minhah Al-Allam, 7:348).Ibnu Daqiq Al-Ied rahimahullah berkata, Bisa dipahami dari doa ini bahwa setan juga tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan intim tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut mashum, artinya selamat dari dosa. (Fath Al-Bari, 9:229).Syaikh Ibnu Baz memahami bahwa yang dimaksud dalam hadits bahwa anak tersebut akan tetap berada di atas fitrah yaitu Islam. Setan bisa saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan kembali ke jalan yang lurus. Sebagaimana Allah Taala berfirman, Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS. Al-Araf: 201) (Lihat Minhah Al-Allam, 7:349)Kelima: Keberkahan doa ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan hubungan intim tersebut atau yang tidak hamil karena lafazhnya umum. Inilah pendapat Al-Qadhi Iyadh sebagaimana disebtukan dalam Fath Al-Bari, 9:229.Semoga bawa berkah bagi semua. —Disusun Kamis pagi @ Perpus Rumaysho, 12 Rajab 1439 HOleh: Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com
|
Ini ajaran yang istimewa dalam Islam, sampai akan hubungan intim saja disuruh berdzikir. . Dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Seandainya jika salah seorang di antara kalian mendatangi istrinya lalu mengucapkan BISMILLAH, ALLOHUMMA JANNIBNASY SYAITHOONA WA JANNIBISY SYAITHOONA MAA ROZAQTANAA Dengan nama Allah, Ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari apa telah Engkau rezekikan kepada kami, lalu ditakdirkan menjadi anak dari mereka berdua, maka setan tidak akan membahayakannya. 1434 Pertama Mengikuti ajaran Rasul shallallahu alaihi wa sallam, ini sudah merupakan berkah tersendiri. Abu Bakr radhiyallahu anhu pernah berkata, Aku tidaklah biarkan satu pun yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam amalkan kecuali aku mengamalkannya karena aku takut jika meninggalkannya sedikit saja, aku akan menyimpang. 1759Kedua Setan tidak akan turut serta dalam hubungan intim tersebut karena di dalam doa ini diawali dengan penyebutan bismillah. Buktinya adalah riwayat mursal namun hasan dari Abdur Razaq di mana disebutkan, Jika seseorang mendatangi istrinya berhubungan intim, maka ucapkanlah Ya Allah, berkahilah kami dan keturunan yang dihasilkan dari hubungan intim ini, janganlah jadikan setan menjadi bagian pada keturunan kami. Dari doa ini, jika istrinya hamil, maka anak yang dilahirkan diharapkan adalah anak yang shalih. Jika dipahami dari tekstual hadits, yang dimaksud dengan anak tersebut akan selamat dari berbagai bahaya adalah umum, yaitu mencakup bahaya dunia maupun agama. Minhah AlAllam, 7348.Ibnu Daqiq AlIed rahimahullah berkata, Bisa dipahami dari doa ini bahwa setan juga tidak akan membahayakan agama anak dari hasil hubungan intim tersebut. Namun bukan berarti anak tersebut mashum, artinya selamat dari dosa. Fath AlBari, 9229.Syaikh Ibnu Baz memahami bahwa yang dimaksud dalam hadits bahwa anak tersebut akan tetap berada di atas fitrah yaitu Islam. Setan bisa saja menggoda anak tersebut, namun segera ia akan kembali ke jalan yang lurus. Sebagaimana Allah Taala berfirman, Sesungguhnya orangorang yang bertakwa bila mereka ditimpa waswas dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahankesalahannya. AlAraf 201 Lihat Minhah AlAllam, 7349Kelima Keberkahan doa ini berlaku bagi wanita yang akan hamil dengan hubungan intim tersebut atau yang tidak hamil karena lafazhnya umum. Inilah pendapat AlQadhi Iyadh sebagaimana disebtukan dalam Fath AlBari, 9229.Semoga bawa berkah bagi semua. Disusun Kamis pagi Perpus Rumaysho, 12 Rajab 1439 HOleh Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.
|
Bolehkah Puasa Sunnah Atau Qodho Di Hari Jum’at?
|
https://bimbinganislam.com/bolehkah-puasa-sunnah-atau-qodho-di-hari-jumat/
|
Bolehkah Puasa Sunnah Atau Qodho Di Hari Jumat? Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bolehkah Puasa Sunnah Atau Qodho Di Hari Jumat? selamat membaca. Pertanyaan: Bismillah, izin bertanya ustadz bolehkah memulai puasa Sunnah atau mengqadha puasa Ramadhan mulai dihari Jumat? Jazakumullah khairan. Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam Jawaban: Bismillah Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda. Janganlah kalian mengkhususkan puasa pada hari Jumat, kecuali jika berpuasa sehari sebelum atau setelahnya [HR. Muslim : Kitabush Shaum/Bab Karahiatu Shiyam Yaumul Jumah Munfaridan (1144)] juga terdapat hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah khususkan malam Jumat dengan shalat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malam-malam lainnya. Janganlah pula khususkan hari Jumat dengan puasa tertentu yang tidak dilakukan pada hari-hari lainnya kecuali jika ada puasa yang dilakukan karena sebab ketika itu. (HR. Muslim no. 1144). Dari Juwairiyah binti Al Harits radhiyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menemuinya pada hari Jumat dan ia dalam keadaan berpuasa, lalu beliau bersabda, Apakah engkau berpuasa kemarin? Tidak, jawabnya. Apakah engkau ingin berpuasa besok?, tanya beliau lagi. Tidak, jawabnya lagi. Batalkanlah puasamu, kata Nabi shallallahu alaihi wa sallam. (HR. Bukhari no. 1986). Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Ulama Syafiiyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jumat secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jumat, maka tidaklah makruh. (Al Majmu Syarh Al Muhaddzab, 6: 309). Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan kepada Imam Ibnu Baz, beliau menjelaskan: Ya, boleh berpuasa pada hari jumat, baik puasa sunah maupun qadha, tidak masalah. Hanya saja, tidak boleh mengkhususkan hari jumat untuk puasa sunah. Namun jika dia berpuasa sehari sebelum atau sehari setelahnya, tidak masalah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian berpuasa pada hari jumat, kecuali dia berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. (HR. Bukhari) Selanjutnya beliau menegaskan, . Maksud dari larangan itu adalah berpuasa sunah pada hari jumat saja, itulah yang dilarang. ( Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Jika seseorang berpuasa pada hari Jumat secara bersendirian bukan maksud untuk pengkhususan karena hari tersebut adalah hari Jumat namun karena itu adalah waktu longgarnya saat itu, maka pendapat yang tepat, itu masih dibolehkan. (Syarhul Mumthi, 6: 477). Sehingga diperbolehkan untuk melakukan puasa qodho bila waktu yang tepat bagi seseorang pada hari tersebut, namun bila ia bisa memilih hari selainnya atau tidak mengkhususkan atau menyendirikan puasanya di hari jumat, dengan mengikutkan hari sebelumnya misalnya kamis, maka itu yang lebih baik. Terlebih lagi, bila ada hanya sekedar memilih permulaan hari yang kemudian anda susul dengan hari berikutnya untuk meneruskan puasa, maka amalan tersebut diperbolehkan insyaallah. Wallahu a`lam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Mutashim, Lc. MA. Senin, 13 Syaban 1444H / 6 Maret 2023 M Ustadz Mutashim Lc., M.A. Dewan konsultasi BimbinganIslam(BIAS), alumusUniversitas Islam Madinahkuliah Syariah dan MEDIU Untuk melihat artikel lengkapdari Ustadz Mutashim Lc., M.A. klik di
|
Bolehkah Puasa Sunnah Atau Qodho Di Hari Jumat Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang Bolehkah Puasa Sunnah Atau Qodho Di Hari Jumat selamat membaca. Pertanyaan Bismillah, izin bertanya ustadz bolehkah memulai puasa Sunnah atau mengqadha puasa Ramadhan mulai dihari Jumat Jazakumullah khairan. Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam Jawaban Bismillah Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda. Janganlah kalian mengkhususkan puasa pada hari Jumat, kecuali jika berpuasa sehari sebelum atau setelahnya HR. Muslim Kitabush ShaumBab Karahiatu Shiyam Yaumul Jumah Munfaridan 1144 juga terdapat hadits dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah khususkan malam Jumat dengan shalat malam tertentu yang tidak dilakukan pada malammalam lainnya. Dari Juwairiyah binti Al Harits radhiyallahu anha, Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah menemuinya pada hari Jumat dan ia dalam keadaan berpuasa, lalu beliau bersabda, Apakah engkau berpuasa kemarin Tidak, jawabnya. Apakah engkau ingin berpuasa besok, tanya beliau lagi. Batalkanlah puasamu, kata Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, Ulama Syafiiyah berpendapat bahwa dimakruhkan berpuasa pada hari Jumat secara bersendirian. Namun jika diikuti puasa sebelum atau sesudahnya atau bertepatan dengan kebiasaan puasa seperti berpuasa nadzar karena sembuh dari sakit dan bertepatan dengan hari Jumat, maka tidaklah makruh. Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan kepada Imam Ibnu Baz, beliau menjelaskan Ya, boleh berpuasa pada hari jumat, baik puasa sunah maupun qadha, tidak masalah. Hanya saja, tidak boleh mengkhususkan hari jumat untuk puasa sunah. Namun jika dia berpuasa sehari sebelum atau sehari setelahnya, tidak masalah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah kalian berpuasa pada hari jumat, kecuali dia berpuasa sehari sebelumnya atau sehari setelahnya. Maksud dari larangan itu adalah berpuasa sunah pada hari jumat saja, itulah yang dilarang. Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin rahimahullah berkata, Jika seseorang berpuasa pada hari Jumat secara bersendirian bukan maksud untuk pengkhususan karena hari tersebut adalah hari Jumat namun karena itu adalah waktu longgarnya saat itu, maka pendapat yang tepat, itu masih dibolehkan. Sehingga diperbolehkan untuk melakukan puasa qodho bila waktu yang tepat bagi seseorang pada hari tersebut, namun bila ia bisa memilih hari selainnya atau tidak mengkhususkan atau menyendirikan puasanya di hari jumat, dengan mengikutkan hari sebelumnya misalnya kamis, maka itu yang lebih baik. Terlebih lagi, bila ada hanya sekedar memilih permulaan hari yang kemudian anda susul dengan hari berikutnya untuk meneruskan puasa, maka amalan tersebut diperbolehkan insyaallah. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Mutashim, Lc. Senin, 13 Syaban 1444H 6 Maret 2023 M Ustadz Mutashim Lc., M.A. Dewan konsultasi BimbinganIslamBIAS, alumusUniversitas Islam Madinahkuliah Syariah dan MEDIU Untuk melihat artikel lengkapdari Ustadz Mutashim Lc.,
|
Tafsir Surat At-Taubah Ayat 103: Zakat sebagai Penyuci Jiwa
|
https://islam.nu.or.id/tafsir/tafsir-surat-at-taubah-ayat-103-zakat-sebagai-penyuci-jiwa-e7pH6
|
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki banyak manfaat, tidak hanya bagi fakir miskin, tetapi juga bagi orang yang menunaikannya. Salah satu fungsi utama zakat sebagai penyuci jiwa. Zakat dapat menyucikan jiwa dari sifat-sifat tercela seperti bakhil, kikir, dan egois. Ketika seseorang mengeluarkan zakat, ia dilatih untuk mementingkan orang lain dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Hal ini membantu menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Selain itu, zakat juga menumbuhkan akhlak mulia seperti kedermawanan, suka berbuat baik, dan pandai bersyukur. Ketika seseorang dengan ikhlas memberikan sebagian hartanya kepada orang lain, ia akan merasakan kebahagiaan dan kepuasan batin. Hal ini mendorongnya untuk terus berbuat baik dan membantu orang lain. Zakat juga merupakan salah satu bentuk rasa syukur kepada Allah swt. Dengan mengeluarkan zakat, seseorang menunjukkan rasa terima kasihnya atas nikmat yang telah diberikan Allah. Sebagai balasannya, Allah akan melipatgandakan nikmat tersebut dan memberikan keberkahan dalam hidup. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surat At-Taubah ayat 103: Khuż min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli ‘alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum, wallāhu samī‘un ‘alīm(un). Artinya, "Ambillah zakat dari harta mereka (guna) menyucikan) dan membersihkan mereka, dan doakanlah mereka karena sesungguhnya doamu adalah ketenteraman bagi mereka. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Imam Al-Baghawi dalam kitab tafsir Ma'alimut Tanzil menjelaskan, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk mengambil zakat dari sebagian harta umat Islam. Zakat membersihkan diri dari dosa-dosa dan meningkatkan derajat seorang muslim dari munafik menjadi ikhlas. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim menunjukkan ketaatannya kepada Allah swtdan kepeduliannya terhadap sesama. Selain itu, zakat juga menumbuhkan jiwa yang ikhlas dan dermawan. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim melatih dirinya untuk berbagi dan membantu sesama. Hal ini akan membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah swt. Imam Al-Baghawi menjelaskan: Artinya, "Ambillah zakat dari harta mereka guna menyucikan dari dosa-dosa mereka, dan membersihkan mereka dengan zakat itu, maksudnya: kamu tingkatkan mereka dari derajat orang-orang munafik ke derajat orang-orang yang ikhlas. Sikatakan pula: zakat itu mengembangkan harta mereka. Dan berdoalah untuk mereka, maksudnya: doakanlah mereka dan mohonkan ampunan bagi mereka." (Al-Baghawi, Ma'alimut Tanzil, [Riyadh, Daru Thaibah: 1411], juz XI, halaman 91). Sementara itu, Abu Ja'far At-Thabari dalam Jami'ul Bayan mengatakan, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengambil zakat dari orang-orang yang telah bertobat dari dosa-dosa mereka. Zakat ini dimaksudkan untuk membersihkan mereka dari dosa dan mengangkat derajat mereka di sisi Allah. Sebab, zakat hakikatnya dapat membersihkan diri dari dosa karena merupakan bentuk penyucian diri dan harta. Dengan mengeluarkan zakat, seseorang telah menunjukkan ketaatannya kepada Allah dan rasa solidaritasnya kepada sesama manusia. At-Thabari berkata: Artinya, "Abu Ja'far berkata: "Allah Ta'ala berfirman kepada Nabi Muhammad saw: "Hai Muhammad, ambillah dari harta orang-orang yang telah mengakui dosa-dosanya dan bertobat darinya. Sedekah yang mensucikan mereka, maksudnya dari kotoran dosa-dosa mereka. Dan menyucikan mereka dengannya, ia berkata: "Sedekah itu menyucikan mereka dengan cara meningkatkan derajat mereka di sisi Allah dan mengangkat mereka dari derajat orang-orang munafik ke derajat orang-orang yang ikhlas." Dan berdoalah untuk mereka, ia berkata: "Dan berdoalah kepada mereka untuk diampuni dosa-dosanya, dan mohonlah ampunan bagi mereka." (Abu Ja'far At-Thabari, Jami'ul Bayan, [Makkah; Darut Tarbiyah wat Turtas], jilid XIV, halaman 454). Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir Al-Misbah menyebutkan, ayat ini memberikan panduan tentang cara menyucikan diri. Allah memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk mengambil harta dari orang-orang yang mampu secara ekonomi. Harta tersebut nantinya akan diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya. Mengapa Allah memerintahkan pengambilan harta ini? Salah satu bentuk pengampunan Allah adalah melalui sedekah dan pembayaran zakat. Dengan demikian, harta yang diambil ini bukanlah rampasan, melainkan sedekah dan zakat yang harus mereka berikan dengan kesungguhan dan ketulusan hati. Jumlah harta yang diambil pun tidaklah seluruhnya, melainkan sebagian saja. Bukan pula bagian terbesar atau yang terbaik. Harta yang diambil ini memiliki fungsi untuk mensucikan harta dan jiwa mereka. Selain itu, harta tersebut juga bisa membantu pengembangan harta pemiliknya. Setelah pengambilan harta ini, Nabi Muhammad saw dianjurkan untuk berdoa bagi mereka. Doa ini menunjukkan restu dan permohonan keselamatan serta kesejahteraan bagi mereka. Doa tersebut dapat membawa ketenangan jiwa bagi mereka yang selama ini gelisah dan takut akibat dosa-dosa yang telah dilakukan. Ayat ini menyampaikan pesan bahwa Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ini berarti, meskipun mereka berbuat salah, Allah selalu mengetahui keadaan mereka dan senantiasa terbuka pintu ampunan bagi mereka yang mau bertaubat dan memperbaiki diri. (Profesor Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, [Ciputat, Lentera Hati: 2002], jilid V, halaman 70). Selain sebagai penyucian diri, zakat juga memiliki peran penting dalam mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini terwujud melalui pendistribusian harta yang dizakatkan kepada delapan golongan yang disebut asnaf, di antaranya fakir miskin, mualaf, gharim, dan orang yang berjuang di jalan Allah. Distribusi zakat ini membantu meringankan beban mereka yang kurang mampu. Fakir miskin, misalnya, akan mendapatkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, sandang, dan papan. Mualaf, di sisi lain, akan mendapatkan bantuan untuk memahami agama Islam dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Sykeh Wahbah Az-Zuhaili dalam kitab Tafsir Al-Munir mengatakan, zakat juga mendorong pemerataan ekonomi di antara umat Islam. Harta yang dizakatkan tidak hanya membantu mereka yang kurang mampu, tetapi juga dapat digunakan untuk membiayai program-program pemberdayaan ekonomi. Program-program ini dapat membantu mereka yang kurang mampu untuk meningkatkan taraf hidup mereka dan menjadi mandiri secara ekonomi. Artinya, “Agar peredaran harta tidak hanya terbatas kepada orang-orang kaya dan tidak ada yang sampai kepada orang-orang miskin, maka orang-orang kaya menguasai orang-orang miskin dan membagi-bagi harta itu hanya di antara mereka. Praktik pembagian seperti ini adalah prinsip pemerataan ekonomi bagi setiap orang dan tercapainya distribusi harta kepada semua orang.” (Syekh Wahbah Az-Zuhaili, At-Tafsirul Munir, [Beirut, Darul Fikr: 1418], jilid XXVIII, halaman 81). Secara keseluruhan, zakat merupakan instrumen yang efektif untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Dengan pendistribusian yang tepat dan efektif, zakat dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Fungsi ganda zakat ini (penyucian diri dan pemerataan ekonomi), menunjukkan bahwa Islam tidak hanya mementingkan kesucian spiritual, tetapi juga kesejahteraan sosial. Zakat menjadi instrumen penting untuk mewujudkan keadilan dan keseimbangan dalam masyarakat. Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam Tinggal di Ciputat
|
Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki banyak manfaat, tidak hanya bagi fakir miskin, tetapi juga bagi orang yang menunaikannya. Ketika seseorang mengeluarkan zakat, ia dilatih untuk mementingkan orang lain dan berbagi dengan mereka yang membutuhkan. Hal ini membantu menumbuhkan rasa empati dan kepedulian terhadap sesama. Sebagai balasannya, Allah akan melipatgandakan nikmat tersebut dan memberikan keberkahan dalam hidup. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah dalam surat AtTaubah ayat 103 Khuż min amwālihim ṣadaqatan tuṭahhiruhum wa tuzakkīhim bihā wa ṣalli alaihim, inna ṣalātaka sakanul lahum, wallāhu samīun alīmun. Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Imam AlBaghawi dalam kitab tafsir Maalimut Tanzil menjelaskan, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw untuk mengambil zakat dari sebagian harta umat Islam. Dengan mengeluarkan zakat, seorang muslim menunjukkan ketaatannya kepada Allah swtdan kepeduliannya terhadap sesama. Selain itu, zakat juga menumbuhkan jiwa yang ikhlas dan dermawan. Hal ini akan membantunya menjadi pribadi yang lebih baik dan lebih dekat dengan Allah swt. Imam AlBaghawi menjelaskan Artinya, Ambillah zakat dari harta mereka guna menyucikan dari dosadosa mereka, dan membersihkan mereka dengan zakat itu, maksudnya kamu tingkatkan mereka dari derajat orangorang munafik ke derajat orangorang yang ikhlas. AtThabari berkata Artinya, Abu Jafar berkata Allah Taala berfirman kepada Nabi Muhammad saw Hai Muhammad, ambillah dari harta orangorang yang telah mengakui dosadosanya dan bertobat darinya. Sedekah yang mensucikan mereka, maksudnya dari kotoran dosadosa mereka. Dan berdoalah untuk mereka, ia berkata Dan berdoalah kepada mereka untuk diampuni dosadosanya, dan mohonlah ampunan bagi mereka. Profesor Quraish Shihab dalam kitab Tafsir AlMisbah menyebutkan, ayat ini memberikan panduan tentang cara menyucikan diri. Dengan demikian, harta yang diambil ini bukanlah rampasan, melainkan sedekah dan zakat yang harus mereka berikan dengan kesungguhan dan ketulusan hati. Bukan pula bagian terbesar atau yang terbaik. Selain itu, harta tersebut juga bisa membantu pengembangan harta pemiliknya. Doa ini menunjukkan restu dan permohonan keselamatan serta kesejahteraan bagi mereka. Ini berarti, meskipun mereka berbuat salah, Allah selalu mengetahui keadaan mereka dan senantiasa terbuka pintu ampunan bagi mereka yang mau bertaubat dan memperbaiki diri. Fakir miskin, misalnya, akan mendapatkan bantuan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya seperti makanan, sandang, dan papan. Mualaf, di sisi lain, akan mendapatkan bantuan untuk memahami agama Islam dan beradaptasi dengan lingkungan baru. Artinya, Agar peredaran harta tidak hanya terbatas kepada orangorang kaya dan tidak ada yang sampai kepada orangorang miskin, maka orangorang kaya menguasai orangorang miskin dan membagibagi harta itu hanya di antara mereka. Syekh Wahbah AzZuhaili, AtTafsirul Munir, Beirut, Darul Fikr 1418, jilid XXVIII, halaman 81. Secara keseluruhan, zakat merupakan instrumen yang efektif untuk mewujudkan keadilan sosial dan kesejahteraan masyarakat. Ustadz Zainuddin Lubis, Pegiat Kajian Islam Tinggal di Ciputat
|
Hikmah Membaca Surah Al-Kahfi di Hari Jumat
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/hikmah-membaca-surah-al-kahfi-di-hari-jumat/
|
Membaca surah Al-Kahfi di malam atau hari Jumat termasuk perkara yang sangat disunnahkan dan dianjurkan bagi seluruh kaum muslimin, baik laki-laki maupun perempuan. Kesunnahan membaca surah Al-Kahfi ini dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga terbenamnya matahari di hari Jumat. Apa hikmah membaca surah al-Kahfi di hari Jumat? Berdasarkan beberapa hadis, terdapat beberapa keutamaan yang akan didapatkan oleh seseorang yang membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat, di antaranya adalah perbuatan dosa yang dilakukan antara dua Jumat diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Abu Bakar bin Mardawaih, dari Abdullah Ibnu Umar, bahwa Nabi Saw bersabda; Barangsiapa yang membaca surat AlKahfi di hari Jumat, maka ia akan diterangi cahaya dari bawah kakinya hingga ke langit pada hari kiamat, dan diampuni dosanya di antara dua Jumat. Selain memiliki keutamaan, membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat juga memiliki hikmah khusus. Menurut para ulama, setidaknya ada dua hikmah terkait anjuran membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat. Pertama, di dalam surah Al-Kahfi banyak disebutkan mengenai keadaan dan kejadian hari kiamat, dan hari kiamat nanti akan terjadi di hari Jumat. Dengan demikian, anjuran membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat sebagai bentuk pengingat mengenai hari terjadinya kiamat kelak. Kedua, ada kesamaan antara kejadian di hari Jumat dan kejadian di hari kiamat yang banyak disebut dalam surah Al-Kahfi, yaitu manusia sama-sama berkumpul dalam satu tempat. Di hari Jumat manusia banyak berkumpul di masjid, sementa di hari kiamat manusia berkumpul di mahsyar. Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Al-Futuhat Al-Rabbaniyah ala Al-Adzkar Al-Nawawiyah berikut; Hikmah membaca surah Al-Kahfi di hari Jumat adalah karena surah Al-Kahfi menyebut hari kiamat dan kejadian-kejadian di dalamnya, dan kiamat akan terjadi di hari Jumat sebagaimana disebutkan dalam hadis Shahih Muslim. Juga kejadian kiamat memiliki kesamaan dengan Jumat, yaitu manusia sama-sama berkumpul.
|
Membaca surah AlKahfi di malam atau hari Jumat termasuk perkara yang sangat disunnahkan dan dianjurkan bagi seluruh kaum muslimin, baik lakilaki maupun perempuan. Kesunnahan membaca surah AlKahfi ini dimulai sejak terbenamnya matahari di hari Kamis hingga terbenamnya matahari di hari Jumat. Apa hikmah membaca surah alKahfi di hari Jumat Berdasarkan beberapa hadis, terdapat beberapa keutamaan yang akan didapatkan oleh seseorang yang membaca surah AlKahfi di hari Jumat, di antaranya adalah perbuatan dosa yang dilakukan antara dua Jumat diampuni oleh Allah. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Abu Bakar bin Mardawaih, dari Abdullah Ibnu Umar, bahwa Nabi Saw bersabda Barangsiapa yang membaca surat AlKahfi di hari Jumat, maka ia akan diterangi cahaya dari bawah kakinya hingga ke langit pada hari kiamat, dan diampuni dosanya di antara dua Jumat. Selain memiliki keutamaan, membaca surah AlKahfi di hari Jumat juga memiliki hikmah khusus. Menurut para ulama, setidaknya ada dua hikmah terkait anjuran membaca surah AlKahfi di hari Jumat. Pertama, di dalam surah AlKahfi banyak disebutkan mengenai keadaan dan kejadian hari kiamat, dan hari kiamat nanti akan terjadi di hari Jumat. Dengan demikian, anjuran membaca surah AlKahfi di hari Jumat sebagai bentuk pengingat mengenai hari terjadinya kiamat kelak. Kedua, ada kesamaan antara kejadian di hari Jumat dan kejadian di hari kiamat yang banyak disebut dalam surah AlKahfi, yaitu manusia samasama berkumpul dalam satu tempat. Di hari Jumat manusia banyak berkumpul di masjid, sementa di hari kiamat manusia berkumpul di mahsyar. Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab AlFutuhat AlRabbaniyah ala AlAdzkar AlNawawiyah berikut Hikmah membaca surah AlKahfi di hari Jumat adalah karena surah AlKahfi menyebut hari kiamat dan kejadiankejadian di dalamnya, dan kiamat akan terjadi di hari Jumat sebagaimana disebutkan dalam hadis Shahih Muslim. Juga kejadian kiamat memiliki kesamaan dengan Jumat, yaitu manusia samasama berkumpul.
|
Faedah Berharga dari Imam Nawawi tentang Tiga Amalan yang Tidak Terputus Pahalanya
|
https://rumaysho.com/22901-faedah-berharga-dari-imam-nawawi-tentang-tiga-amalan-yang-tidak-terputus-pahalanya.html
|
Baru kali ini Rumaysho.Com dapat faedah berharga dari Imam Nawawi rahimahullah tentang tiga amalan yang tidak terputus pahalanya walau sudah meninggal dunia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan doa anak yang saleh yang selalu mendoakannya. (HR. Muslim, no. 1631)Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim membawakan judul bab untuk hadits di atas Pahala yang terus mengalir pada seseorang setelah ia wafat.Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits di atas bahwa para ulama berkata, makna hadits adalah amalan yang dilakukan oleh yang telah meninggal dunia terputus saat meninggal dunia. Pahala baru baginya juga terputus kecuali tiga hal ini karena ia jadi sebab amalan itu ada. Anak itu hasil usahanya. Ilmu yang ia ajarkan dan ia tulis merupakan usahanya pula. Begitu pula sedekah jariyah berupa wakaf juga dari dirinya.Setelah itu Imam Nawawi rahimahullah membawakan faedah lainnya dari hadits di atas sebagai berikut:Lihat penjelasan Imam Nawawi rahimahullah dalam Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim, 11:77. Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin Al-Hajjaj. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. Al-Imam Muhyiddin Yahya bin Syarf An-Nawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
|
Baru kali ini Rumaysho.Com dapat faedah berharga dari Imam Nawawi rahimahullah tentang tiga amalan yang tidak terputus pahalanya walau sudah meninggal dunia. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan doa anak yang saleh yang selalu mendoakannya. HR. Muslim, no. 1631Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim membawakan judul bab untuk hadits di atas Pahala yang terus mengalir pada seseorang setelah ia wafat.Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits di atas bahwa para ulama berkata, makna hadits adalah amalan yang dilakukan oleh yang telah meninggal dunia terputus saat meninggal dunia. Pahala baru baginya juga terputus kecuali tiga hal ini karena ia jadi sebab amalan itu ada. Anak itu hasil usahanya. Ilmu yang ia ajarkan dan ia tulis merupakan usahanya pula. Begitu pula sedekah jariyah berupa wakaf juga dari dirinya.Setelah itu Imam Nawawi rahimahullah membawakan faedah lainnya dari hadits di atas sebagai berikutLihat penjelasan Imam Nawawi rahimahullah dalam AlMinhaj Syarh Shahih Muslim, 1177. AlMinhaj Syarh Shahih Muslim bin AlHajjaj. Cetakan pertama, Tahun 1433 H. AlImam Muhyiddin Yahya bin Syarf AnNawawi. Penerbit Dar Ibnu Hazm.
|
Tegar di Atas Badai
|
https://radiomutiaraquran.com/2023/09/08/tegar-di-atas-badai/
|
Hidup di dunia tak terlepas dari berbagai masalah. Bahagia dan tidaknya seseorang seringkali tergantung bagaimana dia memandang sebuah permasalahan. Ketika dia terlalu membesar-besarkan persoalan bisa jadi problemanya semakin memuncak. Sebagaimana orang bijak mengatakan: “Bagi orang yang sabar, satu musibah tetap terhitung sebagai satu musibah, namun bagi orang yang gelisah, satu musibah terhitung sebagai dua musibah” (Al-‘Aqdul Farid, III/38). Di sinilah perlu diubah sudut pandang seorang mukmin bahwa berbagai persoalan hidup, musibah sakit, dan berbagai peristiwa yang menyengsarakan sejatinya tak terlepas dari takdir Allah ‘Azza wa Jalla. Allah berfirman: “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu” (QS. At-Taghabun: 11). Ibnu Jarir rahimahullah menjelaskan: “Maksud firman Allah: “Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya”. Adalah siapa saja yang beriman kepada Allah sehingga meyakini setiap musibah yang menimpa seseorang pasti terjadi dengan izin-Nya, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya yaitu, Allah akan memberi taufik ke dalam hatinya untuk menerima setiap perintah-Nya dan rida terhadap segala ketentuannya” (Tafsir Ibnu Jarir, XXVIII/132). ‘Alqamah rahimahullah menerangkan orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah siapa saja yang terkena musibah dan menyadari bahwa hal itu berasal dari Allah, sehingga dia rida dan menerimanya (Tafsir Ibnu Jarir, XXVIII/123 dan Tafsir Ibnu Katsir, VIII/163). Jadi faktor terpenting agar musibah atau hal-hal yang yang tak mengenakkan tetap bisa dihadapi dengan baik adalah faktor iman kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Semua yang telah, sedang, dan akan terjadi semua mengandung kebaikan bagi hamba. Allah ‘Azza wa Jalla Maha Bijaksana. Seorang mukmin yang bertauhid lurus harus menghadapi segala peristiwa dengan mengembalikan segala sesuatu kepada Allah ‘Azza wa Jalla yang berkuasa atas segala sesuatu serta tak membenci musibah dan perkara-perkara yang membuat ketidakbahagiaannya. Dengan berbagai masalah yang silih berganti, seorang mukmin akan semakin tangguh dan tahan uji. Dia akan lebih kuat bersandar pada pertolongan-Nya, memperbanyak doa dan termotivasi mencari jalan keluar agar terlepas dari segala beban hidup dengan tetap menjalankan ikhtiar yang halal. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, dalam Madarij Salikin (I/489), beliau mengatakan: “Pria yang lemah kadang terpukul jiwanya dan akan kalut pikirannya oleh musibah yang menimpanya. Bukannya ia mengurangi beban dan keletihan dengan menghadapinya, ia malah larut dalam kesedihan yang menambah kesusahannya yang tidak dapat merubah kondisinya sedikitpun”. Pribadi berkarakter tegar tahan uji, sabar dan percaya diri yang tidak berlebihan niscaya akan tetap kokoh imannya, stabil emosinya dan kuat hatinya. Dalam menghadapi prahara hidup dengan izin Allah ‘Azza wa Jalla tentunya. Saat pikiran kacau dan jiwanya kalut seseorang akan hilang kemampuan untuk konsentrasi berpikiran serta tak fokus menatap masalah. Akhirnya bukan solusi yang ada namun frustasi. Saatnya selalu memperbaharui iman dengan aqidah shahihah agar bisa lebih intens memahami aqidah yang sahih agar bisa lebih kuat dan bersabar dalam menjalani hidup. Bergaul dengan sahabat yang sahih yang selalu menstimulus diri untuk lebih bijak dalam menghadapi beban hidup. Melatih untuk selalu optimis bahwa badai itu pasti berlalu. Hindari terlalu tegang dan mendramatisir keadaan hingga berdampak pada kesehatan badan. Seorang penyair berkata: Banyak urusan dan pusing menggerogoti tubuh, Hingga kurus kering dan menjadikan si pemuda tua beruban. Seorang penyair lain mengalunkan: Berbagai musibah yang menimpa adalah ketentuan semata, Namun masa-masa sulit hanyalah sebentar saja, Kesusahan dan kebahagiaan tidak kekal selamanya, Sebagaimana pergantian hari, siang dan malamnya. (Adabud Dunya wad Din, hal.462). Wallahu a’lam. Referensi: Thohuurun InsyaAllah (terjemah), Abdullah bin Ali al Ju’aitsin, Pustaka Imam S yafi’i, Jakarta, 2012 Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa Sumber
|
Hidup di dunia tak terlepas dari berbagai masalah. Bahagia dan tidaknya seseorang seringkali tergantung bagaimana dia memandang sebuah permasalahan. Ketika dia terlalu membesarbesarkan persoalan bisa jadi problemanya semakin memuncak. Di sinilah perlu diubah sudut pandang seorang mukmin bahwa berbagai persoalan hidup, musibah sakit, dan berbagai peristiwa yang menyengsarakan sejatinya tak terlepas dari takdir Allah Azza wa Jalla. Allah berfirman Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa seseorang, kecuali dengan izin Allah, dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu QS. Ibnu Jarir rahimahullah menjelaskan Maksud firman Allah Dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Alqamah rahimahullah menerangkan orang yang dimaksud dalam ayat ini adalah siapa saja yang terkena musibah dan menyadari bahwa hal itu berasal dari Allah, sehingga dia rida dan menerimanya Tafsir Ibnu Jarir, XXVIII123 dan Tafsir Ibnu Katsir, VIII163. Semua yang telah, sedang, dan akan terjadi semua mengandung kebaikan bagi hamba. Bukannya ia mengurangi beban dan keletihan dengan menghadapinya, ia malah larut dalam kesedihan yang menambah kesusahannya yang tidak dapat merubah kondisinya sedikitpun. Pribadi berkarakter tegar tahan uji, sabar dan percaya diri yang tidak berlebihan niscaya akan tetap kokoh imannya, stabil emosinya dan kuat hatinya. Dalam menghadapi prahara hidup dengan izin Allah Azza wa Jalla tentunya. Saatnya selalu memperbaharui iman dengan aqidah shahihah agar bisa lebih intens memahami aqidah yang sahih agar bisa lebih kuat dan bersabar dalam menjalani hidup. Bergaul dengan sahabat yang sahih yang selalu menstimulus diri untuk lebih bijak dalam menghadapi beban hidup. Melatih untuk selalu optimis bahwa badai itu pasti berlalu. Hindari terlalu tegang dan mendramatisir keadaan hingga berdampak pada kesehatan badan. Seorang penyair berkata Banyak urusan dan pusing menggerogoti tubuh, Hingga kurus kering dan menjadikan si pemuda tua beruban. Seorang penyair lain mengalunkan Berbagai musibah yang menimpa adalah ketentuan semata, Namun masamasa sulit hanyalah sebentar saja, Kesusahan dan kebahagiaan tidak kekal selamanya, Sebagaimana pergantian hari, siang dan malamnya. Referensi Thohuurun InsyaAllah terjemah, Abdullah bin Ali al Juaitsin, Pustaka Imam S yafii, Jakarta, 2012 Penulis Isruwanti Ummu Nashifa Sumber
|
Surat Al Furqan Ayat 63, Arab Latin, Arti, Tafsir dan Kandungan
|
https://bersamadakwah.net/surat-al-furqan-ayat-63/
|
Surat Al Furqan ayat 63 adalah ayat tentang rendah hati, salah satu ciri ibadurrahman. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Surat Al Furqan () merupakan surat makkiyah. Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an menerangkan, surat ini pada satu sisi menggambarkan hiburan yang lembut untuk Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di sisi yang lain, ia menggambarkan peperangan yang keras dengan manusia yang sesat dan menentang-Nya. Ayat 63—68 surat ini menjelaskan karakteristik ibadurrahman, hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih. Ciri itu diawali dengan ayat 63 yakni rendah hati dan menjaga ucapannya. Daftar Isi Surat Al Furqan Ayat 63 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Furqan Ayat 631. Panggilan Penuh Kasih Sayang2. Rendah Hati3. Menjaga UcapanKandungan Surat Al Furqan Ayat 63 Berikut ini Surat Al Furqan Ayat 63 dalam tulisan Arab, tulisan latin dan artinya dalam bahasa Indonesia: (Wa ‘ibaadurrohmaanil ladzii yamsyuuna ‘alal ardhi haunaa. Wa idzaa khoothobahumul jaahiluuna qooluu salaamaa) Artinya:Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Baca juga: Ayat Kursi Tafsir Surat Al Furqan Ayat 63 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. Kami memaparkannya menjadi beberapa poin dimulai dari redaksi ayat dan artinya. Kemudian tafsirnya yang merupakan intisari dari tafsir-tafsir di atas. Poin pertama dari Surat Al Furqan ayat 63 ini, panggilan penuh kasih sayang untuk hamba-hamba Allah. Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ‘Ibaadurrahman. Inilah panggilan penuh kasih sayang dari Allah kepada hamba-hamba-Nya. ‘Ibaad () adalah bentuk jamak dari ‘abdun () yang artinya hamba. Arrahman () adalah salah satu asmaul husna yang artinya Maha Pemurah atau Maha Pengasih. Ar Rahman artinya Allah Subhanahu wa Ta’ala mempunyai kasih sayang yang sangat luas, meliputi seluruh makhluk-Nya. Allah mengasihi seluruh makhluk-Nya dengan memberikan berbagai kenikmatan. Nama Ar Rahman sama seperti nama Allah, tidak seorang makhluk pun boleh memakainya. Dan memang tidak ada yang bisa mengasihi seluruh makhluk seperti Allah. Baik beriman maupun kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah. Baca juga: Surat Ali Imran Ayat 190-191 Poin kedua dari Surat Al Furqan ayat 63 adalah rendah hati. (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati Inilah karakteristik ibadurrahman yang pertama: rendah hati. “Yakni langkah yang tenang dan anggun, tidak sombong, dan tidak angkuh sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Isra’ ayat 37” terang Ibnu Katsir dalam tafsirnya. Buya Hamka dalam Tafsir Al Azhar mengatakan, “Orang yang berhak disebut ibadurrahman ialah orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan sikap sopan santun, lemah lembut, tidak sombong, dan tidak pongah. Sikapnya tenang.” “Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak pamer, tidak sombong, tidak memalingkan pipi, dan tidak tergesa-gesa. Karena berjalannya manusia, sebagaimana halnya seluruh gerakan, adalah ungkapan kepribadian dan perasaan yang ada dalam dirinya. Sehingga, jiwa yang lurus dan tenang akan menampilkan sifat ini dalam cara berjalan orang tersebut,” terang Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Qur’an. Baca juga: Surat Ar Rum Ayat 21 Poin ketiga dari Surat Al Furqan ayat 63 adalah menjaga ucapan. dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Inilah karakteristik ibadurrahman yang kedua: mereka menjaga ucapan, hanya mengaluarkan kata-kata yang baik. Bahkan, jika pun orang jahil menyapa dan mengucapkan kepada mereka ucapan yang buruk. “Mereka berada dalam keseriusan dan tujuan besar, karenanya takkan menolah kepada kebodohan dan kedunguan orang-orang dungu. Juga tak menyibukkan hati mereka, waktu mereka, dan tenaga mereka untuk bergumul dengan orang-orang bodoh dalam perdebatan,” terang Sayyid Qutb. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menilah seorang lelaki mencaci lelaki lain. Orang yang dicaci mengatakan “alaikas salam (semoga engkau selamat.” Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada orang yang dicaci itu: Ingatlah, sesungguhnya ada malaikat di antara kamu berdua yang membelamu. Setiap kali orang itu mencacimu, malaikat itu berkata, “Bahkan kamulah yang berhak, kamulah yang berhak dicaci.” Dan apabila kamu katakan kepadanya, “’alaikas salam,” maka malaikat itu berkata, “Tidak, dia tidak berhak mendapatkannya, engkaulah yang berhak mendapatkannya.” (HR. Ahmad; hasan) Baca juga: Isi Kandungan Surat Al Furqan Ayat 63 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Furqan Ayat 63: Kasih sayang Allah kepada hamba-Nya hingga menyebut mereka ibadurrahman. Ibadurrahman memiliki beberapa karakteristik. Karakteristik pertama adalah rendah hati. Karakteristik kedua ibadurrahman adalah menjaga lisan. Mereka hanya mengucapkan kata-kata yang baik, bahkan meskipun berhadapan dengan orang-orang yang mencaci mereka. Demikian Surat Al Furqan ayat 63 mulai dari tulisan Arab dan latin, terjemah dalam bahasa Indonesia, tafsir dan isi kandungan maknanya. Semoga bermanfaat, memotivasi untuk rendah hati dan menjaga lisan. Wallahu a’lam bish shawab. [Muchlisin BK/BersamaDakwah]
|
Surat Al Furqan ayat 63 adalah ayat tentang rendah hati, salah satu ciri ibadurrahman. Berikut ini arti, tafsir dan kandungan maknanya. Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran menerangkan, surat ini pada satu sisi menggambarkan hiburan yang lembut untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Di sisi yang lain, ia menggambarkan peperangan yang keras dengan manusia yang sesat dan menentangNya. Ciri itu diawali dengan ayat 63 yakni rendah hati dan menjaga ucapannya. Daftar Isi Surat Al Furqan Ayat 63 Beserta ArtinyaTafsir Surat Al Furqan Ayat 631. Wa idzaa khoothobahumul jaahiluuna qooluu salaamaa ArtinyaDan hambahamba Tuhan yang Maha Penyayang itu ialah orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orangorang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan katakata yang mengandung keselamatan. Baca juga Ayat Kursi Tafsir Surat Al Furqan Ayat 63 ini kami sarikan dari Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir Fi Zhilalil Quran, Tafsir Al Azhar dan Tafsir Al Munir. Harapannya, agar bisa terhimpun banyak faedah yang kaya khazanah tetapi tetap ringkas. Dan hambahamba Tuhan yang Maha Penyayang itu Ibaadurrahman. Ibaad adalah bentuk jamak dari abdun yang artinya hamba. Arrahman adalah salah satu asmaul husna yang artinya Maha Pemurah atau Maha Pengasih. Allah mengasihi seluruh makhlukNya dengan memberikan berbagai kenikmatan. Baik beriman maupun kafir, semuanya mendapatkan rezeki dari Allah. Baca juga Surat Ali Imran Ayat 190191 Poin kedua dari Surat Al Furqan ayat 63 adalah rendah hati. ialah orangorang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati Inilah karakteristik ibadurrahman yang pertama rendah hati. Karena berjalannya manusia, sebagaimana halnya seluruh gerakan, adalah ungkapan kepribadian dan perasaan yang ada dalam dirinya. Sehingga, jiwa yang lurus dan tenang akan menampilkan sifat ini dalam cara berjalan orang tersebut, terang Sayyid Qutb dalam Tafsir Fi Zhilalil Quran. Bahkan, jika pun orang jahil menyapa dan mengucapkan kepada mereka ucapan yang buruk. Mereka berada dalam keseriusan dan tujuan besar, karenanya takkan menolah kepada kebodohan dan kedunguan orangorang dungu. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam pernah menilah seorang lelaki mencaci lelaki lain. Orang yang dicaci mengatakan alaikas salam semoga engkau selamat. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda kepada orang yang dicaci itu Ingatlah, sesungguhnya ada malaikat di antara kamu berdua yang membelamu. Dan apabila kamu katakan kepadanya, alaikas salam, maka malaikat itu berkata, Tidak, dia tidak berhak mendapatkannya, engkaulah yang berhak mendapatkannya. Ahmad hasan Baca juga Isi Kandungan Surat Al Furqan Ayat 63 Berikut ini adalah isi kandungan Surat Al Furqan Ayat 63 Kasih sayang Allah kepada hambaNya hingga menyebut mereka ibadurrahman. Karakteristik kedua ibadurrahman adalah menjaga lisan.
|
Hukum Trading Binary Dalam Islam dan Dalilnya
|
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-trading-binary-dalam-islam
|
Beberapa tahun belakangan, trading binary option memang sudah kian populer khususnya untuk para trader. Tidak hanya metodenya yang sangat mudah, akan tetapi keuntungan yang bisa diperoleh juga sangat besar. Akan tetapi, hal tersebut tentunya juga menimbulkan pertanyaan mengenai apakah mengenai trading binary dalam Islam diperbolehkan atau tidak. untuk lebih jelasnya, silahkan simak ulasan dari kami berikut ini.Pengertian Binary OptionSebelum masuk ke pembahasan inti mengenai hukum trading binary dalam Islam, ada baiknya anda memahami terlebih dulu apa pengertian dari trading binary dan bagaimana sistem kerjanya. Binary option adalah satu dari sekian banyak instrumen keuangan untuk membeli sebuah aset pada sistem kontrak sehingga bisa mendapatkan keuntungan saat kontrak itu sudah expired atau kadaluarsa. Dalam prakteknya, trading binary ini bisa terjadi dua kemungkinan yakni harganya yang naik dan juga turun. Dari sini bisa dianalisa tentang harga yang naik atau turun saat kontrak yang akan beli nantinya akan kadaluwarsa. Yang bisa dilakukan hanyalah menganalisa harga naik dan turun tersebut dan tentang keuntungannya sendiri sudah ditentukan sejak awal proses trading. Ini membuat kita sebelum memutuskan untuk membeli aset harus mengetahui dengan baik keuntungan yang bisa didapat jika analisis yang sudah diperkirakan tersebut terbukti benar.Cara Kerja Trading BinaryUntuk melakukan trading binary option, maka lebih dulu harus membuat akun pada beberapa broker trading binary. Ada sangat banyak broker yang bisa dipilih dan apabila sudah memiliki 1 broker, maka bisa memilih trading aset UER/USD dari broker tersebut. Dalam aplikasi broker tersebut, akan terdapat pola data yang bisa digunakan sebagai analisis. Sebagai contoh jika memprediksi harga EUR/USD akan naik dalam waktu 10 menit berikutnya, maka bisa memutuskan untuk memasang investasi contohnya dengan modal $100.Sebelum memasang investasi, maka perlu juga diperhatikan tentang jumlah keuntungan yang bisa didapat jika memang benar dalam 10 menit berikutnya harga EUR/USD akan naik. Sebagai contoh, jika tertulis 90%, maka selanjutnya hanya harus memasukkan nilai invesrtasi yang diinginkan dan menunggu selama 10 menit.Sehingga, jika menaruh investasi sebanyak $100 dan dalam 10 menit berikutnya harga EUR/USD naik, maka bisa mendapatkan keuntungan 90% dari $100 yakni $90. Sehingga, jumlah yang dimiliki menjadi $190. Akan tetapi, jika prediksi anda terbukti salah, maka keuntungan tidak bisa didapatkan alias 0%.Dari fatwa MUI nomor 28/DSN-MUI/III/2002 tentang jual beli mata uang sudah diputuskan jika pada dasarnya, jual beli mata uang [Al Sharf] hukumnya diperbolehkan, akan tetapi dengan beberapa ketentuan yang sudah berlaku. Keputusan fatwanya dan juga adalah:A. Menimbang: Dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi berbagai keperluan, sehingga seringkali diperlukan transaksi jaul beli mata uang [Al Sharf], baik dalam mata uang sejenis atau antar mata uang berlainan jenis.Bahwa dalam ‘urf tijari [tradisi perdagangan], transaksi jual beli mata uang dikenal dalam beberapa bentuk yang memiliki status hukum berbeda dalam pandangan Islam.Supaya kegiatan bisa dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang Al Sharf untuk dijadikan sebagai pedoman.B. Mengingat: QS. [2]: 275“… Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan ….” Hadits Nabi riwayat Al Baihaqi dan Ibnu MajahRasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara kedua belah pihak)” [HR. Al Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban]. Hadits Nabi riwayat Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i, dan Ibn Majah“(Juallah) emas dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, sya’ir dengan sya’ir, kurma dengan kurma, dan garam dengan garam (dengan syarat harus) sama dan sejenis serta secara tunai. Jika jenisnya berbeda, juallah sekehendakmu jika dilakukan secara tunai.” Hadits Nabi riwayat MuslimHadits Nabi riwayat Muslim, Tirmidzi, Nasa’i, Abu Daud, Ibnu Majah, dan Ahmad, dari Umar bin Khatthab, Nabi s.a.w. bersabda, “(Jual beli) emas dengan perak adalah riba kecuali (dilakukan) secara tunai.” Hadits Nabi riwayat MuslimHadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi s.a.w. bersabda, “Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama (nilainya) dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain; dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai.” Hadits Nabi riwayat MuslimHadits Nabi riwayat Muslim dari Bara’ bin ‘Azib dan Zaid bin Arqam, “Rasulullah SAW melarang menjual perak dengan emas secara piutang (tidak tunai).” Hadits Nabi riwayat TirmidziHadits Nabi riwayat Tirmidzi dari ‘Amr bin ‘Auf Al Muzani, Nabi s.a.w. bersabda, “Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram.” Ijma’Para ulama sepakat [ijma’] jika akad Al sharf disyariatkan dengan beberapa syarat tertentu.C. MemutuskanKetentuan UmumTransaksi jual beli mata uang dan pada prinsipnya diperbolehkan dengan ketentuan:Tidak untuk spekulasi atau untung untungan.Terdapat kebutuhan transaksi atau untuk berjaga jaga atau simpanan.Jika transaksi dilakukan pada mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan dilakukan dengan tunai.Jika berlainan jenis maka dilaksanakan dengan nilai tukar atau kurs yang berlaku saat transaksi dilakukan dan secara tunai.Jenis Transaksi Valuta AsingTransaksi spot: Transaksi pembelian dan penjualan valuta asing atau valas untuk diserahkan pada saat itu atau over the counter atau penyelesaian paling lambat dalam jangka waktu dua hari. Hukumnya diperbolehkan sebab masih dianggap tunai, sementara jika dalam 2 hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan menjadi transaksi internasional.Transaksi forward: Transaksi valas yang nilainya ditetapkan sekarang dan berlaku untuk waktu antara 2×24 jam hingga setahun. Hukumnya menjadi haram sebab harga yang dipakai adalah harga yang diperjanjikan [muwa’addah] dan penyerahannya dilakukan pada hari sesudahnya meski harga yang berlaku pada saat penyerahan belum tentu sama dengan nilai yang disepakati kecuali jika dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak bisa dihindari.Transaksi swap: Sebuah kontrak pembelian atau penjualan valas dengan harga spot yang dipadukan dengan pembelian antara penjualan valas sama dengan harga forward. Ini hukumnya haram karena mengandung unsur maisir [spekulasi].Transaksi option: Kontrak untuk mendapatkan hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan pada sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu akhir yang ditentukan. Ini hukumnya adalah haram sebab mengandung unsuru maisir [spekulasi].Bahaya Trading BinaryBerbicara tentang pilihan memang berada di tangan anda, jika sekedar untuk bersenang sebang, maka bisa memilih binary option atau binary trading. Namun jika ingin serius trade dan ingin menjadi seorang profesional trader, maka bisa mempelajri lebih seriud dan terjun langsung dalam trading forex spot.Perlu diketahui jika trading binary cukup sulit membuat seseorang menjadi kaya, akan tetapi jika trading forex spot bisa halal hukumnya dengan syarat trading harus memakai analisa ternikal dan juga memanfaatkan berita pasar dunia. Apabila trading pada binary tersebut hanya ditebak tebak, maka hukumbinary tersebut berubah menjadi haram.Dalam Islam, semua urusan perdagangan yang jelas memang diharuskan, akan tetapi jika tidak jelas maka harus ditinggalkan dan jangan sampai memberi makan haram untuk keluarga.Dalam putusan diatas sudah disepakati secara umum jika transaksi diperbolehkan selama tidak melanggar ketentuan yang bisa memperbolehkannya. Sedangkan hukum trading binary menurut Islam seperti yang sudah disepakati dalam surat keputusan, maka hukumnya adalah haram sebab trading binary merupakan kategori transaksi option yang mengandung unsur spekulasi di dalamnya.Trading binary sebenarnya merupakan trading yang memanfaatkan naik dan turun saja sehingga tidak bisa di batalkan atau di cancel dalam rentang waktu tertentu. Sebenarnya, jika harus memilih trading binary, maka akan lebih baik untuk memilih trading forex yang umumnya merupakan non binary sebab strategi yang digunakan bisa diatur dan tidak menjurus pada menerka atau menebak yang hukumnya bersifat haram dan menjadi .Demikian ulasan dari kami tentang hukum trading binary dalam Islam yang bisa berubah menjadi halal jika tidak melanggar ketentuan yang sudah ditetapkan dan juga menjadi haram apabila masuk dalam transaksi option. Semoga bisa bermanfaat dan menambah informasi anda.
|
Beberapa tahun belakangan, trading binary option memang sudah kian populer khususnya untuk para trader. Tidak hanya metodenya yang sangat mudah, akan tetapi keuntungan yang bisa diperoleh juga sangat besar. untuk lebih jelasnya, silahkan simak ulasan dari kami berikut ini. Dari sini bisa dianalisa tentang harga yang naik atau turun saat kontrak yang akan beli nantinya akan kadaluwarsa. Ini membuat kita sebelum memutuskan untuk membeli aset harus mengetahui dengan baik keuntungan yang bisa didapat jika analisis yang sudah diperkirakan tersebut terbukti benar. Ada sangat banyak broker yang bisa dipilih dan apabila sudah memiliki 1 broker, maka bisa memilih trading aset UERUSD dari broker tersebut. Dalam aplikasi broker tersebut, akan terdapat pola data yang bisa digunakan sebagai analisis. Sebagai contoh jika memprediksi harga EURUSD akan naik dalam waktu 10 menit berikutnya, maka bisa memutuskan untuk memasang investasi contohnya dengan modal 100.Sebelum memasang investasi, maka perlu juga diperhatikan tentang jumlah keuntungan yang bisa didapat jika memang benar dalam 10 menit berikutnya harga EURUSD akan naik. Sehingga, jumlah yang dimiliki menjadi 190. Keputusan fatwanya dan juga adalahA. Menimbang Dalam sejumlah kegiatan untuk memenuhi berbagai keperluan, sehingga seringkali diperlukan transaksi jaul beli mata uang Al Sharf, baik dalam mata uang sejenis atau antar mata uang berlainan jenis. Supaya kegiatan bisa dilakukan sesuai dengan ajaran Islam, DSN memandang perlu untuk menetapkan fatwa tentang Al Sharf untuk dijadikan sebagai pedoman. 2 275 Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan . Al Baihaqi dan Ibnu Majah, dan dinilai shahih oleh Ibnu Hibban. Hadits Nabi riwayat MuslimHadits Nabi riwayat Muslim dari Abu Said Al Khudri, Nabi s.a.w. bersabda, Janganlah kamu menjual emas dengan emas kecuali sama nilainya dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain janganlah menjual perak dengan perak kecuali sama nilainya dan janganlah menambahkan sebagian atas sebagian yang lain dan janganlah menjual emas dan perak tersebut yang tidak tunai dengan yang tunai. bersabda, Perjanjian boleh dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perjanjian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram dan kaum muslimin terikat dengan syaratsyarat mereka kecuali syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram. Terdapat kebutuhan transaksi atau untuk berjaga jaga atau simpanan. Jika transaksi dilakukan pada mata uang sejenis maka nilainya harus sama dan dilakukan dengan tunai. Hukumnya diperbolehkan sebab masih dianggap tunai, sementara jika dalam 2 hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari dan menjadi transaksi internasional. Transaksi forward Transaksi valas yang nilainya ditetapkan sekarang dan berlaku untuk waktu antara 224 jam hingga setahun. Hukumnya menjadi haram sebab harga yang dipakai adalah harga yang diperjanjikan muwaaddah dan penyerahannya dilakukan pada hari sesudahnya meski harga yang berlaku pada saat penyerahan belum tentu sama dengan nilai yang disepakati kecuali jika dalam bentuk forward agreement untuk kebutuhan yang tidak bisa dihindari. Ini hukumnya haram karena mengandung unsur maisir spekulasi. Transaksi option Kontrak untuk mendapatkan hak dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan pada sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka waktu akhir yang ditentukan. Sedangkan hukum trading binary menurut Islam seperti yang sudah disepakati dalam surat keputusan, maka hukumnya adalah haram sebab trading binary merupakan kategori transaksi option yang mengandung unsur spekulasi di dalamnya.
|
Kumpulan Amalan Ringan #42: Kalimat Tauhid itu Ringan Diucapkan, Namun Berat Di Timbangan
|
https://rumaysho.com/22323-kalimat-tauhid-itu-ringan-diucapkan-namun-berat-di-timbangan.html
|
Ada kumpulan amalan ringan yang ini ringan di lisan, namun berat dalam timbangan. Apa itu?Dari Al-Bara bin Azib, ada seseorang yang berasal dari Bani An-Nabit (salah satu qabilah Anshar) datang dan mengatakan, . - - « »Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan engkau adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Kemudian ia maju berperang sampai terbunuh. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ia beramal sedikit, namun mendapatkan pahala yang besar. (HR. Muslim, no. 1900).Dalam Syarh Sahih Muslim, Imam Nawawi rahimahullah memberikan judul bab untuk hadits ini, Ditetapkan surga bagi orang yang mati syahid.Dalam kitab Al-Ajru Al-Kabir ala Al-Amal Al-Yasir disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mempersaksikan orang tersebut dengan kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Ini dapat didapati dalam sebagian amalan semisal kalimat tauhid. Kalimat tauhid tidak bisa dikalahkan dengan amalan apa pun,.Dari Abdullah bin Amr, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, . . Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini? Ia menjawab, Tidak sama sekali wahai Rabbku. Allah bertanya lagi, Apakah yang mencatat hal ini berbuat zalim kepadamu? Lalu ditanyakan pula, Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu? Dipanggillah laki-laki tersebut dan ia berkata, Tidak. Allah pun berfirman, Sesungguhnya ada kebaikanmu yang masih kami catat. Sehingga kamu tidak termasuk orang zalim pada hari ini. Lantas dikeluarkanlah satu bithoqoh (kartu sakti) yang bertuliskan syahadat laa ilaha ilallah wa anna muhammadan abduhu wa rosulullah. Lalu ia bertanya, Apa kartu ini yang bersama dengan catatan-catatanku yang penuh dosa tadi? Allah berkata padanya, Sesungguhnya engkau tidaklah zalim. Lantas diletakkanlah kartu-kartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh laa ilaha illallah di daun timbangan lainnya. Ternyata daun timbangan penuh dosa tersebut terkalahkan dengan beratnya kartu ampuh laa ilaha illalah tadi. (HR. Ibnu Majah, no. 4300; Tirmidzi, no. 2639 dan Ahmad, 2:213. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih. Syuaib Al-Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini qawiy yaitu kuat dan perawinya tsiqqah termasuk perawi kitab sahih selain Ibrahim bin Ishaq Ath-Thaqani. Syaikh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini sahih).Ibnul Qayyim dalam Madarij As-Salikin (1:331) berkata, Amalan tidaklah berlipat-lipat karena bentuk dan banyaknya amalan tersebut. Amalan bisa berlipat-lipat karena sesuatu di dalam hati. Bentuk amal bisa jadi satu (sama dengan yang dikerjakan orang lain). Akan tetapi bisa jadi ada perbedaan satu amal dan amal lainnya yang perbedaannya antara langit dan bumi (artinya: jauh). Cobalah renungkan hadits bithoqoh. Lihatlah catatan amalnya yang berisi kalimat laa ilaha ilallah diletakkan di salah satu daun timbangan dan 99 catatan dosa di timbangan lainnya. Bayangkan pula bahwa satu catatan dosa saja jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ternyata kartu ampuh berisi kalimat tauhid (laa ilaha illalah) mengalahkan catatan penuh dosa. Ia ternyata tidak disiksa. Kita pun tahu bahwa setiap ahli tauhid memiliki kartu ampuh ini (kartu laa ilaha illalah). Namun kebanyakan mereka malah masuk neraka karena sebab dosa yang mereka perbuat. Wallahul mustaan. Dinukil dari Taisir Al-Aziz Al-Hamid, 1:242.Ada hadits pula yang senada dengan hadits bithoqoh, yaitu diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, : : : : – – Musa berkata: Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingat-Mu dan berdoa kepada-Mu. Allah berfirman, Ucapkan hai Musa laa ilaha illallah. Musa berkata, Ya Rabb, semua hamba-Mu mengucapkan itu. Allah berfirman, Hai Musa, seandainya ketujuh langit serta seluruh penghuninya–selain Aku–dan ketujuh bumi diletakkan dalam satu timbangan dan kalimat laa ilaha illallah diletakkan dalam timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaha illallah lebih berat timbangannya. (HR. Ibnu Hibban, no. 6218. Al-Hakim mensahihkan hadits ini dan Imam Adz-Dzahabi menyetujuinya. Al-Hafizh Ibnu Hajar mensahihkan sanad hadits ini dalam Al-Fath. Al-Haitsami dalam Az-Zawaid mengatakan bahwa hadits ini diriwayatkan oleh Abu Yala, perawinya ditsiqqahkan atau dipercaya, namun di dalamnya ada perawi yang dhaif. Sedangkan Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini dhaif dalam Kalimah Al-Ikhlas).Mengenai hadits di atas diterangkan oleh Syaikh Sulaiman At-Tamimi rahimahullah, Siapa saja yang mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan penuh ikhlas dan yakin, serta ia mengamalkan konsekuensi dari kalimat tersebut, juga ia istiqamah di dalamnya, dialah yang termasuk orang-orang yang tidak memiliki rasa takut dan rasa sedih (terhadap apa yang ditinggalkan di dunia dan dihadapi nanti di akhirat, -pen). (Taisir Al-Aziz Al-Hamid, 1:240).Moga segera terwujud buku kumpulan amalan ringan. Oleh: Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com
|
Ada kumpulan amalan ringan yang ini ringan di lisan, namun berat dalam timbangan. Apa ituDari AlBara bin Azib, ada seseorang yang berasal dari Bani AnNabit salah satu qabilah Anshar datang dan mengatakan, . Kemudian ia maju berperang sampai terbunuh. Maka Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ia beramal sedikit, namun mendapatkan pahala yang besar. 1900.Dalam Syarh Sahih Muslim, Imam Nawawi rahimahullah memberikan judul bab untuk hadits ini, Ditetapkan surga bagi orang yang mati syahid. Dalam kitab AlAjru AlKabir ala AlAmal AlYasir disebutkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mempersaksikan orang tersebut dengan kedudukan yang mulia dan derajat yang tinggi. Ini dapat didapati dalam sebagian amalan semisal kalimat tauhid. Ada seseorang yang terpilih dari umatku pada hari kiamat dari kebanyakan orang ketika itu, lalu dibentangkan kartu catatan amalnya yang berjumlah 99 kartu. Setiap kartu jika dibentangkan sejauh mata memandang. Kemudian Allah menanyakan padanya, Apakah engkau mengingkari sedikit pun dari catatanmu ini Ia menjawab, Tidak sama sekali wahai Rabbku. Allah bertanya lagi, Apakah yang mencatat hal ini berbuat zalim kepadamu Lalu ditanyakan pula, Apakah engkau punya uzur atau ada kebaikan di sisimu Dipanggillah lakilaki tersebut dan ia berkata, Tidak. Lantas diletakkanlah kartukartu dosa di salah satu daun timbangan dan kartu ampuh laa ilaha illallah di daun timbangan lainnya. AlHafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih. Ibnul Qayyim dalam Madarij AsSalikin 1331 berkata, Amalan tidaklah berlipatlipat karena bentuk dan banyaknya amalan tersebut. Bentuk amal bisa jadi satu sama dengan yang dikerjakan orang lain. Akan tetapi bisa jadi ada perbedaan satu amal dan amal lainnya yang perbedaannya antara langit dan bumi artinya jauh. Lihatlah catatan amalnya yang berisi kalimat laa ilaha ilallah diletakkan di salah satu daun timbangan dan 99 catatan dosa di timbangan lainnya. Bayangkan pula bahwa satu catatan dosa saja jika dibentangkan sejauh mata memandang. Namun ternyata kartu ampuh berisi kalimat tauhid laa ilaha illalah mengalahkan catatan penuh dosa. Namun kebanyakan mereka malah masuk neraka karena sebab dosa yang mereka perbuat. Dinukil dari Taisir AlAziz AlHamid, 1242.Ada hadits pula yang senada dengan hadits bithoqoh, yaitu diriwayatkan dari Abu Said Al Khudri radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahualaihi wa sallam bersabda, Musa berkata Ya Rabb, ajarkanlah kepadaku sesuatu untuk mengingatMu dan berdoa kepadaMu. Allah berfirman, Ucapkan hai Musa laa ilaha illallah. AlHafizh Ibnu Hajar mensahihkan sanad hadits ini dalam AlFath. Mengenai hadits di atas diterangkan oleh Syaikh Sulaiman AtTamimi rahimahullah, Siapa saja yang mengucapkan kalimat laa ilaha illallah dengan penuh ikhlas dan yakin, serta ia mengamalkan konsekuensi dari kalimat tersebut, juga ia istiqamah di dalamnya, dialah yang termasuk orangorang yang tidak memiliki rasa takut dan rasa sedih terhadap apa yang ditinggalkan di dunia dan dihadapi nanti di akhirat, pen. Taisir AlAziz AlHamid, 1240.Moga segera terwujud buku kumpulan amalan ringan. Oleh Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.
|
Hukum Tidur Tengkurap dalam Islam
|
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-tidur-tengkurap-dalam-islam
|
Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Tidur berfungsi sebagai sarana istirahat dan merileks-kan tubuh setelah beraktivitas seharian. Dengan tubuh, energi dalam tubuh kembali penuh dan badan menjadi lebih segar. Meski demikian, tidur tidak boleh dilakukan terlalu lama karena justru akan menyebabkan gangguan kesehatan.Manfaat tidur hanya dapat diperoleh jika kita melakukannya dengan posisi yang benar dan pada waktu yang tepat. Ada banyak posisi tidur, tetapi dalam Islam sangat tidak disarankan tidur dalam posisi tengkurap. Meski sebagian orang merasa nyaman dengan posisi tersebut. Mengapa demikian? Simak penjelasannya berikut ini.Dari Ya’isy bin Thokhfah Al Ghifariy, dari bapaknya, ia berkata, « ». - -“Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tiba-tiba ada seseorang menggerak-gerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, “Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah.” Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. (HR. Abu Daud no. 5040 dan Ibnu Majah no. 3723. Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).Dalam hadits lain disebutkan, - - « ».Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzarr, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau menggerak-gerakkanku dengan kaki beliau. Beliau pun bersabda, “Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka.” (HR. Ibnu Majah no. 3724. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih).Berdasarkan hadits di atas, tidur dengan posisi tengkurap merupakan tidurnya penduduk neraka. Bagi kita yang masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini tentunya ingin menghindari siksaan api neraka. Jadi, segala macam perbuatan yang dapat menjerumuskan ke neraka harus dihindari. Jika dilihat dari segi kesehatan, tidur tengkurap ini dinilai tidak baik bagi tubuh. Sebagaimana yang diterangkan berikut ini.Ulama sekaligus pakar kedokteran, Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata, . “terlalu sering tidur dengan sisi kiri membahayakan bagi jantung karena kecendrungan anggota (organ dalam) ke kiri, maka bisa menekannya. Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tetapi tidak mengapa jika sekedar untuk beristirahat tanpa tidur. Dan yang kurang baik juga adalah cara tidur berbaring dengan mukanya (tengkurap).”Tidur dengan posisi tengkurap tidak dianjurkan karena dapat menekan organ dalam, terutama organ pernapasan sehingga proses pernapasan berjalan tidak maksimal dan masuknya oksigen ke dalam tubuh bisa melambat. Akibatnya bisa terjadi sesak napas. Padahal meskipun dalam keadaan tertidur, tubuh harus mendapatkan asupan oksigen yang memadai. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hukum tidur tengkurap dalam Islam merupakan hal yang terlarang (makruh), serta tidak baik pula bagi kesehatan. Pahami agar tidur yang kita lakukan meraih manfaat dan mendapat keridhaan-Nya.
|
Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia dalam kehidupan seharihari. Dengan tubuh, energi dalam tubuh kembali penuh dan badan menjadi lebih segar. Meski demikian, tidur tidak boleh dilakukan terlalu lama karena justru akan menyebabkan gangguan kesehatan. Meski sebagian orang merasa nyaman dengan posisi tersebut. Mengapa demikian Simak penjelasannya berikut ini. Dari Yaisy bin Thokhfah Al Ghifariy, dari bapaknya, ia berkata, . Ketika itu aku sedang berbaring tengkurap di masjid karena begadang dan itu terjadi di waktu sahur. Lalu tibatiba ada seseorang menggerakgerakkanku dengan kakinya. Ia pun berkata, Sesungguhnya ini adalah cara berbaring yang dibenci oleh Allah. Kemudian aku pandang orang tersebut, ternyata ia adalah Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Imam Nawawi dalam Riyadhus Sholihin mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa hadits ini shahih. Dalam hadits lain disebutkan, .Dari Ibnu Tikhfah Al Ghifari, dari Abu Dzarr, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam lewat di hadapanku dan ketika itu aku sedang tidur tengkurap. Beliau pun bersabda, Wahai Junaidib, tidur seperti itu seperti berbaringnya penduduk neraka. Bagi kita yang masih diberikan kesempatan untuk hidup di dunia ini tentunya ingin menghindari siksaan api neraka. Sebagaimana yang diterangkan berikut ini. Ulama sekaligus pakar kedokteran, Ibnul Qayyim AlJauziyyah rahimahullah berkata, . Dan cara tidur yang kurang baik juga adalah terlentang. Tidur dengan posisi tengkurap tidak dianjurkan karena dapat menekan organ dalam, terutama organ pernapasan sehingga proses pernapasan berjalan tidak maksimal dan masuknya oksigen ke dalam tubuh bisa melambat. Padahal meskipun dalam keadaan tertidur, tubuh harus mendapatkan asupan oksigen yang memadai. Pahami agar tidur yang kita lakukan meraih manfaat dan mendapat keridhaanNya.
|
Tips Khusyu dalam Shalat
|
https://muslim.or.id/8092-tips-khusyu-dalam-shalat.html
|
Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyu dalam shalat menjadi sesuatu yang amat sulit dicapai. Padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang bila ia baik maka baiklah ibadah-ibadah lainnya. Namun bila ia rusak karena tidak khusyu umpamanya, maka ibadah-ibadah lainnya akan terpengaruh. Berikut ini adalah tips sederhana yang insya Allah dapat membantu anda untuk khusyu dalam shalat. Akan tetapi kuncinya ialah konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi. Tips ini takkan berguna jika sedari awal anda tidak konsentrasi pada shalat. Karenanya, usahakan agar sebelum shalat anda dalam kondisi tenang. Lebih baik jika Anda telah berada di mesjid atau mushalla anda sebelum adzan berkumandang, agar memiliki waktu luang untuk konsentrasi dan menenangkan pikiran, baru kemudian ikuti tips di bawah. Tahukah Anda, bahwa setiap gerakan dan ucapan dalam shalat memiliki makna dan jawaban tertentu? Tidak tahu? Kalau begitu perhatikan tips berikut dengan baik. Melepas alas kaki: lepaslah dunia beserta alas kaki anda. Ucapan Allahu Akbar: Tidak ada yang lebih besar dari Allah, camkan itu! Mengangkat kedua tangan: lemparkan segala urusan dunia ke belakang. Berdiri: ketahuilah, bahwa Anda sedang berdiri menghadap Allah. Tangan kanan di atas tangan kiri: Berlaku sopanlah di hadapan Allah. Al Fatihah: Abu Hurairah meriwayatkan dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bahwa Allah mengatakan: Aku membagi shalat untuk-Ku dan hamba-Ku dalam dua bagian, dan hamba-Ku akan mendapat apa yang dimintanya. Jika hamba-Ku mengucapkan: Alhamdulillahi rabbil alamien (segala puji bagi Allah penguasa jagat raya), Ku-jawab: hamidani abdi (hamba-Ku memuji-Ku). Jika hamba-Ku megatakan: Arrahmanirrahim (Yang Maha pengasih lagi penyayang), Ku-jawab: Atsna alayya abdi (hamba-Ku memujiku lagi). Jika hamba-Ku mengatakan: Maaliki yaumiddien (Penguasa di hari pembalasan), Ku-jawab: Majjadani abdi (hamba-Ku menyanjung-Ku). Jika hamba-Ku mengatakan: Iyyaka nabudu wa iyyaaka nastaien (hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta tolong). Ku-jawab: Inilah batas antara Aku dan hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta… Jika hamba-Ku mengatakan: Ihdinassiraatal mustaqiem… dst (tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat. Bukan jalan orang-orang yang Kau murkai dan bukan jalan orang-orang yang sesat), Ku-jawab: Inilah bagian hamba-Ku, dan baginya apa yang dia minta (HR. Muslim). Mulai sekarang, biasakan tiap kali membaca Al Fatihah bersikaplah seakan Anda mendengar jawaban Allah pada tiap ayatnya. Ruku: Bungkukkan punggung Anda untuk Allah saja, dan tundukkan hati Anda bersamanya. Berdiri dari ruku: Segala puji bagi Allah yang menjadikan punggung Anda tegak kembali. Sujud: letakkan bagian tubuh Anda yang paling terhormat –yaitu wajah- pada tempat yang paling rendah di bumi –yaitu tanah-. Ingatlah bahwa Anda berasal darinya, dan Anda akan kembali ke sana. Lalu katakan Subhaana Rabbiyal ala (Maha Suci Rabb-ku yang Maha Tinggi) 3x, agar makna tersebut semakin meresap dalam hati, lalu berdoalah sesuka Anda. Duduk lalu sujud yang kedua: bersimpuhlah di hadapan Allah, dan sujudlah kembali, sebab sujud tidak cukup hanya sekali ! Tasyahhud: Attahiyyaatu lillaah wasshalawaatu wat thayyibaat (Salam sejahtera, shalawat, dan segala yang baik adalah milik Allah)… rasakan keagungan Allah ketika itu ! Assalaamu alaika Ayyuhannabiyyu (salam sejahtera atasmu wahai Nabi)… ucapkan salam atas Nabi dan yakinlah bahwa Nabi membalas salam Anda. Nabi bersabda: Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan salam dan shalawat atasku, melainkan Allah kembalikan ruhku agar aku membalas salamnya. Assalaamu alaina wa ala ibaadillaahisshaalihien (Salam sejahtera atas kami dan atas hamba-hamba Allah yang shalih)… sekarang kedudukanmu mulai terangkat, salamilah dirimu dan kau perlu bersahabat dengan orang-orang shalih. Asyhadu allaa ilaaha illallaah (Aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Allah)…yakinlah bahwa Allah ada meski engkau tak melihat-Nya. Allahumma Shalli ala Muhammad wa ala aali Muhammad kamaa shallaita ala Ibrahim wa ala aali Ibrahim (Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan atas Ibrahim dan keluarga Ibrahim)…Teladanilah kedua Nabi yang mulia ini, karena keduanyalah suri teladan terbaik. Dan berterima kasihlah kepada mereka yang telah mengajarkan kebaikan untukmu, dengan mendoakan mereka dalam shalatmu. Salam ke kanan: tujukan kepada malaikat pencatat kebaikan… Salam ke kiri: ucapkan dalam hati Hai Malaikat di sebelah kiri, aku telah bertaubat !. — Penutup Shalat — Istighfar 3x: Aku mohon ampun atas segala kekurangan yang terjadi dalam shalatku. Bacalah: Allahumma antassalaam waminkassalaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam (Ya Allah, engkaulah As Salaam, dan dari-Mu lah keselamatan. Maha berkah Engkau wahai Yang memiliki segala kemuliaan)… ingatlah bahwa kalimat ini akan Anda ucapkan kepada Allah di Surga, tatkala Dia menyingkap tabir-Nya… Allah akan menyeru Anda dengan mengatakan: Wahai Ahli Surga, Salaamun alaikum, maka mereka menjawab: Allahumma antas salaam, wa minkas salaam, tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam. Lalu bacalah: Allahumma ainni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatik (Ya Allah, bantulah aku untuk mengingat-Mu, mensyukuri-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu)…agar shalat anda yang berikutnya juga sempurna. Cobalah tips di atas, dan buktikan kemanjurannya karena saya sendiri telah mencobanya ! Semoga bermanfaat. — Penulis: Ustadz Sufyan Basweidan, Lc Artikel www.muslim.or.id
|
Seiring dengan banyaknya kesibukan duniawi, khusyu dalam shalat menjadi sesuatu yang amat sulit dicapai. Padahal shalat adalah induknya seluruh ibadah, yang bila ia baik maka baiklah ibadahibadah lainnya. Namun bila ia rusak karena tidak khusyu umpamanya, maka ibadahibadah lainnya akan terpengaruh. Akan tetapi kuncinya ialah konsentrasi, konsentrasi, dan konsentrasi. Karenanya, usahakan agar sebelum shalat anda dalam kondisi tenang. Lebih baik jika Anda telah berada di mesjid atau mushalla anda sebelum adzan berkumandang, agar memiliki waktu luang untuk konsentrasi dan menenangkan pikiran, baru kemudian ikuti tips di bawah. Tahukah Anda, bahwa setiap gerakan dan ucapan dalam shalat memiliki makna dan jawaban tertentu Tidak tahu Kalau begitu perhatikan tips berikut dengan baik. Melepas alas kaki lepaslah dunia beserta alas kaki anda. Ucapan Allahu Akbar Tidak ada yang lebih besar dari Allah, camkan itu Mengangkat kedua tangan lemparkan segala urusan dunia ke belakang. Berdiri ketahuilah, bahwa Anda sedang berdiri menghadap Allah. Jika hambaKu megatakan Arrahmanirrahim Yang Maha pengasih lagi penyayang, Kujawab Atsna alayya abdi hambaKu memujiku lagi. Kujawab Inilah batas antara Aku dan hambaKu, dan baginya apa yang dia minta Jika hambaKu mengatakan Ihdinassiraatal mustaqiem dst tunjukkanlah kami jalan yang lurus, yaitu jalannya orangorang yang telah Engkau beri nikmat. Ruku Bungkukkan punggung Anda untuk Allah saja, dan tundukkan hati Anda bersamanya. Sujud letakkan bagian tubuh Anda yang paling terhormat yaitu wajah pada tempat yang paling rendah di bumi yaitu tanah. Ingatlah bahwa Anda berasal darinya, dan Anda akan kembali ke sana. Lalu katakan Subhaana Rabbiyal ala Maha Suci Rabbku yang Maha Tinggi 3x, agar makna tersebut semakin meresap dalam hati, lalu berdoalah sesuka Anda. Nabi bersabda Tidak ada seorang hamba pun yang mengucapkan salam dan shalawat atasku, melainkan Allah kembalikan ruhku agar aku membalas salamnya. Assalaamu alaina wa ala ibaadillaahisshaalihien Salam sejahtera atas kami dan atas hambahamba Allah yang shalih sekarang kedudukanmu mulai terangkat, salamilah dirimu dan kau perlu bersahabat dengan orangorang shalih. Allahumma Shalli ala Muhammad wa ala aali Muhammad kamaa shallaita ala Ibrahim wa ala aali Ibrahim Ya Allah limpahkanlah shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, sebagaimana Kau limpahkan atas Ibrahim dan keluarga IbrahimTeladanilah kedua Nabi yang mulia ini, karena keduanyalah suri teladan terbaik. Dan berterima kasihlah kepada mereka yang telah mengajarkan kebaikan untukmu, dengan mendoakan mereka dalam shalatmu. Bacalah Allahumma antassalaam waminkassalaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam Ya Allah, engkaulah As Salaam, dan dariMu lah keselamatan. Lalu bacalah Allahumma ainni ala dzikrika wa syukrika wa husni ibaadatik Ya Allah, bantulah aku untuk mengingatMu, mensyukuriMu, dan beribadah dengan baik kepadaMuagar shalat anda yang berikutnya juga sempurna. Cobalah tips di atas, dan buktikan kemanjurannya karena saya sendiri telah mencobanya Semoga bermanfaat. Penulis Ustadz Sufyan Basweidan, Lc Artikel www.muslim.or.id
|
Belajar Tafsir Bukan Prioritas Terakhir
|
https://konsultasisyariah.com/36234-belajar-tafsir-bukan-prioritas-terakhir.html
|
Salah satu yang menjadi masalah besar bagi ummat Islam, yang menjadi PR besar bagi mereka, adalah kemampuan dalam memahami al-Qur’an dengan baik dan benar. Hal ini disebabkan karena kebanyakan ummat Islam tidak memiliki ilmu yang cukup kuat untuk bisa memahami isi Qur’an dengan baik. Memang wajar juga dikarenakan untuk bisa mempelajari makna-makna ayat Ilahi tersebut memerlukan penguasaan terhadap berbagai bidang ilmu syar’i. Terlebih di Indonesia yang sekaligus merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim yang terbanyak, penguasaan ilmu-ilmu yang terkait Qur’an lebih susah untuk diaplikasikan. Hal ini dikarenakan kurangnya penguasaan bahasa arab di masyarakat kita, maka tantangan tersebut menjadi satu tingkat lebih tinggi dibandingkan di berbagai negara yang sudah terbiasa memakai bahasa arab dalam upan sehari-hari. Untuk membantu mengatasi hal itulah TafsirWeb hadir di tengah masyarakat Indonesia. Dengan visi menjadi salah satu rujukan dalam mencari tafsir ayat yang cepat dan mudah digunakan, insyaaAllah TafsirWeb berusaha menjadi salah satu alat bantu untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan visi menjadi pusat rujukan tafsir terpercaya, maka bukan sembarang tafsir yang disediakan di website ini. Akan tetapi tafsir-tafsir yang dikeluarkan oleh lembaga terpercata seperti Kementrian Agama RI, dari Kementrian Agama Saudi Arabia, Tafsir al-Mukhtashar yang disupervisi Dr. Shalih (Imam il Haram) dan lain sebagainya. Pertanyaan selanjutnya yang mungkin akan muncul di benak kita setelah tahu tentang pentingnya belajar tafsir adalah, surat atau ayat apa saja yang perlu untuk dipelajari? Mana yang lebih perlu didahulukan? Jawaban pertanyaan pertama tentu saja semua surat dan ayat penting dan perlu untuk dipelajari. Adapun jawaban kedua, kami menyarankan untuk membaca tafsir dari berbagai surat populer terlebih dahulu, dikarenakan akrabnya kita dengan surat-surat tersebut. Adapun surat-surat yang dimaksud sebagai berikut: Yasin. Populer dibaca di Indonesia setiap malam Jum’at, atau saat beberapa hari setelah ada peristiwa kematian, dan seterusnya. Kegiatan tersebut kerap menjadi polemik di masyarakat terkait hukum fiqihnya, akan tetapi karena popularitas yang sangat tinggi dari surat inilah kami menyarankan Anda untuk mengetahui maknanya. Agar kita tahu makna surat-surat yang sering dibaca di sekitar kita. al-Kahfi. Sama dengan surat Yasin, surat al-Kahfi pun merupakan surat populer yang sering dibaca pada hari Jum’at. Hal ini didukung oleh hadits yang shahih. Karena ini pun sering dibaca, kami menyarankan Anda untuk mengetahui tafsirnya juga. Al-Waqiah. Sering disebut juga sebagai surat kekayaan karena ada hadits yang menyatakan fadhilah surat terkait masalah rezeki, sayang haditsnya palsu. Akan tetapi tidak ada salahnya membaca tafsir surat yang satu ini. ar-Rahman. Surat yang indah dengan susunan kalimat yang indah, menjadikan surat ini sering dibaca di berbagai kesempatan shalat berjama’ah. Pelajari tafsirnya agar Anda bisa memahami maknanya saat imam membaca surat ini. al-Baqarah. Sangat banyak pelajaran terkait ah, ibadah, kisah dan hukum dalam surat yang paling panjang di dalam al-Qur’an ini. Maka sangat layak dibaca agar tidak terlewat memahami maknanya. al-Mulk. Apa makna al-Mulk? Siapa yang menguasainya? Apa tujuan penciptaan kita? Demikianlah beberapa poin yang akan Anda pelajari dalam tafsir surat ini. al-Fatihah. Tentu tidak pas dan tidak pantas kalau kita membaca surat yang satu ini miminal 17 kali dalam sehari, akan tetapi sebanyak itu pula kita tidak mengerti maknanya. adh-Dhuha. Inilah sepenggal waktu dalam upan yang kita lalui setiap harinya. Sangat layak untuk diketahui maknanya agar kita teringat maknanya dan mengambil pelajaran darinya. an-Naba. Surat pertama dari juz terakhir, juz yang sangat sering dibaca oleh ummat Islam di Indonesia. Mulailah mempelajari tafsir juz terakhir dari sini hingga berakhir di surat an-Naas insyaaAllah banyak manfaatnya. Yusuf. Apa kisah terbaik di dalam Qur’an? Baca jawabannya di awal-awal surat yang satu ini. Bagaimana kisahnya? Apa pelajarannya? Mari pelajari tafsirnya. Demikian beberapa surat dalam al-Qur’an yang banyak berisikan pelajaran berharga, yang kami urutkan berdasar popularitasnya di dunia maya, yang kami sarankan untuk dibaca tafsirnya. Mulai membaca dari yang mana pun tidak salah, bahkan membaca tafsir surat yang lainnya pun tidak masalah. Selama itu mendekatkan diri kita kepada al-Qur’an segalanya menjadi indah.
|
Salah satu yang menjadi masalah besar bagi ummat Islam, yang menjadi PR besar bagi mereka, adalah kemampuan dalam memahami alQuran dengan baik dan benar. Memang wajar juga dikarenakan untuk bisa mempelajari maknamakna ayat Ilahi tersebut memerlukan penguasaan terhadap berbagai bidang ilmu syari. Terlebih di Indonesia yang sekaligus merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim yang terbanyak, penguasaan ilmuilmu yang terkait Quran lebih susah untuk diaplikasikan. Dengan visi menjadi salah satu rujukan dalam mencari tafsir ayat yang cepat dan mudah digunakan, insyaaAllah TafsirWeb berusaha menjadi salah satu alat bantu untuk mencapai tujuan tersebut. Akan tetapi tafsirtafsir yang dikeluarkan oleh lembaga terpercata seperti Kementrian Agama RI, dari Kementrian Agama Saudi Arabia, Tafsir alMukhtashar yang disupervisi Dr. Shalih Imam il Haram dan lain sebagainya. Pertanyaan selanjutnya yang mungkin akan muncul di benak kita setelah tahu tentang pentingnya belajar tafsir adalah, surat atau ayat apa saja yang perlu untuk dipelajari Mana yang lebih perlu didahulukan Jawaban pertanyaan pertama tentu saja semua surat dan ayat penting dan perlu untuk dipelajari. Adapun suratsurat yang dimaksud sebagai berikut Yasin. Populer dibaca di Indonesia setiap malam Jumat, atau saat beberapa hari setelah ada peristiwa kematian, dan seterusnya. Kegiatan tersebut kerap menjadi polemik di masyarakat terkait hukum fiqihnya, akan tetapi karena popularitas yang sangat tinggi dari surat inilah kami menyarankan Anda untuk mengetahui maknanya. Agar kita tahu makna suratsurat yang sering dibaca di sekitar kita. Sama dengan surat Yasin, surat alKahfi pun merupakan surat populer yang sering dibaca pada hari Jumat. Hal ini didukung oleh hadits yang shahih. Sering disebut juga sebagai surat kekayaan karena ada hadits yang menyatakan fadhilah surat terkait masalah rezeki, sayang haditsnya palsu. Akan tetapi tidak ada salahnya membaca tafsir surat yang satu ini. Surat yang indah dengan susunan kalimat yang indah, menjadikan surat ini sering dibaca di berbagai kesempatan shalat berjamaah. Sangat banyak pelajaran terkait ah, ibadah, kisah dan hukum dalam surat yang paling panjang di dalam alQuran ini. Maka sangat layak dibaca agar tidak terlewat memahami maknanya. Inilah sepenggal waktu dalam upan yang kita lalui setiap harinya. Surat pertama dari juz terakhir, juz yang sangat sering dibaca oleh ummat Islam di Indonesia. Mulailah mempelajari tafsir juz terakhir dari sini hingga berakhir di surat anNaas insyaaAllah banyak manfaatnya. Bagaimana kisahnya Apa pelajarannya Mari pelajari tafsirnya. Demikian beberapa surat dalam alQuran yang banyak berisikan pelajaran berharga, yang kami urutkan berdasar popularitasnya di dunia maya, yang kami sarankan untuk dibaca tafsirnya.
|
0371. HUKUM BARANG TEMUAN ( LUQOTHOH )
|
https://www.piss-ktb.com/2012/02/371-barang-temuan-luqothoh.html
|
PERTANYAAN : Assalamu'alaikum. Pada hari jumat, tanggal 12-08-2011 (sekitar jam 20.00) istri saya tanpa sengaja menemukan cincin emas bermata mutiara di toilet wanita, di kantor tempat saya bekerja... karena kemarin terlupa, maka baru hari ini saya buat pengumuman di toilet tersebut... 1.Adakah hukum syar'i bagi orang yang menemukan barang (tertinggal, terjatuh, tercecer) ? 2.Adakah hak dan kewajiban bagi orang yang menemukan ? 3.Adakah hak dan kewajiban bagi orang yang kehilangan ? Mohon pencerahan. Syukron. [Ibnu Mehmoud El Aswadi]. JAWABAN : Wa'alaikumussalaam. Umumkan selama 1 tahun. Jika sudah lewat 1 tahun maka anda boleh memilikinya dengan syarat jika yang memilikinya sewaktu-sewaktu datang anda harus memberikannya. Disebutkan dalam kitab alMajmu' syarah muhadzab : : : . . : . . : . : . Inti masalah dalam Fasal ini : " Apakah yang wajib itu "mengambil" LuQothoh ( barang temuan ) ataukah membiarkannya tetap tergeletak di area benda itu ditemukan ? Dalam hal ini Imam alMuzani pernah menukil dari Imam asy-Syaafi'iy Rh dalam kitab al-Mukhtashor : Berkata imam asy-Syaafi'iy : " Aku tak menyukai terhadap seseorang ( muslim ) yang telah membiarkan tergeletak akan barang temuan yang ditemukannya apabila ia berstatus terpercaya dalam mengamankan benda tersebut". Dalam Qoul dari Imam asy-syaafi'iy ini terkandung penetapan disunnahkan untuk mengambilnya ( menyelamatkannya dalam kendali dirinya ). Imam asy-Syaafi'iy juga pernah berkata dalam kitab al-Umm : " Bagi seseorang ( Muslim ) tidak diperkenankan membiarkan barang temuan ( LUQOTHOH ) bilamana ia telah menemukannya " Dalam Qoul beliau ini tersirat ketentuan wajib untuk memungutknya ( menyelamatkan benda temuan itu ). Namun kalang ashchaab syaafi'iy diantaranya syaikh abu alchasan ben alQoththoon sebagaimana dinukilnya dalam kitab alChaawii, ( mereka ) men-"takhriij" dari Qoul imam syaafi'iy itu pada ketetapan dua Qoul : 1.mengambilnya ( mengamankannya ) sunnah dan bukanlah wajib sebagaimana nash syaafi'iy dalam "almukhtashor" karena hal itu bukanlah perkara yang harus diamankan ( Ghoiru mu-tamanin 'alaiha ). 2.mengamankannya itu wajib dan membiarkannya tergeletak adalah berdosa, karena wajib atas si penemu untuk menjaga harta milik saudaranya sesama muslim sebagaimana wajib juga untuk mengamankan jiwa saudaranya yang muslim ( dari bahaya dan ancaman ) Kewajiban : Mengambil, mengumumkan dan menjaganya Hak : Boleh memilikinya bila dalam 1 tahun tak ada yang komplain, dengan syarat jika pemilikinya sewaktu2 datang anda hrs memberikannya Jadi tak ada kewajiban bagi pemilik memberi sebagian nilai barang (ongkos) untuk penemu. Tapi secara etika jika seseorang mendapatkan kebahagiaan (barangnya ketemu) maka sunnah untuk bersyukur, dan bersyukur itu yang paling terlihat adalah dengan bershadaqoh, karena kasusnya penemuan maka paling pas yang dapat shadaqoh adalah penemu. ada satu qoul : barang siapa tidak bersukur pada manusia, itu berarti belum bersyukur pada Allah. Waloohu a'lam bishshawaab. [Nur Hasyim S. Anam, Alif Jum'an Azend].
|
Pada hari jumat, tanggal 12082011 sekitar jam 20.00 istri saya tanpa sengaja menemukan cincin emas bermata mutiara di toilet wanita, di kantor tempat saya bekerja karena kemarin terlupa, maka baru hari ini saya buat pengumuman di toilet tersebut 1.Adakah hukum syari bagi orang yang menemukan barang tertinggal, terjatuh, tercecer 2.Adakah hak dan kewajiban bagi orang yang menemukan 3.Adakah hak dan kewajiban bagi orang yang kehilangan Mohon pencerahan. Jika sudah lewat 1 tahun maka anda boleh memilikinya dengan syarat jika yang memilikinya sewaktusewaktu datang anda harus memberikannya. Disebutkan dalam kitab alMajmu syarah muhadzab . . . . . . Inti masalah dalam Fasal ini Apakah yang wajib itu mengambil LuQothoh barang temuan ataukah membiarkannya tetap tergeletak di area benda itu ditemukan Dalam hal ini Imam alMuzani pernah menukil dari Imam asySyaafiiy Rh dalam kitab alMukhtashor Berkata imam asySyaafiiy Aku tak menyukai terhadap seseorang muslim yang telah membiarkan tergeletak akan barang temuan yang ditemukannya apabila ia berstatus terpercaya dalam mengamankan benda tersebut. Dalam Qoul dari Imam asysyaafiiy ini terkandung penetapan disunnahkan untuk mengambilnya menyelamatkannya dalam kendali dirinya . Imam asySyaafiiy juga pernah berkata dalam kitab alUmm Bagi seseorang Muslim tidak diperkenankan membiarkan barang temuan LUQOTHOH bilamana ia telah menemukannya Dalam Qoul beliau ini tersirat ketentuan wajib untuk memungutknya menyelamatkan benda temuan itu . Namun kalang ashchaab syaafiiy diantaranya syaikh abu alchasan ben alQoththoon sebagaimana dinukilnya dalam kitab alChaawii, mereka mentakhriij dari Qoul imam syaafiiy itu pada ketetapan dua Qoul 1.mengambilnya mengamankannya sunnah dan bukanlah wajib sebagaimana nash syaafiiy dalam almukhtashor karena hal itu bukanlah perkara yang harus diamankan Ghoiru mutamanin alaiha . 2.mengamankannya itu wajib dan membiarkannya tergeletak adalah berdosa, karena wajib atas si penemu untuk menjaga harta milik saudaranya sesama muslim sebagaimana wajib juga untuk mengamankan jiwa saudaranya yang muslim dari bahaya dan ancaman Kewajiban Mengambil, mengumumkan dan menjaganya Hak Boleh memilikinya bila dalam 1 tahun tak ada yang komplain, dengan syarat jika pemilikinya sewaktu2 datang anda hrs memberikannya Jadi tak ada kewajiban bagi pemilik memberi sebagian nilai barang ongkos untuk penemu. Tapi secara etika jika seseorang mendapatkan kebahagiaan barangnya ketemu maka sunnah untuk bersyukur, dan bersyukur itu yang paling terlihat adalah dengan bershadaqoh, karena kasusnya penemuan maka paling pas yang dapat shadaqoh adalah penemu. ada satu qoul barang siapa tidak bersukur pada manusia, itu berarti belum bersyukur pada Allah.
|
Ketika Wanita Hadir di Masjid (Bag. 2)
|
https://muslim.or.id/55646-ketika-wanita-hadir-di-masjid-bag-2.html
|
Daftar Isi Baca pembahasan sebelumnya Ketika Wanita Hadir di Masjid (Bag. 1) [lwptoc] Wanita yang hendak pergi ke masjid, hendaklah memenuhi syarat-syarat berikut ini, selain syarat yang telah kami sebutkan di seri sebelumnya (yaitu meminta izin suami): Dari Zainab Ats-Tsaqafiyyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada kami, Apabila salah seorang dari kalian kaum wanita hendak menghadiri shalat di masjid, maka janganlah kalian memakai wangi-wangian. (HR. Muslim no. 443) Artinya, jika kalian para wanita ingin pergi ke masjid, janganlah memakai minyak wangi. Minyak wangi adalah di antara sebab fitnah karena bisa membangkitkan syahwat para lelaki. Seorang wanita yang ingin pergi ke masjid hendaklah berada dalam kondisi menutupi diri sebaik-baiknya, dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa membangkitkan syahwat para lelaki. Baca Juga: Manakah yang Lebih Utama, Wanita Shalat di Rumah atau di Masjid? Hendaklah para wanita menundukkan pandangannya dari laki-laki ajnabi (laki-laki asing, yaitu lelaki non-mahram). Allah Taala berfirman, Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya. (QS. An-Nuur [24]: 31) Ibnu Katsir rahimahullah berkata, Maksudnya, dari melihat yang haram, yaitu selain suami mereka. Oleh karena itu, banyak ulama berpendapat bahwa tidak boleh atas seorang wanita untuk melihat lelaki ajnabi (yaitu, lelaki yang bukan mahram, pent.) baik dengan syahwat ataupun tanpa syahwat … (Tafsir Ibnu Katsir, 6: 46) An-Nawawi rahimahullah berkata, Pendapat yang shahih yang menjadi pendapat jumhur ulama dan mayoritas shahabat adalah diharamkan atas wanita untuk melihat lelaki ajnabi, sebagaimana kaum lelaki juga diharamkan memandang kaum wanita. (Syarh Shahih Muslim, 10: 353) Tidak diragukan lagi bahwa fitnahnya sama. Sebagaimana lelaki memandang wanita merupakan sebab terfitnahnya kaum lelaki, demikian pula sebaliknya. Baca Juga: Salah Kaprah Masalah Upload Foto Wanita Jika jalan dari rumah menuju masjid itu tidak aman, misalnya dikhawatirkan adanya orang-orang bermoral bejat yang mungkin akan mengganggu, maka tidak boleh bagi wanita untuk pergi menuju masjid. Karena memungkinkan akan timbul bahaya dan kerusakan. Syarat berikutnya adalah memakai hijab syari yang menutupi seluruh badannya. Tidaklah halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah Taala dan hari akhir, pergi ke masjid dalam kondisi tidak memakai hijab syari. Dia pergi dalam rangka beribadah kepada Allah Taala, padahal beribadah di rumahnya itu lebh afdhal, akan tetapi dia kembali dengan membawa dosa yang besar karena fitnah yang dia timbulkan baik bagi dirinya sendiri atau orang lain, yaitu menggerakkan dan membangkitkan syahwat para lelaki. Seorang wanita tidak boleh bercampur baur dengan kaum lelaki, baik ketika di jalan menuju masjid atau ketika berada di masjid. Dia tidak boleh maju menuju shaf kaum lelaki atau menuju tempat kaum lelaki. Akan tetapi, dia shalat di belakang kaum lelaki dan menjauh dari mereka. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sebaik-baik shaf bagi kaum laki-laki adalah shaf di depan, dan sejelek-jelek shaf adalah shaf di belakang. Dan sebaik-baik shaf wanita adalah shaf di belakang, dan sejelek-jelek shaf adalah shaf di depan. (HR. Muslim no. 440) Baca Juga: Penjelasan Hadits Wanita Kurang Agama Dan Akalnya Yaitu, tidak meninggikan suara sehingga bisa didengar oleh kaum lelaki, baik ketika membaca bacaan shalat, mengucapkan aamiin, atau ketika mengingatkan imam yang lupa (namun cukup dengan tepuk tangan). Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ucapan tasbih hanyalah buat laki-laki, sedangkan bertepuk tangan buat wanita. (HR. Bukhari no. 1203 dan Muslim no. 422) Hal ini agar mereka tidak berdesak-desakan dengan kaum lelaki di jalan-jalan atau pintu keluar masjid. Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha, beliau berkata, : Jika Nabi shallallahu alaihi wa sallam selesai salam, beliau tetap berdiam di tempatnya sejenak. Ibnu Syihab berkata, Menurut kami -dan Allah yang lebih tahu-, hal itu agar wanita yang akan pergi punya kesempatan. (HR. Bukhari no. 802) Ibnu Hajar rahimahullah berkata, Dalam hadits ini terkandung faidah bahwa seorang imam itu memperhatikan keadaan makmumnya, berhati-hati dengan menjauhi perkara yang bisa mendatangkan kejelekan. Di dalamnya juga terkandung faidah menjauhi tempat-tempat yang mengkhawatirkan (akan timbul fitnah), dan haramnya campur baur antara lelaki dan perempuan di jalan-jalan, lebih-lebih di dalam rumah. (Fathul Baari, 2: 336) Oleh karena itu, wanita harus menghindarkan diri dari berdesak-desakan dengan kaum lelaki di pintu-pintu masjid, lebih-lebih ketika selesai shalat. Agar terhindar dari itu, bisa jadi dengan: (1) menunggu sampai mayoritas jamaah lelaki sudah meninggalkan masjid; atau (2) segera pergi dari masjid setelah imam mengucapkan salam sebelum kaum lelaki meninggalkan masjid. Telah diketahui bahwa dianjurkan bagi kaum lelaki untuk memastikan bahwa jamaah wanita telah keluar dari masjid, sebelum mereka pergi meninggalkan masjid. Akan tetapi, mayoritas orang belum memahami masalah ini. Baca Juga: Peran Wanita Dalam Dakwah Ringkasnya, seorang wanita diperintahkan untuk menutupi diri dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa membangkitkan syahwat kaum lelaki ketika keluar dari rumahnya secara umum, dan ketika pergi ke masjid secara khusus. Oleh karena itu, kami nasihatkan kepada para wanita, agar memperhatikan batasan-batasan yang telah Allah Taala tetapkan. Hendaklah dia mengetahui dengan yakin bahwa Dzat yang memerintahkan dia shalat dan membolehkan dia pergi ke masjid, itu juga Dzat yang memerintahkan dia untuk berhijab, berhias diri dengan rasa malu dan kesederhanaan. Bagaimana mungkin dia hanya menaati Allah Taala dalam perkara yang pertama, namun durhaka pada perkara yang kedua? Bagaimana mungkin dia mendapatkan pahala dengan menerjang larangan-Nya? Bagaimana mungkin dia melakukan perkara yang mubah (pergi ke masjid) sedangkan sarananya adalah sarana yang haram? Tidaklah jauh kemungkinan bahwa shalat wanita tersebut adalah shalat yang berkurang nilai pahalanya. Karena perbuatan maksiat, jika tidak membatalkan pahala suatu amal ibadah, minimal bisa mengurangi pahala amal ibadah tersebut. Baca Juga: [Selesai] *** @Rumah Lendah, 25 Jumadil awwal 1441/20 Januari 2020 Penulis: M. Saifudin Hakim Artikel: Muslim.or.id Catatan kaki: [1] Pembahasan ini kami sarikan dari kitab Ahkaam Khudhuuril Masaajid karya Syaikh Abdullah bin Shalih Al-Fauzan hafidzahullah, hal. 278-281 (cetakan ke empat tahun 1436, penerbit Maktabah Daarul Minhaaj, Riyadh KSA). Kutipan-kutipan dalam tulisan di atas adalah melalui perantaraan kitab tersebut.
|
Daftar Isi Baca pembahasan sebelumnya Ketika Wanita Hadir di Masjid Bag. 1 lwptoc Wanita yang hendak pergi ke masjid, hendaklah memenuhi syaratsyarat berikut ini, selain syarat yang telah kami sebutkan di seri sebelumnya yaitu meminta izin suami Dari Zainab AtsTsaqafiyyah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepada kami, Apabila salah seorang dari kalian kaum wanita hendak menghadiri shalat di masjid, maka janganlah kalian memakai wangiwangian. Minyak wangi adalah di antara sebab fitnah karena bisa membangkitkan syahwat para lelaki. Seorang wanita yang ingin pergi ke masjid hendaklah berada dalam kondisi menutupi diri sebaikbaiknya, dan menjauhkan diri dari segala sesuatu yang bisa membangkitkan syahwat para lelaki. Allah Taala berfirman, Katakanlah kepada wanita yang beriman, Hendaklah mereka menahan pandangannya. baik dengan syahwat ataupun tanpa syahwat Tafsir Ibnu Katsir, 6 46 AnNawawi rahimahullah berkata, Pendapat yang shahih yang menjadi pendapat jumhur ulama dan mayoritas shahabat adalah diharamkan atas wanita untuk melihat lelaki ajnabi, sebagaimana kaum lelaki juga diharamkan memandang kaum wanita. Syarh Shahih Muslim, 10 353 Tidak diragukan lagi bahwa fitnahnya sama. Sebagaimana lelaki memandang wanita merupakan sebab terfitnahnya kaum lelaki, demikian pula sebaliknya. Karena memungkinkan akan timbul bahaya dan kerusakan. Syarat berikutnya adalah memakai hijab syari yang menutupi seluruh badannya. Dia pergi dalam rangka beribadah kepada Allah Taala, padahal beribadah di rumahnya itu lebh afdhal, akan tetapi dia kembali dengan membawa dosa yang besar karena fitnah yang dia timbulkan baik bagi dirinya sendiri atau orang lain, yaitu menggerakkan dan membangkitkan syahwat para lelaki. Dia tidak boleh maju menuju shaf kaum lelaki atau menuju tempat kaum lelaki. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sebaikbaik shaf bagi kaum lakilaki adalah shaf di depan, dan sejelekjelek shaf adalah shaf di belakang. 440 Baca Juga Penjelasan Hadits Wanita Kurang Agama Dan Akalnya Yaitu, tidak meninggikan suara sehingga bisa didengar oleh kaum lelaki, baik ketika membaca bacaan shalat, mengucapkan aamiin, atau ketika mengingatkan imam yang lupa namun cukup dengan tepuk tangan. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ucapan tasbih hanyalah buat lakilaki, sedangkan bertepuk tangan buat wanita. Dari Ummu Salamah radhiyallahu anha, beliau berkata, Jika Nabi shallallahu alaihi wa sallam selesai salam, beliau tetap berdiam di tempatnya sejenak. Ibnu Syihab berkata, Menurut kami dan Allah yang lebih tahu, hal itu agar wanita yang akan pergi punya kesempatan. 802 Ibnu Hajar rahimahullah berkata, Dalam hadits ini terkandung faidah bahwa seorang imam itu memperhatikan keadaan makmumnya, berhatihati dengan menjauhi perkara yang bisa mendatangkan kejelekan. Di dalamnya juga terkandung faidah menjauhi tempattempat yang mengkhawatirkan akan timbul fitnah, dan haramnya campur baur antara lelaki dan perempuan di jalanjalan, lebihlebih di dalam rumah. Agar terhindar dari itu, bisa jadi dengan 1 menunggu sampai mayoritas jamaah lelaki sudah meninggalkan masjid atau 2 segera pergi dari masjid setelah imam mengucapkan salam sebelum kaum lelaki meninggalkan masjid. Akan tetapi, mayoritas orang belum memahami masalah ini. Hendaklah dia mengetahui dengan yakin bahwa Dzat yang memerintahkan dia shalat dan membolehkan dia pergi ke masjid, itu juga Dzat yang memerintahkan dia untuk berhijab, berhias diri dengan rasa malu dan kesederhanaan. Bagaimana mungkin dia hanya menaati Allah Taala dalam perkara yang pertama, namun durhaka pada perkara yang kedua Bagaimana mungkin dia mendapatkan pahala dengan menerjang laranganNya Bagaimana mungkin dia melakukan perkara yang mubah pergi ke masjid sedangkan sarananya adalah sarana yang haram Tidaklah jauh kemungkinan bahwa shalat wanita tersebut adalah shalat yang berkurang nilai pahalanya. Baca Juga Selesai Rumah Lendah, 25 Jumadil awwal 144120 Januari 2020 Penulis M. Saifudin Hakim Artikel Muslim.or.id Catatan kaki 1 Pembahasan ini kami sarikan dari kitab Ahkaam Khudhuuril Masaajid karya Syaikh Abdullah bin Shalih AlFauzan hafidzahullah, hal. 278281 cetakan ke empat tahun 1436, penerbit Maktabah Daarul Minhaaj, Riyadh KSA. Kutipankutipan dalam tulisan di atas adalah melalui perantaraan kitab tersebut.
|
Benarkah Tradisi Tumpeng Haram?
|
https://islami.co/benarkah-tradisi-tumpeng-haram/
|
Syekh Albani dalam kitab Ahkamul Janaiz memang menjadikan kesamaan dengan tradisi agama lain sebagai kriteria bidah. Disinilah kemungkinan mereka merujuk pelarangan Tumpeng yang menjadi tradisi agama Hindu. Sedekah Apa yang Utama? Sedekah diakui bagian dari ajaran Islam, teramat banyak di dalam Al-Quran dan Sunnah yang menjelaskan tentang Sedekah ini. Namun ternyata sedekah berbentuk makanan yang sudah siap dikonsumsi adalah yang utama: ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺭﺿﻲ ﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺳﺄﻝ ﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ: ﺃﻱ ﻹﺳﻼﻡ ﺧﻴﺮ ﻗﺎﻝ: ﺗﻄﻌﻢ ﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﺗﻘﺮﺃ ﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻋﺮﻓﺖ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﺗﻌﺮﻑ Abdullah bin Amr berkata bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam: Ajaran Islam yang paling baik apa? Nabi menjawab: Berilah makan, ucapkan salam kepada orang yang kau kenal atau yang tidak kau kenal (HR Bukhari) Tumpeng Kan Makanan Non Muslim? Sebagian Shahabat Nabi memang ada yang kurang berkenan dengan makanan non Muslim. Mereka ada yang bertanya: ﺇﻥ ﻣﻦ ﻟﻄﻌﺎﻡ ﻃﻌﺎﻣﺎ ﺃﺗﺤﺮﺝ ﻣﻨﻪ Sungguh dari sebagian makanan ada satu makanan yang saya merasa berdosa dengan makanan itu Redaksi tersebut disampaikan dalam kitab Mirqat Al-Mafatih, yang secara lengkap berbunyi: ﻗﺎﻝ: ﻗﺒﻴﺼﺔ ﺑﻦ ﻫﻠﺐ ﻳﺤﺪﺙ ﻋﻦ ﺃﺑﻴﻪ ﻗﺎﻝ: ﺳﺄﻟﺖ ﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻋﻦ ﻃﻌﺎﻡ ﻟﻨﺼﺎﺭﻯ ﻓﻘﺎﻝ: ﻻ ﻳﺘﺨﻠﺠﻦ ﻓﻲ ﺻﺪﺭﻙ ﻃﻌﺎﻡ ﺿﺎﺭﻋﺖ ﻓﻴﻪ ﻟﻨﺼﺮﻧﻴﺔ Qabishah bin Halib bercerita bahwa ayahnya bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam tentang makanan Nasrani. Nabi bersabda: Jangan ada keraguan di dalam hatimu tentang makanan mereka, bisa jadi kamu seperti agama Nasrani (HR Tirmidzi) Maksud hadits ini dijelaskan oleh pensyarah hadits: ﺃﻱ ﻻ ﻳﺪﺧﻠﻦ ﻓﻲ ﻗﻠﺒﻚ ﺿﻴﻖ ﻭﺣﺮﺝ ﻷﻧﻚ ﻋﻠﻰ ﻟﺤﻨﻴﻔﻴﺔ ﻟﺴﻬﻠﺔ ﻟﺴﻤﺤﺔ ﻓﺈﻧﻚ ﺇﺫ ﺷﺪﺩﺕ ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻚ ﺑﻤﺜﻞ ﻫﺬ ﺷﺎﺑﻬﺖ ﻓﻴﻪ ﻟﺮﻫﺒﺎﻧﻴﺔ ﻓﺈﻥ ﺫﻟﻚ ﺩﺃﺑﻬﻢ ﻭﻋﺎﺩﺗﻬﻢ Yakni janganlah merasa kesulitan di dalam hatimu, sebab kamu diatas agama yang lurus, gampang, toleran. Jika kamu berlaku ketat pada dirimu dalam soal ini (makanan) maka kamu serupa dengan kerahiban Nasrani, sebab itu adalah kebiasaan mereka (Tuhfatul Ahwadzi Syarah Sunan At-Tirmidzi) Jadi selama makanan dalam tumpeng itu isinya halal semua, nasinya halal, ikannya halal, lauk pauknya halal, sambelnya halal, lalu apanya yang haram? Tasyabbuh Ritual Hindu Tumpengnya sudah jelas berupa sedekah, sedekah sudah pasti karena Allah. Apanya yang haram? Kemiripan dengan sesajen Hindu? Ingat tumpeng itu terbuat dari beras, kenapa sekalian berasnya diharamkan karena beras juga dimakan oleh Hindu, Buddha, Konghucu, Katolik, Protestan, Cina juga? Berkenaan dengan dalil hadis menyerupai dengan kaum lain ada batasnya, tidak semua kesamaan dilarang. Syaratnya dijelaskan oleh Imam Ibnu Najim Al-Hanafi: ﺛﻢ ﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﺑﺄﻫﻞ ﻟﻜﺘﺎﺏ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲ ﻭﺇﻧﺎ ﻧﺄﻛﻞ ﻭﻧﺸﺮﺏ ﻛﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻮﻥ ﺇﻧﻤﺎ ﻟﺤﺮﻡ ﻫﻮ ﻟﺘﺸﺒﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ ﻭﻓﻴﻤﺎ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﻛﺬ ﺫﻛﺮﻩ ﻗﺎﺿﻲ ﺧﺎﻥ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻟﺠﺎﻣﻊ ﻟﺼﻐﻴﺮ ﻓﻌﻠﻰ ﻫﺬ ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﻟﺘﺸﺒﻪ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻋﻨﺪﻫﻤﺎ Ketahuilah bahwa Tasyabuh (menyerupai) dengan Ahli kitab tidak makruh dalam semua hal. Kita makan dan minum, mereka juga melakukan hal itu. Keharaman dalam tasyabuh adalah (1) Sesuatu yang tercela (2) Kesengajaan meniru mereka. Sebagaimana disampaikan oleh Qadli Khan dalam Syarah Jami Shaghir. Dengan demikian jika tidak bertujuan menyerupai ahli kitab maka tidak makruh (Al-Bahr Ar-Raiq 2/11) Kalau masih ragu tentang sama atau tidaknya, saat tumpengan kita ada yang baca Fatihah, apakah saudara dari Hindu baca Fatihah? Kadang saat tumpengan kita baca shalawatan, apa non Muslim juga cara makannya pakai shalawatan? Kalau tata cara tidak sama maka jelas bukan tasyabbuh.
|
Syekh Albani dalam kitab Ahkamul Janaiz memang menjadikan kesamaan dengan tradisi agama lain sebagai kriteria bidah. Disinilah kemungkinan mereka merujuk pelarangan Tumpeng yang menjadi tradisi agama Hindu. Namun ternyata sedekah berbentuk makanan yang sudah siap dikonsumsi adalah yang utama ﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﻟﻠﻪ ﺑﻦ ﻋﻤﺮﻭ ﺭﺿﻲ ﻟﻠﻪ ﻋﻨﻬﻤﺎ ﺃﻥ ﺭﺟﻼ ﺳﺄﻝ ﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻱ ﻹﺳﻼﻡ ﺧﻴﺮ ﻗﺎﻝ ﺗﻄﻌﻢ ﻟﻄﻌﺎﻡ ﻭﺗﻘﺮﺃ ﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻣﻦ ﻋﺮﻓﺖ ﻭﻣﻦ ﻟﻢ ﺗﻌﺮﻑ Abdullah bin Amr berkata bahwa ada seseorang bertanya kepada Nabi shalallahu alaihi wasallam Ajaran Islam yang paling baik apa Nabi menjawab Berilah makan, ucapkan salam kepada orang yang kau kenal atau yang tidak kau kenal HR Bukhari Tumpeng Kan Makanan Non Muslim Sebagian Shahabat Nabi memang ada yang kurang berkenan dengan makanan non Muslim. Syaratnya dijelaskan oleh Imam Ibnu Najim AlHanafi ﺛﻢ ﻋﻠﻢ ﺃﻥ ﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﺑﺄﻫﻞ ﻟﻜﺘﺎﺏ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻓﻲ ﻛﻞ ﺷﻲ ﻭﺇﻧﺎ ﻧﺄﻛﻞ ﻭﻧﺸﺮﺏ ﻛﻤﺎ ﻳﻔﻌﻠﻮﻥ ﺇﻧﻤﺎ ﻟﺤﺮﻡ ﻫﻮ ﻟﺘﺸﺒﻪ ﻓﻴﻤﺎ ﻛﺎﻥ ﻣﺬﻣﻮﻣﺎ ﻭﻓﻴﻤﺎ ﻳﻘﺼﺪ ﺑﻪ ﻟﺘﺸﺒﻴﻪ ﻛﺬ ﺫﻛﺮﻩ ﻗﺎﺿﻲ ﺧﺎﻥ ﻓﻲ ﺷﺮﺡ ﻟﺠﺎﻣﻊ ﻟﺼﻐﻴﺮ ﻓﻌﻠﻰ ﻫﺬ ﻟﻮ ﻟﻢ ﻳﻘﺼﺪ ﻟﺘﺸﺒﻪ ﻻ ﻳﻜﺮﻩ ﻋﻨﺪﻫﻤﺎ Ketahuilah bahwa Tasyabuh menyerupai dengan Ahli kitab tidak makruh dalam semua hal. Kita makan dan minum, mereka juga melakukan hal itu. Sebagaimana disampaikan oleh Qadli Khan dalam Syarah Jami Shaghir. Dengan demikian jika tidak bertujuan menyerupai ahli kitab maka tidak makruh AlBahr ArRaiq 211 Kalau masih ragu tentang sama atau tidaknya, saat tumpengan kita ada yang baca Fatihah, apakah saudara dari Hindu baca Fatihah Kadang saat tumpengan kita baca shalawatan, apa non Muslim juga cara makannya pakai shalawatan Kalau tata cara tidak sama maka jelas bukan tasyabbuh.
|
Sesajen, Sedekah Gunung dan Laut Bukan Ajaran Islam
|
https://muslim.or.id/43142-sesajen-sedekah-gunung-dan-laut-bukan-ajaran-islam.html
|
Ritual memberikan sejajen (tumbal) berupa makanan tertentu atau kepala kerbau pada gunung, laut, batu atau pohon bukanlah ajaran Islam, akan tetapi hal ini masih dilakukan oleh umat Islam itu sendiri. Yang menjadi masalah utama bahwa ritual seperti ini adalah kesyirikan yang merupakan larangan terbesar dalam Islam. Kesyirikan yang melanggar hak utama Rabb kita dan mendatangkan kemurkaan Allah yang bisa jadi datang berupa bencana atau ditahannya keberkahan dan kemakmuran pada penduduk tersebut. Allah telah menegaskan dalam AL-Quran bahwa ibadah dan memberikan qurban hanya kepada Allah saja. Hal ini ditegaskan dalam surat Al-Anam ayat 162-163 dengan lanjutan ayat tersebut menegaskan bahwa terlarangnya kesyirikan dan penegasan tidak ada sekutu bagi Allah. Allah berfirman, Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, sembelihanku (kurbanku), hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah). (Qs. al-Anaam: 162-163). Baca juga: Dosa Yang Lebih Besar Dari Dosa Syirik Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini bahwa termasuk orang musyrik yang menyembelih kepada selain Allah, beliau berkata: Allah memberintahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar memberi tahu kepada orang-orang musyrik yang menyembah kepada selain Allah dan menyembelih dengan tidak menyebut nama Allah bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyelisihi mereka (tidak sesuai dengan ajaran Islam). (Tafsir Ibnu Katsir) Semisal dengan hal ini yaitu menyembelih untuk selain Allah dengan menyebutkan nama pengunggu gunung atau penunggu laut kemudian kepala kerbau tersebut ditaruh di gunung, ditanam atau dihanyutkan ke laut. Memberikan qurban seperti sesajen atau tumbal merupakan jenis ibadah. Hal ini hanya hak Allah semata dan hanya ditujukan kepada Allah saja. Perhatikan ada sebuah hadits yang menunjukkan seseorang masuk neraka hanya karena berqurban dengan seekor lalat saja. Padahal lalat itu ungkapan seseuatu yang sangat tidak berharga. Maka bagaimana apabila qurban dengan yang jauh lebih berharga dari lalat seperti sapi atau kerbau? Perhatikan hadits berikut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﺫﺑﺎﺏ , ﻭﺩﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﺫﺑﺎﺏ ﻗﺎﻟﻮﺍ : ﻭﻛﻴﻒ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ : ﻣﺮ ﺭﺟﻼﻥ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻡ ﻟﻬﻢ ﺻﻨﻢ ﻻ ﻳﺠﻮﺯﻩ ﺃﺣﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﺮﺏ ﻟﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻷﺣﺪﻫﻤﺎ : ﻗﺮﺏ ﻗﺎﻝ : ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻱ ﺷﻲﺀ ﺃﻗﺮﺏ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ : ﻗﺮﺏ ﻭﻟﻮ ﺫﺑﺎﺑﺎ ﻓﻘﺮﺏ ﺫﺑﺎﺑﺎ ﻓﺨﻠﻮﺍ ﺳﺒﻴﻠﻪ ﻓﺪﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻶﺧﺮ : ﻗﺮﺏ ﻓﻘﺎﻝ : ﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﻷﻗﺮﺏ ﻷﺣﺪ ﺷﻴﺌﺎ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻀﺮﺑﻮﺍ ﻋﻨﻘﻪ ﻓﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula. Para sahabat bertanya: Bagaimana itu bisa terjadi ya Rasulullah? Rasul menjawab: Ada dua orang berjalan melewati sebuah kaum yang memiliki berhala, yang mana tidak boleh seorangpun melewatinya kecuali dengan mempersembahkan sesuatu untuknya terlebih dahulu, maka mereka berkata kepada salah satu di antara kedua orang tadi: Persembahkanlah sesuatu untuknya! Ia menjawab: Saya tidak mempunyai apapun yang akan saya persembahkan, mereka berkata lagi: Persembahkan untuknya walaupun seekor lalat! Maka iapun mempersembahkan untuknya seekor lalat, maka mereka membiarkan ia untuk meneruskan perjalanannya, dan iapun masuk ke dalam neraka. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain: Persembahkalah untuknya sesuatu! Ia menjawab: Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga (HR. Ahmad). Baca juga: Memahami Hakikat Kesyirikan pada Zaman Jahiliyyah Yang namanya kesyirikan berupa sesajen itu tidak boleh, meskipun dianggap remeh dengan hanya sesekor lalat. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid menjelaskan, ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻌﻈﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻭﻟﻢ ﻳﻨﻜﺮﻩ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺭﺍﺽ ﺑﻪ ﻭﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap besar perkara kesyirikan dan tidak mengingkari dalam hatinya, bahkan ia lakukan dengan ridha. Semisal ini tidak diragukan lagi telah kafir (Fatwa Sual Wal Jawab no. 280192). Cara beribadah sudah diatur oleh Allah dan disampaikan kepada Nabi-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Tidak ada cara ibadah dengan memberikan makanan atau sesaji untuk Allah. Allah tidak butuh diberi makan, tetapi Allah lah yang memberi makan dan rezeki seluruh makhluk. Perhatikan ayat berikut. Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Tidaklah Aku menginginkan rezeki dari mereka dan Aku tidak mengharapkan mereka memberi makan kepada-Ku (Adz-Dzaariyaat 56-57) Memberikan sesajen berupa makanan atau kepala kerbau bertentangan juga dengan akal sehat manusia. Lebih baik makanan tersebut dimakan oleh manusia atau disedekahkan kepada manusia yang lebih membutuhkan, sedangkan di gunung, tanah atau laut, makanan tersebut akan sia-sia dan membusuk. Yang lebih menjadi perhatian kita bahwa ritual sesajen ini merupakan syirik akbar yang ancamanya sangat besar yaitu diharamkan surga dan tempat kembalinya adalah neraka. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun. (QS. Al Maidah: 72). Dan dosa kesyirikan itu tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya meninggal dan belum bertaubat. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar. (QS. An Nisa: 48). Baca juga: Demikian semoga bermanfaat @ Yogyakarta Tercinta Penyusun: Raehanul Bahraen
|
Ritual memberikan sejajen tumbal berupa makanan tertentu atau kepala kerbau pada gunung, laut, batu atau pohon bukanlah ajaran Islam, akan tetapi hal ini masih dilakukan oleh umat Islam itu sendiri. Kesyirikan yang melanggar hak utama Rabb kita dan mendatangkan kemurkaan Allah yang bisa jadi datang berupa bencana atau ditahannya keberkahan dan kemakmuran pada penduduk tersebut. Allah telah menegaskan dalam ALQuran bahwa ibadah dan memberikan qurban hanya kepada Allah saja. Hal ini ditegaskan dalam surat AlAnam ayat 162163 dengan lanjutan ayat tersebut menegaskan bahwa terlarangnya kesyirikan dan penegasan tidak ada sekutu bagi Allah. Allah berfirman, Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, sembelihanku kurbanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu baginya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertamatama menyerahkan diri kepada Allah. Baca juga Dosa Yang Lebih Besar Dari Dosa Syirik Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini bahwa termasuk orang musyrik yang menyembelih kepada selain Allah, beliau berkata Allah memberintahkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam agar memberi tahu kepada orangorang musyrik yang menyembah kepada selain Allah dan menyembelih dengan tidak menyebut nama Allah bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyelisihi mereka tidak sesuai dengan ajaran Islam. Tafsir Ibnu Katsir Semisal dengan hal ini yaitu menyembelih untuk selain Allah dengan menyebutkan nama pengunggu gunung atau penunggu laut kemudian kepala kerbau tersebut ditaruh di gunung, ditanam atau dihanyutkan ke laut. Perhatikan ada sebuah hadits yang menunjukkan seseorang masuk neraka hanya karena berqurban dengan seekor lalat saja. Padahal lalat itu ungkapan seseuatu yang sangat tidak berharga. Maka bagaimana apabila qurban dengan yang jauh lebih berharga dari lalat seperti sapi atau kerbau Perhatikan hadits berikut. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, ﺩﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﺫﺑﺎﺏ , ﻭﺩﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﺭﺟﻞ ﻓﻲ ﺫﺑﺎﺏ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻭﻛﻴﻒ ﺫﻟﻚ ﻳﺎ ﺭﺳﻮﻝ ﺍﻟﻠﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺮ ﺭﺟﻼﻥ ﻋﻠﻰ ﻗﻮﻡ ﻟﻬﻢ ﺻﻨﻢ ﻻ ﻳﺠﻮﺯﻩ ﺃﺣﺪ ﺣﺘﻰ ﻳﻘﺮﺏ ﻟﻪ ﺷﻴﺌﺎ ﻓﻘﺎﻟﻮﺍ ﻷﺣﺪﻫﻤﺎ ﻗﺮﺏ ﻗﺎﻝ ﻟﻴﺲ ﻋﻨﺪﻱ ﺷﻲﺀ ﺃﻗﺮﺏ ﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻪ ﻗﺮﺏ ﻭﻟﻮ ﺫﺑﺎﺑﺎ ﻓﻘﺮﺏ ﺫﺑﺎﺑﺎ ﻓﺨﻠﻮﺍ ﺳﺒﻴﻠﻪ ﻓﺪﺧﻞ ﺍﻟﻨﺎﺭ ﻭﻗﺎﻟﻮﺍ ﻟﻶﺧﺮ ﻗﺮﺏ ﻓﻘﺎﻝ ﻣﺎ ﻛﻨﺖ ﻷﻗﺮﺏ ﻷﺣﺪ ﺷﻴﺌﺎ ﺩﻭﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﻓﻀﺮﺑﻮﺍ ﻋﻨﻘﻪ ﻓﺪﺧﻞ ﺍﻟﺠﻨﺔ Ada seseorang yang masuk surga karena seekor lalat dan ada yang masuk neraka karena seekor lalat pula. Kemudian mereka berkata lagi kepada seseorang yang lain Persembahkalah untuknya sesuatu Ia menjawab Aku tidak akan mempersembahkan sesuatu apapun untuk selain Allah, maka merekapun memenggal lehernya, dan iapun masuk ke dalam surga HR. Syaikh Muhammad Shalih AlMunajjid menjelaskan, ﻋﻠﻰ ﺃﻧﻪ ﻟﻢ ﻳﺴﺘﻌﻈﻢ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺸﺮﻙ ﻭﻟﻢ ﻳﻨﻜﺮﻩ ﺑﻘﻠﺒﻪ ﺑﻞ ﻓﻌﻠﻪ ﻭﻫﻮ ﺭﺍﺽ ﺑﻪ ﻭﻣﺜﻞ ﻫﺬﺍ ﻻ ﺷﻚ ﺃﻧﻪ ﻳﻜﻔﺮ Hal ini menunjukkan bahwa ia tidak menganggap besar perkara kesyirikan dan tidak mengingkari dalam hatinya, bahkan ia lakukan dengan ridha. Semisal ini tidak diragukan lagi telah kafir Fatwa Sual Wal Jawab no. Cara beribadah sudah diatur oleh Allah dan disampaikan kepada NabiNya shallallahu alaihi wa sallam. Tidak ada cara ibadah dengan memberikan makanan atau sesaji untuk Allah. Allah tidak butuh diberi makan, tetapi Allah lah yang memberi makan dan rezeki seluruh makhluk. Dan tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia kecuali untuk beribadah kepadaku. Tidaklah Aku menginginkan rezeki dari mereka dan Aku tidak mengharapkan mereka memberi makan kepadaKu AdzDzaariyaat 5657 Memberikan sesajen berupa makanan atau kepala kerbau bertentangan juga dengan akal sehat manusia. Lebih baik makanan tersebut dimakan oleh manusia atau disedekahkan kepada manusia yang lebih membutuhkan, sedangkan di gunung, tanah atau laut, makanan tersebut akan siasia dan membusuk. Yang lebih menjadi perhatian kita bahwa ritual sesajen ini merupakan syirik akbar yang ancamanya sangat besar yaitu diharamkan surga dan tempat kembalinya adalah neraka. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya orang yang mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orangorang zalim itu seorang penolong pun. Dan dosa kesyirikan itu tidak akan Allah ampuni apabila pelakunya meninggal dan belum bertaubat. Baca juga Demikian semoga bermanfaat Yogyakarta Tercinta Penyusun Raehanul Bahraen
|
Hukum Membaca Surat Al-Fatihah Ketika Shalat Menurut 4 Mazhab
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/hukum-membaca-surat-al-fatihah-ketika-shalat-menurut-4-mazhab/
|
Di antara polemik yang sering menjadi masalah di masyarakat adalah hukum membaca surat al-Fatihah ketika shalat. Pertanyaan tersebut yakni perihal bagaimana hukum membaca surat al-Fatihah ketika shalat? Untuk mengetahuinya, mari simak ulasan di bawah ini: Syekh Muhammad Ali as-Shabuni dalam kitabnya Rawai al Bayan fi Tafsiri Ayat al-Ahkam (j. 1 h. 44-46) menuturkan perbedaan ulama tentang wajibkah membaca al-Fatihah dalam shalat? Pertama, mazhab mayoritas ulama (imam Malik, Syafii dan Ahmad bin Hanbal) berpendapat bahwasanya membaca surat al-Fatihah ketika shalat merupakan syarat sah shalat. Sehingga orang yang tidak membaca surat al-Fatihah ketika shalat padahal ia mampu maka shalatnya dihukumi tidak sah. Mereka berargumen menggunakan dalil sebagai berikut: Dari Ubadah bin Shamit bahwasanya Rasulullah Saw. pernah bersabda tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca surah al-Fatihah. (Muhammad bin Ismail al-Bukhari, Shahih Shahih Bukhari, jus 1 hal 152) - - Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Saw. bersabda barang siapa shalat kemudian tidak membaca Ummul Quran (al-Fatihah) maka shalatnya kurang-beliau mengulanginya tiga kali- tidak sempurna. (Muslim bin al-Hajjaj an-Naisaburi, Shahih Muslim, jus 2 hal 9) Kedua, mazhab imam Tsauri dan Abu Hanifah berpendapat sebaliknya. Mereka mengatakan bahwa shalat dianggap cukup (sah) meski tanpa membaca al-Fatihah namun hal ini jelek. Meski tidak diwajibkan membaca al-Fatihah, orang yang shalat tetap diwajibkan membaca ayat al-Quran yang mana saja, minimal 3 ayat yang pendek atau 1 ayat yang panjang. Mereka berargumen menggunakan dalil sebagai berikut: Maka bacalah apa yang mudah dari (ayat-ayat) Al-Quran (Q.S al-Muzammil ayat 20) Ayat di atas menunjukkan bahwa yang wajib adalah membaca ayat apa saja yang mudah dalam al-Quran. Mazhab Tsur dan Abu Hanifah juga menggunakan dalil hadis dari Ubadah bin Shamit di atas, namun mereka menafsiri kata la shalata dengan kamilatan (tidak sempurna): Tidak sempurna shalatnya seseorang yang tidak membaca surah al-Fatihah. Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ulama berbeda pendapat perihal wajibkah membaca al-Fatihah ketika shalat. Mayoritas ulama mengatakan bahwasanya membaca al-Fatihah dalam shalat hukumnya wajib, sementara sebagian yang lain (Abu Hanifah dan Tsauri) berpendapat sebaliknya. Demikianlah ragam pendapat para ulama perihal apakah wajib membaca al-Fatihah dalam shalat ataukah tidak yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Ali as-Shabuni, semoga bermanfaat. Wallahu alam
|
Di antara polemik yang sering menjadi masalah di masyarakat adalah hukum membaca surat alFatihah ketika shalat. Pertanyaan tersebut yakni perihal bagaimana hukum membaca surat alFatihah ketika shalat Untuk mengetahuinya, mari simak ulasan di bawah ini Syekh Muhammad Ali asShabuni dalam kitabnya Rawai al Bayan fi Tafsiri Ayat alAhkam j. 1 h. 4446 menuturkan perbedaan ulama tentang wajibkah membaca alFatihah dalam shalat Pertama, mazhab mayoritas ulama imam Malik, Syafii dan Ahmad bin Hanbal berpendapat bahwasanya membaca surat alFatihah ketika shalat merupakan syarat sah shalat. Sehingga orang yang tidak membaca surat alFatihah ketika shalat padahal ia mampu maka shalatnya dihukumi tidak sah. Mereka berargumen menggunakan dalil sebagai berikut Dari Ubadah bin Shamit bahwasanya Rasulullah Saw. pernah bersabda tidak sah shalatnya seseorang yang tidak membaca surah alFatihah. Muhammad bin Ismail alBukhari, Shahih Shahih Bukhari, jus 1 hal 152 Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Saw. bersabda barang siapa shalat kemudian tidak membaca Ummul Quran alFatihah maka shalatnya kurangbeliau mengulanginya tiga kali tidak sempurna. Muslim bin alHajjaj anNaisaburi, Shahih Muslim, jus 2 hal 9 Kedua, mazhab imam Tsauri dan Abu Hanifah berpendapat sebaliknya. Mereka mengatakan bahwa shalat dianggap cukup sah meski tanpa membaca alFatihah namun hal ini jelek. Meski tidak diwajibkan membaca alFatihah, orang yang shalat tetap diwajibkan membaca ayat alQuran yang mana saja, minimal 3 ayat yang pendek atau 1 ayat yang panjang. Mereka berargumen menggunakan dalil sebagai berikut Maka bacalah apa yang mudah dari ayatayat AlQuran Q.S alMuzammil ayat 20 Ayat di atas menunjukkan bahwa yang wajib adalah membaca ayat apa saja yang mudah dalam alQuran. Mazhab Tsur dan Abu Hanifah juga menggunakan dalil hadis dari Ubadah bin Shamit di atas, namun mereka menafsiri kata la shalata dengan kamilatan tidak sempurna Tidak sempurna shalatnya seseorang yang tidak membaca surah alFatihah. Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa ulama berbeda pendapat perihal wajibkah membaca alFatihah ketika shalat. Mayoritas ulama mengatakan bahwasanya membaca alFatihah dalam shalat hukumnya wajib, sementara sebagian yang lain Abu Hanifah dan Tsauri berpendapat sebaliknya. Demikianlah ragam pendapat para ulama perihal apakah wajib membaca alFatihah dalam shalat ataukah tidak yang disampaikan oleh Syekh Muhammad Ali asShabuni, semoga bermanfaat. Wallahu alam
|
Perempuan Sebagai Simbol Kehormatan
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/nisa/perempuan-sebagai-simbol-kehormatan/
|
Membahas kehidupan perempuan tentu bukan perkara yang sederhana. Banyak hal yang akan ditemui dan dibenturkan, mulai persinggungan perempuan dengan dalih agama, sosial, budaya, dan lainnya. Hal yang rumit misalnya adalah soal norma, moral, unggah-ungguh perempuan di ruang sosial dan agama, hingga soal kesucian (keperawanan) perempuan yang dijadikan simbol kehormatan untuk keluarganya. Kesucian seorang perempuan menjadi hal yang serius bagi sebagian masyarakat di dunia. Bahkan seorang perempuan akan mendapatkan hukuman atau bahkan dibunuh ketika ia gagal menjaga kesucian dan nama baik keluarganya. Hal tersebut disebut dengan Crimes of Honor atau Honor Killing. Crimes of honor atau Honor Killing ini akan terjadi ketika seorang perempuan dianggap gagal dalam menjaga kehormatan dirinya, sehingga dianggap gagal pula menjaga kehormatan keluarganya. Beberapa tindakan yang dianggap mecemarkan nama baik keluarga atau membawa aib bagi keluarga diantaranya adalah meminta cerai dari suami meskipun perempuan tersebut menjadi korban kekerasan dalam rumah tangganya atau diselingkuhi suaminya, seorang anak perempuan yang menolak untuk menerima lamaran laki-laki pilihan keluarganya dan lebih memilih menikah dengan laki-laki pilihannya sendiri, dituduh melakukan hal yang dinilai merusak reputasi keluarga, terlibat atau disangka terlibat dalam praktik-praktik seksual sebelum atau di luar nikah, korban pemerkosaan atau kekerasan seksual, berpakaian atau berlaku tak pantas/melanggar norma, terlibat dalam hubungan sesama jenis, atau berganti keyakinan (murtad). Maka, jika salah satu hal tersebut teradi, pihak keluarga merasa berhak meghukum bahkan membunuh anak perempuan itu untuk membersihkan aib dan mengembalikan nama baik keluarga. Crimes of Honour atau Honour Killing Terjadi di Berbagai Belahan Dunia Pembunuhan atas dalih menjaga kehormatan keluarga ini terjadi di lebih dari 26 negara di dunia tak ketinggalan negara-negara di kawasan Timur Tengah dan 6 negara lain yang merupakan negara barat dengan kelompok imigran yang besar. Diantaranya adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Kanada. The United Nations Population Fund memperkirakan dalam satu tahun ada 5.000 perempuan yang dibunuh dengan alasan honour. The Jordan Times edisi 30 Maret 1998 menyebutkan bahwa dalam dekade ini, 200 perempuan Yordania telah dibunuh atas dalih membela kehormatan keluarga. Selain itu, dalam laporan Human Right Watch dalam The Jordan Times melaporkan jumlah kasus crimes of honor di Yordania pada tahun 2001 mencapai 19 kasus, dan pada 2002 sebanyak 22 kasus. Komisi Hak Asasi Manusia Pakistanjuga mencatat pada tahun 2015 ada kurang lebih 1.100 perempuan tewas akibat pembunuhan atas nama kehormatan; 900 di antaranya menderita kekerasan seksual dan hampir 800 di antaranya mencoba atau benar-benar berhasil membunuh dirinya sendiri. Laporandari Violence Policy Centeryang dirilis bulan September 2015, sebanyak 94 persen korban pembunuhan perempuan (1.438 dari 1.530) di Amerika Serikat dibunuh secara brutal oleh kerabat laki-laki atau orang terdekat. Sistem Sosial dan Nilai Budaya Dunia Sistem sosial akan berjalan seiringan dengan struktur masyarakat yang tentu memiliki proses sosial yang kompleks di dalamnya. Proses sosial yang kompleks ini kemudian menyebabkan lahirnya ide-ide dan nilai-nilai dalam lingkungan masyarakat. Di mana, nilai-nilai budaya merupakan tingkat tertinggi dan abstrak yang dapat mempengaruhi tindakan manusia. Nilai-nilai budaya biasanya sulit diterangkan secara rasional dan nyata karena berada dalam tataran emosional individu. Karena Individu sejak dini telah diresapi dengan nilai-nilai budaya yang hidup dalam masyarakat, maka konsep-konsep tersebut pun mengakar pada jiwa mereka. Kondisi tersebut terjadi dalam masyarakat di berbagai belahan dunia, di mana kehormatan menjadi salah satu nilai moral yang ada dalam masyarakat, bahkan menjadi bagian dari budaya dari masyarakat itu sediri. Sejalan dengan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa perempuan menjadi lambang kehormatan keluarga dalam sebagian masyarakat dunia. Salah satu ukuran dari kehormatan itu adalah dengan menjaga keperawanan. Maka tidak heran jika menjaga keperawanan bagi perempuan sebelum menikah itu sangatlah penting. Sebab, perempuan menurut model yang ideal, diharapakan jauh dari praktik seksual sebelum menikah. Maka, malam pernikahan (malam pertama) mempunyai nilai penting bagi perempuan dalam membuat pertimbangan atas kesusilaan mereka dihadapan masyarakat pada umumnya. Hal tersebut bisa dibuktikan dengan budaya yang terkonstruk di sebagian negara di dunia, bahwa kehormatan bisa ditakar ketika seorang perempuan mengeluarkan darah pada malam pertamanya. Jika perempuan itu tidak mengeluarkan darah ia dipandang sebagai suatu kegagalan dalam ujian sosial. Dalam skenario berikutnya perempuan tersebut dipulangkan oleh pengantin pria. Jika memang demikian, maka pihak keluarga perempuan akan merasa lebih baik anaknya kehilangan mata atau anggota tubuh lainnya, bahkan kematiannya, ketimbang harus menanggung malu atas kegagalan anak perempuannya dalam menjaga kesucian. Sistem sosial masyarakat yang berlandaskan kehormatan menyebabkan begitu banyak kasus pembunuhan yang terjadi dengan alasan membersihkan kehormatan. Misalnya, kehidupan perempuan di negara Timur Tengah yang kental akan budaya patriarkalnya, dimana kehidupannya didominasi oleh laki-laki, membuat tingkah laku mereka dikendalikan oleh nilai-nilai moral dalam mayarakat Sehingga pelanggaran terhadap nilai-nilai moral tersebut dapat menyebabkan kematian bagi mereka. Hal tersebut adalah akibat dari sistem sosial yang tidak berpihak kepada perempuan. Analisis Sosiologis Fenomena kejahatan atau pembunuhan demi kehormatan, secara sosiologis bisa dikatakan sebagai bentuk dari penyimpangan sosial (Social Anomy), sebagaimana diungkapkan oleh Emile Durkheim dalam bukunya The Division of Labor in Society (1893) bahwa keadaan yang tidak deregulasi sebagai bentuk dari tidak ditaatinya aturan-aturan yang terdapat dalam masyarakat. Keadaan deregulation atau normlessness inilah yang menimbulkan perilaku menyimpang. Sedangkan menurut Robert K. Merton (1938), penyimpangan itu bisa terjadi ketika individu dalam masyarakat tidak lagi menggunakan sarana yang tersedia (berbeda) untuk mencapai sebuah tujuan. Sebab, menurut Merton, dalam setiap masyarakat itu terdapat tujuan-tujuan tertentu yang ditanamkan kepada seluruh warganya. Dan untuk mencapai tujuan tersebut terdapat sarana-sarana yang dapat dipergunakan. Tetapi dalam kenyataan tidak setiap orang dapat menggunakan sarana-sarana yang tersedia. Sehingga menyebabkan penggunaan cara yang tidak sah dalam mencapai tujuan. Atas dasar perspektif tersebut, bisa dikatakan di sini bahwa fenomena Crimes of honor yang terjadi di berbagai negara di dunia merupakan bentuk dari penyimpangan sosial. Memang apa yang dilakukan oleh seorang perempuan, seperti bersama laki-laki lain yang tidak memiliki hubungan darah atau melakukan hubungan seksual pra-nikah dianggap melanggar norma (norma kehormatan), sehingga memicu tindakan kekerasan atau bahkan pembunuhan. Tetapi perilaku laki-laki yang melakukan kekerasan bahkan pembunuhan terhadap perempuan itu juga merupakan bentuk dari sebuah penyimpangan. Karena si pelaku pembunuhan maupun kekerasan terhadap perempuan tersebut termasuk dalam kategori melanggar hak asasi (hak hidup) dari si perempuan itu sendiri (Universal Declaration of Human Rights). Selain sebagai bentuk social anomy, crimes of honor juga bisa dikatakan sebagai bentuk dari penindasan baru terhadap perempuan. Hal ini terlihat dari adanya budaya masyarakat di sebagian negara di dunia yang hanya menjadikan perempuan sebagai lambang dan tolok ukur bagi kehormatan keluarga. Artinya, di sini terlihat jelas adanya pembedaan (discrimination) antara perempuan dan laki-laki. Hanya kaum perempuan saja yang dituntut menjaga diri (kesucian/keperawanan) bahkan menjadi simbol kehormatan keluarga, sedangkan laki-laki tidak dituntut hal yang sama. Bentuk diskriminasi inilah yang penulis sebut sebagai bentuk penindasan terhadap perempuan. Budaya seperti ini, menurut Freud dikatakan bahwa sistem patriarki adalah sebuah sistem di mana seluruh laki-laki dalam tindakan sehari-hari mereka dengan penuh semangat terus-menerus bekerja untuk mencipta dan melestarikan sistem patriarki. Apa yang terjadi di masyarakat sebagian negara di dunia, yaitu pemeliharaan norma bahwa perempuan itu menjadi ukuran kehormatan keluarga tentu ada peran serta laki-laki dalam pelestariannya. Sehingga norma tersebut sampai hari ini terus bertahan. Tetap bertahannya tindakan crimes of honor sampai hari ini pada akhirnya mengakibatkan adanya pembatasan ruang gerak atau peran sosial perempuan. Padahal, idealnya laki-laki dan perempuan memiliki peran yang sama dalam kehidupan sosial. Lebih dari itu, tidakan crimes of honor dalam perspektif feniminisme psikoanalisis juga terkait dengan peran serta laki-laki dalam upaya pelestarian budaya patriarkal. Di mana, laki-laki menanggapi dengan ketakutan mendalam atas kemungkinan kematian individual mereka dan mengambil sederet panjang yang kesemuanya menuju pada dominasi mereka terhadap perempuan. Lelaki terpaksa menciptakan barang yang dapat memperpanjang kehidupan mereka seperti kekayaan dan senjata, ilmu, dan agama Dengan kata lain, crimes of honor di merupakan bentuk proteksi perempuan dengan dalih menjaga kehormatan keluarga adalah sebuah tindakan yang sengaja diciptakan demi kelanggengan dominasi laki-laki terhadap perempuan. Dengan demikian semakin jelas bahwa posisi perempuan bisa dikatakan masih menjadi the others. Keberadaan perempuan dianggap sebagai pihak lain, pihak kedua, bahkan perannya masih dianggap terbatas pada wilayah domestik (dapur, sumur, kasur). Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa selain merupakan bentuk penyimpangan sosial, crimes of honor dengan dalih memproteksi perempuan demi kehormatan adalah penindasan baru terhadap perempuan. Keperawanan perempuan yang menjadi lambang kehormatan adalah bias gender. Hanya keperawanan perempuan saja yang menjadi tolok ukur sebuah kehormatan keluarga, sedangkan keperjakaan laki-laki tidak menjadi tolok ukur kehormatan keluarga. Menyikapi fenomena crimes of honor ini tentu dibutuhkan pendidikan dengan mengedepankan perspektif gender equality bagi masyarakat, agar budaya patriarkal dan kejahatan atas kehormatan dapat diminimalisir atau bahkan dihapuskan. Pendidikan ini harus ditanamkan sejak dini, baik secara formal maupun informal, sehingga bias gender dapat terhapuskan. Konstruk budaya hendaknya mengarah kepada pembebasan perempuan dalam memilih peran sosialnya. Dan hendaknya, langkah alternatif ini menjadi tugas jangka panjang bersama seluruh lapisan masyarakat.
|
Membahas kehidupan perempuan tentu bukan perkara yang sederhana. Hal yang rumit misalnya adalah soal norma, moral, unggahungguh perempuan di ruang sosial dan agama, hingga soal kesucian keperawanan perempuan yang dijadikan simbol kehormatan untuk keluarganya. Bahkan seorang perempuan akan mendapatkan hukuman atau bahkan dibunuh ketika ia gagal menjaga kesucian dan nama baik keluarganya. Diantaranya adalah Amerika Serikat, Inggris, Jerman, dan Kanada. Selain itu, dalam laporan Human Right Watch dalam The Jordan Times melaporkan jumlah kasus crimes of honor di Yordania pada tahun 2001 mencapai 19 kasus, dan pada 2002 sebanyak 22 kasus. Laporandari Violence Policy Centeryang dirilis bulan September 2015, sebanyak 94 persen korban pembunuhan perempuan 1.438 dari 1.530 di Amerika Serikat dibunuh secara brutal oleh kerabat lakilaki atau orang terdekat. Sistem Sosial dan Nilai Budaya Dunia Sistem sosial akan berjalan seiringan dengan struktur masyarakat yang tentu memiliki proses sosial yang kompleks di dalamnya. Di mana, nilainilai budaya merupakan tingkat tertinggi dan abstrak yang dapat mempengaruhi tindakan manusia. Kondisi tersebut terjadi dalam masyarakat di berbagai belahan dunia, di mana kehormatan menjadi salah satu nilai moral yang ada dalam masyarakat, bahkan menjadi bagian dari budaya dari masyarakat itu sediri. Sebab, perempuan menurut model yang ideal, diharapakan jauh dari praktik seksual sebelum menikah. Jika perempuan itu tidak mengeluarkan darah ia dipandang sebagai suatu kegagalan dalam ujian sosial. Dalam skenario berikutnya perempuan tersebut dipulangkan oleh pengantin pria. Analisis Sosiologis Fenomena kejahatan atau pembunuhan demi kehormatan, secara sosiologis bisa dikatakan sebagai bentuk dari penyimpangan sosial Social Anomy, sebagaimana diungkapkan oleh Emile Durkheim dalam bukunya The Division of Labor in Society 1893 bahwa keadaan yang tidak deregulasi sebagai bentuk dari tidak ditaatinya aturanaturan yang terdapat dalam masyarakat. Keadaan deregulation atau normlessness inilah yang menimbulkan perilaku menyimpang. Sedangkan menurut Robert K. Merton 1938, penyimpangan itu bisa terjadi ketika individu dalam masyarakat tidak lagi menggunakan sarana yang tersedia berbeda untuk mencapai sebuah tujuan. Dan untuk mencapai tujuan tersebut terdapat saranasarana yang dapat dipergunakan. Tetapi dalam kenyataan tidak setiap orang dapat menggunakan saranasarana yang tersedia. Sehingga menyebabkan penggunaan cara yang tidak sah dalam mencapai tujuan. Selain sebagai bentuk social anomy, crimes of honor juga bisa dikatakan sebagai bentuk dari penindasan baru terhadap perempuan. Hal ini terlihat dari adanya budaya masyarakat di sebagian negara di dunia yang hanya menjadikan perempuan sebagai lambang dan tolok ukur bagi kehormatan keluarga. Budaya seperti ini, menurut Freud dikatakan bahwa sistem patriarki adalah sebuah sistem di mana seluruh lakilaki dalam tindakan seharihari mereka dengan penuh semangat terusmenerus bekerja untuk mencipta dan melestarikan sistem patriarki. Sehingga norma tersebut sampai hari ini terus bertahan. Dengan demikian semakin jelas bahwa posisi perempuan bisa dikatakan masih menjadi the others. Hanya keperawanan perempuan saja yang menjadi tolok ukur sebuah kehormatan keluarga, sedangkan keperjakaan lakilaki tidak menjadi tolok ukur kehormatan keluarga. Pendidikan ini harus ditanamkan sejak dini, baik secara formal maupun informal, sehingga bias gender dapat terhapuskan. Konstruk budaya hendaknya mengarah kepada pembebasan perempuan dalam memilih peran sosialnya.
|
Nasionalisme, Radikalisme dan Demokrasi
|
https://web.suaramuhammadiyah.id/2021/01/08/nasionalisme-radikalisme-dan-demokrasi/
|
Nasionalisme, Radikalisme dan Demokrasi Pertanyaan: Assalamu ‘alaikum wr.wb. Aku Akhmad di Batam. Ustadz mau tanya bagaimana pandangan Pimpinan Pusat Muhammadiyah terhadap nasionalisme? Terus apakah radikalisme itu dilarang dalam Islam? Dan apakah demokrasi itu haram dan kufur? Mohon pencerahannya. Akhmad Musofah, di Batam (Disidangkan pada Jum‘at, 5 Safar 1441 H / 4 Oktober 2019 M) Jawaban: Terima kasih atas pertanyaan dan perhatian saudara, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk kepada kita semua. Sebelum menjelaskan mengenai persoalan yang menjadi pertanyaan saudara, perlu kami sampaikan bahwa ada perbedaan antara pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah adalah pernyataan yang dikeluarkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sedangkan Fatwa MTT PP Muhammadiyah adalah pandangan keagamaan yang dikeluarkan oleh MTT PP Muhammadiyah. Majelis Tarjih dan Tajdid adalah Unsur Pembantu Pimpinan Persyarikatan yang diserahi tugas sebagai penyelenggara usaha-usaha dalam bidang tarjih dan tajdid sesuai dengan kebijakan Pimpinan Persyarikatan. Jadi, MTT PP Muhammadiyah adalah bagian dari PP Muhammadiyah. Kaitannya dengan hal ini, jawaban yang kami susun untuk pertanyaan saudara adalah rumusan atau pandangan Tim Fatwa MTT PP Muhammadiyah. Nasionalisme Mengenai persoalan nasionalisme, salah satu Keputusan Muktamar Muhammadiyah ke-47 di Makassar tahun 2015 adalah tentang konsep “Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi wasy-Syahadah”. Dalam Putusan tersebut, Pancasila dikatakan sebagai hasil konsensus nasional (dar al-‘ahdi) dan tempat pembuktian (dar al-syahadah) menuju Indonesia berkemajuan yaitu kehidupan yang maju, adil, makmur, bermartabat, dan berdaulat sebagaimana cita-cita utama Indonesia. Pandangan kebangsaan tersebut sejalan dengan cita-cita Islam tentang negara idaman “Baldatun Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur”, yaitu suatu negeri yang baik dan berada dalam ampunan Allah. Negara ideal itu diberkahi Allah karena, a. penduduknya beriman dan bertakwa (QS. al-A’raf (7): 96), … Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi …. b. beribadah dan memakmurkannya (QS. adz-Dzariyat (51): 56; Hud (11): 61), Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. Kaum Tsamud berkata: Hai Shaleh, sesungguhnya kamu sebelum ini adalah seorang di antara kami yang kami harapkan, apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami? Sesungguhnya kami betul-betul dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap agama yang kamu serukan kepada kami. c. menjalankan fungsi kekhalifahan dan tidak membuat kerusakan di dalamnya (QS. al-Baqarah (2): 11, 30), Bila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? Tuhan berfirman: Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. d. memiliki relasi hubungan dengan Allah (hablun min Allah) dan dengan sesama (hablun min an-nas) yang harmonis (QS. Ali Imran (3): 112), … Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia …. e. mengembangkan pergaulan antarkomponen bangsa dan kemanusiaan yang setara dan berkualitas takwa (QS. al-Hujurat (49): 13), Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. f. serta menjadi bangsa unggulan bermartabat khaira ummah (QS. Ali Imran (3): 110), … Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah .... Negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim dalam konteks keislaman dan keindonesiaan harus terus dibangun menjadi Negara Pancasila yang Islami dan berkemajuan menuju peradaban utama bagi seluruh rakyat. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan semangat nasionalisme untuk membangun Indonesia sebagaimana yang dicita-citakan bersama. Muhammadiyah juga mengakui nasionalisme sebagai salah satu bentuk kecintaan terhadap negara. Meskipun demikian, menurut Muhammadiyah, nasionalisme bukanlah doktrin mati sebatas slogan cinta tanah air minus pembuktian. Nasionalisme harus dimaknai dan difungsikan sebagai spirit, pemikiran dan tindakan untuk membangun Indonesia secara amanah dan bertanggungjawab menuju terwujudnya cita-cita nasional di tengah badai masalah dan tantangan zaman. Allah berfirman, … Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al-Qur’an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali … [QS. al-Qashash (28): 85]. Menurut Buya Hamka dalam Tafsirnya, asbabun nuzul ayat ini adalah berkaitan dengan keadaan Nabi saw ketika harus pergi untuk hijrah dari Makkah ke Madinah. Sesaat sampai ke Jufah, Nabi saw merenung karena rindu tempat kelahirannya. Dari sini, Jibril kemudian membawa ayat yang menyatakan bahwa Nabi saw kelak akan dipulangkan kembali ke Makkah, yang terbukti dengan peristiwa Fathu Makkah dan Haji Wada’. Dari sini dapat dilihat bahwa kecintaan terhadap tanah air yang bisa juga disebut sebagai jiwa nasionalisme adalah hal yang dimiliki oleh Nabi Muhammad saw. Radikalisme Mengenai radikalisme, kita harus mengerti terlebih dahulu apa yang dimaksud dengan radikalisme. Menurut KBBI, radikal memiliki makna “akar/hal mendasar (sampai kepada prinsipnya)”, sedangkan radikalisme bermakna paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis. Radikal pada dasarnya adalah kata yang netral. Kata ini bisa bermakna positif, tapi juga bisa bermakna negatif. Misalnya, dalam hal mencintai agama dan nasionalisme kita memang harus radikal, yang artinya kita harus membela ideologi agama dan bangsa dan jika ada yang mencoba menghancurkan dan merusak ideologi agama dan bangsa, maka kita harus membela dengan sekuat-kuatnya. Dalam artian negatif, kita dapat melihatnya pada kejadian akhir-akhir ini. Misalnya, menunjukkan kecintaan terhadap ras ataupun agama dengan membunuh penganut kepercayaan lain. Tentunya hal ini adalah sesuatu yang dilarang. Dari sini, kita dapat mengerti mana konsep radikal yang dilarang, dan mana yang diperbolehkan. Konsep radikal untuk membela agama, jiwa, harta, keturunan, akal, dan harga diri (termasuk nasionalisme) tentunya diperbolehkan, sedangkan konsep radikal yang menzalimi dan mencelakai hak orang lain tentunya dilarang. Hal ini sebagaimana hadis, Tidak boleh melakukan perbuatan yang mencelakakan (mudarat) diri sendiri maupun orang lain [HR. Ibnu Majah]. Demokrasi Berikutnya adalah permasalahan demokrasi. Demokrasi adalah salah satu sistem bernegara yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu negara. Dalam hal politik, sistem demokrasi Indonesia menggunakan konsep trias politika, yaitu pemisahan kekuasaan negara menjadi tiga; eksekutif (pelaksana undang-undang), legislatif (pembuat undang-undang), dan yudikatif atau kehakiman (pengawas pelaksanaan undang-undang). Salah satu hal yang perlu menjadi perhatian penting adalah, demokrasi ini hanyalah alat untuk mencapai tujuan, dan bukan tujuan itu sendiri. Dalam hal pemilihan pimpinan negara, negara demokrasi menggunakan sistem voting. Dulu, sistem voting diwakili oleh DPR, sedangkan sekarang, sistem voting menggunakan pemilihan umum. Hal ini pernah dilakukan para sahabat ketika mencari suksesor Umar bin Khattab. Ketika itu Umar menunjuk, Sa‘ad bin Abi Waqqas, Abdurrahman bin ‘Auf, Zubair bin Awwam, Thalhah bin Ubaidillah, Ali bin Abi Thalib dan Utsman bin Affan sebagai tim syura untuk menunjuk khalifah ketiga. Jika dilihat lebih cermat, konsep ini sebenarnya mirip dengan konsep demokrasi dalam memilih pemimpin. Adapun kelompok yang mengharamkan demokrasi berpendapat menggunakan dalil berikut. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah [QS. all-An‘am (6): 57]. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir [QS. al-Maidah (5): 44]. Tentu ayat yang dijadikan sebagai hujjah adalah benar, akan tetapi pemahaman yang mengharamkan demokrasi berdasar ayat tersebut tidaklah tepat. Beberapa argumennya adalah sebagai berikut. al-Maidah (5): 44 ditafsirkan secara tidak tepat dengan dalih mereka yang tidak menggunakan syariat Islam dalam bernegara dimasukkan ke dalam golongan kafir. Mereka menjadikan aspek hukum dan politik sebagai salah satu syarat keimanan seseorang. Cara penafsiran ini seperti kaum Khawarij pada masa sahabat yang mengkafirkan Ali dan Muawiyah karena menerima tahkim (arbitrase) yang dianggap bukan hukum Allah. Padahal jika dilihat dalam tafsir-tafsir al-Quran, ayat ini memiliki makna bahwa siapa saja yang mengingkari dalam hatinya dan mengingkari bahwa kalam Allah adalah wahyu yang benar, maka dia adalah kafir. Akan tetapi bagi mereka yang memiliki uzur dalam pelaksanaannya maka tidak masuk dalam golongan kafir. Mereka mengartikan bahwa hukum hanyalah kekhususan Allah saja, dan manusia tidak boleh membuat hukum. Padahal sejak zaman Umar bin Khathab dan khalifah lainnya sudah banyak undang-undang yang tidak dijelaskan dalam al-Quran maupun as- Demokrasi dan seluruh hal di dalamnya bukanlah berarti pengganti hukum Allah, hal ini dikarenakan keduanya tidak bertentangan. Hukum demokrasi yang ada pada dasarnya sesuai dengan nilai Islam dalam perihal politik, misalnya pemilihan presiden, memerintahkan kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran, musyawarah, dll. Hukum positif merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan. Selama alat ini bisa digunakan untuk menuntun kita kepada Allah, maka adalah sah penggunaann Penggunaan lafal asing (seperti demokrasi, hukum positif, dll), yang terkesan tidak “Islami” bukanlah penghalang untuk digunakan, karena pada dasarnya yang penting adalah substansinya, bukan namanya. Menggunakan sistem hukum dari Negara lain merupakan hal yang sah. Hal ini seperti halnya ketika Nabi saw menggunakan strategi parit saat perang Khandak yang berasal dari Persia. Umar bin Khathab juga membentuk Undang-undang pada masanya, dan juga penggunaan mata uang pada masa Umawiyah. Dari sini, dapat disimpulkan, bahwa hukum mengenai nasionalisme dan menerapkan sistem demokrasi adalah diperbolehkan. Wallahu a‘lam bish-shawab Rubrik Tanya Jawab Agama Diasuh Divisi Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Sumber: Majalah SM No 16 Tahun 2020
|
Nasionalisme, Radikalisme dan Demokrasi Pertanyaan Assalamu alaikum wr.wb. Akhmad Musofah, di Batam Disidangkan pada Jumat, 5 Safar 1441 H 4 Oktober 2019 M Jawaban Terima kasih atas pertanyaan dan perhatian saudara, semoga Allah senantiasa memberikan hidayah dan petunjuk kepada kita semua. Sebelum menjelaskan mengenai persoalan yang menjadi pertanyaan saudara, perlu kami sampaikan bahwa ada perbedaan antara pernyataan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan Fatwa Majelis Tarjih dan Tajdid MTT Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Mereka menjawab Sesungguhnya kami orangorang yang mengadakan perbaikan. Mereka berkata Mengapa Engkau hendak menjadikan khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau Tuhan berfirman Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. d. memiliki relasi hubungan dengan Allah hablun min Allah dan dengan sesama hablun min annas yang harmonis QS. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Ali Imran 3 110, Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah Negara Indonesia yang berpenduduk mayoritas Muslim dalam konteks keislaman dan keindonesiaan harus terus dibangun menjadi Negara Pancasila yang Islami dan berkemajuan menuju peradaban utama bagi seluruh rakyat. Nasionalisme harus dimaknai dan difungsikan sebagai spirit, pemikiran dan tindakan untuk membangun Indonesia secara amanah dan bertanggungjawab menuju terwujudnya citacita nasional di tengah badai masalah dan tantangan zaman. Menurut Buya Hamka dalam Tafsirnya, asbabun nuzul ayat ini adalah berkaitan dengan keadaan Nabi saw ketika harus pergi untuk hijrah dari Makkah ke Madinah. Sesaat sampai ke Jufah, Nabi saw merenung karena rindu tempat kelahirannya. Radikal pada dasarnya adalah kata yang netral. Dalam artian negatif, kita dapat melihatnya pada kejadian akhirakhir ini. Misalnya, menunjukkan kecintaan terhadap ras ataupun agama dengan membunuh penganut kepercayaan lain. Konsep radikal untuk membela agama, jiwa, harta, keturunan, akal, dan harga diri termasuk nasionalisme tentunya diperbolehkan, sedangkan konsep radikal yang menzalimi dan mencelakai hak orang lain tentunya dilarang. Hal ini sebagaimana hadis, Tidak boleh melakukan perbuatan yang mencelakakan mudarat diri sendiri maupun orang lain HR. Demokrasi Berikutnya adalah permasalahan demokrasi. Demokrasi adalah salah satu sistem bernegara yang digunakan untuk mencapai tujuan suatu negara. Hal ini pernah dilakukan para sahabat ketika mencari suksesor Umar bin Khattab. Adapun kelompok yang mengharamkan demokrasi berpendapat menggunakan dalil berikut. Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orangorang kafir QS. Mereka mengartikan bahwa hukum hanyalah kekhususan Allah saja, dan manusia tidak boleh membuat hukum. Padahal sejak zaman Umar bin Khathab dan khalifah lainnya sudah banyak undangundang yang tidak dijelaskan dalam alQuran maupun as Demokrasi dan seluruh hal di dalamnya bukanlah berarti pengganti hukum Allah, hal ini dikarenakan keduanya tidak bertentangan. Hukum positif merupakan sebuah alat untuk mencapai tujuan. Selama alat ini bisa digunakan untuk menuntun kita kepada Allah, maka adalah sah penggunaann Penggunaan lafal asing seperti demokrasi, hukum positif, dll, yang terkesan tidak Islami bukanlah penghalang untuk digunakan, karena pada dasarnya yang penting adalah substansinya, bukan namanya. Menggunakan sistem hukum dari Negara lain merupakan hal yang sah.
|
0114. Jika Salah Satu Sifat Najis Masih Ada Ketika Telah Dibasuh
|
https://www.piss-ktb.com/2012/03/114-thoharoh-salah-satu-sifat-najis.html
|
PERTANYAAN : Assalamualaikum. Bagaimana jika di tangan kita masih ada salah satu sifat najis di tangan contoh nya kan misal nya abiz BAB, masih ada bau nya di tangan kita, terus kita celup tangan kita yang msih ada bau najis nya ke air yang sedikit. bagaimana kah air yang sedikit tersebut apakah menjadi najis atau bagaimana ? [Husin Ba'bud]. JAWABAN : Waalaikumsalam wr wb "Tidak menjadi bahaya tetapnya warna (najis) seperti tetapnya warna darah, atau tetapnya bau (najis) seperti bau khomr bila memang sulit di hilangkan karena masyaqqot, berbeda dengan bila tidak sulit dihilangkan maka menjadi bahaya tetapnya, kalau antara warna dan bau tersebut sama-sama masih menetap pada satu tempat juga menjadi bahaya karena berarti menunjukkan indikasi kuatnya keberadaaan najis tersebut pada satu tempat". [ Iqnaa Li Assyarbiiny I/31 ]. Kesimpulan pertanyaan di atas : Bau tangan bekas BAB tersebut tidak masalah bila memenuhi persyaratan berikut : a.Tidak disertai dengan warna najis b.Sulit dihilangkan. [Masaji Antoro]. www.fb.com/notes/301528683203280/
|
PERTANYAAN Assalamualaikum. Bagaimana jika di tangan kita masih ada salah satu sifat najis di tangan contoh nya kan misal nya abiz BAB, masih ada bau nya di tangan kita, terus kita celup tangan kita yang msih ada bau najis nya ke air yang sedikit. bagaimana kah air yang sedikit tersebut apakah menjadi najis atau bagaimana Husin Babud. JAWABAN Waalaikumsalam wr wb Tidak menjadi bahaya tetapnya warna najis seperti tetapnya warna darah, atau tetapnya bau najis seperti bau khomr bila memang sulit di hilangkan karena masyaqqot, berbeda dengan bila tidak sulit dihilangkan maka menjadi bahaya tetapnya, kalau antara warna dan bau tersebut samasama masih menetap pada satu tempat juga menjadi bahaya karena berarti menunjukkan indikasi kuatnya keberadaaan najis tersebut pada satu tempat. Iqnaa Li Assyarbiiny I31 . Kesimpulan pertanyaan di atas Bau tangan bekas BAB tersebut tidak masalah bila memenuhi persyaratan berikut a.Tidak disertai dengan warna najis b.Sulit dihilangkan. Masaji Antoro. www.fb.comnotes301528683203280
|
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat 30-31: Janji Allah Untuk Orang Mukmin yang Beramal Saleh
|
https://islami.co/tafsir-surat-al-kahfi-ayat-30-31-janji-allah-untuk-orang-mukmin-yang-beramal-saleh/
|
Setelah sebelumnya Allah menjelaskan bahwa orang-orang musyrik itu akan mendapatkan siksa yang amat pedih, pada ayat ini Allah menjelaskan ganjaran untuk orang-orang yang beriman serta beramal saleh. Allah SWT berfirman: () Innalladzina amanu wa amilus sholihati inna la nudhiu ajro man ahsana amala () ulaika lahum jannatu adnin tajri min tahthimul anharu yuhallauna fiha min asawiro min dzahabiw wa yalbasun tsiyaban khudhrom min sundusiw wa istabraqim muttakiina fiha alal aroik. Nimats tsawab. Wa hasunat murtafaqo Artinya: Orang-orang mukmin dan beramal saleh itu Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala mereka yang telah dikerjakan dengan baik (30) Mereka itu akan mendapatkan surga Adn yang di bawahnya terdapat aliran sungai, dihiasi dengan gelang emas, memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal sambil duduk bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah (QS: Al-Kahfi ayat 30-31) Syekh Mutawalli al-Syarawi menyampaikan dalam kitab tafsirnya, penggandengan iman (alladzina amanu) dengan amal saleh (wa amilus sholihat) itu lumrah digunakan Al-Quran. Hal ini, menurutnya, iman itu akan melahirkan prilaku. Tidak mungkin perilaku kebaikan itu dilakukan tanpa ada keimanan. Syekh al-Syarawi mencontohkan keimanan para sahabat Rasulullah yang menanggung beban berat misi dakwah yang dibawa Rasulullah, sementara mereka seringkali mendapat perlakuan buruk dari orang-orang yang tidak beriman. Pada kalimat berikutnya, inna la nudhiu ajro man ahsana amala, Allah tidak membatasi pada orang mukmin atau orang kafir saja. Semua orang yang bersungguh-sungguh dan bekerja keras dalam menghasilkan kebutuhan duniawinya itu akan Allah penuhi, mukmin ataupun tidak. Namun bagi orang yang tidak beriman, mereka tidak akan mendapatkan apa-apa di akhirat kelak. Ini berbeda dengan orang mukmin yang juga beramal saleh. Mereka akan mendapatkan kenikmatan, seperti ditempatkan di surga, dihiasi gelang emas, memakai pakaian hijau, dan kenikmatan lainnya. Terkait pakaian hijau dikategorikan sebagai nikmat di surga, imam al-Qurthubi dalam kitab tafsirnya al-Jami li Ahkamil Quran menjelaskan bahwa warna hijau itu lebih menenangkan penglihatan. Sementara warna putih atau hitam itu tidak baik di mata. Selain itu, Ibnu Asyur dalam tafsir al-Tahrir wat Tanwir menyebutkan bahwa warna hijau itu identik dengan warna kerjaan. Sementara itu, Ibnu Asyur menjelaskan mengapa yang disebut dalam ayat ini penggunaan perhiasan terlebih dahulu daripada pakaian. Menurutnya, ini karena Al-Quran sedang menjelaskan tentang karakteristik surga, bukan penghuni surga. Hal ini berbeda dengan surat al-Insan ayat 21 di mana di situ yang dijelaskan terlebih dahulu adalah pakaian penghuni surga. Hal ini karena dalam ayat tersebut dititikberatkan pada pembahasan penghuni surga, bukan karakteristika surga.
|
Setelah sebelumnya Allah menjelaskan bahwa orangorang musyrik itu akan mendapatkan siksa yang amat pedih, pada ayat ini Allah menjelaskan ganjaran untuk orangorang yang beriman serta beramal saleh. Allah SWT berfirman Innalladzina amanu wa amilus sholihati inna la nudhiu ajro man ahsana amala ulaika lahum jannatu adnin tajri min tahthimul anharu yuhallauna fiha min asawiro min dzahabiw wa yalbasun tsiyaban khudhrom min sundusiw wa istabraqim muttakiina fiha alal aroik. Wa hasunat murtafaqo Artinya Orangorang mukmin dan beramal saleh itu Kami tidak akan menyianyiakan pahala mereka yang telah dikerjakan dengan baik 30 Mereka itu akan mendapatkan surga Adn yang di bawahnya terdapat aliran sungai, dihiasi dengan gelang emas, memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal sambil duduk bersandar di atas dipandipan yang indah. Hal ini, menurutnya, iman itu akan melahirkan prilaku. Semua orang yang bersungguhsungguh dan bekerja keras dalam menghasilkan kebutuhan duniawinya itu akan Allah penuhi, mukmin ataupun tidak. Ini berbeda dengan orang mukmin yang juga beramal saleh. Mereka akan mendapatkan kenikmatan, seperti ditempatkan di surga, dihiasi gelang emas, memakai pakaian hijau, dan kenikmatan lainnya. Terkait pakaian hijau dikategorikan sebagai nikmat di surga, imam alQurthubi dalam kitab tafsirnya alJami li Ahkamil Quran menjelaskan bahwa warna hijau itu lebih menenangkan penglihatan. Sementara warna putih atau hitam itu tidak baik di mata. Selain itu, Ibnu Asyur dalam tafsir alTahrir wat Tanwir menyebutkan bahwa warna hijau itu identik dengan warna kerjaan. Sementara itu, Ibnu Asyur menjelaskan mengapa yang disebut dalam ayat ini penggunaan perhiasan terlebih dahulu daripada pakaian. Menurutnya, ini karena AlQuran sedang menjelaskan tentang karakteristik surga, bukan penghuni surga.
|
Hukum Mewakilkan Kurban
|
https://rumaysho.com/3652-hukum-mewakilkan-kurban.html
|
Apakah boleh shohibul kurban mewakilkan penyembelihan dan penyaluran kurban pada orang lain? Seperti misalnya mentransfer uang dan berniat kurban di daerah yang kekurangan. Dalam Bulughul Marom pada hadits no. 1362 disebutkan, – – : – – – , , – Dari Ali bin Abi Tholib radhiyallahu anhu, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan padaku untuk mengurus unta (unta hadyu yang berjumlah 100 ekor, -pen) milik beliau, lalu beliau memerintahkan untuk membagi semua daging kurban, kulit dan jilalnya (kulit yang ditaruh di punggung unta untuk melindungi diri dari dingin) untuk orang-orang miskin. Dan aku tidak boleh memberikan bagian apa pun dari hasil kurban kepada tukang jagal (sebagai upah). Muttafaqun alaih. (HR. Bukhari no. 1707 dan Muslim no. 1317).Hadyu adalah hewan ternak yang disembelih di tanah haram pada hari nahr (Idul Adha) bagi yang menjalankan haji tamattu atau qiron, atau karena meninggalkan salah satu wajib nusuk, atau melakukan salah satu larangan nusuk, baik ketika haji atau umrah, atau hanya sekedar melakukan ibadah tathowwu (sunnah) sebagai bentuk pendekatan diri pada Allah. Jadi, udhiyah dan hadyu sama-sama sembelihan berupa hewan ternak dan dilakukan pada hari nahr (Idul Adha) serta dilakukan sebagai bentuk pendekatan diri pada Allah. Namun udhiyah tidak terdapat pada haji tamattu dan qiron, bukan pula sebagai kafaroh karena mengejarkan yang terlarang atau meninggalkan kewajiban. Baca Kaitan Udhiyah, Qurban, Hadyu dan Aqiqah. Beberapa faedah dari hadits di atas:1- Hadits ini menunjukkan disyariatkannya hadyu karena unta yang disembelih ini adalah unta yang dijadikan Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai hadyu pada saat haji wada. Saat itu beliau menyembelih 100 unta.2- Dianjurkan bersedekah dengan daging hadyu, kulit, dan jilalnya kecuali sebagian daging yang disunnahkan untuk dimakan.3- Boleh mewakilkan dalam pengurusan kurban, pembagian daging kurban, juga dalam menyedekahkan. Namun dalam hal penyembelihan lebih baik shohibul qurban menyembelih sendiri sebagaimana dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam bahasan Bulughul Marom sebelumnya.4- Bolehnya mengupah orang lain untuk menyembelih kurban asalkan upahnya tidak diambil dari hasil sembelihan kurban. Tidak boleh memberi tukang jagal sedikit pun dari daging kurban. Karena kalau memberi dari hasil kurban dari tukang jagal, itu sama saja mengupahinya.Namun jika memberikan hasil kurban kepada tukang jagal karena statusnya yang miskin, atau sebagai status hadiah, maka tidaklah mengapa. 5- Tidak boleh menjual sedikit pun dari hasil kurban baik itu daging atau pun kulitnya. Karena kurban adalah harta yang dikeluarkan atas dasar ikhlas, maka tidak boleh ditarik lagi keuntungan dari kurban tersebut. Kalau seseorang ingin menyerahkan kulit atau daging, maka harus secara cuma-cuma. Mengenai bahasan hukum menjual kulit kurban telah dibahas oleh Rumaysho.Com dalam artikel: Bolehkah Menjual Kulit Hasil Sembelihan Qurban?Baca pula artikel Rumaysho.Com: Hukum Transfer Kurban ke Daerah Lain. Hanya Allah yang memberi taufik. Referensi:Minhatul Allam fii Syarh Bulughul Marom, Syaikh Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 9: 298-300.—Selesai disusun di Radio Muslim, Jl. C. Simanjuntak no. 72, Yogyakarta, 20 Dzulqodah 1434 HArtikel www.rumaysho.com Silakan follow status kami via Twitter @RumayshoCom, FB Muhammad Abduh Tuasikal dan FB Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
|
Apakah boleh shohibul kurban mewakilkan penyembelihan dan penyaluran kurban pada orang lain Seperti misalnya mentransfer uang dan berniat kurban di daerah yang kekurangan. Dan aku tidak boleh memberikan bagian apa pun dari hasil kurban kepada tukang jagal sebagai upah. 1317.Hadyu adalah hewan ternak yang disembelih di tanah haram pada hari nahr Idul Adha bagi yang menjalankan haji tamattu atau qiron, atau karena meninggalkan salah satu wajib nusuk, atau melakukan salah satu larangan nusuk, baik ketika haji atau umrah, atau hanya sekedar melakukan ibadah tathowwu sunnah sebagai bentuk pendekatan diri pada Allah. Jadi, udhiyah dan hadyu samasama sembelihan berupa hewan ternak dan dilakukan pada hari nahr Idul Adha serta dilakukan sebagai bentuk pendekatan diri pada Allah. Namun udhiyah tidak terdapat pada haji tamattu dan qiron, bukan pula sebagai kafaroh karena mengejarkan yang terlarang atau meninggalkan kewajiban. Beberapa faedah dari hadits di atas1 Hadits ini menunjukkan disyariatkannya hadyu karena unta yang disembelih ini adalah unta yang dijadikan Nabi shallallahu alaihi wa sallam sebagai hadyu pada saat haji wada. Saat itu beliau menyembelih 100 unta.2 Dianjurkan bersedekah dengan daging hadyu, kulit, dan jilalnya kecuali sebagian daging yang disunnahkan untuk dimakan.3 Boleh mewakilkan dalam pengurusan kurban, pembagian daging kurban, juga dalam menyedekahkan. Namun dalam hal penyembelihan lebih baik shohibul qurban menyembelih sendiri sebagaimana dicontohkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam bahasan Bulughul Marom sebelumnya.4 Bolehnya mengupah orang lain untuk menyembelih kurban asalkan upahnya tidak diambil dari hasil sembelihan kurban. Tidak boleh memberi tukang jagal sedikit pun dari daging kurban. Karena kalau memberi dari hasil kurban dari tukang jagal, itu sama saja mengupahinya. Karena kurban adalah harta yang dikeluarkan atas dasar ikhlas, maka tidak boleh ditarik lagi keuntungan dari kurban tersebut. Mengenai bahasan hukum menjual kulit kurban telah dibahas oleh Rumaysho. Com Hukum Transfer Kurban ke Daerah Lain. ReferensiMinhatul Allam fii Syarh Bulughul Marom, Syaikh Abdullah bin Sholih Al Fauzan, terbitan Dar Ibnil Jauzi, cetakan ketiga, tahun 1432 H, 9 298300.Selesai disusun di Radio Muslim, Jl. 72, Yogyakarta, 20 Dzulqodah 1434 HArtikel www.rumaysho.com Silakan follow status kami via Twitter RumayshoCom, FB Muhammad Abduh Tuasikal dan FB Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat
|
3307. POSISI KEDUA TANGAN KETIKA DUDUK DI ANTARA DUA SUJUD
|
https://www.piss-ktb.com/2014/07/3307-fiqih-sholat-posisi-kedua-tangan.html
|
PERTANYAAN : Assalaamu'alaikum wr wb. Mohon keterangannya, posisi lima jari tangan yang benar itu dalam duduk di antara dua sujud atau dalam tasyahud, harus di atas lutut atau memegang lutut ? [Khoirunnisa Al Fadani]. JAWABAN : Wa'alaikumussalam. Disunahkan (karena itbaa' atau mengikuti rosulillah SAW) pada saat duduk di antara dua sujud, duduk ketika tasyahud awal, duduk istirahat, duduk tasyahud akhir jika akan melaksanakan sujud sahwi, dan duduk iftirosy (yaitu duduk dengan mata kaki bagian luar ada dibawah, sekiranya menempel bagian depannya ke bumi), untuk meletakkan dua telapak tangan di atas dua paha, cenderung dekat pada dengkul, sekiranya sejajar ujung-ujung jari dengan dua dengkul. Dan jari-jarinya dibuka (tidak dikepalkan). Wallahu a'lam. [Ical Rizaldysantrialit]. - I'anatuth tholibin jilid 1 hal 167 : ( ) () ( ) . () ( ) - Ibaroh dalam al-Iqna' : () ( ) - - : . - Ibaraoh Fathul Wahhab : () ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) www.fb.com/groups/piss.ktb/790071831015627
|
PERTANYAAN Assalaamualaikum wr wb. Mohon keterangannya, posisi lima jari tangan yang benar itu dalam duduk di antara dua sujud atau dalam tasyahud, harus di atas lutut atau memegang lutut Khoirunnisa Al Fadani. JAWABAN Waalaikumussalam. Disunahkan karena itbaa atau mengikuti rosulillah SAW pada saat duduk di antara dua sujud, duduk ketika tasyahud awal, duduk istirahat, duduk tasyahud akhir jika akan melaksanakan sujud sahwi, dan duduk iftirosy yaitu duduk dengan mata kaki bagian luar ada dibawah, sekiranya menempel bagian depannya ke bumi, untuk meletakkan dua telapak tangan di atas dua paha, cenderung dekat pada dengkul, sekiranya sejajar ujungujung jari dengan dua dengkul. Dan jarijarinya dibuka tidak dikepalkan. Wallahu alam. Ical Rizaldysantrialit. Ianatuth tholibin jilid 1 hal 167 . Ibaroh dalam alIqna . Ibaraoh Fathul Wahhab www.fb.comgroupspiss.ktb790071831015627
|
Nabi Isa Alaihissalam Dalam Aqidah Umat Islam
|
https://muslim.or.id/19334-kisah-nabi-isa.html
|
Daftar Isi Bagaimana seharusnya umat islam menyikapi kisah Nabi Isa alaihissalam? Simak pejelasannya di artikel berikut ini. [lwptoc] Bismillah, walhamdulillah, washshalaatu wassalaamu ala rasulillah, Sungguh, Allah adalah Zat Yang Mahabijaksana. Dia memiliki kebijaksanaan yang sempurna yang jauh melampaui kebijaksanaan seluruh makhluk. Di antara bentuk kebijaksaan Allah adalah Ia ciptakan surga dengan segala macam kenikmatannya sebagai tempat kembali para hamba-Nya yang beriman kepadanya. Dan merupakan bentuk keimanan kepadanya adalah beriman dengan para nabi dan rasul yang telah Ia utus ke dunia ini. Kita diperintahkan untuk meyakini mereka sesuai dengan apa yang diberitakan oleh Allah dan Rasul-Nya. Sepanjang sejarah manusia, telah banyak para nabi dan rasul yang Allah utus ke dunia ini yang bertugas menyampaikan dan mengajarkan agama-Nya serta mengajak manusia untuk beribadah hanya kepada-Nya. Salah satu di antara mereka adalah Nabi Isa alaihissalaam. Beliau adalah seorang lelaki yang lahir dari perut seorang wanita perawan nan suci bernama Maryam. Ibunya merupakan anak perempuan dari seorang lelaki pilihan Allah bernama Imran dari keturunan Bani Israil (anak-anak Nabi Yakub alaihissalam). Keluarga Imran ini merupakan salah satu keluarga yang dipilih Allah untuk mendapatkan keistimewaan dari-Nya berupa nikmat kenabian. Allah Taala berfirman, Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim dan keluarga Imran melebihi segala umat (di masa mereka masing-masing). Sebagiannya merupakan keturunan dari yang lainnya. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. (Ali Imran: 33-34) Allah Taala telah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Isa alaihissalam dilahirkan tanpa proses pernikahan ibunya Maryam dengan seorang lelaki. Artinya, beliau lahir tanpa ayah. Dan yang demikian itu bukanlah hal yang mustahil bagi Allah Azza wa Jalla. Allah Taala berfirman: Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya, Jadilah, maka jadilah ia. (Ali Imron: 59) Ketika Maryam bertanya dengan penuh rasa heran saat mendapat kabar gembira berupa seorang putra yang akan lahir dari perutnya tanpa sentuhan seorang lelaki, Allah menjelaskan dan menegaskan kepadanya serta kepada kita semua, Demikianlah Allah, yang menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Ia sudah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Ia hanya cukup mengatakan kepadanya, jadilah kamu, lalu jadilah ia. (AliImran: 47) Proses penciptaan beliau adalah dengan ditiupkannya roh ke dalam rahim ibunya, Maryam. Kemudian Allah katakan kepadanya, kun (jadilah), sebagaimana yang Allah sebutkan pada ayat sebelumnya. Maka, seketika itu Maryam hamil sebagaimana wanita pada umumnya dan kemudian melahirkan Nabi Isa sebagai seorang anak manusia. Sungguh, penciptaan ini merupakan salah satu tanda kekuasaan Allah subhanahu wa taala sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Alquran, Dan telah Kami jadikan (Isa) putra Maryam beserta ibunya sebagai tanda (kekuasaan kami), dan Kami lindungi mereka di suatu tanah tinggi yang datar yang banyak terdapat padang-padang rumput dan sumber-sumber air bersih yang mengalir. (Al-Muminun: 50) Ayat-ayat yang menerangkan tentang proses kelahiran Nabi Isa alaihissalam di atas merupakan bantahan tehadap tuduhan orang-orang Yahudi, yang menganggap Maryam alaihassalam telah berzina. Padahal, Allah telah menegaskan tentang kesucian wanita ini dari perbuatan keji itu. Allah Taala berfirman, Dan (ingatlah) Maryam putri Imran yang memelihara kemaluannya (dari perbuatan keji). Maka Kami tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami, dan Dia membenarkan kalimat Rabbnya dan kitab-kitab-Nya, dan dia itu termasuk orang-orang yang taat. (At-Tahriim: 12) Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata, Hai Maryam, Sesungguhnya Allah telah memilih kamu, menyucikan kamu dan juga mengistimewakan kamu atas segala wanita di seluruh dunia. (Ali Imran: 42) Allah Subhanahu wa Taala berfirman, Dan dia (Isa) berbicara kepada manusia dalam buaian (ketika ia bayi) dan juga ketika sudah dewasa. Dan dia itu termasuk orang-orang yang saleh. (Ali-Imran: 46) Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, Tidak ada seorang anak yang berbicara ketika kecilnya kecuali Isa dan sahabat Juraij. [HR. Bukhori dalam al-adabul mufrod no. 33, dan juga Ibnu Abi Hatim dalam tafsirnya no. 3572] Dalam riwayat lain disebutkan, : tidak ada seorangpun yang berbicara sewaktu kecilnya kecuali tiga orang: (satu di antara mereka adalah) Isa ……. (HR. Bukhari dan Muslim) Ketika menafsirkan surah Ali Imran ayat 46, Ibnu Katsir mengatakan, Ia (Isa bin Maryam) mengajak manusia untuk beribadah kepada Allah semata tanpa kesyirikan pada saat ia masih kecil sebagai mukjizat dan tanda (kenabian), serta saat beliau sudah dewasa ketika Allah wahyukan kepadanya untuk melaksanakan urusan itu (dakwah). [Lihat tafsir ibnu katsir surah Ali-Imran ayat 46] Di dalam Alquran, Allah telah menjelaskan kedudukan Nabi Isa alaihissalam yang sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan juga utusan-Nya yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisi-Nya. Bukan sebagaimana yang diyakini oleh orang-orang Yahudi yang mengatakan beliau adalah anak zina. Bukan pula orang-orang Nasrani bahwa beliau adalah Allah atau anak Allah. Allah Subhanahu wa Taala telah membantah keyakinan buruk mereka ini dalam firman-Nya, Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan nikmat kepadanya dan Kami jadikan Dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail. (Az-Zukhruf: 59) Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu adalah utusan Allah, kalimat-Nya yang Ia kirimkan kepada Maryam, dan juga roh dari-Nya. (An-Nisaa: 171) Syaikh Abdurrahman bin Hasan mengatakan bahwa maksud dari Isa adalah kalimat Allah yaitu Allah menciptakan beliau dengan kalimat-Nya, . Sedangkan maksud dari Roh ialah Isa alaihissalam merupakan salah satu dari sekian banyak roh yang telah Allah ciptakan.[Lihat fathul majid 42-43] Dan beliau bukanlah roh kudus, karena roh kudus itu ialah Jibril alaihissalam sebagaimana yang telah dijelaskan oleh para ahli tafsir dari kalangan sahabat dan yang setelah mereka. [Tafsir ibnu katsir 1/190] Dari ayat ini, kita dapati betapa mulia dan agungnya kedudukan Nabi Isa alaihissalam di sisi Allah Azza wa Jalla. Sehingga Allah sebutkan beliau sebagai kalimat dan juga roh-Nya. Dan idhafah (penyandaran) pada ayat ini merupakan bentuk penghormatan kepada beliau. Dakwah beliau tidak berbeda dengan dakwahnya para Nabi dan Rasul yang lain, yaitu mengajak manusia untuk beriman dan beribadah hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Hanya saja, Nabi Isa alaihissalam diutus khusus kepada Bani Israil. Berbeda dengan Nabi kita Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang diutus kepada semua makhluk, dari kalangan jin dan manusia. Dan (Allah jadikan Isa) sebagai Rasul (yang diutus) kepada Bani Israil (dan berkata kepada mereka), Sesungguhnya aku telah datang kepadamu dengan membawa ayat (mukjizat) dari Rabb-mu. (Ali Imran: 49) Di antara yang beliau serukan kepada Bani Israil adalah apa yang Allah abadikan dalam kitab-Nya, Dan (Isa) Al-Masih berkata, Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Rabb-ku dan juga Rabb kalian. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah (dalam ibadahnya), maka Allah haramkan surga untuknya, dan tempat kembalinya ialah neraka. Dan orang-orang zalim itu tidak memiliki seorang penolong pun (yang akan menolongnya dari siksa api neraka). (Al-Maaidah: 72) Sesungguhnya Allah itu Rabb-ku dan juga Rabb kalian, maka beribadahlah kepada-Nya. Inilah jalan yang lurus. (Ali-Imran: 51) Walau Allah telah menganugerahi banyak mukjizat yang menunjukkan kenabian beliau, dan membenarkan kerasulan beliau, hanya sebagian saja yang menyambut dan menerima dakwah beliau. Mereka adalah al-hawariyyun yang menjadi pengikut dan penolong setia beliau. Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penolong (agama) Allah sebagaimana Isa putra Maryam telah berkata kepada pengikut-pengikutnya yang setia, Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku (untuk menegakkan agama) Allah? Pengikut-pengikut yang setia itu berkata, Kamilah penolong-penolong (agama) Allah. Maka (dengan begitu), segolongan dari Bani Israil beriman (al-hawariyyun) dan segolongan lain kafir. (Ash-Shaff: 14) Baca juga: Kisah Seorang Ulama dan Penggembala Unta Sejak zaman Nabi Musa alaihissalam, Bani Israil telah menunjukkan sikap-sikap melampaui batas. Mereka telah dikenal sebagai kaum yang sombong, berhati keras, pembangkang, suka berbohong dan ingkar janji, selalu mengingkari nikmat dan ayat-ayat Allah serta hobi mengakal-akali perintah dan larangan Allah. Karenanya, Allah selalu mengutus para Nabi kepada mereka untuk membimbing dan menuntun mereka ke jalan yang benar, serta menegakkan hukum Allah di tengah-tengah mereka. Akan tetapi, ketika ada Nabi yang diutus kepada mereka, selalu saja mendapat ancaman kejahatan tangan-tangan mereka. Dan mereka tidak segan-segan membunuh para Nabi yang diutus kepada mereka. Di antara Nabi yang Allah utus kepada mereka adalah Isa alaihissalam. Tidak berbeda dengan nabi-nabi yang lain, Isa alaihissalam juga mendapat perlakuan yang sama dari Bani Israil berupa pendustaan, pengingkaran, gangguan, dan permusuhan. Tatkala Allah mengutusnya kepada mereka dengan bukti-bukti dan juga petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki terhadap beliau karena kenabian dan mukjizat-mukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada beliau. Karena dasar kedengkian itulah mereka mengingkari kenabian Isa alaihissalam dan kemudian memusuhi serta menyakiti beliau. Betapa besar permusuhan yang mereka sulutkan sehingga tidak membiarkan beliau alaihissalam menetap di negeri bersama mereka. Bahkan beliau bersama ibunya selalu berkelana, berpindah-pindah tempat karena ulah orang-orang Yahudi tersebut. Tidak sampai di sini. Karena kedengkian telah tertancap dan mendarahdaging, mereka berusaha membuat konspirasi untuk membunuh beliau dengan menghasut Raja Damaskus saat itu yang beragama penyembah bintang-bintang. Mereka membuat fitnah-fitnah serta tuduhan dusta tentang Nabi Isa alaihissalam, sehingga Raja yang mendengar hal itu menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di al-Quds/Yerussalem untuk menyalibnya. Setelah menerima perintah dari raja, wakil raja yang berada di al-Quds itu langsung berangkat bersama sekelompok Yahudi menuju rumah yang sedang ditempati oleh Nabi Isa alaihissalam dan kemudian mengepungnya. Allah Taala berfirman yang artinya, Mereka telah merancang tipu muslihat, dan Allah juga membuat tipu muslihat (terhadap mereka). Sedangkan Allah adalah sebaik-baik perancang tipu muslihat. (Ali Imran: 54) Dalam keadaan demikian, Nabi Isa alaihissalam menanyakan kepada murid-muridnya tentang siapa yang bersedia diserupakan wajahnya seperti wajah beliau. Dan beliau menjanjikan surga bagi siapa yang bersedia. Maka, salah seorang pemuda di antara mereka ada yang merespon beliau dengan jawaban, Saya bersedia. Kemudian Allah serupakan wajahnya dengan wajah Nabi Isa alaihissalam. Setelah itu, Nabi Isa tertidur dan diangkat Allah ke langit dari rumah tersebut dalam keadaan demikian. Tatkala para murid beliau keluar dari rumah itu, orang-orang Yahudi yang telah mengepung sejak sore menangkap dan menyalib lelaki tersebut.[Lihat tafsir ibnu katsir 1/293-294] Setelah itu mereka berkata, Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah (An-Nisaa: 157) Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, Dan mereka sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Akan tetapi, (orang yang mereka salib itu) adalah yang diserupakan (wajahnya dengan Isa) untuk mereka. Dalam satu riwayat, disebutkan bahwa sebelum menangkap lelaki tersebut, mereka menghitung jumlah orang-orang yang keluar dari rumah itu karena mendengar bahwa Isa telah diangkat ke langit. Setelah dihitung, ternyata mereka mendapatkan ada satu orang yang kurang. Sehingga mereka ragu apakah yang mereka tangkap itu benar-benar Isa atau bukan? [Tafsir ath-thobari 9/371, maktabah syamilah] Inilah mengapa Allah sebutkan di akhir ayat, Dan sungguh, orang-orang yang berselisih padanya (urusan pembunuhan Isa) benar-benar dalam keraguan. Mereka itu tidak memiliki ilmu yang pasti tentangnya. Dan mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin (bahwa yang dibunuh itu benar-benar Isa). (An-Nisaa: 157) Para ulama telah sepakat tentang keberadaan beliau saat ini, yaitu di langit dalam keadaan masih hidup dan sama sekali belum mati. Dan hal ini telah disebutkan Allah dalam firman-Nya, Mereka tidak membunuhnya dalam keadaan yakin. Akan tetapi (sebenarnya), Allah telah mengangkatnya (Isa) kepada-Nya. Dan Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (An-Nisaa: 157-158) Pengangkatan Nabi Isa alaihissalam terjadi ketika beliau dikepung oleh orang-orang Yahudi untuk ditangkap dan disalib, sebagaimana yang telah disebutkan di atas. Allah mengangkat beliau kepada-Nya, yaitu ke langit. Allah Taala juga berfirman, (Ingatlah) ketika Allah berfirman, Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu kepada-Ku serta membersihkanmu dari orang-orang yang kafir tersebut. (Ali-Imran: 55) Imam Ibnu Katsir mengatakan bahwa yang dimaksud wafat pada ayat ini adalah tidur. Maksudnya, Allah menjadikan beliau tertidur sebelum diangkat ke langit. [Lihat tafsir ibnu katsir pada ayat ini] Imam Ath-Thabari meriwayatkan dari al-Hasan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada orang Yahudi, Sesungguhnya Isa itu belum mati. Dan ia akan kembali kepada kalian sebelum hari kiamat nanti. [Lihat tafsir ath-thobari pada ayat 55 surah Ali Imran] Dan sangat banyak hadis-hadis Nabi shallallahu alaihi wasallam yang menunjukkan bahwa beliau saat ini masih hidup dan berada di langit. Di antara hadis-hadis tersebut adalah kisah perjalanan mikraj Rasulullah shallallahu alaihi wasallam sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dalam kisah tersebut, beliau bertemu dengan Nabi Isa alaihissalam di langit yang menyapa dan memberikan salam penghormatan kepada beliau. [Bukhori (349), Muslim (259)] Turunnya Nabi Isa alaihissalam ke dunia pada akhir zaman nanti merupakan perkara yang pasti akan terjadi dan merupakan salah satu tanda-tanda besar dekatnya hari kiamat. Tidak ada satu orang pun dari ulama kaum muslimin yang mengingkari kejadian ini. Bahkan mereka menganggap perkara tersebut termasuk perkara yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Hal itu dikarenakan Allah Subhanahu wa Taala telah mengisyaratkannya dalam Alquran. Begitu pula dengan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang telah mengabarkan akan terjadinya kejadian itu. Allah Taala berfirman, Tidak ada seorang pun dari ahli kitab kecuali akan beriman kepadanya (Isa alaihissalam) sebelum kematiannya. Dan di hari kiamat nanti Isa itu akan menjadi saksi terhadap mereka. (An-Nisaa: 159) Imam As-Saffarini menjelaskan bahwa mereka benar-benar akan beriman kepada Nabi Isa alaihissalam sebelum wafatnya. Dan hal itu terjadi ketika beliau turun dari langit pada akhir zaman nanti, sehingga hanya akan ada satu agama, yaitu agama Ibrahim yang lurus. [Al-irsyad ilaa shohihil-itiqood 1/215] Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda yang artinya, Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil. [HR. Bukhori no. 2222, Muslim no. 155] Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Nabi Isa alaihissalam akan turun di dekat menara putih yang berada di bagian timur Damaskus dengan mengenakan pakaian yang dicelupkan wars (wars adalah salah satu jenis tumbuhan yang tumbuh di daerah Arab, Habasyah, dan juga India. Buahnya dilapisi oleh kelenjar merah seperti ada bulu-bulu halus diatasnya. Ini biasa digunakan untuk mewarnai pakaian (lihat almujamul-waasith)) dan zafaran (zafaran adalah salah satu jenis wewangian). Saat turun, beliau meletakkan kedua telapak tangannya di sayap dua malaikat. Ketika beliau menundukkan kepala, maka akan menetes. Dan ketika beliau mengangkatnya, maka akan bercucuran air yang sangat bening seperti mutiara. Tidak ada seorang kafir pun yang mencium aroma nafas beliau kecuali ia akan mati. Sedangkan nafas beliau itu menjangkau jarak yang sangat panjang, sejauh matanya memandang. [Lihat hadits riwayat Muslim (2937)] Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa ketika turun, Nabi Isa alaihissalam akan disambut oleh Imam Mahdi beserta kaum muslimin, dan kemudian sholat bersama mereka. Akan senantiasa ada segolongan dari umatku ini yang selalu berperang menampakkan kebenaran sampai hari kiamat tiba. Maka turunlah Isa alaihissalam, dan pemimpin mereka (Imam Mahdi) akan berkata (kepadanya), Kemarilah anda dan sholatlah bersama kami (maksudnya jadilah imam dalam sholat kami-red). Kemudian ia menjawab, Tidak, sungguh sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai bentuk penghormatan Allah terhadap umat ini. [HR. Muslim no. 156] Allah Subhanahu wa Taala tidaklah menetapkan suatu hal melainkan ia mempunyai misi tersendiri untuk itu. Dan Dia juga telah menetapkan misi khusus diturunkannya Nabi Isa alaihissalam di akhir zaman nanti. Di antaranya adalah apa yang disebutkan oleh Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam dalam sabdanya, Demi Allah, sungguh hampir tiba saatnya putra Maryam itu turun di tengah-tengah kalian sebagai seorang hakim yang adil. Maka ia akan memecahkan salib, membunuh babi, menghapus jizyah/upeti. Dan (saat itu) harta benda berhamburan sampai-sampai tidak ada seorang pun yang bersedia menerimanya (harta pemberian). (HR. Bukhari no. 2222, Muslim no. 155) Misi lain dari turunnya Isa alaihissalam adalah untuk membunuh Dajjal. Rasulullah shallallaahu alaihi wasallam bersabda, - - Dajjal akan keluar di tengah-tengah umatku dan akan menetap selama 40 –salah seorang perawi berkata, aku tidak tahu apakah itu 40 hari, 40 bulan, atau 40 tahun–. Maka Allah utus Isa putra Maryam. Kemudian beliau mencarinya dan akan berhasil membinasakannya. [HR. Muslim no. 2940] Satu hal yang perlu diperhatikan adalah beliau turun bukan sebagai Nabi yang membawa syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam. Akan tetapi, sebagai imam kaum muslimin atau hakim yang adil sebagaimana yang disebutkan dalam hadis di atas. Syaikh Shalih Al Fauzan menjelaskan bahwa Nabi Isa alaihissalam beribadah dengan syariat Nabi kita Muhammad shallallaahu alaihi wasallam, baik dalam perkara-perkara pokok maupun cabang. Bukan dengan syariat beliau yang dahulu. Sebab, syariat tersebut telah dihapus. Dengan demikian, beliau turun ke bumi sebagai khalifah bagi Nabi kita shallallaahu alaihi wasallam, sekaligus sebagai hakim bagi umatnya. [Lihat kitab al-irsyad ilaa shohihil-itiqood 1/196, maktabah syamilah] Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata, Dan Isa itu masih hidup di langit dan sama sekali belum mati. Dan ketika turun nanti, ia tidak akan menerapkan hukum kecuali dengan hukum kitab dan sunah, bukan dengan yang menyelisihi itu. [Al-irsyad ilaa shohihil-itiqood 1/215, maktabah syamilah] Inilah sedikit tentang hal-hal yang wajib kita yakini seputar Nabi Isa alaihissalam. Semoga Allah menjadikan tulisan ini bermanfaat bagi setiap orang yang ingin mengambil manfaat darinya. Wallaahu alam. Baca juga: Kisah-Kisah Unik Sarat Faidah — Referensi: — Penulis: Muhammad Nurul Fahmi Murajaah: Ustadz Suhuf Subhan, M.Pd.I Artikel: Muslim.or.id
|
Daftar Isi Bagaimana seharusnya umat islam menyikapi kisah Nabi Isa alaihissalam Simak pejelasannya di artikel berikut ini. Di antara bentuk kebijaksaan Allah adalah Ia ciptakan surga dengan segala macam kenikmatannya sebagai tempat kembali para hambaNya yang beriman kepadanya. Salah satu di antara mereka adalah Nabi Isa alaihissalaam. Ali Imran 3334 Allah Taala telah mengabarkan kepada kita bahwa Nabi Isa alaihissalam dilahirkan tanpa proses pernikahan ibunya Maryam dengan seorang lelaki. Kemudian Allah katakan kepadanya, kun jadilah, sebagaimana yang Allah sebutkan pada ayat sebelumnya. Padahal, Allah telah menegaskan tentang kesucian wanita ini dari perbuatan keji itu. Dan dia itu termasuk orangorang yang saleh. Lihat tafsir ibnu katsir surah AliImran ayat 46 Di dalam Alquran, Allah telah menjelaskan kedudukan Nabi Isa alaihissalam yang sesungguhnya, bahwa beliau adalah salah satu hamba terbaik pilihan Allah dan juga utusanNya yang memiliki kedudukan tinggi dan mulia di sisiNya. Tatkala Allah mengutusnya kepada mereka dengan buktibukti dan juga petunjuk, mulailah mereka iri dan dengki terhadap beliau karena kenabian dan mukjizatmukjizat luar biasa yang Allah berikan kepada beliau. Karena dasar kedengkian itulah mereka mengingkari kenabian Isa alaihissalam dan kemudian memusuhi serta menyakiti beliau. Bahkan beliau bersama ibunya selalu berkelana, berpindahpindah tempat karena ulah orangorang Yahudi tersebut. Mereka membuat fitnahfitnah serta tuduhan dusta tentang Nabi Isa alaihissalam, sehingga Raja yang mendengar hal itu menjadi marah dan memerintahkan perwakilannya di alQudsYerussalem untuk menyalibnya. Allah Taala berfirman yang artinya, Mereka telah merancang tipu muslihat, dan Allah juga membuat tipu muslihat terhadap mereka. Maka, salah seorang pemuda di antara mereka ada yang merespon beliau dengan jawaban, Saya bersedia. Lihat tafsir ibnu katsir 1293294 Setelah itu mereka berkata, Sesungguhnya kami telah membunuh Isa putra Maryam, yaitu utusan Allah AnNisaa 157 Namun, Allah membantah perkataan mereka ini pada ayat yang sama, Dan mereka sama sekali tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya. Setelah dihitung, ternyata mereka mendapatkan ada satu orang yang kurang. Akan tetapi sebenarnya, Allah telah mengangkatnya Isa kepadaNya. Dan Allah itu Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah Taala juga berfirman, Ingatlah ketika Allah berfirman, Wahai Isa, sesungguhnya Aku akan mewafatkanmu dan mengangkatmu kepadaKu serta membersihkanmu dari orangorang yang kafir tersebut. Maksudnya, Allah menjadikan beliau tertidur sebelum diangkat ke langit. Bahkan mereka menganggap perkara tersebut termasuk perkara yang wajib diyakini oleh setiap muslim. Ini biasa digunakan untuk mewarnai pakaian lihat almujamulwaasith dan zafaran zafaran adalah salah satu jenis wewangian. Lihat hadits riwayat Muslim 2937 Rasulullah shallallahu alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa ketika turun, Nabi Isa alaihissalam akan disambut oleh Imam Mahdi beserta kaum muslimin, dan kemudian sholat bersama mereka. Kemudian ia menjawab, Tidak, sungguh sebagian kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain sebagai bentuk penghormatan Allah terhadap umat ini. Kemudian beliau mencarinya dan akan berhasil membinasakannya. 2940 Satu hal yang perlu diperhatikan adalah beliau turun bukan sebagai Nabi yang membawa syariat baru setelah syariat Nabi Muhammad shallallaahu alaihi wasallam.
|
Cara Menghilangkan Ilmu Hitam pada Seseorang dan Mencegahnya Kembali
|
https://dalamislam.com/info-islami/cara-menghilangkan-ilmu-hitam-pada-seseorang
|
Ilmu hitam mungkin identik dengan suatu ilmu yang melibatkan jin atau makhluk gaib di dalamnya. Ilmu Hitam juga berkaitan dengan sihir yang secara etimologi berarti sesuatu yang tersembunyi dan sangat halus penyebabnya.Sementara itu berdasarkan syariat Abu Muhammad Al Maqdisi menjelaskan bahwa sihir adalah azimat-azimat. Mantra-mantra yang bisa memberi pengaruh terhadap hati sekaligus jasad, bisa menyebabkan orang sakit, terbunuh ataupun memisahkan dari suami/istrinya.Ilmu hitam atau sihir bukanlah sekedar isapan jempol. Benar-benar ada dan bisa mencelakakan seseorang dengan takdir Allah yang bersifat kauni. Adapula yg disebut ilmu putih dan ada beberapa ini. Firman Allah Subhanahu wa Taála dalam surat ayat 102,“… Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang bisa mereka gunakan untuk menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka (ahli sihir) itu tidak dapat memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorang pun kecuali dengan izin Allah…”.Allah memerintahkan kita untuk berlindung dari kejahatan sihir. Seperti pada salah satu ayat Al Quran, yaitu surat ayat 4: “Dan (aku berlindung kepada Allah) dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembuskan pada buhul-buhul”.Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa sihir memiliki pengaruh buruk dan kita harus berusaha menjaga agar jangan sampai terkena pengaruhnya.Cari tahu penyebab seseorang mengutuk anda. Pikirkan alasan-alasan yang membuat Anda merasa bahwa Anda mungkin dikutuk. Apakah ada seseorang yang menginginkan Anda jatuh sakit? Mengapa?Bukan hal biasa jika Anda dikutuk oleh seseorang yang tidak Anda kenal. Jadi kemungkinan jika Anda dikutuk itu karena seseorang yang Anda kenal dan memiliki masalah dengan anda. Berikut jenis-jenis kutukan dan guna-guna yang paling umum yang mungkin dikirim seseorang terhadap diri Anda:Mantra cinta yang membuat Anda jatuh cinta disaat Anda tidak menginginkannya.Kutukan balas dendam.Kutukan sial.Kutukan amarah.Cara Benar Menangkal Ilmu HitamIlmu hitam atau sihir termasuk penyakit yang bisa menimpa manusia atas izin Allah subhanahu wa ta’ala. Seperti yang kita pasti ketahui tidak mungkin Allah menurunkan sesuatu penyakit tanpa menurunkan penawarnya.Seseorang muslim dilarang untuk berobat dengan sesuatu yang diharamkan Allah. Seorang muslim diharamkan untuk mendatangi dukun untuk mengobati penyakit dari ilmu hitam yang mengenainya. Hal ini dikarenakan hukumnya sama saja dengan mendatangi dukun dan mempercayai selain allah. Apalagi jika sampai meminta para dukun untuk melakukan sihir untuk mengusir yang menimpanya.Semua ini termasuk dalam perkara gaib dan hanya Allah saja yang mengetahui. Maka jika kita melakukan hal ini sama saja kita telah kafir. Kafir adalah salah satu .Rasulullah saw bersabda:“Barangsiapa yang mendatangi dukun atau tukang sihir, kemudian ia membenarkan (mempercayai) perkataan mereka, maka sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad”.Islam mengajarkan yang sesuai dengan syariat sebagaimana berikut ini:1. Berpegang pada Tauhid yang hendaknya senantiasa setiap muslim pegang dalam keadaan apapun dan selalu bertawakal kepada Allah. Tidak hanya itu setiap muslim harus menjauhi perbuatan syirik apapun itu bentuknya.Dalam firman Allah di surah An Nahl ayat 99 hingga 100:“Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah”.2. Membaca Dzikir Pagi dan PetangRasulullah bersabda:“Gunakanlah waktu pagi dan waktu sore, serta sebagian waktu malam untuk beribadah” (HR. Bukhari 39).Dijelaskan oleh Imam Ali Al Qori, bahwa Rasulullah mengajarkan untuk selalu berdzikir setiap pagi dan sore hari. Dimana dua waktu ini adalah waktu orang beristirahat dan waktu orang lalai. Selain itu, pagi dan petang merupakan pergantian suasana hari dari gelap ke terang atau sebaliknya, sehingga manusia butuh perlindungan untuk melewati malam atau siang.3. Membaca Al QuranDari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda:‘Janganlah menjadikan rumah-rumah kalian layaknya kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibaca didalamnya surat Al Baqarah’.Dari hadist ini, maka dianjurkan untuk kita memperbanyak bacaan Al-Quran dan menjadikannya sebagai dzikir harian.4. Membersihkan Rumah dari PatungDiriwayatkan dalam sebuah hadis Rasulullah:Bahwa malaikat (Rahmat) tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung, salib dan gambar-gambar yang bernyawa serta anjing. Selain itu, sebaiknya rumah juga dibersihkan dari alat-alat yang bisa melalaikan seperti alat musik.Khalid bin bin Abdurrahman bin Ali al-Jarisy dalam kitabnya Ar- as-Syar’iyyah Kamilah Min Alquran wa as-Sunnah menjelaskan sejumlah surah pendek yang bisa dijadikan sebagai penangkal sihir, yaitu sebagai berikut:1. Surat Al-Fatihah # # # # # “Dengan nama Allah Yang Mahapengasih, Mahapenyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Yang Mahapengasih, Mahapenyayang. Pemilik hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus,(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”2. Surat 3 kali # # # “Katakanlah (Muhammad), \”Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. (Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”3. Surat Al-Falaq 3 kali . . . . Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”
|
Ilmu hitam mungkin identik dengan suatu ilmu yang melibatkan jin atau makhluk gaib di dalamnya. Ilmu Hitam juga berkaitan dengan sihir yang secara etimologi berarti sesuatu yang tersembunyi dan sangat halus penyebabnya. Benarbenar ada dan bisa mencelakakan seseorang dengan takdir Allah yang bersifat kauni. Seperti pada salah satu ayat Al Quran, yaitu surat ayat 4 Dan aku berlindung kepada Allah dari kejahatan wanitawanita tukang sihir yang menghembuskan pada buhulbuhul. Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa sihir memiliki pengaruh buruk dan kita harus berusaha menjaga agar jangan sampai terkena pengaruhnya. Pikirkan alasanalasan yang membuat Anda merasa bahwa Anda mungkin dikutuk. Berikut jenisjenis kutukan dan gunaguna yang paling umum yang mungkin dikirim seseorang terhadap diri AndaMantra cinta yang membuat Anda jatuh cinta disaat Anda tidak menginginkannya. Seperti yang kita pasti ketahui tidak mungkin Allah menurunkan sesuatu penyakit tanpa menurunkan penawarnya. Hal ini dikarenakan hukumnya sama saja dengan mendatangi dukun dan mempercayai selain allah. Islam mengajarkan yang sesuai dengan syariat sebagaimana berikut ini1. Berpegang pada Tauhid yang hendaknya senantiasa setiap muslim pegang dalam keadaan apapun dan selalu bertawakal kepada Allah. Dalam firman Allah di surah An Nahl ayat 99 hingga 100Sesungguhnya setan itu tidak ada kekuasaan atas orangorang yang beriman dan bertawakkal kepada Rabbnya. Bukhari 39.Dijelaskan oleh Imam Ali Al Qori, bahwa Rasulullah mengajarkan untuk selalu berdzikir setiap pagi dan sore hari. Dimana dua waktu ini adalah waktu orang beristirahat dan waktu orang lalai. Membaca Al QuranDari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabdaJanganlah menjadikan rumahrumah kalian layaknya kuburan. Sesungguhnya setan lari dari rumah yang dibaca didalamnya surat Al Baqarah. Membersihkan Rumah dari PatungDiriwayatkan dalam sebuah hadis RasulullahBahwa malaikat Rahmat tidak akan memasuki rumah yang didalamnya terdapat patung, salib dan gambargambar yang bernyawa serta anjing. Surat AlFatihah Dengan nama Allah Yang Mahapengasih, Mahapenyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam. Tunjukilah kami jalan yang lurus,yaitu jalan orangorang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya bukan jalan mereka yang dimurkai, dan bukan pula jalan mereka yang sesat.2. Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.
|
Istriku, hamil di bulan ketujuh, wajibkah ia berpuasa? Jika ia tidak wajib berpuasa, apakah yang seharusnya ia lakukan?
|
https://islamqa.info/id/answers/37719/wajibkah-wanita-hamil-berpuasa
|
Alhamdulillah.Pendapat yang paling rajah (kuat), wanita hamil dan menyusui dikiyaskan dengan orang sakit. Keduanya boleh berbuka puasa dan cukup baginya mengqadha' puasa sejumlah hari yang ditinggalkannya. Baik pertimbangannya adalah dirinya sendiri maupun anak dalam kandungan atau susuannya. Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda, " . (715) (1667) "Sesungguhnya Allah menggugurkan kewajiban puasa bagi musafir dan setengah shalat (qashar). Dan puasa bagi wanita hamil dan menyusui." (HR. Tirmidzi: 715, Ibnu Majah: 1667, dan dishahihkan oleh syekh Al Bani). Wanita hamil jika mengkhawatirkan keadaan dirinya maupun janinnya, maka hukumnya seperti orang yang sakit. Ia berbuka dan ia wajib mengqadha' puasa. Allah berfirman, "Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka ia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya pada hari lain sejumlah hari yang ia tinggalkan." (QS. Al Baqarah: 185). Namun jika tiada yang dikhawatirkannya, baik keadaannya sendiri maupun janin yang dikandungnya, maka ia wajib berpuasa. Allah berfirman, "Barangsiapa yang yang hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa." (QS. Al Baqarah: 85). Secara umum, wanita hamil yang kepayahan untuk menunaikan puasa. Terlebih di bulan-bulan akhir kandungannya. Bisa jadi puasa akan memberikan efek negative bagi kandungannya. Maka sebaiknya ia merujuk kepada dokter muslim yang terpercaya. Lihat; syarh al mumti', 6/ 359. Wallahu’alam .
|
Alhamdulillah.Pendapat yang paling rajah kuat, wanita hamil dan menyusui dikiyaskan dengan orang sakit. Keduanya boleh berbuka puasa dan cukup baginya mengqadha puasa sejumlah hari yang ditinggalkannya. Baik pertimbangannya adalah dirinya sendiri maupun anak dalam kandungan atau susuannya. Rasulullah shallahu alaihi wa sallam bersabda, . 715 1667 Sesungguhnya Allah menggugurkan kewajiban puasa bagi musafir dan setengah shalat qashar. Dan puasa bagi wanita hamil dan menyusui. HR. Tirmidzi 715, Ibnu Majah 1667, dan dishahihkan oleh syekh Al Bani. Wanita hamil jika mengkhawatirkan keadaan dirinya maupun janinnya, maka hukumnya seperti orang yang sakit. Ia berbuka dan ia wajib mengqadha puasa. Allah berfirman, Barangsiapa yang sakit atau dalam perjalanan, maka ia wajib mengganti puasa yang ditinggalkannya pada hari lain sejumlah hari yang ia tinggalkan. QS. Al Baqarah 185. Namun jika tiada yang dikhawatirkannya, baik keadaannya sendiri maupun janin yang dikandungnya, maka ia wajib berpuasa. Allah berfirman, Barangsiapa yang yang hadir di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa. QS. Al Baqarah 85. Secara umum, wanita hamil yang kepayahan untuk menunaikan puasa. Terlebih di bulanbulan akhir kandungannya. Bisa jadi puasa akan memberikan efek negative bagi kandungannya. Maka sebaiknya ia merujuk kepada dokter muslim yang terpercaya. Lihat syarh al mumti, 6 359. Wallahualam .
|
Obat Paling Mujarab Untuk Penyakit Was-Was
|
https://bimbinganislam.com/obat-paling-mujarab-untuk-penyakit-was-was/
|
Obat Paling Mujarab Untuk Penyakit Was-Was Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang . selamat membaca. Pertanyaan: Bismillah Assalamualaikum ustadz, Semoga ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan allah swt., Ijin bertanya ustadz, apa itu was-was dalam sholat, krn saya merasa sering ragu dalam sholat, apa itu termasuk was-was. Saya membaca artikel dan mendengarkan pembahasannya di youtube, untuk menghilangkannnya itu dengan tidak memperdulikan sama sekali was was tsbt dan melanjutkan sholat dan dianggap sah, apa pendapat ustadz tentang itu.. Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam Jawaban: Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh Aamiin, terimakasih dengan doa yang terpanjat dan semoga Allah mengumpulkan kita semua di dalam suargaNya. Hadis dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa ada seseorang yang pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang penyakit was-was yang dia alami. Dia dibayangi seolah-olah mengeluarkan kentut ketika shalat. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah dia membatalkan shalatnya, sampai dia mendengar suara kentut atau mencium baunya. (HR. Bukhari 137 dan Muslim 361). Juga dari Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahiih-nya, dari hadits Utsman bin Abil Ash dia berkata, Aku berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah menghalangi antara aku dan shalatku, dia memberikan keraguan padaku, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ! Itulah syaitan yang disebut dengan khinzib, maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah tiga kali ke samping kirimu! Maka aku pun melakukannya, dan Allah menghilangkannya dariku. [HR. Muslim, no. 2203] Beragam macam dari gangguan yang dilancarkan oleh setan dalam mengacaukan dan menghancurkan amalan seorang hamba, terlebih dalam pelaksanaan ibadah shalat yang kedudukannya sangat agung. Was-was juga bisa didapatkan di dalam syarat shalat semisal dalam wudhu nya apakah sudah wudhu atau belum, apakah sudah tepat dalam menghadap kiblat atau tidak. Atau bisa jadi dalam niat atau ditengah shalat semisal was wasan dalam keikhlasan shalat atau was-was dalam kekhusyu`an sehingga tidak perhatian dengan apa yang dibaca, atau was-was dalam rakaat shalat sehingga sering lupa jumlah rakaat dan sebagainya. Dengan was was tersebut yang paling penting adalah kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk meminta perlindungan dan mencoba melakukan berbagai usaha untuk menolak berbagai was-was yang di dapat, diantaranya sebagaimana contoh hadist di atas dengan meludah di samping kiri dan tidak menghiraukannya bila memang keraguan masih ada di dalam dirinya dan kejadian tersebut sering menimpa. Juga apa yang disebutkan oleh Ahmad al-Haitami ketika ditanya tentang penyakit was-was, adakah obatnya? Beliau mengatakan, , , Ada obat yang paling mujarab untuk penyakit ini, yaitu tidak peduli secara keseluruhan. Meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang hebat. Karena jika dia tidak perhatikan keraguan ini, maka keraguannya tidak akan menetap dan akan pergi dengan sendiri dalam waktu yang tidak lama. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari was-was. Sebaliknya, orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan was-was itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan dirinya sepertiorang gila atau lebih parah dari orang gila. Sebagaimana yang pernah kami lihat pada banyak orang yang mengalami cobaan keraguan ini, sementara dia memperhatikan bisikan was-wasnya dan ajakan setannya (al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubro, 1:149). Namun bila keraguan yang muncul disusul dengan keyakinan, misal kita ternyata yakin belum berwudhu, atau belum membaca surat alfatihah maka tidaklah hal tersebut disebut dengan was was, karena ia lupa dan menjadi yakin kembali dengan apa yang dilakukannya. Semoga Allah menolong kita semua dari rasa was-was dan tipu daya setan dalam seluruh amal ibadah kita. Wallahu taala alam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Mutashim, Lc. MA. Selasa, 28 Syaban 1444H / 21 Maret 2023 M Ustadz Mutashim Lc., M.A. Dewan konsultasi BimbinganIslam(BIAS), alumusUniversitas Islam Madinahkuliah Syariah dan MEDIU Untuk melihat artikel lengkapdari Ustadz Mutashim Lc., M.A. klik di
|
Obat Paling Mujarab Untuk Penyakit WasWas Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang . Pertanyaan Bismillah Assalamualaikum ustadz, Semoga ustadz dan keluarga selalu dalam lindungan allah swt., Ijin bertanya ustadz, apa itu waswas dalam sholat, krn saya merasa sering ragu dalam sholat, apa itu termasuk waswas. Saya membaca artikel dan mendengarkan pembahasannya di youtube, untuk menghilangkannnya itu dengan tidak memperdulikan sama sekali was was tsbt dan melanjutkan sholat dan dianggap sah, apa pendapat ustadz tentang itu Ditanyakan oleh Santri Mahad Bimbingan Islam Jawaban Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh Aamiin, terimakasih dengan doa yang terpanjat dan semoga Allah mengumpulkan kita semua di dalam suargaNya. Hadis dari Abbad bin Tamim, dari pamannya, bahwa ada seseorang yang pernah mengadu kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tentang penyakit waswas yang dia alami. Dia dibayangi seolaholah mengeluarkan kentut ketika shalat. Lalu Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Janganlah dia membatalkan shalatnya, sampai dia mendengar suara kentut atau mencium baunya. Juga dari Imam Muslim meriwayatkan dalam Shahiihnya, dari hadits Utsman bin Abil Ash dia berkata, Aku berkata, Wahai Rasulullah, sesungguhnya syaitan telah menghalangi antara aku dan shalatku, dia memberikan keraguan padaku, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda Itulah syaitan yang disebut dengan khinzib, maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah tiga kali ke samping kirimu Maka aku pun melakukannya, dan Allah menghilangkannya dariku. 2203 Beragam macam dari gangguan yang dilancarkan oleh setan dalam mengacaukan dan menghancurkan amalan seorang hamba, terlebih dalam pelaksanaan ibadah shalat yang kedudukannya sangat agung. Atau bisa jadi dalam niat atau ditengah shalat semisal was wasan dalam keikhlasan shalat atau waswas dalam kekhusyuan sehingga tidak perhatian dengan apa yang dibaca, atau waswas dalam rakaat shalat sehingga sering lupa jumlah rakaat dan sebagainya. Dengan was was tersebut yang paling penting adalah kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk meminta perlindungan dan mencoba melakukan berbagai usaha untuk menolak berbagai waswas yang di dapat, diantaranya sebagaimana contoh hadist di atas dengan meludah di samping kiri dan tidak menghiraukannya bila memang keraguan masih ada di dalam dirinya dan kejadian tersebut sering menimpa. Meskipun dalam dirinya muncul keraguan yang hebat. Sebagaimana cara ini pernah dilakukan oleh mereka yang mendapat taufiq untuk lepas dari waswas. Sebaliknya, orang yang memperhatikan keraguan yang muncul dan menuruti bisikan keraguannya, maka dorongan waswas itu akan terus bertambah, sampai menyebabkan dirinya sepertiorang gila atau lebih parah dari orang gila. Namun bila keraguan yang muncul disusul dengan keyakinan, misal kita ternyata yakin belum berwudhu, atau belum membaca surat alfatihah maka tidaklah hal tersebut disebut dengan was was, karena ia lupa dan menjadi yakin kembali dengan apa yang dilakukannya. Semoga Allah menolong kita semua dari rasa waswas dan tipu daya setan dalam seluruh amal ibadah kita. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Mutashim, Lc. Selasa, 28 Syaban 1444H 21 Maret 2023 M Ustadz Mutashim Lc.,
|
Menyalurkan Zakat kepada Pengemudi Ojek Daring dan Mereka yang Di-PHK
|
https://rumaysho.com/24198-menyalurkan-zakat-kepada-pengemudi-ojek-daring-dan-mereka-yang-di-phk.html
|
Ojek daring atau ojek online saat masa pandemi mengalami kesusahan karena tidak ada order yang masuk. Padahal mereka harus menanggung kebutuhan keluarga di rumah. Begitu juga hampir dua juta orang dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) saat pandemi ini. Apakah boleh zakat diberikan kepada orang-orang semacam ini?Kita sudah memahami bersama bahwa zakat itu didistribusikan kepada delapan golongan sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut, Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk: (1) orang-orang fakir, (2) orang-orang miskin, (3) amil zakat, (4) para mualaf yang dibujuk hatinya, (5) untuk (memerdekakan) budak, (6) orang-orang yang terlilit utang, (7) untuk jalan Allah, dan (8) untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. At-Taubah: 60).Menurut Syaikh Prof. Dr. Muhammad Az-Zuhaily, orang fakir itu tidak memiliki harta dan pekerjaan atau ia memiliki harta dan pekerjaan tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan pokok yang layak. Semisal kebutuhannya orang fakir itu sepuluh. Ia hanya bisa memenuhi dua atau tiganya saja. Adapun orang miskin adalah orang yang punya pekerjaan yang layak namun tidak bisa memenuhi kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal, dan hajatnya. Hajat yang dimaksud adalah kebutuhan keluarga yang ia tanggung nafkahnya. Semisal kebutuhannya itu sepuluh. Ia hanya bisa memenuhi tujuh atau delapannya. Dari sini, kita bisa pahami bahwa keadaan fakir lebih susah dibanding miskin.Ada yang memiliki perahu bisa masuk dalam kategori miskin seperti dalam kisah Khidr dan Musa pada ayat, Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orang-orang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiap-tiap bahtera. (QS. Al-Kahfi: 79). Berarti orang miskin itu memiliki sesuatu untuk memenuhi kebutuhannya namun belum mencukupi. Nabi shallallahu alaihi wa sallam itu berdoa meminta perlindungan dari kefakiran. Hal ini menunjukkan bahwa kefakiran itu lebih parah. Dalam ayat sendiri, orang fakir disebut lebih dahulu. Ini menunjukkan dimulai dari yang lebih penting.Orang miskin diberi zakat sebagaimana orang fakir untuk mencukupi kebutuhannya.Orang fakir dan miskin yang diberi tidak disyaratkan harus zaminan (punya penyakit kronis). Mereka juga tidak disyaratkan tidak boleh mengemis. Karena nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi pada yang mengemis dan yang tidak mengemis, begitu pula beliau memberi pada orang yang tidak punya penyakit kronis.Pemenuhan kebutuhan fakir dan miskin mencakup kebutuhan nikah dan kebutuhan buku pelajaran untuk belajar dan mengajar. Lihat bahasan Al-Mutamad fii Al-Fiqh Asy-Syafii, 2:106-108.Dari penjelasan di atas, diikhtisarkan bahwa pengemudi ojek daring (online), begitu pula para pekerja yang di-PHK bisa termasuk golongan fakir atau miskin dalam kondisi pandemi saat ini, sehingga mereka berhak menerima zakat. Dari Salman bin Amir radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua; pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan. (HR. An-Nasai, no. 2583; Tirmidzi, no. 658; Ibnu Majah, no. 1844. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih).Nabi shallallahu alaihi wa sallam pernah mengatakan pada Zainab istri Abdullah bin Masud yang ingin memberikan zakat pada suaminya dan anak yatim dalam asuhannya, beliau bersabda, Benar, untuk sedekah pada kerabat akan mendapatkan dua ganjaran: (1) pahala menjalin hubungan kerabat, (2) pahala sedekah itu sendiri. (HR. Bukhari, no. 1466; Muslim, no. 1000)Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga mengatakan pada Abu Thalhah yang ingin menyedekahkan kebun Bairaha, kebun kurma terbaik miliknya, Saya berpandangan bahwa yang terbaik adalah engkau berikan sedekahmu itu pada kerabatmu. (HR. Bukhari, no. 5611; Muslim, no. 998)
|
Ojek daring atau ojek online saat masa pandemi mengalami kesusahan karena tidak ada order yang masuk. Padahal mereka harus menanggung kebutuhan keluarga di rumah. Begitu juga hampir dua juta orang dirumahkan dan terkena Pemutusan Hubungan Kerja PHK saat pandemi ini. Apakah boleh zakat diberikan kepada orangorang semacam iniKita sudah memahami bersama bahwa zakat itu didistribusikan kepada delapan golongan sebagaimana disebutkan dalam ayat berikut, Sesungguhnya zakatzakat itu, hanyalah untuk 1 orangorang fakir, 2 orangorang miskin, 3 amil zakat, 4 para mualaf yang dibujuk hatinya, 5 untuk memerdekakan budak, 6 orangorang yang terlilit utang, 7 untuk jalan Allah, dan 8 untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. AtTaubah 60.Menurut Syaikh Prof. Dr. Muhammad AzZuhaily, orang fakir itu tidak memiliki harta dan pekerjaan atau ia memiliki harta dan pekerjaan tetapi tidak bisa mencukupi kebutuhan makan, pakaian, tempat tinggal dan kebutuhan pokok yang layak. Semisal kebutuhannya orang fakir itu sepuluh. Ia hanya bisa memenuhi dua atau tiganya saja. Hajat yang dimaksud adalah kebutuhan keluarga yang ia tanggung nafkahnya. Ada yang memiliki perahu bisa masuk dalam kategori miskin seperti dalam kisah Khidr dan Musa pada ayat, Adapun bahtera itu adalah kepunyaan orangorang miskin yang bekerja di laut, dan aku bertujuan merusakkan bahtera itu, karena di hadapan mereka ada seorang raja yang merampas tiaptiap bahtera. Nabi shallallahu alaihi wa sallam itu berdoa meminta perlindungan dari kefakiran. Hal ini menunjukkan bahwa kefakiran itu lebih parah. Dalam ayat sendiri, orang fakir disebut lebih dahulu. Ini menunjukkan dimulai dari yang lebih penting. Orang miskin diberi zakat sebagaimana orang fakir untuk mencukupi kebutuhannya. Orang fakir dan miskin yang diberi tidak disyaratkan harus zaminan punya penyakit kronis. Mereka juga tidak disyaratkan tidak boleh mengemis. Karena nabi shallallahu alaihi wa sallam memberi pada yang mengemis dan yang tidak mengemis, begitu pula beliau memberi pada orang yang tidak punya penyakit kronis. Pemenuhan kebutuhan fakir dan miskin mencakup kebutuhan nikah dan kebutuhan buku pelajaran untuk belajar dan mengajar. Lihat bahasan AlMutamad fii AlFiqh AsySyafii, 2106108.Dari penjelasan di atas, diikhtisarkan bahwa pengemudi ojek daring online, begitu pula para pekerja yang diPHK bisa termasuk golongan fakir atau miskin dalam kondisi pandemi saat ini, sehingga mereka berhak menerima zakat. Dari Salman bin Amir radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya sedekah kepada orang miskin pahalanya satu sedekah, sedangkan sedekah kepada kerabat pahalanya dua pahala sedekah dan pahala menjalin hubungan kekerabatan. AlHafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini sahih. 1000Nabi shallallahu alaihi wa sallam juga mengatakan pada Abu Thalhah yang ingin menyedekahkan kebun Bairaha, kebun kurma terbaik miliknya, Saya berpandangan bahwa yang terbaik adalah engkau berikan sedekahmu itu pada kerabatmu.
|
Manajemen Waktu Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wasallam
|
https://bimbinganislam.com/managemen-waktu-nabi-shalallahu-alaihi-wasallam/
|
Pertanyaan : Tolong dijelaskan bagaimana cara Nabi Muhammad Sholallohu alahi wa sallam memenej waktunya? Syukron (Dari Hamba Alloh Anggota Grup WA Bimbingan Islam) Jawaban : Terimakasih, semoga Allah subhanahu wa taala menganugrahkan kepada kita semua kekuatan untuk memenej waktu kita dengan sebaik-baiknya, demi untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Waktu adalah diantara nikmat besar yang Allah anugrahkan bagi kita. Dan kelak kita akan dimintai pertanggung jawaban atas waktu yang telah kita habiskan di dunia. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : : Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya ; nikmat sehat dan waktu luang.(HR. Bukhari : 6412). Allah taala berfirman : Kemudian kelak kalian pasti akan ditanya di hari itu akan nikmat (yang telah kalian dapatkan). (QS. At-Takatsur : 8). Dan Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullahu taala ketika menafsirkan ayat tersebut ; : . Makna hal ini adalah bahwa kebanyakan manusia lalai dari mensyukuri dua nikmat ini, tidak melaksanakan kewajiban yang menjadi konsekwesi nikmat ini. Barangsiapa tidak melaksanakan apa yang diwajibkan atas kedua nikmat ini maka mereka adalah orang yang tertipu. (Tafsir Ibnu Katsir: 8/478). Syaikh Ismail Haqqi al-Barousawi ketika menjelaskan maksud hadis di atas beliau berkata : Maknanya ialah barangsiapa yang diberikan oleh Allah dua nikmat ini yaitu sehatnya jasad dengan keselamatan dan kebugaran, yang mana kesehatan ini ibarat mahkota yang bertengger di atas kepala orang-orang yang sehat dan tak akan mampu melihatnya melainkan orang-orang yang sakit. Dan juga nikmat waktu luang dari berbagaikesibukan dunia dan pernak-perniknya. Barangsiapa mendapatkan keduanya namun ia lalai dari menunaikan hak-hak Allah, orang seperti inilah yang telah tertipu dengan hilangnya kesempatan untuk mentaati Allah, dan melaksanakan segala hal yang bermanfaat bagi dia di akhirat berupa bermacam-macam ketaatan dan ibadah yang bisa mendekatkan dirinya kepada Allah. (Tafsir Ruhul Bayan : 2/268). Adapun tentang manajemen waktu nabi shalallahu alaihi wa sallam, kami belum pernah mendapati dan membaca buku khusus yang membahasnya. Dan berkenaan dengan bagaimana nabi mengatur waktunya kami mendapati sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang berkata : Adalah nabi shalallahu alaihi wa sallam apabila beranjak kerumah beliau, maka beliau membagi waktunya menjadi tiga ; bagian untuk Allah, bagian untuk keluarganya dan bagian untuk diri sendiri. Kemudian beliau membagi lagi jatah waktu untuk diri sendiri ini menjadi dua bagian untuk diri sendiri dan untuk muamalah dengan manusia. Hanya saja riwayat ini dhaif jiddan (lemah sekali) sebagaimana keterangan Al-Imam Al-Albani di dalam kitab Mukhtashar Syamail Muhammadiyah No. 6. Dan di sini kami akan nukilkan penjelasan dari Al-Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz -semoga Allah senantiasa merahmati beliau- tentang bagaimana seharusnya seorang muslim membagi waktunya, diantara yang beliau tuturkan : - Selayaknya bagi seorang muslim untuk menjaga waktunya siang dan malam. Dan agar ia menghabiskannya untuk mentaati Allah untuk bertasbih, bertahlil, berdzikir berdoa. Sebagaimana pula waktu disyariatkan untuk digunakan guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Adalah nabi shalallahu alaihi wa sallam ketika berada di tengah-tengah keluarganya beliau memenuhi kebutuhan keluarganya, demikian pula beliau menggunakan waktunya untuk mencari nafkah, untuk berjual-beli yang halal, perniagaan yang dibolehkan, muamalah yang dibolehkan, untuk mencari rizki sehingga bisa menafkahi diri dan keluarga. Dengan demikian waktunya terjaga untuk mencari nafkah yang halal dan juga untuk beribadah, berdzikir, berdoa, membaca Al-Quran, shalat-shalat sunnah pada waktunya. Demikian pula waktu digunakan untuk semua hal yang bermanfaat, untuk menyeru manusia kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, menengok orang sakit dan kebaikan-kebaikan yang lain. (Fatwa Syaikh Bin Baz No. 693). Wallahu alam Referensi : Tafsir Ibnu Katsir oleh Al-Imam Ibnu Katsir Tafsir Ruhun Bayan oleh Syaikh Ismail Haqqi al-Barousawi Mukhtashar Syamil Muhammadiyah oleh Al-Imam Al-Albani Fatawa Syaikh Bin Baz No. 693 ( Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Abul Aswad Al Bayati
|
Pertanyaan Tolong dijelaskan bagaimana cara Nabi Muhammad Sholallohu alahi wa sallam memenej waktunya Syukron Dari Hamba Alloh Anggota Grup WA Bimbingan Islam Jawaban Terimakasih, semoga Allah subhanahu wa taala menganugrahkan kepada kita semua kekuatan untuk memenej waktu kita dengan sebaikbaiknya, demi untuk meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Waktu adalah diantara nikmat besar yang Allah anugrahkan bagi kita. Dan kelak kita akan dimintai pertanggung jawaban atas waktu yang telah kita habiskan di dunia. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda Ada dua nikmat yang kebanyakan manusia tertipu karenanya nikmat sehat dan waktu luang. Allah taala berfirman Kemudian kelak kalian pasti akan ditanya di hari itu akan nikmat yang telah kalian dapatkan. Dan AlImam Ibnu Katsir rahimahullahu taala ketika menafsirkan ayat tersebut . Barangsiapa tidak melaksanakan apa yang diwajibkan atas kedua nikmat ini maka mereka adalah orang yang tertipu. Syaikh Ismail Haqqi alBarousawi ketika menjelaskan maksud hadis di atas beliau berkata Maknanya ialah barangsiapa yang diberikan oleh Allah dua nikmat ini yaitu sehatnya jasad dengan keselamatan dan kebugaran, yang mana kesehatan ini ibarat mahkota yang bertengger di atas kepala orangorang yang sehat dan tak akan mampu melihatnya melainkan orangorang yang sakit. Dan juga nikmat waktu luang dari berbagaikesibukan dunia dan pernakperniknya. Adapun tentang manajemen waktu nabi shalallahu alaihi wa sallam, kami belum pernah mendapati dan membaca buku khusus yang membahasnya. Dan berkenaan dengan bagaimana nabi mengatur waktunya kami mendapati sebuah riwayat dari Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu yang berkata Adalah nabi shalallahu alaihi wa sallam apabila beranjak kerumah beliau, maka beliau membagi waktunya menjadi tiga bagian untuk Allah, bagian untuk keluarganya dan bagian untuk diri sendiri. Kemudian beliau membagi lagi jatah waktu untuk diri sendiri ini menjadi dua bagian untuk diri sendiri dan untuk muamalah dengan manusia. Hanya saja riwayat ini dhaif jiddan lemah sekali sebagaimana keterangan AlImam AlAlbani di dalam kitab Mukhtashar Syamail Muhammadiyah No. Dan agar ia menghabiskannya untuk mentaati Allah untuk bertasbih, bertahlil, berdzikir berdoa. Sebagaimana pula waktu disyariatkan untuk digunakan guna memenuhi kebutuhan diri dan keluarga. Adalah nabi shalallahu alaihi wa sallam ketika berada di tengahtengah keluarganya beliau memenuhi kebutuhan keluarganya, demikian pula beliau menggunakan waktunya untuk mencari nafkah, untuk berjualbeli yang halal, perniagaan yang dibolehkan, muamalah yang dibolehkan, untuk mencari rizki sehingga bisa menafkahi diri dan keluarga. Demikian pula waktu digunakan untuk semua hal yang bermanfaat, untuk menyeru manusia kepada kebaikan, mencegah kemungkaran, menengok orang sakit dan kebaikankebaikan yang lain. 693 Konsultasi Bimbingan Islam Ustadz Abul Aswad Al Bayati
|
Apa hukum nazar dalam Islam?
|
https://islamqa.info/id/answers/2587/ringkasan-hukum-dan-macam-nazar
|
Alhamdulillah.Inilah penjelasan tema tentang nazar untuk anda yang mencakup macam dan hukum pokok yang bermanfaat untuk anda dan pembaca lainnya insyaallah. Asfahani rahimahullah dalam ‘Mufrodat Alfadul Qur’an, hal. 797 mengatakan,”Nazar adalah mewajibkan yang tidak wajib kepada diri anda karena terjadi suatu peristiwa. Allah ta’ala berfirman: : 26 "Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah.” QS. Maryam: 26. Maka nazar adalah mewajibkan mukalaf (orang yang terkena beban kewajiban) terhadap dirinya yang tidak wajib atasnya. Baik secara langsung atau digantungkan. Telah disebutkan dalam Kitabullah pada posisi sanjungan. Allah ta’ala berfirman terkait dengan hamba-Nya orang-orang mukmin: . . : 5-7 “Sesungguhnya orang-orang yang berbuat kebajikan minum dari gelas (berisi minuman) yang campurannya adalah air kafur. (yaitu) mata air (dalam surga) yang daripadanya hamba-hamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaik-baiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di mana-mana.” QS. Al-Insan: 5-7 Maka Allah -Tabaroka wata’ala- menjadikan ketakutan mereka terhadap kegentingan hari kiamat dan pemenuhan nazarnya merupakan salah satu sebab keselamatan dan masuknya ke surga. Hukum Nazar Memenuhi nazar adalah kewajiban yang disyareatkan. Berdasarkan firman ta’ala: : 29 “Kemudian, hendaklah mereka menghilangkan kotoran yang ada pada badan mereka dan hendaklah mereka menyempurnakan nazar-nazar mereka.” QS. Al-Hajj: 29 Imam Syaukani rahimahullah mengatakan, “Perintah menunjukkan akan kewajiban. Telah ada banyak hadits dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam larangan bernazar dan penjelasan kemakruhannya. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: . 3096 “Jangan kalian semua bernazar, karena nazar tidak berpengaruh terhadap takdir sedikitpun. Sesungguhnya ia keluar dari kebakhilan.” HR. Muslim no. 3096 Dari Abdullah bin Umar radhiallahu anhuma berkata, “Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam mulai melarang kami bernazar seraya bersabda: “Sesungguhnya ia (nazar) tidak dapat menolak sedikitpun. Sesungguhnya ia dikeluarkan dari kekikiran.” HR. Bukhori dan Muslim Kalau ada yang mengatakan ‘Bagaimana disanjung orang orang menunaikan nazar kemudian dilarangnya. Seharusnya nazar yang disanjung adalah nazar ketaatan saja tanpa digantungkan terhadap sesuatu. Dimana seseorang mengharuskan dirinya untuk melakukan ketaatan dan menghalangi dari kemalasan atau rasa syukur terhadap kenikmatan. Sementara nazar yang dilarang itu banyak macamnya diantaranya adalah nazar pengganti, dimana orang yang bernazar dalam ketaatan ketika mendapatkan sesuatu atau menolak sesuatu. Kalau tidak didapatkan, tidak melakukan ketaatan. Ini yang dilarang. Mungkin hikmah dilarangnya hal itu adalah karena sebab-sebab berikut ini: Orang nazar melakukan ketaatan dengan berat. Ketika terjadi pada kondisi sulit dan mengharuskan melakukan sesuatu. Orang nazar ketika bernazar melakukan ketaatan dengan syarat jika apa yang diinginkan tercapai. Sehingga nazarnya seperti pengganti yang dapat mencederai niatan dalam ketaatan. Karena kalau dia tidak sembuh dari penyakitnya, tidak akan bershodaqah karena digantungkan atas kesembuhannya. Inilah kondisi kikir. Karena dia tidak mengeluarkan hartanya sedikitpun kecuali dengan pengganti langsung. Biasanya lebih dari apa yang dikeluarkannya. Sebagian orang mempunyai keyakinan jahiliyah, muaranya bahwa nazar harus mendapatkan sesuai dengan tujuan yang dia lakukan. Atau Allah akan merealisasikan tujuan orang yang bernazar karena nazarnya. Menghilangkan keyakinan pada sebagaian orang awam. Dimana akhirnya bahwa nazar dapat menolak takdir. Atau mendapatkan manfaat segera atau memalingkan dari keburukan. Maka hal itu dilarang khawatir keyakinan orang awam akan hal itu. Serta peringatan bahaya metode seperti itu terhadap keselamatan aqidah. Macam nazar dari sisi kewajiban menunaikannya: Pertama: Nazar harus dilaksanakan (Nazar Ketaatan) yaitu semua nazar dalam ketaatan kepada Allah Azza Wajallah seperti nazar shalat, puasa, umroh, haji, silaturrohim, I’tikaf, jihad, menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran seperti dia mengatakan ‘Demi Allah wajib atasku berpuasa atau bersedekah segini atau demi Allah wajib atasku menunaikan haji tahun ini atau shalat dua rakaat di masjidil haram sebagai rasa syukur kepada Allah terhadap nikmat kesembuhan dari penyakitku. Atau secara digantungkan seperti bernazar melakukan ketaatan kepada Allah digantungkan dengan sesuatu yang bermanfaat jika terjadi hal itu sehingga dia mengatakan ‘Kalau orang yang hilang ketemu atau jikalau Allah menghalangi kejelekan musuh dariku maka saya akan berpuasa atau bersedekah segini. Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: 6202 “Siapa yang bernazar ketaatan kepada Allah, hendaknya dia melakukan ketaatannya. Dan siapa yang bernazar melakukan kemaksiatan, maka jangan melakukan kemaksiatannya. HR. Bukhori, 6202 Kalau seseorang bernazar melakukan ketaatan kemudian datang kondisi yang menghalangi untuk menunaikannya seperti bernazar untuk puasa sebulan atau menunaikan haji atau umroh. Akan tetapi terkena sakit yang menghalangi menunaikan puasa, haji, umroh atau bernazar untuk bersedekah akan tetapi menjadi miskin yang menghalangi antara dia dengan menunaikan nazarnya. Maka dalam kondisi seperti ini, berpindah menebus nazarnya dengan tebusan (kaffarah) sumpah. Sebagaimana yang ada dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: : “Siapa yang bernazar dan tidak mampu (menunaikannya), maka menebus dengan tebusan (kaffarah) sumpah. HR. Abu Dawud, Hafidz Ibnu Hajar berkomentar dalam Bulugul Maram sanadnya shoheh dan Hafidz menguatkan status sampai sahabat Nabi (waqf). Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Fatawa (33/49) mengatakan, “Apabila seseorang bernazar untuk melakukan ketaatan karena Allah, maka dia harus menunaikannya. Akan tetapi kalau tidak menunaikan nazar karena Allah, maka dia harus menebus dengan tabusan sumpah menurut mayoritas ulama salaf. Kedua: Nazar yang tidak boleh ditepati dan ada kaffarah (tebusan) sumpah. Yang termasuk bentuk nazar ini adalah Nazar kemaksiatan: yaitu semua bentuk nazar di dalamnya ada kemaksiatan kepada Allah seperti bernazar memberi minyak dan penerang di kuburan atau menginfakan untuknya. Atau bernazar mengunjungi kuil atau tempat-tempat kesyirikan. Hal ini menyerupai bernazar untuk patung dari beberapa sisi. Begitu juga kalau bernazar melakukan salah satu kemaksiatan seperti berzina, minum khomr, mencuri, memakan harta anak yatim atau mengingkari kepemilikan yang sah dari seseorang atau memutus kekerabatan sehingga dia tidak menyambung kerabat si fulan atau tidak masuk ke rumahnya tanpa ada alasan yang dibenarkan syareat. Semuanya ini tidak diperbolehkan menunaikannya secara tegas. Bahkan seharusnya dia menebus nazarnya dengan tebusan sumpah. Dalil tidak diperbolehkan menunaikannya (nazar) dalam bentuk ini adalah hadits Aisyah radhiallahu anha dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang bernazar mentaati Allah, maka hendaknya dia lakukan. Dan siapa yang bernazar bermaksiat kepadanya, maka jangan melakukannya.” HR. Bukhori. Dari Imron bin Husain sesungguhnya Rasulullah sallallahu alai wa sallam berbda: 3099 “Tidak boleh menunaikan nazar dalam kemaksiatan. “HR. Muslim, 3099. Semua Nazar yang kontradiksi dengan Nash. Kalau seorang muslim bernazar, kemudian mengetahui bahwa nazarnya bertentangnan dengan nash shoheh dan jelas. Di dalamnya ada perintah atau larangan, maka dia harus berhenti tidak boleh menunaikan nazarnya dan mengganti dengan tebusan (kaffarah) sumpah. Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan Bukhori rahimahullah dari Ziyad bin Jubair berkata: 6212 “Saya bersama dengan Ibnu Umar dan ada seseorang bertanya kepadanya seraya mengatakan, “Saya bernazar berpuasa setiap hari selasa atau rabu selama saya masih hidup. Ternyata hari itu bertepatan dengan hari nahr (hari raya idul adha) maka beliau menjawab, “Allah telah memerintahkan untuk memenuhi nazar dan melarang kita berpuasa pada hari nahr (Hari raya idul adha). Dia mengulanginya dan beliau mengatakan yang sama tanpa ada tambahan. Shoheh Bukhori, 6212. Diriwayatkan Imam Ahmad dari Ziyad bin Jubair berkata, seseorang bertanya kepada Ibnu Umar ketika beliau berjalan di Mina. Seraya berkata, “Saya bernazar berpuasa setiap hari selasa atau rabu. Bertepatan hari ini dengan hari nahr (hari raya idul adha) apa pendapat anda?. maka beliau menjawab, “Allah Ta’ala memerintahkan untuk memenuhi nazar dan Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam melarang atau mengatakan kita dilarang berpuasa pada hari nahr. Berkata, seseorang itu menyangka beliau tidak mendengar. Maka dia mengatakan, “Saya bernazar berpuasa setiap hari selasa atau rabu. Bertepatan harinya dengan hari nahr. Maka beliau menjawab, “Allah memerintahkan untuk memenuhi nazar sementara Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam melarang kita atau kita dilarang berpuasa pada hari nahr. Berkata, beliau tidak menambah dari hal itu sampai bersandar ke gunung. Hafid Ibnu Hajar berkata, “Telah ada ijma’ bahwa tidak diperbolehkan berpuasa baik sunah maupun nazar pada hari raya idul firti juga hari raya idul adha. Nazar yang tidak ada hukumnya kecuali dengan kaffarah (tebusan) sumpah. Nazar ini tidak ada hukum yang terkait dengannya kecuali komitmen orang yang bernazar kaffarah (tebusan) sumpah atas nazarnya. Diantaranya adalah Nazar mutlak (secara umum) yaitu nazar yang tidak disebutkan. Kalau orang Islam bernazar tanpa menyebutkan apa yang dinazarkan dibiarkan secara umum tanpa menyebutkan atau menentukan seperti mengatakan ‘Saya bernazar kalau Allah menyembuhkan penyakitku tanpa menyebutkan sesuatu. Maka dia harus kaffarah (tebusan) sumpah. Telah diriwayatkan Uqbah bin Amir dari Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda: “Tebusan nazar adalah tebusan sumpah. HR. Muslim Nawawi rahimahullah mengatakan, “Malik dan Mayoritas ulama memahami untuk nazar umum seperti ucapannya saya bernazar. Syarkh Muslim karangan Nawawi, (11/104). Nazar pilihan antara menunaikannya atau kafarah (tebusan) sumpah. Ada nazar pilihan untuk orang yang bernazar antara menunaikan nazar atau menebus nazarnya dengan tebusan sumpah. Bentuk nazar ini mencakup: Nazar kemarahan yaitu semua nazar yang keluar dari sumpah dalam rangka menganjurkan untuk melakukan sesuatu atau melarang. Membenarkan atau mendustakan tanpa sengaja pelakunya melakukan nazar atau melakukan ketaatan. Hal itu seperti seseorang mengatakan dalam kondisi marah (Kalau kamu melakukan ini, maka saya akan berhaji atau puasa sebulan atau bersedekah 1000 dinar) atau mengatakan (Kalau kamu berbicara dengan si fulan, maka saya akan memerdekakan budak ini atau menceraikan istriku) atau semisal itu. Kemudian dia melakukannya. Sementara dia sendiri melakukan hal itu tiada lain hanya menguatkan agar tidak melakukannya. Hakekat tujuannya agar tidak melakukan syarat dan juga tidak terkena balasan. Maka kondisi seperti ini diberi pilihan. Dalam kondisi pilihan. Atau anjuran melakukan sesuatu atau tidak melakukan. Antara menunaikan nazarnya atau menebus dengan tebusan sumpah. Esensinya itu termasuk sumpah. Ibnu Taimiyah mengatakan, “Kalau nazar digantungkan pada sisi sumpah. Seraya dia mengatakan, “Kalau anda bepergian bersama mereka, maka saya berhaji. Atau hartaku dishodaqohkan atau saya memerdekakan (budak). Hal ini menurut para shahabat dan mayoritas para ulama adalah sumpah nazar. Bukan pelaku nazar. Kalau tidak menunaikan apa yang dia komitmenkan, maka diterima dengan tebusan sumpah. Beliau mengatakan pada tempat yang lain, “Kewajiban nazar marah yang terkenal menurut kami adalah pilihan salah satu dari dua hal, bisa takfir (tebusan) atau melakukan apa yang digantungkan. Kalau dia tidak berkomitmen dengan apa yang digantungkan, maka harus melakukan kaffarah (tebusan). Nazar mubah yaitu semua nazar yang mencakup salah satu urusan mubah. Seperti bernazar memakai baju secara khusus. memakan makanan khusus, menaiki kendaran khusus atau memasuki rumah tertentu dan semisal itu. Dari Tsabit bin Dhohak berkata: : : . :" " : . :" " : . : " 2881 “Seseorang bernazar pada zaman Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam akan menyembelih unta di Buwanah – dalam redaksi lain- karena dia mendapatkan anak lelaki, maka beliau mendatangi Nabi sallallahu alaihi wa sallam seraya berkata, “Sesungguhnya saya bernazar menyembelih untah di Buwanah. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam bertanya, “Apa disana ada patung jahiliyah yang disembah ? mereka menjawab, “Tidak. Apakah disana ada perayaan mereka? Mereka menjawab, “Tidak. Maka Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Tunaikan nazar anda, karena tidak boleh melaksanakan nazar dalam rangka kemaksiatan kepada Allah dan yang tidak dimiliki Bani Adam. HR. Abu Dawud, 2881. Orang ini bernazar menyembelih unta di Buwanah (tempat di belakang Yanbuk) karena bersyukur kepada Allah Ta’ala. Karena dikaruniai anak lelaki. Maka Nabi sallallahu alaihi wa sallam memperbolehkan menunaikan nazarnya. Dan menyembelih unta di tempat tersebut. Kita memohon kepada Allah taufiq sebagaimana yang dicintai dan diridhoi-Nya. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad.
|
Inilah penjelasan tema tentang nazar untuk anda yang mencakup macam dan hukum pokok yang bermanfaat untuk anda dan pembaca lainnya insyaallah. Asfahani rahimahullah dalam Mufrodat Alfadul Quran, hal. Allah taala berfirman 26 Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah. yaitu mata air dalam surga yang daripadanya hambahamba Allah minum, yang mereka dapat mengalirkannya dengan sebaikbaiknya. Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang azabnya merata di manamana. AlHajj 29 Imam Syaukani rahimahullah mengatakan, Perintah menunjukkan akan kewajiban. Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu berkata Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam bersabda . Seharusnya nazar yang disanjung adalah nazar ketaatan saja tanpa digantungkan terhadap sesuatu. Biasanya lebih dari apa yang dikeluarkannya. Menghilangkan keyakinan pada sebagaian orang awam. Maka dalam kondisi seperti ini, berpindah menebus nazarnya dengan tebusan kaffarah sumpah. Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam Fatawa 3349 mengatakan, Apabila seseorang bernazar untuk melakukan ketaatan karena Allah, maka dia harus menunaikannya. Atau bernazar mengunjungi kuil atau tempattempat kesyirikan. Dalil tidak diperbolehkan menunaikannya nazar dalam bentuk ini adalah hadits Aisyah radhiallahu anha dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bersabda Siapa yang bernazar mentaati Allah, maka hendaknya dia lakukan. Kalau seorang muslim bernazar, kemudian mengetahui bahwa nazarnya bertentangnan dengan nash shoheh dan jelas. Dia mengulanginya dan beliau mengatakan yang sama tanpa ada tambahan. Diriwayatkan Imam Ahmad dari Ziyad bin Jubair berkata, seseorang bertanya kepada Ibnu Umar ketika beliau berjalan di Mina. Seraya berkata, Saya bernazar berpuasa setiap hari selasa atau rabu. Bertepatan hari ini dengan hari nahr hari raya idul adha apa pendapat anda. Maka beliau menjawab, Allah memerintahkan untuk memenuhi nazar sementara Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam melarang kita atau kita dilarang berpuasa pada hari nahr. Nazar yang tidak ada hukumnya kecuali dengan kaffarah tebusan sumpah. Sementara dia sendiri melakukan hal itu tiada lain hanya menguatkan agar tidak melakukannya. Atau anjuran melakukan sesuatu atau tidak melakukan. Atau hartaku dishodaqohkan atau saya memerdekakan budak. 2881 Seseorang bernazar pada zaman Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam akan menyembelih unta di Buwanah dalam redaksi lain karena dia mendapatkan anak lelaki, maka beliau mendatangi Nabi sallallahu alaihi wa sallam seraya berkata, Sesungguhnya saya bernazar menyembelih untah di Buwanah. Apakah disana ada perayaan mereka Mereka menjawab, Tidak.
|
Hukum Jual Lukisan? Dahulu Beli Karena Tidak Tahu Lukisan Makhluk Terlarang
|
https://bimbinganislam.com/hukum-jual-lukisan-dahulu-beli-karena-tidak-tahu-lukisan-makhluk-terlarang/
|
Hukum Jual Lukisan? Dahulu Beli Karena Tidak Tahu Lukisan Makhluk Terlarang Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah taala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bagaimana hukum jual lukisan? dahulu beli lukisan karena tidak tahu lukisan terlarang. selamat membaca. Pertanyaan : Ustadz , saya dulu pernah beli lukisan burung , dan sempat digantung dirumah. Sudah beberapa tahun lalu dilepas karena tahu lukisan makhluk bernyawa dilarang, dan lama tersimpan di gudang. Dari pada tersimpan di gudang, apa boleh saya jual lagi lukisan tersebut kepada non muslim ustadz ? Jazakallahu khoiran (Penanya Fulan di Salatiga Sahabat BIAS N06) Jawaban : Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu. Tidak boleh dijual lukisan makhluk hidup akan tetapi hendaknya dibakar dimusnahkan, Imam Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz menyatakan : . : ( ) /82 Tidak boleh bagi seorang muslim menjual atau memperdagangkannya (lukisan makhluk bernyawa), sebagaimana yang telah disebutkan dalam beberapa hadits shahih akan haramnya menggambar makhluk yang bernyawa, membentuk dan menyimpannya, tidak diragukan lagi bahwa menjualnya berarti merawatnya dan membantu dalam menggambarnya, menyimpannya di rumah-rumah dan beberapa tempat yang lain. Dan jika hal itu diharamkan, maka mengais rizki dari membuat dan menjualnya juga diharamkan, tidak boleh bagi seorang muslim untuk membiayai hidunya untuk makan, pakaian dan yang lainnya- dari keuntungan yang dihasilkannya. Atas dasar itu maka jika seseorang telah melakukannya, segera untuk membebaskan diri darinya dan bertaubat kepada Alloh, Alloh Taala- berfirman : Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. (Thaha: 82). (Al-Jawabul Mufid Fi Hukmit Taswir : 49-50). Dan dikhawatirkan menjual gambar tersebut akan termasuk sifat hilah/ tipu daya yang sering dilakukan kaum yahudi. Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : Semoga Allah melaknat kaum yahudi, diharamkan bagi mereka lemak babi mereka malah menjualnya lalu memakan hasil penjualan tersebut. Dan Allah apabila mengharamkan dari memakan sesuatu Allah juga mengharamkan hasil penjualannya. Atau solusi berikutnya adalah menggapus bagian kepala dari gambar burung tersebut. Jika sudah dihapus atau diputus maka hilang sudah larangan dari gambar tersebut. Karena Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda : Allah melaknat orang-orang Yahudi yang telah diharamkan lemak atas mereka namun mereka menjualnya dan memakan hasilnya. Dan sesungguhnya Allah apabila mengharamkan kepada kaum untuk memakan sesuatu maka Dia akan mengharamkan hasil (penjualannya). (HR Ahmad : 2111 dishahihkan oleh Syaikh Syuaib Al-Arnauth dalam Tahqiq Musnad Imam Ahmad). Wallahu alam Dijawab dengan ringkas oleh : Ustadz Abul Aswad Al Bayati Senin, 15 Shafar 1441 H / 14 Oktober 2019 M Ustadz Abul Aswad Al-Bayati, BA. Dewan konsultasi BimbinganIslam(BIAS), alumni MEDIU, dai asal klaten Untuk melihat artikel lengkapdari Ustadz Abul Aswad Al-Bayati klik disini
|
Hukum Jual Lukisan Dahulu Beli Karena Tidak Tahu Lukisan Makhluk Terlarang Para pembaca Bimbinganislam.com yang mencintai Allah taala berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bagaimana hukum jual lukisan dahulu beli lukisan karena tidak tahu lukisan terlarang. Pertanyaan Ustadz , saya dulu pernah beli lukisan burung , dan sempat digantung dirumah. Sudah beberapa tahun lalu dilepas karena tahu lukisan makhluk bernyawa dilarang, dan lama tersimpan di gudang. Dari pada tersimpan di gudang, apa boleh saya jual lagi lukisan tersebut kepada non muslim ustadz Jazakallahu khoiran Penanya Fulan di Salatiga Sahabat BIAS N06 Jawaban Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu. Atas dasar itu maka jika seseorang telah melakukannya, segera untuk membebaskan diri darinya dan bertaubat kepada Alloh, Alloh Taala berfirman Dan sesungguhnya Aku Maha Pengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar. Dan dikhawatirkan menjual gambar tersebut akan termasuk sifat hilah tipu daya yang sering dilakukan kaum yahudi. Dan Allah apabila mengharamkan dari memakan sesuatu Allah juga mengharamkan hasil penjualannya. Atau solusi berikutnya adalah menggapus bagian kepala dari gambar burung tersebut. Jika sudah dihapus atau diputus maka hilang sudah larangan dari gambar tersebut. Karena Nabi shalallahu alaihi wa sallam bersabda Allah melaknat orangorang Yahudi yang telah diharamkan lemak atas mereka namun mereka menjualnya dan memakan hasilnya. HR Ahmad 2111 dishahihkan oleh Syaikh Syuaib AlArnauth dalam Tahqiq Musnad Imam Ahmad. Wallahu alam Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Abul Aswad Al Bayati Senin, 15 Shafar 1441 H 14 Oktober 2019 M Ustadz Abul Aswad AlBayati, BA.
|
10 Contoh Sedekah Nonmateri yang Mudah Dilakukan
|
https://www.detik.com/hikmah/ziswaf/d-7198254/10-contoh-sedekah-nonmateri-yang-mudah-dilakukan
|
Sedekah adalah salah satu amalan yang dianjurkan dikerjakan oleh setiap muslim. Sedekah tak hanya berupa materi, tapi bisa juga nonmateri. Seorang muslim yang bersedekah akan mendapatkan banyak keutamaan yang mulia. Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya sedekah seorang muslim menambah umur, menolak mati dalam keadaan su'ul khatimah, dan dengannya Allah menghilangkan sifat sombong dan angkuh." (HR Thabrani) Biasanya, seorang muslim bersedekah dengan mengeluarkan materi atau hartanya. Tetapi sedekah tidak hanya sekedar materi, namun yang bersifat nonmateri juga dapat dijadikan sebagai bahan sedekah. Dirangkum dari buku Mengapa Sedekahku Tak Dibalas? karya Ahmad Zacky el-Syafa, seorang hamba yang ditakdirkan memiliki kelebihan rezeki dapat bersedekah kapanpun ia mau dengan hartanya tersebut. Sedangkan seorang hamba yang tidak memiliki kelebihan rezeki dapat bersedekah dengan segala sesuatu yang bukan harta. Berikut contoh sedekah non materi. Terdapat banyak contoh sedekah nonmateri yang dapat dilakukan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT. Semua perbuatan tersebut akan sah jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT. Beberapa contoh sedekah nonmateri seperti yang dirangkum dari sumber sebelumnya dan buku Cantik dengan Sedekah karya Indriya Rusmana Dani dan Muthia Esfand sebagai berikut. Orang yang tidak mampu bersedekah dengan materi dapat menggantinya dengan membaca tasbih, tahlil, dan tahmid. Bahkan, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk membaca tiga bacaan tersebut. Selain bernilai ibadah kepada Allah SWT, ketiga kalimat itu juga menjadi pemberat amal baik ketika di akhirat kelak. Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah Allah telah menjadikan untukmu sesuatu yang dapat disedekahkan? Yaitu setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang kemungkaran adalah sedekah dan hubungan intim kalian (dengan istri) adalah sedekah." Para sahabat kemudian bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah salah seorang diantara kami yang melampiaskan syahwatnya mendapatkan pahala?" Rasulullah SAW menjawab, "Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa? Demikian juga jika melampiaskannya kepada yang halal, maka ia mendapatkan pahala." (HR Muslim) Pasti setiap orang pernah melihat orang yang salah jalan dan sebagainya. Maka tugas sebagai orang yang beriman adalah membantunya untuk menunjukkan jalan yang benar. Ternyata, menunjukkan jalan adalah salah satu contoh sedekah nonmateri. Rasulullah SAW bersabda, "Memberikan petunjuk kepada orang yang tersesat adalah sedekah bagimu, menuntun orang yang kurang baik penglihatannya adalah sedekah bagimu." (HR Tirmidzi) Dalam hadits lain Rasulullah SAW bersabda, "Memberi petunjuk kepada seorang tunanetra, memberi isyarat kepada seorang tunarungu, menuntun orang yang meminta petunjuk atas kebutuhannya adalah sedekah." (HR Ahmad) Seseorang sudah semestinya mengamalkan (mengajarkan) ilmunya kepada orang lain. Sebab, ilmu yang diajarkan tidak akan pernah berkurang, justru akan semakin bertambah. Salah satu keutamaan mengajarkan ilmu adalah bernilai sedekah. Selain itu, telah disebutkan dalam sebuah riwayat oleh Sahl bin Anas bin Muadz dari ayahnya, "Barang siapa yang mengajarkan ilmu, maka ia mendapatkan pahala orang yang mengamalkan (ilmunya), tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkan tadi." Membaca Al-Qur'an, mengkaji, dan mengamalkan kandungannya adalah sedekah. Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa membaca satu huruf dalam Kitab Allah maka ia mendapatkan satu kebaikan, dan satu kebaikan berlipat sepuluh kali. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf." (HR Tirmidzi) Sholawat adalah sedekah seorang hamba terhadap dirinya sekaligus doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Seseorang yang membaca sholawat akan mendapatkan balasan dari Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Bersholawatlah kepadaku karena itu menyucikanmu." (HR Ahmad) Salat adalah sedekah seorang hamba terhadap dirinya sendiri. Dengan salat, maka ia mendekatkan diri kepada Allah SWT dan bersyukur dengan segala nikmat yang diberikan kepadanya. Rasulullah SAW bersabda, "Semua anggota badan kalian hendaklah bersedekah setiap hari, dan setiap salat adalah sedekah baginya." (HR Abu Daud) Seseorang dapat bersedekah dengan mengerjakan puasa dengan ikhlas. Orang yang berpuasa sebenarnya sedang mengeluarkan zakat badannya sebagai tanda syukur atas segala nikmat yang diberikan Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda, "Segala sesuatu ada zakatnya, dan zakat badan adalah puasa." (HR Ibnu Majah) Bertutur kata baik adalah sedekah yang diberikan untuk orang yang mendengarkannya sekaligus bagi yang mengucapkannya. Sebab, perkataan yang baik akan menyejukkan, menenangkan, dan menyenangkan hati. Rasulullah SAW bersabda, "Perkataan yang baik adalah sedekah." (HR Bukhari dan Muslim) Membantu orang mukmin baik tenaga maupun pemikiran adalah contoh sedekah non materi. Rasulullah SAW bersabda, "Setiap muslim dapat bersedekah." Abu Musa berkata, "Bagaimana jika ia tidak memiliki harta?" Rasulullah SAW menjawab, "Hendaklah ia bekerja dengan tangannya, kemudian menafkahkan untuk dirinya dan bersedekahlah." Abu Musa berkata, "Bagaimana jika ia tidak sanggup bekerja?" Rasulullah SAW menjawab, "Hendaklah ia membantu orang yang sedang membutuhkan dan kesusahan..." (HR Abu Musa) Tersenyum kepada orang lain juga termasuk sedekah nonmateri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Artinya: "Senyum manismu di hadapan saudaramu adalah sedekah." (HR. Tirmidzi, Ibnu Hibban, dan Baihaqi)
|
Sedekah adalah salah satu amalan yang dianjurkan dikerjakan oleh setiap muslim. Tetapi sedekah tidak hanya sekedar materi, namun yang bersifat nonmateri juga dapat dijadikan sebagai bahan sedekah. Sedangkan seorang hamba yang tidak memiliki kelebihan rezeki dapat bersedekah dengan segala sesuatu yang bukan harta. Semua perbuatan tersebut akan sah jika dilakukan dengan ikhlas karena Allah SWT. Bahkan, Rasulullah SAW memerintahkan umatnya untuk membaca tiga bacaan tersebut. Selain bernilai ibadah kepada Allah SWT, ketiga kalimat itu juga menjadi pemberat amal baik ketika di akhirat kelak. Para sahabat kemudian bertanya, Wahai Rasulullah, apakah salah seorang diantara kami yang melampiaskan syahwatnya mendapatkan pahala Rasulullah SAW menjawab, Bagaimana pendapat kalian jika ia melampiaskan syahwatnya pada yang haram, apakah ia berdosa Demikian juga jika melampiaskannya kepada yang halal, maka ia mendapatkan pahala. HR Muslim Pasti setiap orang pernah melihat orang yang salah jalan dan sebagainya. Maka tugas sebagai orang yang beriman adalah membantunya untuk menunjukkan jalan yang benar. Rasulullah SAW bersabda, Memberikan petunjuk kepada orang yang tersesat adalah sedekah bagimu, menuntun orang yang kurang baik penglihatannya adalah sedekah bagimu. HR Ahmad Seseorang sudah semestinya mengamalkan mengajarkan ilmunya kepada orang lain. Sebab, ilmu yang diajarkan tidak akan pernah berkurang, justru akan semakin bertambah. Salah satu keutamaan mengajarkan ilmu adalah bernilai sedekah. Membaca AlQuran, mengkaji, dan mengamalkan kandungannya adalah sedekah. Aku tidak mengatakan alif lam mim sebagai satu huruf, akan tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. HR Tirmidzi Sholawat adalah sedekah seorang hamba terhadap dirinya sekaligus doa yang ditujukan kepada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW bersabda, Bersholawatlah kepadaku karena itu menyucikanmu. HR Ahmad Salat adalah sedekah seorang hamba terhadap dirinya sendiri. Rasulullah SAW bersabda, Segala sesuatu ada zakatnya, dan zakat badan adalah puasa. HR Ibnu Majah Bertutur kata baik adalah sedekah yang diberikan untuk orang yang mendengarkannya sekaligus bagi yang mengucapkannya. Sebab, perkataan yang baik akan menyejukkan, menenangkan, dan menyenangkan hati. Rasulullah SAW bersabda, Setiap muslim dapat bersedekah. Abu Musa berkata, Bagaimana jika ia tidak sanggup bekerja Rasulullah SAW menjawab, Hendaklah ia membantu orang yang sedang membutuhkan dan kesusahan HR Abu Musa Tersenyum kepada orang lain juga termasuk sedekah nonmateri, sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Artinya Senyum manismu di hadapan saudaramu adalah sedekah.
|
10 Doa Akhir Ramadhan dari Nabi Muhammad SAW
|
https://dalamislam.com/doa-dan-dzikir/doa-akhir-ramadhan
|
Sejatinya, tidak ada tempat untuk menyandarkan harapan kita selain pada Allah. Allah menjadi satu-satunya tempat kita untuk meminta dan bergantung dan Ia pasti akan memenuhi semua janjiNya. Khususnya di bulan Ramadhan ini, yakin dan percayalah jika semua yang kita minta akan di dengar dan dikabulkan. Ini merupakan janji Allah pada orang yang melaksanakan puasanya dengan rasa ikhlas dan khusyu dimana akan terlahir hati yang suci dan juga jiwa yang bersih hanya pada Allah.Seperti doa yang sudah diajarkan Rasulullah khusus di bulan suci, “Asyhadu an-laa ilaha illa-Allah, astaghfirullah.. Asaluka ridhoka wal jannahwa a’uudzu bika min sakhatika wan naar “. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, aku memohon ampunan Allah, aku memohon ridho-Mu dan surga, ya Allah dan aku memohon dihindarkan dari kemurkaan-Mu dan azab neraka.Sedangkan untuk tiap malam, kita juga disarankan untuk melantunkan doa, “Allahumma innaka afuwun tuhibbul afwa fa’fu annaa”. Ya Allah sesuangguhnya Engkau Maha Pemaaf, Engkau mencintai permaafan, karena itu maafkanlah daku. Saat bulan Ramadhan semakin mendekati akhir, tidak mengartikan amal kebaikan menjadi semakin longgar sebab mendekati akhir Ramadhan kita harus lebih rajin dalam mengamalkan kebaikan. Sebelum nantinya sampai pada akhir Ramadhan, salah satu yang bisa kita lakukan adalah berdoa.Artikel terkait:Sepuluh Hari TerakhirPada riwayat, Sayyidah ‘Aisyah r.a diceritakan saat bulan Ramadhan memasuki 10 hari terakhir, Nabi Muhammad saw meninggalkan para istrinya dan fokus untuk ibadah di malam hari dan membangunkan para istrinya untuk ibadah. Ibadah yang dilakukan Nabi pada malam hari adalah dzikir, itikaf dan juga tilawah Alquran.Telah menceritakan kepada kami Abu al-Yaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syu’aib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu az-Zanad dari al-A’raj dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barang siapa menegakkan lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (H.R. Bukhari 34, diriwayatkan juga oleh jamaah ahli hadis).Dari perintah-perintah amalan Nabi saw do 10 malam terakhir yakni doa Ramadhan dan ada 2 doa yang dikhususkan sebagai doa akhir Ramadhan yakni doa Qunut waktu dan juga doa pengharapan lailatul qadar.Artikel terkait: Doa QunutTelah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Abu al-Ahwash dari Abu Ishaq dari Buraid bin Abu Maryam dari Abu al-Khaura’ As Sa’di dia berkata, al-Hasan bin Ali r.a. berkata, “Rasulullah saw. mengajariku beberapa kalimat yang saya ucapkan dalam salat Witir, yaitu Allahummahdini fiiman hadait, wa’aafini fiiman ‘afait, watawallanii fiiman tawallait, wabaarik lii fiima a’thait, waqinii syarrama qadlait, fainnaka taqdli walaa yuqdla ‘alaik, wainnahu laa yadzillu man waalait, tabaarakta rabbana wata’aalait. Doa Mengharap Telah menceritakan kepada kami Qutaibah telah menceritakan kepada kami Ja’far bin Sulaiman Adh Dhuba’i dari Kahmas bin al-Hasan dari Abdullah bin Buraidah dari Aisyah ia berkata, “Wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apakah lailatul qadar, apakah yang aku ucapkan padanya?” Beliau mengatakan, “Ucapkan: Allaahumma innaka ‘afuwwun kariimun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi Ampunan dan Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku).” Abu Isa berkata, “Hadis ini adalah hadis hasan sahih. (H.R. Tirmidzi 3435 diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah 3840, Ahmad 24215, 24320, 24322, 24330, 24559, dan 25018).Salah satu cara terbaik untuk mengakhiri bulan Ramadhan adalah dengan memanjatkan doa perpisahan yang dibacakan pada malam terakhir Ramadhan, akan tetapi disarankan juga untuk membaca doa di 2 malam terakhir Ramadhan yakni pada malam ke-29 dan malam ke-30. Berikut ini adalah beberapa alternatif doa yang bisa anda gunakan pada akhir Ramadhan.Artikel terkait:Doa Akhir Ramadhan 1Jabir bin Abdillah ra dari Muhammad al Mustafa SAW: “Siapa yang membaca doa ini di malam terakhir Ramadhan, ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan: menjumpai Ramadhan mendatang atau pengampunan dan rakhmat Allah”. “Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya, maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirakhmati bukan yang hampa semata”.Doa Akhir Ramadhan 2Ya Allah, aku mohon dengan perantaraan rakhmat, keluhuran, kebaikan, ampunan, karunia, kebaikan, dan pemberianMu. Janganlah Engkau menjadikan Ramadhan ini sebagai kesempatan terakhirku. Sudilah kiranya Engkau mengantar aku hingga Ramadhan berikutnya dalam keadaan yang paling baik dan perlihatkan aku hilal Ramadhan berikutnya bersama dengan orang-orang yang melihat keleluasaan rakhmatMu. Limpahkanlah anugerahMu. Tiada Tuhan selain Allah.Artikel terkait:Doa Akhir Ramadhan 3Ya Allah, aku memohon padaMu, sudilah Engkau mencurahkan RakhmatMu pada Muhammad dan keluargaNya dan jadikan juga bulan ini penuh dengan keagungan Ramadhan yang sudah berlalu dari kami sejak Kau turunkan ke dunia ini sebagai sebuah berkah di dalam menjaga agama, jiwa dan semua kebutuhanku. Berilah aku berkat untuk mengatasi semua masalah, sempurnakan juga pemberian nikmatMu ini, palingkan aku dari semua keburukan dan hias aku dengan pakaian kesucian pada bulan ini.Doa Akhir Ramadhan 4“Ya Allah, hamba berharap jangan Engaku jadikan puasa ini menjadi puasa terakhir di dalam kehidupanku. Andai Engkau memiliki ketetapan sebaliknya, maka hamba mohon untuk menjadikan puasaku menjadi puasa yang penuh dengan rahmat dan bukan sebuah puasa yang sia-sia serta tidak berarti. Jika ada dosaku yang belum Engkau ampuni atau siksaan yang akan aku dapatkan karena dosa tersebut sehingga menyebabkan terbit fajar pada malam ini atau bulan ini berlalu, maka hamba mohon ampunilah hamba wahai Zat yang maha pengasih dari semua yang mengasihi.”Artikel terkait:Doa Akhir Ramadhan 5Ya Allah, terima puasaku dengan sebaik mungkin penerimaan, pengampunan, kemurahan dan juga hakikat keridhaanMu sehingga akhirnya Kau bisa memenangkanku dalam segala kebaikan dan semua anugerah yang sudah Engkau curahkan pada bulan yang suci ini.Selamatkan hamba dalam rasa bimbang pada bencana yang sedang mengintai dan juga doa berkepanjangan. Dengan rahmatMu, golongkan aku pada orang yang mendapat keutamaan malam al-Qadar, malam yang sudah Engkau tetapkan menjadi malam baik dari seribu bulan di dalam keagungan ganjaran, keindahan syukur, kemuliaan perbendaharaan, panjang umur serta kemudahan yang berkepanjangan.Doa Akhir Ramadhan 6Doa ini adalah doa yang diajarkan Rasulullah sebagai doa perpisahan bulan Ramadhan malam ke-28 dan malam ke-29. Orang yang mendoakan ini pada malam terakhir bulan Ramadhan maka akan mendapat 2 kebaikan yakni berjumpa dengan Ramadhan berikutnya atau pengampunan serta rahmat dari Allah.Ya Allah, Ramadhan sebentar lagi akan berlalu, Aku mohonkan padaMu dengan perantaraan WajahMu yang mulia, dengan perantaraan kalimatMu yang sempurna, seandainya masih bersisa padaku dosa yang belum Kau ampuni, atau dosa yang menyebabkan aku disiksa karenanya atau hingga berlalunya bulan Ramadhan ini, maka ampunilah semuanya ya Allah.Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati dan bukan puasa yang hampa semata Maha Suci Allah dengan segala Firmannya. Amin.Artikel terkait:Doa Akhir Ramadhan Ke-7Ya Allah, berilah hamba petunjuk menuju pada keredhaanMu dan jangalah Kau memberikan jalan pada syaitan agar menguasai aku. Jandikan syurga bagiku sebagai tempat untuk tinggal dan peristirahatanku, wahai pemenuh keperluan bagi orang yang meminta.Doa Ramadhan Ke-8Ya Allah, penuhkan hidupku dengan banyak amalan sunnah dan muliakan aku dengan terkabulnya seluruh doaku. Dekatkan perantaraanku padaMu diantara semua perantara, wahai yang tak sibuk dengan permintaan orang yang meminta.Artikel terkait:Doa Ramadhan Ke-9Ya Allah, liputi aku dengan rahmat dan berikan juga padaku taufiq serta penjagaan. Sucikan hatiku dan juga noda fitnah wahai pengasih para hambaNya yang mukmin.Doa Ramadhan Ke-10Ya Allah, jadikan puasaku disertai dengan syukur dan juga penerima diatas keredhaanMu dan juga keredhaan rasul. Cabangnya kukuh dan juga kuat berkat pokoknya dan akhirnya, terima hakikat kefardauan dan juga ikhlaskan hati saat melakukannya hanya semata untuk Allah SWT.Artikel terkait:Pada penghujung bulan Ramadhan ini, hanya ampunan dan juga pembebasan dari siksa neraka yang bisa kita harapkan dari Allah yang Maha Pengampun dan kita berharap semoga Allah bisa menerima semua amal serta ibadah yang sudah kita lakukan selama Ramadhan meskipun hanya sedikit dan sangat banyak kekurangan. Semoga Allah bisa menjadikan kita insan yang istiqomah dalam menjalankan ibadah selepas bulan suci Ramadhan.
|
Sejatinya, tidak ada tempat untuk menyandarkan harapan kita selain pada Allah. Allah menjadi satusatunya tempat kita untuk meminta dan bergantung dan Ia pasti akan memenuhi semua janjiNya. Sedangkan untuk tiap malam, kita juga disarankan untuk melantunkan doa, Allahumma innaka afuwun tuhibbul afwa fafu annaa. Saat bulan Ramadhan semakin mendekati akhir, tidak mengartikan amal kebaikan menjadi semakin longgar sebab mendekati akhir Ramadhan kita harus lebih rajin dalam mengamalkan kebaikan. Sebelum nantinya sampai pada akhir Ramadhan, salah satu yang bisa kita lakukan adalah berdoa. Telah menceritakan kepada kami Abu alYaman berkata, telah mengabarkan kepada kami Syuaib berkata, telah menceritakan kepada kami Abu azZanad dari alAraj dari Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, Barang siapa menegakkan lailatul qadar karena iman dan mengharap pahala, diampuni dosadosanya yang telah lalu. mengajariku beberapa kalimat yang saya ucapkan dalam salat Witir, yaitu Allahummahdini fiiman hadait, waaafini fiiman afait, watawallanii fiiman tawallait, wabaarik lii fiima athait, waqinii syarrama qadlait, fainnaka taqdli walaa yuqdla alaik, wainnahu laa yadzillu man waalait, tabaarakta rabbana wataaalait. Abu Isa berkata, Hadis ini adalah hadis hasan sahih. Ya Allah, janganlah Engkau jadikan puasa ini sebagai puasa yang terakhir dalam hidupku. Sudilah kiranya Engkau mengantar aku hingga Ramadhan berikutnya dalam keadaan yang paling baik dan perlihatkan aku hilal Ramadhan berikutnya bersama dengan orangorang yang melihat keleluasaan rakhmatMu. Artikel terkaitDoa Akhir Ramadhan 3Ya Allah, aku memohon padaMu, sudilah Engkau mencurahkan RakhmatMu pada Muhammad dan keluargaNya dan jadikan juga bulan ini penuh dengan keagungan Ramadhan yang sudah berlalu dari kami sejak Kau turunkan ke dunia ini sebagai sebuah berkah di dalam menjaga agama, jiwa dan semua kebutuhanku. Berilah aku berkat untuk mengatasi semua masalah, sempurnakan juga pemberian nikmatMu ini, palingkan aku dari semua keburukan dan hias aku dengan pakaian kesucian pada bulan ini. Jika ada dosaku yang belum Engkau ampuni atau siksaan yang akan aku dapatkan karena dosa tersebut sehingga menyebabkan terbit fajar pada malam ini atau bulan ini berlalu, maka hamba mohon ampunilah hamba wahai Zat yang maha pengasih dari semua yang mengasihi. Selamatkan hamba dalam rasa bimbang pada bencana yang sedang mengintai dan juga doa berkepanjangan. Doa Akhir Ramadhan 6Doa ini adalah doa yang diajarkan Rasulullah sebagai doa perpisahan bulan Ramadhan malam ke28 dan malam ke29. Orang yang mendoakan ini pada malam terakhir bulan Ramadhan maka akan mendapat 2 kebaikan yakni berjumpa dengan Ramadhan berikutnya atau pengampunan serta rahmat dari Allah. Seandainya Engkau berketetapan sebaliknya maka jadikanlah puasaku ini sebagai puasa yang dirahmati dan bukan puasa yang hampa semata Maha Suci Allah dengan segala Firmannya. Jandikan syurga bagiku sebagai tempat untuk tinggal dan peristirahatanku, wahai pemenuh keperluan bagi orang yang meminta. Dekatkan perantaraanku padaMu diantara semua perantara, wahai yang tak sibuk dengan permintaan orang yang meminta. Doa Ramadhan Ke10Ya Allah, jadikan puasaku disertai dengan syukur dan juga penerima diatas keredhaanMu dan juga keredhaan rasul.
|
Dimanakah Allah ?
|
https://muslim.or.id/232-dimanakah-alloh.html
|
Daftar Isi Pada masa sekarang ini, di mana banyak diantara kaum muslimin yang sudah sangat menyepelekan masalah aqidah shahihah yang merupakan masalah paling pokok dalam agama ini, maka akan kita dapati dua jawaban yang batil dan kufur dari pertanyaan Dimana Alloh?. Yang pertama mereka yang mengatakan bahwasanya Alloh ada dalam diri setiap kita? Dan kedua yaitu yang mengatakan Alloh ada di mana-mana atau di segala tempat? [lwptoc] Ketahuilah wahai Saudaraku, pertanyaan Dimana Alloh? adalah pertanyaan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam kepada seorang budak perempuan kepunyaan Muawiyah bin Hakam As Sulamiy sebagai ujian keimanan sebelum ia dimerdekakan oleh tuannya. Beliau bertanya kepada budak perempuan itu, Dimanakah Alloh? Jawab budak perempuan, Di atas langit Beliau bertanya lagi, Siapakah aku? Jawab budak perempuan, Engkau adalah Rosululloh, Beliau bersabda, Merdekakan dia! Karena sesungguhnya dia seorang muminah (perempuan yang beriman). (HR. Muslim dan lainnya) Maka perhatikanlah dengan seksama masyarakat tersebut, yang mana Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berjihad bersama mereka, aqidah mereka sempurna (merata) hingga pada para penggembala kambing sekalipun, yang mana perjumpaan (pergaulan) mereka dengan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam sangat sedikit, seperti penggembala kambing ini. Kemudian bandingkanlah dengan realita kaum muslimin sekarang ini, niscaya akan kita dapatkan perbedaan yang sangat jauh. Keyakinan di mana Alloh termasuk masalah besar yang berkaitan dengan sifat-sifat-Nya yaitu penetapan sifat Al-Uluw (sifat ketinggian Allah Subhanahu wa Taala dan bahwa Dia di atas seluruh mahluk), ketinggian yang mutlak dari segala sisi dan penetapan Istiwa (bersemayam)-Nya di atas Al-Arsy, berpisah dan tidak menyatu dengan makhluk-Nya sebagaimana yang diyakini oleh kaum Wihdatul Wujud, yang telah dikafirkan oleh para ulama kita yang dahulu dan sekarang. Dan dalil-dalil yang menunjukkan penetapan sifat ini sangatlah banyak, sangat lengkap dan jelas, baik dalam Al-Quran dan As-Sunnah, ijma, akal dan fitrah sehingga para ulama menganggapnya sebagai perkara yang bisa diketahui secara mudah oleh setiap orang dalam agama yang agung ini. Alloh Subhanahu wa Taala berfirman, (Robb) Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas Arsy. (Thoha: 5). Dan pada enam tempat dalam Al-Quran, Allah Subhanahu wa Taala juga berfirman, Kemudian Dia Istiwa (bersemayam) di atas Arsy. (Al-Araf: 54). Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, Dan Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya. (Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah, sanadnya Shahih). Ayat ini jelas sekali menunjukkan ketinggian dan keberadaan Alloh Subhanahu wa Taala di atas langit serta menutup jalan untuk meniadakan atau menghilangkan sifat ketinggian-Nya atau mentakwilkannya. Para ulama Ahlus Sunnah pun sepakat bahwa Alloh Subhanahu wa Taala ber-istiwa di atas Arsy-Nya sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya tanpa mempertanyakan bagaimana cara/kaifiyat istiwa-Nya. Dan perlu diketahui bahwa penetapan sifat ini sama dengan penetapan seluruh sifat Alloh yang lainnya, yaitu harus berjalan di atas dasar penetapan sifat Alloh sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya tanpa ada penyerupaan sedikitpun dengan makhluk-Nya. Adapun dalil-dalil dari As-Sunnah juga sangat banyak, di antaranya adalah sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan Yang berada di atas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di waktu pagi dan petang. (HR. Bukhori-Muslim). Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam juga bersabda, Orang-orang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang berada di atas langit. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Imam Al-Albani). Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak perempuan yang telah disebutkan di atas. Imam Adz-Dzahabi berkata setelah membawakan hadits budak perempuan di atas, Demikianlah pendapat kami bahwa setiap orang yang ditanyakan di manakah Alloh, dia segera menjawab dengan fitrahnya, Alloh di atas langit! Dan di dalam hadits ini ada dua perkara yang penting; Pertama disyariatkannya pertanyaan, Dimana Alloh? Kedua, disyariatkannya jawaban yang ditanya, Di atas langit. Maka siapa yang mengingkari kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari Al-Musthofa shollallohu alaihi wa sallam. (Mukhtashor Al-Uluw) Akan tetapi realita kaum muslimin sekarang amat sangat memprihatinkan. Pertanyaan ini justeru telah menjadi sesuatu yang ditertawakan dan jarang dipertanyakan oleh sebagian jamaah-jamaah dakwah di zaman ini? Ataukah justru pertanyaan ini telah menjadi bahan olok-olokan semata? Ataukah kaum muslimin sekarang ini telah memahami pentingnya berhukum dengan hukum yang diturunkan Alloh, meskipun mereka menyia-nyiakan hak Alloh? Maka kapankah Alloh akan mengizinkan untuk melepaskan, membebaskan dan memerdekakan kita dari orang-orang kafir yang menghinakan dan merendahkan kita sebagaimana telah dibebaskannya seorang wanita dari hinanya perbudakan setelah ia mengenal dimana Alloh? Alangkah batilnya orang yang yang mengatakan bahwasanya Alloh berada di setiap tempat atau Alloh berada di mana-mana karena konsekuensinya menetapkan keberadaan Alloh di jalan-jalan, di pasar bahkan di tempat-tempat kotor dan berada di bawah makhluk-Nya. Kita katakan kepada mereka, Maha Suci Alloh dari apa-apa yang mereka sifatkan. (Al-Muminun: 91). Dan sama halnya juga dengan orang yang mengatakan bahwasanya Alloh ada dalam setiap diri kita (??) karena konsekuensinya Alloh itu banyak, sebanyak bilangan makhluk? Maka aqidah seperti ini lebih kufur daripada aqidahnya kaum Nashrani yang mengakui adanya tiga tuhan (trinitas). Lebih-lebih lagi mereka yang mengatakan bahwa Alloh tidak di atas, tidak di bawah, tidak di kanan, tidak di kiri, tidak di depan, tidak di belakang karena hal ini berarti Alloh itu tidak ada (??) maka selama ini siapa Tuhan yang mereka sembah? Adapun orang yang diam dengan mengatakan, Kami tidak tahu Dzat Alloh di atas Arsy atau di bumi mereka ini adalah orang-orang yang memelihara kebodohan. Karena Alloh Subhanahu wa Taala telah mensifatkan diri-Nya dengan sifat-sifat yang salah satunya adalah bahwa ia istiwa (bersemayam) di atas Arsy-Nya supaya kita mengetahui dan menetapkannya. Oleh karena itu diam darinya dengan ucapan Kami tidak tahu nyata-nyata telah berpaling dari maksud Alloh. Pantaslah jika Imam Abu Hanifah mengkafirkan orang yang berfaham demikian, tentunya setelah ditegakkan hujjah atas mereka. Sebenarnya tanpa adanya dalil naqli tentang keberadaan Alloh di atas, fitrah kita sudah menunjukkan hal tersebut. Lihatlah jika manusia berdoa khususnya apabila sedang tertimpa musibah, mereka menengadahkan wajah dan tangan ke langit sementara gerakan mata mereka ke atas mengikuti isyarat hatinya yang juga mengarah ke atas. Maka siapakah yang mengingkari fitrah ini kecuali mereka yang telah rusak fitrahnya? Bahkan seorang artis pun ketika ditanya tentang kapan dia mau menikah maka dia menjawab, Kita serahkan pada Yang di atas! Maka mengapa kita tidak menjawab pertanyaan Dimana Alloh? dengan fitrah kita? Dengan memperhatikan kenyataan ini, lalu mengapa kita lebih sibuk menyatukan suara kaum muslimin di kotak-kotak pemilihan umum sementara hati-hati mereka tidak disatukan di atas aqidah yang shahih? Bukankah persatuan jasmani tidak akan terwujud bilamana ikatan hati bercerai-berai? Alloh Subhanahu wa Taala berfirman, Kamu mengira mereka itu bersatu, padahal hati-hati mereka berpecah-belah. (Al-Hasyr: 14). Hanya kepada Alloh-lah kita memohon perlindungan. *** Penulis: Muhammad Saifudin Hakim Artikel www.muslim.or.id
|
Daftar Isi Pada masa sekarang ini, di mana banyak diantara kaum muslimin yang sudah sangat menyepelekan masalah aqidah shahihah yang merupakan masalah paling pokok dalam agama ini, maka akan kita dapati dua jawaban yang batil dan kufur dari pertanyaan Dimana Alloh. Beliau bertanya kepada budak perempuan itu, Dimanakah Alloh Jawab budak perempuan, Di atas langit Beliau bertanya lagi, Siapakah aku Jawab budak perempuan, Engkau adalah Rosululloh, Beliau bersabda, Merdekakan dia Karena sesungguhnya dia seorang muminah perempuan yang beriman. Muslim dan lainnya Maka perhatikanlah dengan seksama masyarakat tersebut, yang mana Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam berjihad bersama mereka, aqidah mereka sempurna merata hingga pada para penggembala kambing sekalipun, yang mana perjumpaan pergaulan mereka dengan Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam sangat sedikit, seperti penggembala kambing ini. Kemudian bandingkanlah dengan realita kaum muslimin sekarang ini, niscaya akan kita dapatkan perbedaan yang sangat jauh. Keyakinan di mana Alloh termasuk masalah besar yang berkaitan dengan sifatsifatNya yaitu penetapan sifat AlUluw sifat ketinggian Allah Subhanahu wa Taala dan bahwa Dia di atas seluruh mahluk, ketinggian yang mutlak dari segala sisi dan penetapan Istiwa bersemayamNya di atas AlArsy, berpisah dan tidak menyatu dengan makhlukNya sebagaimana yang diyakini oleh kaum Wihdatul Wujud, yang telah dikafirkan oleh para ulama kita yang dahulu dan sekarang. Alloh Subhanahu wa Taala berfirman, Robb Yang Maha Pemurah, Yang bersemayam di atas Arsy. Arsy adalah makhluk Alloh yang paling tinggi berada di atas tujuh langit dan sangat besar sekali sebagaimana diterangkan Ibnu Abbas, Dan Arsy tidak seorang pun dapat mengukur berapa besarnya. Dikeluarkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah, sanadnya Shahih. Ayat ini jelas sekali menunjukkan ketinggian dan keberadaan Alloh Subhanahu wa Taala di atas langit serta menutup jalan untuk meniadakan atau menghilangkan sifat ketinggianNya atau mentakwilkannya. Dan perlu diketahui bahwa penetapan sifat ini sama dengan penetapan seluruh sifat Alloh yang lainnya, yaitu harus berjalan di atas dasar penetapan sifat Alloh sesuai dengan kebesaran dan keagunganNya tanpa ada penyerupaan sedikitpun dengan makhlukNya. Adapun dalildalil dari AsSunnah juga sangat banyak, di antaranya adalah sabda Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam, Tidakkah kalian percaya padaku sedangkan aku adalah kepercayaan Yang berada di atas langit. Datang kepadaku wahyu dari langit di waktu pagi dan petang. Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam juga bersabda, Orangorang yang penyayang akan disayangi oleh Yang Maha Rahman, sayangilah siapa saja yang ada di bumi niscaya kalian akan disayangi oleh Yang berada di atas langit. Begitu pula dengan hadits pertanyaan Rosululloh kepada budak perempuan yang telah disebutkan di atas. Maka siapa yang mengingkari kedua perkara ini maka sesungguhnya dia mengingkari AlMusthofa shollallohu alaihi wa sallam. Mukhtashor AlUluw Akan tetapi realita kaum muslimin sekarang amat sangat memprihatinkan. Kita katakan kepada mereka, Maha Suci Alloh dari apaapa yang mereka sifatkan. Karena Alloh Subhanahu wa Taala telah mensifatkan diriNya dengan sifatsifat yang salah satunya adalah bahwa ia istiwa bersemayam di atas ArsyNya supaya kita mengetahui dan menetapkannya. Oleh karena itu diam darinya dengan ucapan Kami tidak tahu nyatanyata telah berpaling dari maksud Alloh. Pantaslah jika Imam Abu Hanifah mengkafirkan orang yang berfaham demikian, tentunya setelah ditegakkan hujjah atas mereka. Sebenarnya tanpa adanya dalil naqli tentang keberadaan Alloh di atas, fitrah kita sudah menunjukkan hal tersebut. Lihatlah jika manusia berdoa khususnya apabila sedang tertimpa musibah, mereka menengadahkan wajah dan tangan ke langit sementara gerakan mata mereka ke atas mengikuti isyarat hatinya yang juga mengarah ke atas. Hanya kepada Allohlah kita memohon perlindungan. Penulis Muhammad Saifudin Hakim Artikel www.muslim.or.id
|
Hukum Melihat Kemaluan Istri Ketika Berhubungan Intim
|
https://pecihitam.org/hukum-melihat-kemaluan-istri-ketika-berhubungan-intim/
|
Pecihitam.org – Dalam aktifitas seks atau bersenggama, masing-masing pasangan suami istri diperbolehkan menyentuh atau bahkan memegang kemaluan pasangannya masing-masing tanpa ada perbedaan pendapat dari kalangan ulama. Namun ada perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai hukum melihat kemaluan istri ketika berhubungan intim atau bersenggama. Hubungan suami-istri (senggama) merupakan salah satu kenikmatan dunia yang menduduki posisi puncak tertinggi dan hampir tiada tandingannya. Menurut KH Sya’roni Ahmadi, Kudus, kenikmatan dunia yang paling mendekati kenikmatan surga hanya satu, yaitu ketika seseorang sedang berhubungan suami-istri. Meskipun kenikmatan itu masih belum ada apa-apanya jika dibanding dengan kenikmatan surga, setidaknya hal itulah yang paling mendekat ke sana. Ketika berhubungan badan, suami diperbolehkan melihat semua sisi dan sudut tubuh istrinya sendiri kecuali vagina (farji) baik pada bagian luar maupun bagian dalam. Karena melihat vagina bagian dalam hukumnya sangat dimakruhkan. Tetapi jika memang ada satu kebutuhan, melihatnya tidak makruh. ) ( ) () ( ) () () ( ) ( ) { } Artinya, “Bagian kedua yaitu melihatnya seorang suami pada tubuh istrinya dan tubuh budak perempuannya yang halal baginya untuk ia buat senang-senang. Hukumnya boleh melihat kepada tubuh kedua orang tersebut saat mereka masih hidup, karena itulah tempat untuk bersenang-senang, selain farji (vagina) yang diperbolehkan bagi mereka. Jika melihat vagina hukumnya tidak boleh dengan prosentase 50-50. Melihat vagina itu hukumnya makruh jika tanpa ada keperluan. Sedangkan melihat bagian dalam vagina sangat dimakruhkan. Sayyidah Aisyah ra. berkata, ‘Aku tak pernah melihat punyanya Rasulullah dan ia juga tak pernah melihat punyaku,’ (farji),” (Lihat Muhammad bin Ahmad As-Syarbini, matan dari Hasyiyah Al-Bujairimi Alal Khatib, Darul Fikr, juz IV, halaman 103). Menurut sebagian ulama, melihat kemaluan istri bisa menyebabkan kebutaan. Hal tersebut sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut: ) Artinya “Melihat kelamin seorang wanita itu bisa menyebabkan kebutaan.” Namun dalam hal ini para ulama berbeda pendapat mengenai buta yang dimaksud pada hadits tersebut. Ada ulama yang menyebut buta mata bagi si pelaku itu sendiri, ada ulama yang mengatakan buta pada mata anaknya kelak. Namun ada pula yang menjelaskan bahwa buta yang dimaksud di hadits tersebut adalah buta mata hatinya. Imam Ibnu Hibban dan para imam yang lain menganggap bahwa kualitas hadits tersebut adalah hadits dhoif. Ibnul Jauzi sendiri memasukkan hadits ini ke dalam kitabnya Al-Maudlu‘at yang berarti hadits ini ialah hadits maudlu‘. Begitu pula Ibnu Adiy, hadits yang sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnul Qatthan tersebut merupakan hadis munkar. Ibnus Shalah mempunyai pandangan berbeda dengan para ulama di atas. Beliau mengatakan bahwa hadits ini mempunyai level derajat hasan. Yang berarti bisa dipakai untuk tendensi. Perlu digaris bawahi, dalam hal ini perbedaan pendapat mengenai pandangan hadits di atas hanya terfokus pada masalah melihat kemaluan istri dapat menyebabkan kebutaan atau tidaknya. Sedangkan mengenai masalah hukum melihat kemaluan istri bagi suami semua ulama berpendapat hukumnya tetap makruh jika tidak ada hajat (kebutuhan) yang memang diperlukan. Wallahua’lam Bisshawab.
|
Pecihitam.org Dalam aktifitas seks atau bersenggama, masingmasing pasangan suami istri diperbolehkan menyentuh atau bahkan memegang kemaluan pasangannya masingmasing tanpa ada perbedaan pendapat dari kalangan ulama. Namun ada perbedaan pendapat dikalangan ulama mengenai hukum melihat kemaluan istri ketika berhubungan intim atau bersenggama. Hubungan suamiistri senggama merupakan salah satu kenikmatan dunia yang menduduki posisi puncak tertinggi dan hampir tiada tandingannya. Meskipun kenikmatan itu masih belum ada apaapanya jika dibanding dengan kenikmatan surga, setidaknya hal itulah yang paling mendekat ke sana. Ketika berhubungan badan, suami diperbolehkan melihat semua sisi dan sudut tubuh istrinya sendiri kecuali vagina farji baik pada bagian luar maupun bagian dalam. Karena melihat vagina bagian dalam hukumnya sangat dimakruhkan. Tetapi jika memang ada satu kebutuhan, melihatnya tidak makruh. Artinya, Bagian kedua yaitu melihatnya seorang suami pada tubuh istrinya dan tubuh budak perempuannya yang halal baginya untuk ia buat senangsenang. berkata, Aku tak pernah melihat punyanya Rasulullah dan ia juga tak pernah melihat punyaku, farji, Lihat Muhammad bin Ahmad AsSyarbini, matan dari Hasyiyah AlBujairimi Alal Khatib, Darul Fikr, juz IV, halaman 103. Namun dalam hal ini para ulama berbeda pendapat mengenai buta yang dimaksud pada hadits tersebut. Ada ulama yang menyebut buta mata bagi si pelaku itu sendiri, ada ulama yang mengatakan buta pada mata anaknya kelak. Imam Ibnu Hibban dan para imam yang lain menganggap bahwa kualitas hadits tersebut adalah hadits dhoif. Ibnul Jauzi sendiri memasukkan hadits ini ke dalam kitabnya AlMaudluat yang berarti hadits ini ialah hadits maudlu. Ibnus Shalah mempunyai pandangan berbeda dengan para ulama di atas. Beliau mengatakan bahwa hadits ini mempunyai level derajat hasan. Yang berarti bisa dipakai untuk tendensi. Perlu digaris bawahi, dalam hal ini perbedaan pendapat mengenai pandangan hadits di atas hanya terfokus pada masalah melihat kemaluan istri dapat menyebabkan kebutaan atau tidaknya.
|
Keutamaan Ilmu dan Ahlinya (Bag. 1)
|
https://muslim.or.id/438-keutamaan-ilmu-1.html
|
Daftar Isi Segala puji untuk Allah Rabb seru sekalian alam, segala akibat baik akan didapatkan oleh orang-orang yang bertakwa. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada hamba dan utusan-Nya serta makhluk terbaik pilihan-Nya di antara semua makhluk, orang kepercayaan pengemban wahyu-Nya, seorang Nabi, pemimpin dan tuan kita Muhammad bin Abdillah. Begitu pula semoga pujian dan keselamatan itu terlimpah kepada keluarganya, sahabat-sahabatnya, dan semua pengikut yang menempuh jalannya serta mengambil petunjuk dengan petunjuknya hingga datangnya hari kiamat. Amma badu. Berikut ini untaian kalimat yang ringkas tentang keutamaan ilmu dan kemuliaan ahlinya. Sesungguhnya dalil-dalil syariat dari Al-Kitab dan As-Sunnah telah menunjukkan dengan jelas tentang keutamaan ilmu dan bertafaqquh (mendalami) ilmu agama, dan juga keutamaan lain berupa kebaikan yang sangat agung dan pahala yang sangat besar, sebutan yang indah, dan akibat yang terpuji bagi orang yang dibersihkan niatnya oleh Allah dan mendapatkan anugerah taufik dari-Nya.. Dalil-dalil yang menyinggung hal ini sangat banyak dan sudah banyak diketahui orang. Cukuplah untuk menunjukkan kemuliaan ilmu dan ahlinya yaitu Allah azza wa jalla telah menjadikan mereka sebagai salah satu saksi dalam hal keesaan-Nya, dan juga Allah mengabarkan bahwa mereka itulah orang-orang yang benar-benar memiliki rasa takut kepada Allah. Allah taala berfirman yang artinya, Allah mempersaksikan bahwasanya tidak ada sesembahan yang hak selain Dia, begitu juga para malaikat mempersaksikan yang demikian itu, begitu pula ahli ilmu, demi menegakkan keadilan, tidak ada sesembahan yang hak selain Dia Yang Maha perkasa lagi Maha bijaksana. (QS. Ali Imran [3]: 18) Di dalam ayat ini Allah menjadikan persaksian malaikat dan ahli ilmu untuk turut mempersaksikan keesaan-Nya Yang Maha suci. Yang dimaksud dengan ahli ilmu ialah orang-orang yang memiliki ilmu tentang Allah, orang-orang yang memahami agama-Nya dan mempunyai rasa takut kepada-Nya Yang Maha suci dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya, selalu mematuhi aturan dan batasan yang digariskan-Nya. Hal itu sebagaimana tercantum dalam firman Allah azza wa jalla yang artinya, Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah orang-orang yang berilmu. (QS. Faathir [35] : 28). Dan telah diketahui pula bahwasanya setiap muslim pasti memiliki rasa takut kepada Allah, setiap mukmin juga pasti merasa takut kepada Allah. Akan tetapi rasa takut yang sempurna hanya dimiliki oleh para ahli ilmu, dan pemuka tertinggi mereka ialah para Rasul alaihimush shalatu was salam kemudian diikuti oleh orang-orang sesudah mereka yaitu para ulama sesuai dengan tingkatan mereka masing-masing. Para ulama, mereka itulah pewaris para Nabi. Rasa takut kepada Allah adalah benar adanya. Sedangkan rasa takut yang sempurna hanya ada pada diri ahli ilmu yang mengenal Allah dan memiliki bukti-bukti kuat tentang keesaan-Nya, mengetahui kesempurnaan Nama-nama-Nya, Sifat-Sifat-Nya, dan menyadari betapa agung hak yang dimiliki-Nya yang Maha suci lagi Maha tinggi. Dan para Rasul dan Nabi alaihimush shalatu was salam adalah orang-orang terdepan di antara mereka, kemudian diikuti sesudahnya oleh ahli ilmu dengan berbagai macam tingkatan pemahaman mereka dalam ilmu tentang Allah dan agama-Nya. Sudah sepantasnya bagi setiap alim dan penuntut ilmu untuk senantiasa memperhatikan perkara ini dan merasa takut kepada Allah di mana pun dia berada serta berusaha untuk terus mendekatkan dirinya kepada Allah dalam semua urusannya, baik ketika menuntut ilmu, ketika mengamalkan ilmu, menyebarkan ilmu, dan dalam setiap aspek kewajiban terhadap Allah dan kewajiban yang menjadi hak hamba yang harus ditunaikan olehnya. Terdapat sebuah hadits dari beliau shallallahu alaihi wa sallam di dalam Shahihain dari hadits Muawiyah radhiyallahu anhu bahwa beliau shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agamanya. Hadits yang agung ini memiliki banyak hadits pendukung dari sejumlah sahabat radhiyallahu anhum. Ini menunjukkan bahwasanya salah satu ciri kebaikan dan tanda kebahagiaan ialah seorang hamba diberikan kepahaman dalam hal agama Allah. Setiap penuntut ilmu yang ikhlas di perguruan tinggi manapun atau di mahad Ilmi manapun, atau di tempat yang lainnya hendaknya menjadikan pemahaman seperti inilah yang dicari dan diinginkannya. Oleh sebab itu kita memohon kepada Allah agar mereka mendapatkan taufik dan hidayah untuk menggapainya dan tercapai tujuan yang dicita-citakannya. Dan barangsiapa yang justru berpaling dari mempelajari ilmu agama maka itu merupakan salah satu ciri bahwa Allah menghendaki buruk pada dirinya, laa haula wa laa quwwata illa billah. Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan di dalam Shahihain dari Abu Musa radhiyallahu anhu, Sesungguhnya perumpamaan wahyu yang diberikan Allah kepadaku yang mencakup petunjuk dan ilmu adalah seperti air hujan yang turun membasahi bumi. Sehingga ada di antara tanahnya yang bisa menerima air dengan baik dan bisa menumbuhkan berbagai macam rumput dan tanam-tanaman. Dan ada juga tanah yang keras dan hanya bisa menampung air saja sehingga dengan perantaranya Allah memberikan kemanfaatan bagi orang-orang. Mereka bisa minum, memberikan minum pada ternak serta menyirami tanah pertanian. Akan tetapi, ada juga tanah yang keras dan licin sehingga tidak bisa menampung air dan juga tidak bisa menumbuhkan rumput-rumputan. Demikian itulah perumpamaan orang yang paham dalam agama Allah serta memberikan manfaat bagi orang lain dengan ilmu yang diturunkan Allah kepadaku, dia berilmu dan juga mengajarkan ilmunya, serta perumpamaan orang yang sama sekali tidak mau memperhatikan ilmu tersebut serta tidak mau menerima petunjuk Allah yang Allah mengutusku dengan membawanya. Maka para ulama yang mendapatkan taufik untuk mengemban ilmu ini terbagi ke dalam dua tingkatan: Orang-orang yang meraih ilmu, mengamalkannya, mendalaminya, dan bisa menarik berbagai kesimpulan hukum darinya. Mereka terlahir menjadi para Hafizh (penghafal hadits) dan Fuqaha (ahli fikih). Mereka menyampaikan ilmu dan mengajarkannya kepada orang-orang, dan mereka bisa memahamkan orang lain, memberikan pencerahan dan faedah kepada mereka. Di antara mereka ada yang berprofesi sebagai muallim (pengajar) dan ada yang menjadi muqri (pembaca), serta ada juga yang menjadi dai ilallah azza wa jalla atau menjadi mudarris (guru) yang mengajarkan ilmu dan profesi-profesi lainnya yang merupakan bentuk-bentuk pengajaran dan penularan pemahaman. Orang-orang yang mampu menghafalkan ilmu dan menyampaikannya kepada para ulama lain yang sudah dibukakan pemahaman ilmu baginya sehingga mereka bisa menarik berbagai kesimpulan hukum dari berita yang didapatkannya. Maka dengan begitu kedua kelompok ini sama-sama memperoleh pahala dan ganjaran yang sangat besar dan melimpah serta bisa memberikan manfaat luas kepada umat. Adapun kebanyakan orang yang ada, perumpamaan mereka itu ialah seperti tanah yang keras dan licin sehingga tidak bisa menampung air dan tidak mampu menumbuhkan rerumputan. Hal itu terjadi disebabkan mereka sengaja berpaling, lalai serta tidak mau menaruh perhatian terhadap ilmu. Oleh sebab itu maka para ulama dan penuntut ilmu yang aktif dalam berbagai aktifitas penyebaran ilmu syari memiliki kebaikan yang sangat banyak serta berada di atas jalan yang lurus. Segala puji bagi Allah untuk itu. Dan itu hanya berlaku bagi orang yang mendapatkan taufik dari Allah sehingga bisa mengikhlaskan niat dan bersungguh-sungguh dalam belajar. Maka berdatanganlah para penuntut ilmu syari secara beramai-ramai untuk mendalami agama Allah dan berjuang untuk bisa meraih pencerahan dalam memahami ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang meliputi petunjuk dan ilmu pengetahuan. Dan hendaknya mereka saling berlomba untuk menuntutnya. Dan juga hendaknya mereka bersabar dalam meniti jalan tersebut, karena mereka harus merasakan keletihan dan menghadapi berbagai kesulitan. Hal ini dikarenakan sesungguhnya ilmu itu tidak akan bisa digapai apabila dicari dengan tubuh yang selalu bersantai-santai. Akan tetapi dibutuhkan kesungguh-sungguhan, kesabaran, dan kemauan untuk menanggung rasa letih. Inilah yang diucapkan oleh Imam Muslim rahimahullah di dalam kitab Shahih beliau dalam bab-bab tentang Mawaqit (Waktu-Waktu Shalat) yang terdapat di dalam Kitab Shalat. Ketika beliau membawakan sekian banyak sanad, di antara riwayat yang beliau sebutkan adalah perkataan Yahya bin Abi Katsir rahimahullah. Yahya mengatakan, Ilmu tidak akan bisa diraih dengan banyak mengistirahatkan badan. Maksud beliau rahimahullah dengan ungkapan ini ialah sebagai catatan yang harus diingat bahwasanya untuk menggali ilmu dan mendalami agama itu sangat diperlukan kesabaran dan keteguhan. Selain itu diperlukan perhatian, pemeliharaan waktu, dan harus senantiasa diiringi dengan keikhlasan dalam beramal karena Allah dan menginginkan wajah Allah subhanahu wa taala. Oleh karena itu maka keberadaan berbagai kegiatan daurah ilmiah yang di dalamnya diajarkan ilmu syari dan juga keberadaan masjid-masjid yang di sana diadakan berbagai halaqah ilmiyah syariyah memiliki peranan yang sangat penting. Faedah yang bisa digali darinya juga amat besar. Karena sarana-sarana seperti itu memang dipersiapkan untuk menyebarkan kemanfaatan bagi orang banyak dan bisa menguraikan berbagai macam kesulitan yang mereka hadapi. Orang-orang yang telah mengikuti kegiatan-kegiatan seperti itu sangat diharapkan meraih kebaikan dan pelajaran yang banyak serta manfaat yang bisa disebarluaskan. Tidaklah seyogyanya bagi orang yang sudah diberikan anugerah berupa ilmu oleh Allah kemudian dia justru memisahkan diri dari upaya untuk menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada umat manusia dan tidak ikut berusaha menanamkan pemahaman agama (yang benar) kepada mereka atau mengingatkan mereka tentang Allah, hak-Nya serta hak hamba-hamba-Nya. Dia bisa saja menempuh cara mengajar, atau pengambilan keputusan di dalam peradilan (apabila dia adalah seorang hakim, pent), atau dengan memberikan nasihat dan peringatan, atau sekedar saling mengingat-ingat isi pelajaran bersama sahabat dan saudara-saudaranya pada saat terjadi pertemuan-pertemuan yang bersifat umum maupun yang khusus. Demikian pula, sudah semestinya bagi para ulama untuk turut bergabung dalam upaya menyebarkan ilmu melalui berbagai media informasi yang tersedia, karena dengan cara itu faedah yang didapatkan sangatlah besar, dan ilmu yang disampaikan akan bisa menjangkau segala penjuru bumi sejauh yang dikehendaki oleh Allah. Kebaikan sangat besar yang dicapai dengan menempuh metode semacam itu sudah sangat diketahui. Begitu pula dengan cara demikian maka kaum muslimin yang bisa merasakan manfaatnya semakin bertambah luas. Terlebih lagi pada masa sekarang ini, kebutuhan akan hal itu adalah sangat mendesak, bahkan di sepanjang masa hal itu selalu diperlukan. Hanya saja pada masa kita sekarang ini kebutuhan tersebut semakin memuncak karena begitu sedikitnya ilmu yang tersebar dan betapa banyaknya ajakan yang ditebarkan oleh para penyeru kebatilan. Oleh sebab itulah sudah menjadi kewajiban bagi para ulama yang telah mendapatkan rezeki ilmu dari Allah untuk berani mengambil risiko dan menanggung beban kesulitan untuk berupaya menyebarkan ilmu yang bermanfaat kepada orang banyak melalui media-media tersebut. Mereka bisa ikut andil dalam upaya ini dengan bentuk pengambilan keputusan (dalam mahkamah/pengadilan), memberikan pelajaran, mendakwahkan agama Allah azza wa jalla maupun cara lainnya yang menyangkut urusan-urusan kaum muslimin. Sehingga akan tercapailah manfaat yang begitu besar dan buah yang sangat agung sebagai hasil dari upaya ini. Seorang penuntut ilmu pun hendaknya menuntut ilmu dalam rangka memberikan manfaat bagi dirinya, untuk menyingkirkan kebodohannya serta dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah azza wa jalla dengan amalan yang diridhai-Nya dengan didasari keterangan dan pemahaman yang baik. Dengan menuntut ilmu dia juga bisa berpartisipasi dalam menyebarkan manfaat bagi orang banyak. Yaitu untuk mengeluarkan mereka dari berbagai macam kegelapan menuju cahaya. Selain itu, dengan ilmunya itu maka apa yang diputuskannya akan bisa menyelesaikan berbagai kesulitan yang dihadapi oleh mereka. Dia akan mampu melakukan perbaikan di antara mereka. Dia akan sanggup mengajari orang yang belum tahu di antara mereka. Dia pun akan bisa ikut serta membimbing orang-orang yang tersesat di antara mereka. Dia akan bisa memerintahkan yang maruf dan melarang yang mungkar kepada mereka, dan manfaat-manfaat lainnya. Sehingga peranan penuntut ilmu itu bisa merambah ke dalam medan yang sangat banyak, tidak terbatas pada masalah-masalah tertentu saja. Apalagi bagi seseorang yang berkedudukan sebagai qadhi atau hakim. Karena seorang qadhi yang sanggup bersabar dengan taufik dari Allah niscaya dia akan bisa terjun untuk menyelesaikan berbagai permasalahan. Apabila bersama dengan penuntut ilmu maka dia juga bisa berperan di sana. Apabila diserahi profesi peradilan ia juga bisa berperan di sana. Dia akan bersama dengan para pengajar. Dia akan bersama para pengajak kepada yang maruf dan pencegah yang mungkar. Dia akan bersama dengan para dai ilallah azza wa jalla atau bersama para pelaku perbaikan dan urusan-urusan kaum muslimin yang lainnya. Oleh karena itu seorang penuntut ilmu harus mempersiapkan diri untuk mengurusi amanah yang dibebankan kepadanya dan dia harus siap menanggung berbagai kesulitan di dalam membela agama Allah. Hendaknya dia bercita-cita tinggi. Sebagaimana dahulu para Salafush Shalih yang mendahului kita -semoga Allah merahmati mereka semua- berusaha sekuat tenaga untuk bisa menyebarkan manfaat kepada umat manusia. Wasiatku kepada ulama dan para penuntut ilmu serta untuk setiap muslim dan muslimah ialah agar mereka bersabar dalam menjalani hal ini. Hendaknya mereka terus berupaya bersungguh-sungguh dalam meniti jalan kebenaran. Hendaknya mereka pandai memanfaatkan waktu yang ada. Dan supaya mereka memperbanyak kegiatan dalam rangka saling mengingat ilmu di antara mereka untuk mendiskusikan persoalan-persoalan yang terasa sulit bagi sebagian mereka. Sehingga dengan demikian akan terkumpullah berbagai pengetahuan yang akan membuahkan kebaikan bagi mereka dan insya Allah juga bagi kaum muslimin. Hendaknya hal itu juga disertai dengan semangat penuh untuk memperbaiki niat dan ikhlas dalam mengerjakan segala macam amal untuk mendekatkan diri hamba kepada Rabbnya, dan bersemangat dalam segala hal yang bisa mendatangkan kemanfaatan untuk orang banyak. Di antara perkara yang bisa mendatangkan manfaat bagi orang banyak dan bisa menjadi jalan keluar berbagai persoalan dan menjadi sebab tersebarnya keadilan ialah mengembalikan urusan kepada ahli ilmu dan pemilik bashirah yang memiliki kedalaman rasa takut kepada Allah Yang Maha suci dalam menyelesaikan sengketa peradilan yang terjadi di antara manusia serta untuk mengajarkan ilmu kepada mereka. Dan sudah termasuk hal yang diketahui bahwasanya fungsi peradilan (yang beliau maksud adalah peradilan atau mahkamah syariat, pent) adalah tergolong amal yang akan mendatangkan pelipatgandaan pahala dari Allah dan meninggikan derajat bagi orang-orang yang dikaruniai keikhlasan niat oleh Allah dan juga bagi mereka yang mendapatkan anugerah ilmu yang bermanfaat serta bermaksud baik bagi kepentingan kaum muslimin. Meskipun kedudukan tersebut memang cukup mengandung risiko dan para Salafush Shalih kita senantiasa merasa enggan untuk mendudukinya serta merasa khawatir apabila mendapatkannya. Akan tetapi kondisi masyarakat berubah-ubah, begitu pula pergiliran waktu tidaklah seragam. Pada masa seperti ini umat manusia sangat membutuhkan orang yang benar-benar alim dan bisa memutuskan urusan di antara orang-orang dengan landasan ilmu yang kuat serta senantiasa memiliki rasa takut kepada Allah dan berusaha untuk mendekatkan diri kepada-Nya dalam rangka menemukan solusi untuk permasalahan-permasalahan mereka. Simak pembahasan selanjutnya: Keutamaan Ilmu dan Ahlinya (Bag. 2) *** Penulis: Syaikh Abdul Aziz bin Baz Penerjemah: Abu Mushlih Ari Wahyudi Artikel www.muslim.or.id
|
Daftar Isi Segala puji untuk Allah Rabb seru sekalian alam, segala akibat baik akan didapatkan oleh orangorang yang bertakwa. Berikut ini untaian kalimat yang ringkas tentang keutamaan ilmu dan kemuliaan ahlinya. Yang dimaksud dengan ahli ilmu ialah orangorang yang memiliki ilmu tentang Allah, orangorang yang memahami agamaNya dan mempunyai rasa takut kepadaNya Yang Maha suci dan berusaha untuk mendekatkan diri kepadaNya, selalu mematuhi aturan dan batasan yang digariskanNya. Akan tetapi rasa takut yang sempurna hanya dimiliki oleh para ahli ilmu, dan pemuka tertinggi mereka ialah para Rasul alaihimush shalatu was salam kemudian diikuti oleh orangorang sesudah mereka yaitu para ulama sesuai dengan tingkatan mereka masingmasing. Para ulama, mereka itulah pewaris para Nabi. Rasa takut kepada Allah adalah benar adanya. Terdapat sebuah hadits dari beliau shallallahu alaihi wa sallam di dalam Shahihain dari hadits Muawiyah radhiyallahu anhu bahwa beliau shallallahu alaihi wa sallam pernah bersabda, Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka Allah akan pahamkan dia dalam hal agamanya. Hadits yang agung ini memiliki banyak hadits pendukung dari sejumlah sahabat radhiyallahu anhum. Setiap penuntut ilmu yang ikhlas di perguruan tinggi manapun atau di mahad Ilmi manapun, atau di tempat yang lainnya hendaknya menjadikan pemahaman seperti inilah yang dicari dan diinginkannya. Oleh sebab itu kita memohon kepada Allah agar mereka mendapatkan taufik dan hidayah untuk menggapainya dan tercapai tujuan yang dicitacitakannya. Sehingga ada di antara tanahnya yang bisa menerima air dengan baik dan bisa menumbuhkan berbagai macam rumput dan tanamtanaman. Mereka menyampaikan ilmu dan mengajarkannya kepada orangorang, dan mereka bisa memahamkan orang lain, memberikan pencerahan dan faedah kepada mereka. Maka berdatanganlah para penuntut ilmu syari secara beramairamai untuk mendalami agama Allah dan berjuang untuk bisa meraih pencerahan dalam memahami ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang meliputi petunjuk dan ilmu pengetahuan. Dan juga hendaknya mereka bersabar dalam meniti jalan tersebut, karena mereka harus merasakan keletihan dan menghadapi berbagai kesulitan. Hal ini dikarenakan sesungguhnya ilmu itu tidak akan bisa digapai apabila dicari dengan tubuh yang selalu bersantaisantai. Selain itu diperlukan perhatian, pemeliharaan waktu, dan harus senantiasa diiringi dengan keikhlasan dalam beramal karena Allah dan menginginkan wajah Allah subhanahu wa taala. Dia bisa saja menempuh cara mengajar, atau pengambilan keputusan di dalam peradilan apabila dia adalah seorang hakim, pent, atau dengan memberikan nasihat dan peringatan, atau sekedar saling mengingatingat isi pelajaran bersama sahabat dan saudarasaudaranya pada saat terjadi pertemuanpertemuan yang bersifat umum maupun yang khusus. Demikian pula, sudah semestinya bagi para ulama untuk turut bergabung dalam upaya menyebarkan ilmu melalui berbagai media informasi yang tersedia, karena dengan cara itu faedah yang didapatkan sangatlah besar, dan ilmu yang disampaikan akan bisa menjangkau segala penjuru bumi sejauh yang dikehendaki oleh Allah. Begitu pula dengan cara demikian maka kaum muslimin yang bisa merasakan manfaatnya semakin bertambah luas. Hanya saja pada masa kita sekarang ini kebutuhan tersebut semakin memuncak karena begitu sedikitnya ilmu yang tersebar dan betapa banyaknya ajakan yang ditebarkan oleh para penyeru kebatilan. Dia akan mampu melakukan perbaikan di antara mereka. Apalagi bagi seseorang yang berkedudukan sebagai qadhi atau hakim. Apabila bersama dengan penuntut ilmu maka dia juga bisa berperan di sana. Dia akan bersama dengan para dai ilallah azza wa jalla atau bersama para pelaku perbaikan dan urusanurusan kaum muslimin yang lainnya. Dan sudah termasuk hal yang diketahui bahwasanya fungsi peradilan yang beliau maksud adalah peradilan atau mahkamah syariat, pent adalah tergolong amal yang akan mendatangkan pelipatgandaan pahala dari Allah dan meninggikan derajat bagi orangorang yang dikaruniai keikhlasan niat oleh Allah dan juga bagi mereka yang mendapatkan anugerah ilmu yang bermanfaat serta bermaksud baik bagi kepentingan kaum muslimin. Meskipun kedudukan tersebut memang cukup mengandung risiko dan para Salafush Shalih kita senantiasa merasa enggan untuk mendudukinya serta merasa khawatir apabila mendapatkannya.
|
Agar Terhindar dari Musibah dan Penyakit, Rasulullah Ajarkan Zikir Ini Setelah Shalat Subuh
|
https://bincangsyariah.com/zikir-dan-doa/agar-terhindar-dari-musibah-dan-penyakit-rasulullah-ajarkan-zikir-ini-setelah-shalat-subuh/
|
Zikir setelah shalat subuh dianjurkan oleh pelbagai ulama dalam karyanya. Sebab mengandung banyak sekali manfaat. salah satunya adalah untuk menghindarkan diri dari pelbagai penyakit dan bahaya selama siang hari. Dalam kitab-kitab hadis, banyak disebutkan mengenai riwayat-riwayat yang menyebutkan doa dan zikir yang diajarkan oleh Rasulullah Saw setelah melaksanakan shalat wajib. Doa dan zikir tersebut ada yang disebutkan manfaatnya secara khusus, namun ada juga tidak disebutkan. Di antara zikir yang disebutkan manfaatnya secara khusus adalah zikir yang diajarkan oleh Rasulullah Saw setelah shalat Subuh. Zikir yang dimaksud adalah sebagai berikut; Laa hawla walaa quwwata illaa billaah, laa hiilata walahtiyaala walaa malja-a walaa manjaa minallaahi illaa ilaihi. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Tidak ada tipu daya, tidak ada penipuan, tidak ada tempat berlindung, tidak ada tempat bersembunyi dari Allah kecuali kepada-Nya. Disebutkan bahwa siapa saja yang membaca zikir ini setelah shalat Subuh sebanyak tujuh kali, maka dia akan terhindar dari 70 macam penyakit dan bahaya. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam Al-Thabrani, dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda; : Tidak ada seorang pun yang melakukan shalat fajar dan kemudian setelah selesai membaca Laa hawla walaa quwwata illaa billaah, laa hiilata walahtiyaala walaa malja-a walaa manjaa minallaahi illaa ilaihi sebanyak tujuh kali, melainkan Allah menjauhkan darinya 70 macam musibah. Demikian penjelasan terkait agar terhindar dari musibah dan penyakit, Rasulullah ajarkan Zikir ini setelah shalat Subuh. Semoga bermanfaat. (Baca: Ini Amalan Zikir Abu Dzar di Waktu Pagi dan Sore)
|
Zikir setelah shalat subuh dianjurkan oleh pelbagai ulama dalam karyanya. Sebab mengandung banyak sekali manfaat. salah satunya adalah untuk menghindarkan diri dari pelbagai penyakit dan bahaya selama siang hari. Dalam kitabkitab hadis, banyak disebutkan mengenai riwayatriwayat yang menyebutkan doa dan zikir yang diajarkan oleh Rasulullah Saw setelah melaksanakan shalat wajib. Doa dan zikir tersebut ada yang disebutkan manfaatnya secara khusus, namun ada juga tidak disebutkan. Di antara zikir yang disebutkan manfaatnya secara khusus adalah zikir yang diajarkan oleh Rasulullah Saw setelah shalat Subuh. Zikir yang dimaksud adalah sebagai berikut Laa hawla walaa quwwata illaa billaah, laa hiilata walahtiyaala walaa maljaa walaa manjaa minallaahi illaa ilaihi. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah. Tidak ada tipu daya, tidak ada penipuan, tidak ada tempat berlindung, tidak ada tempat bersembunyi dari Allah kecuali kepadaNya. Disebutkan bahwa siapa saja yang membaca zikir ini setelah shalat Subuh sebanyak tujuh kali, maka dia akan terhindar dari 70 macam penyakit dan bahaya. Ini sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Imam AlThabrani, dari Anas bin Malik, dia berkata bahwa dia pernah mendengar Rasulullah Saw bersabda Tidak ada seorang pun yang melakukan shalat fajar dan kemudian setelah selesai membaca Laa hawla walaa quwwata illaa billaah, laa hiilata walahtiyaala walaa maljaa walaa manjaa minallaahi illaa ilaihi sebanyak tujuh kali, melainkan Allah menjauhkan darinya 70 macam musibah. Demikian penjelasan terkait agar terhindar dari musibah dan penyakit, Rasulullah ajarkan Zikir ini setelah shalat Subuh. Semoga bermanfaat. Baca Ini Amalan Zikir Abu Dzar di Waktu Pagi dan Sore
|
Dakwah Khilafah Ataukah Dakwah Tauhid? (4)
|
https://muslim.or.id/25509-dakwah-khilafah-ataukah-dakwah-tauhid-4.html
|
Daftar Isi Kalaulah kita mau meneliti sejenak dakwah para Rasul, maka kita akan mendapati bahwa para Rasul semuanya memulai dakwahnya dengan dakwah tauhid. Padahal, kondisi umat para Rasul tersebut berbeda-beda satu sama lain. Di antara para Rasul tersebut ada yang menghadapi problem ekonomi sebagaimana yang dialami Nabi Syuaib alaihis salaam. Salah satu problematika yang terjadi pada umat Nabi Syuaib adalah masalah di bidang ekonomi. Karena umat beliau suka berbuat curang dalam jual beli dengan mengurangi takaran timbangan. Meskipun demikian, Nabi Syuaib alaihis salaam tetap mendahulukan dakwah tauhid sebelum memperbaiki kecurangan tersebut. AllahTaala berfirman, Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Dia berkata, Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada sesembahan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman. (QS. Al-Araf [7]: 85). Di antara para Rasul juga ada yang mengahadapi problematika kebobrokan moral, sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Luth alaihis salaam. Kaum Nabi Luth alaihis salaam tergolong masyarakat yang moralnya sangat rusak. Mereka mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh umat sebelum atau semasa mereka. Kaum laki-laki menggauli kaum laki-laki dan kaum perempuan menggauli kaum perempuan (kaum gay dan lesbian). Meskipun demikian, Nabi Luth alaihis salaam tetap mendahulukan dakwah menuju perbaikan aqidah umatnya tersebut. Demikian pula, seluruh Rasul menghadapi problem politik dan hukum karena umat mereka semua tentu tidak berhukum dengan hukum Allah Taala. Salah satu contohnya adalah sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Yusuf alaihis salaam. Di antara kerusakan kaum beliau adalah menyekutukan Allah Taala dalam ibadah dan berhukum sesuai dengan keinginan hawa nafsu mereka. Dalam kondisi tersebut, beliau alaihis salaam tetap berdakwah kepada tauhid terlebih dahulu. Allah Taala berfirman ketika menceritakan kisah Nabi Yusuf, (39) (40) Wahai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa? Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu. Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (QS. Yusuf [12]: 39-40). Demikianlah kondisi para Rasul. Meskipun umat-umat mereka berbeda dan berbeda pula problematika yang mereka hadapi, namun dakwah dan seruan kepada tauhid tetap menjadi prioritas utama. Sekarang, marilah kita berfikir sejenak. Taruhlah kita menghadapi kerusakan di bidang ekonomi, politik, sosial, dan hukum, di samping juga menghadapi kerusakan di bidang aqidah pada masyarakat kita sekarang ini. Pertanyaannya, apakah sama timbangannya di sisi Allah kemudian para Rasul-Nya antara kerusakan yang paling parah di bidang politik, sosial, ekonomi, dan hukum dengan kerusakan di bidang aqidah? Atau apakah di antara keduanya ada yang lebih berbahaya, lebih membinasakan, dan lebih parah akibatnya? Di dalam timbangan Allah Taala dan timbangan para Nabi, tentu kerusakan yang lebih berat bahayanya adalah kerusakan di bidang aqidah berupa kesyirikan dengan segala macam bentuknya. Kalau kita tidak meyakini hal ini, dan tetap meyakini bahwa kerusakan di bidang politik, ekonomi, sosial, dan hukum itu lebih penting untuk diatasi, maka konsekuensinya kita menganggap bahwa seluruh Nabi dan Rasul adalah kumpulan orang-orang bodoh karena mereka tidak mengetahui prioritas dalam berdakwah dengan mendahulukan perbaikan aqidah sebelum perbaikan politik, ekonomi, sosial, dan hukum! [1,2] [Bersambung] *** Selesai disempurnakan di siang hari, Lab EMC Rotterdam NL, 17 Rajab 1436 Yang senantiasa membutuhkan rahmat dan ampunan Rabb-nya, Penulis: M. Saifudin Hakim [1] Lihat Manhajul Anbiya fi Ad-Dawati Ilallah, hal. 105. [2] Disarikan dari buku penulis, Saudaraku … Mengapa Engkau Enggan Mengenal Allah? (Pustaka Al-Fajr, Yogyakarta, tahun 2010). ___ Artikel Muslim.Or.Id
|
Daftar Isi Kalaulah kita mau meneliti sejenak dakwah para Rasul, maka kita akan mendapati bahwa para Rasul semuanya memulai dakwahnya dengan dakwah tauhid. Padahal, kondisi umat para Rasul tersebut berbedabeda satu sama lain. Di antara para Rasul tersebut ada yang menghadapi problem ekonomi sebagaimana yang dialami Nabi Syuaib alaihis salaam. Karena umat beliau suka berbuat curang dalam jual beli dengan mengurangi takaran timbangan. Meskipun demikian, Nabi Syuaib alaihis salaam tetap mendahulukan dakwah tauhid sebelum memperbaiki kecurangan tersebut. AllahTaala berfirman, Dan Kami telah mengutus kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Dia berkata, Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekalikali tidak ada sesembahan bagimu selainNya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barangbarang takaran dan timbangannya. Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betulbetul kamu orangorang yang beriman. Di antara para Rasul juga ada yang mengahadapi problematika kebobrokan moral, sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Luth alaihis salaam. Mereka mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh umat sebelum atau semasa mereka. Kaum lakilaki menggauli kaum lakilaki dan kaum perempuan menggauli kaum perempuan kaum gay dan lesbian. Meskipun demikian, Nabi Luth alaihis salaam tetap mendahulukan dakwah menuju perbaikan aqidah umatnya tersebut. Demikian pula, seluruh Rasul menghadapi problem politik dan hukum karena umat mereka semua tentu tidak berhukum dengan hukum Allah Taala. Salah satu contohnya adalah sebagaimana yang terjadi pada kaum Nabi Yusuf alaihis salaam. Allah Taala berfirman ketika menceritakan kisah Nabi Yusuf, 39 40 Wahai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhantuhan yang bermacammacam itu ataukah Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya menyembah namanama yang kamu dan nenek moyangmu membuatbuatnya. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang namanama itu. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. Meskipun umatumat mereka berbeda dan berbeda pula problematika yang mereka hadapi, namun dakwah dan seruan kepada tauhid tetap menjadi prioritas utama. Taruhlah kita menghadapi kerusakan di bidang ekonomi, politik, sosial, dan hukum, di samping juga menghadapi kerusakan di bidang aqidah pada masyarakat kita sekarang ini. 2 Disarikan dari buku penulis, Saudaraku Mengapa Engkau Enggan Mengenal Allah Pustaka AlFajr, Yogyakarta, tahun 2010. ___
|
Orang dzalim berbuat keburukan terhadap dirinya
|
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Orang-dzalim-berbuat-keburukan-terhadap-dirinya
|
QS.Surat Al-A’raf[7]:177 () 177. Amat buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. QS.Surat Yunus[10]:23 () 23. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan) yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana) kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil kezalimanmu) itu hanyalah kenimatan hidup duniawi, kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. QS.Surat Ar-Rum[30]:9 () 9. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? orang-orang itu adalah lebihkuat dari mereka (sendiri) dan telah mengolah bumi (tanah) serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. QS.Surat Az-Zumar[39]:51 () 51. Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan orang-orang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan diri.
|
QS.Surat AlAraf7177 177. Amat buruklah perumpamaan orangorang yang mendustakan ayatayat Kami dan kepada diri mereka sendirilah mereka berbuat zalim. QS.Surat Yunus1023 23. Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tibatiba mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa alasan yang benar. Hai manusia, sesungguhnya bencana kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri hasil kezalimanmu itu hanyalah kenimatan hidup duniawi, kemudian kepada Kamilah kembalimu, lalu Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. QS.Surat ArRum309 9. Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi dan memperhatikan bagaimana akibat yang diderita oleh orangorang sebelum mereka orangorang itu adalah lebihkuat dari mereka sendiri dan telah mengolah bumi tanah serta memakmurkannya lebih banyak dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasulrasul mereka dengan membawa buktibukti yang nyata. Maka Allah sekalikali tidak berlaku zalim kepada mereka, akan tetapi merekalah yang berlaku zalim kepada diri sendiri. QS.Surat AzZumar3951 51. Maka mereka ditimpa oleh akibat buruk dari apa yang mereka usahakan. Dan orangorang yang zalim di antara mereka akan ditimpa akibat buruk dari usahanya dan mereka tidak dapat melepaskan diri.
|
Mencintai Berlebihan: Tadabbur Surat An-Nisa Ayat 129
|
https://suaraislam.id/mencintai-berlebihan-tadabbur-surat-an-nisa-ayat-129/
|
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nisaa, 4: 129) Pelajaran yang dapat diambil dari ayat di atas: Firman-Nya: Artinya: “Kalian tidak akan mungkin bisa berbuat adil (di antara istri-istri)” ini khusus untuk suami yang memiliki istri lebih dari satu. Ayat ini turun kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. “Wahai Muhammad, engkau tidak mungkin bisa berbuat adil di antara istri-istrimu..” dalam Bahasa Arab artinya tidak mungkin. Ayat ini disalahgunakan oleh orang-orang Sekuler dan Liberal untuk menolak praktek poligami sebab mereka mengklaim bahwa laki-laki itu tidak bisa adil. Syarat untuk mempraktikkan poligami adalah berbuat adil terhadap para istri. Surah An-Nisa ayat 3 digabung dengan ayat 129. Inilah logika matematis yang digunakan oleh kaum Liberal dan Sekuler dan pihak-pihak yang memusuhi Islam dalam menafsirkan kedua ayat tersebut dalam kaitan dengan poligami. Dalam surah An-Nisa ayat 3 disebutkan yang artinya: “Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” Kemudian ditambah dengan logika akal mereka dalam menafsirkan ayat 129 yang artinya: “Kalian tidak akan mungkin bisa berbuat adil.” Mereka menolak poligami dengan dalih bahwa laki-laki tidak akan pernah bisa berbuat adil. Penafsiran yang mereka lakukan adalah sesat, hanya berdasarkan akal logika mereka belaka; mereka tidak pernah mau menggunakan tafsir para Ulama dan tidak pernah mau membaca hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebab turunnya ayat ini adalah pada suatu malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar dari rumahnya dan mengadakan: “Inilah bentuk usaha saya sebagai seorang laki-laki untuk membagi dengan adil sesuai dengan kemampuan saya.” Kenapa orang tidak berbuat adil? Sebab cintanya berlebihan kepada salah satu istri. Bukan hanya dalam peran suami-istri, ada juga seorang ibu yang mencintai berlebihan pada anak pertamanya atau anak perempuannya. Keadaan inilah yang memicu ketidakadilan. Oleh karena itu biasa saja dalam mencintai. Berbuat adil itu muncul ketika cintanya itu berjarak. Cinta berjarak itu agar kita tidak jatuh ke dalam emosional cinta. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengadu pada Allah: Dari Ibunda Aisyah, sesungguhnya Nabi shallallalhu ‘alaihi wa sallam menggilir para isterinya dengan adil, dan berkata: “Ya Allah, inilah pembagianku yang bisa saya miliki (saya lakukan), maka janganlah Engkau beri aku sanksi/hukuman pada sesuatu yang tidak aku miliki (tidak aku mampu).” Maksud hadits ini menjelaskan manusia hanya bisa membagi perkara yang lahiriah saja, yaitu: satu, nafkah lahir; dua, bermalam. Lanjutan dari redaksi hadits di atas yaitu: Artinya: “Janganlah Engkau hukum aku pada sesuatu yang tidak aku miliki” maksudnya adalah semangat, rasa cinta, terkait hati atau perasaan. Misalnya seseorang memiliki beberapa orang anak, tentu ada salah satu anak yang paling dicintai. Cinta terbesar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pada Khadijah. Ibunda Khadijah memiliki empat kelebihan: (1) wanita yang pertama kali beriman, (2) seorang yang pertama kali membenarkan di saat semua orang mendustakan Rasul, (3) semua hartanya diinfaqkan kepada suaminya, (4) memiliki anak; keempatnya tidak dimiliki oleh istri-istri yang lain. Salah satu kunci keluarga sakinah adalah tidak mencintai fisik. Akan tetapi jika mencintai karena ilmu, ilmu tetap ada di dalam dadanya walaupun misalnya dia sakit. Terdapat sebuah syair Arab: “Di dalam kebodohan itu kematian, sebelum orang itu mati. Maka jasad mereka adalah kuburan baginya, sebelum mereka masuk kuburan.” Kategori wanita yang dinikahi oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah wanita yang beriman, sami’na wa atho’na terhadap apa saja perkataan beliau, seluruh hartanya diinfaqkan di jalan Allah, dan memiliki anak-anak untuk investasi dakwah dan akhirat. Rasulullah lebih mencintai Khadijah bukan karena fisiknya namun lebih kepada orientasi akhirat. Pernikahan itu bukan sekedar shalih dan shalihah saja, namun ada beberapa faktor lainnya, seperti: ekonomi, tingkat pendidikan, karakter, sosial budaya, lingkungan, adat istiadat, bahasa, dan faktor lainnya. Ada seorang Indonesia menikah dengan orang Aljazair akhirnya bercerai sebab tidak sekufu. Kemudian menikah lagi dengan wanita Indonesia dan menjadi sakinah mawaddah wa rahmah. Namun ada juga orang Indonesia yang berhasil menikah dengan orang Mesir. Setelah ibunda Khadijah wafat, orang kedua yang paling dicintai oleh Rasulullah adalah ibunda Aisyah. Pertama, karena ibunda Aisyah putra dari Abu Bakr ash-Shiddiq yang imannya sangat kuat, imannya yang dibandingkan seluruh manusia tetap lebih kuat imannya Abu Bakr ash-Shiddiq sehingga nasab juga berpengaruh dalam pernikahan. Kedua, ibunda Aisyah itu cerdas untuk mengajarkan ilmu kepada umat. Ketika Rasulullah ditanya… “Siapakah manusia yang paling Engkau cintai?” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Aisyah. Lalu aku bertanya lagi: “Siapakah yang Engkau cintai dari kalangan laki-laki?” Beliau menjawab: Ayahnya Aisyah (Abu Bakar). Kenapa istri-istri Rasulullah tidak boleh menikah lagi? Alasan utamanya adalah agar tidak menyakiti hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kelak istri akan dikumpulkan di surga bersama dengan suaminya yang paling shalih, bukan suami pertama ataupun terakhir. Allah berfirman dalam surah At-Taubah ayat 24: “Katakanlah: “Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (QS. At-Taubah, 9: 24) Terdapat delapan hal yang dicintai oleh manusia, yaitu: bapak, anak, saudara, istri, keluarga, harta, perniagaan, dan rumah tempat tinggal. Setelah merenungi dari beberapa ayat dalam Al-Qur’an ditemukan bahwa istri tidak ditempatkan pada urutan pertama dalam kecintaan. Yang biasanya pertama dicintai oleh laki-laki (seorang bapak) adalah anaknya, setelah itu baru istrinya. Istri bisa dicerai, ada mantan istri, akan tetapi tidak akan pernah ada mantan anak. Anak itu darah dagingnya dia, sedangkan istri adalah orang lain yang diikat dengan pernikahan. Jika kedelapan hal tersebut lebih dicintai daripada mencintai Allah dan Rasul-Nya, serta berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah kehancurannya. artinya: “berhati-hati hingga Allah mendatangkan urusan-Nya.” Jika kita mencintai seseorang secara berlebihan maka akan diuji dengan cintanya terhadap orang tersebut. Contohnya Nabi Ibrahim yang terlalu sayang kepada putranya Ismail yang telah ditunggu lama kehadirannya selama 80 tahun, tiba-tiba turun perintah Allah untuk menyembelih putranya. Cinta Allah tidak ingin disaingi dengan cinta makhluk. Kisah ini diabadikan dalam surah Ash-Shaffat ayat 100-102: Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. (QS. Ash-Shaffat, 37: 100-102) Contoh lain tentang cinta yang berlebihan. Masih kisah Nabi Ibrahim dalam surah Al-An’am ayat 76: Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” (QS. Al-An’am, 6: 76) Jadi Nabi Ibrahim itu cinta kepada bintang karena bintang itu simbol ketinggian, kecantikan. Namun setelah itu bintangnya tenggelam, kemudian Nabi Ibrahim mengetahui hakikat cinta, tidak mencintai yang tenggelam. Demikian pula cintanya pada bulan dan matahari. Artinya terlalu cinta pada satu hal berlebihan maka akan membuat sesat. Nabi Ibrahim mengatakan jika tidak diberikan hidayah maka termasuk orang yang sesat. Maka doa istiftah itu diambil dari surah Al-An’am ayat 79 yakni pengakuan cinta (tauhid) Nabi Ibrahim kepada Allah. Cinta kepada Allah yang tertinggi, sedangkan kepada manusia hanya sekedarnya. “Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. Al-An’am, 6: 79) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terpengaruh dengan perkataan istri beliau dalam surah At-Tahrim ayat 1: “Wahai Nabi, mengapa kamu mengharamkan apa yang Allah halalkan bagimu; kamu mencari kesenangan hati isteri-isterimu? Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. At-Tahrim, 66: 1) Disebabkan kecenderungan rasa cinta Nabi terhadap salah satu istri beliau dan sangat ingin membuat ridha istri yang sangat beliau cintai sehingga mengharamkan apa yang Allah halalkan bagi beliau. Akhirnya Rasulullah ditegur oleh Allah. Apalagi kita, manusia biasa lebih mudah lagi terjatuh dalam kecenderungan rasa yang menyebabkan terjebak (dalam ketidakadilan). Kemudian Rasulullah beristighfar begitu pula dengan kedua istri yang membuat susah hati Rasulullah juga beristighfar dan bertaubat kepada Allah. Wallahu a’lam. Dr. Ahmad Zain Annajah, MA. sumber: ahmadzain.com
|
Allah subhanahu wa taala berfirman Dan kamu sekalikali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteriisterimu, walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu cenderung kepada yang kamu cintai, sehingga kamu biarkan yang lain terkatungkatung. AnNisaa, 4 129 Pelajaran yang dapat diambil dari ayat di atas FirmanNya Artinya Kalian tidak akan mungkin bisa berbuat adil di antara istriistri ini khusus untuk suami yang memiliki istri lebih dari satu. Ayat ini disalahgunakan oleh orangorang Sekuler dan Liberal untuk menolak praktek poligami sebab mereka mengklaim bahwa lakilaki itu tidak bisa adil. Surah AnNisa ayat 3 digabung dengan ayat 129. Penafsiran yang mereka lakukan adalah sesat, hanya berdasarkan akal logika mereka belaka mereka tidak pernah mau menggunakan tafsir para Ulama dan tidak pernah mau membaca haditshadits Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. Sebab turunnya ayat ini adalah pada suatu malam Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam keluar dari rumahnya dan mengadakan Inilah bentuk usaha saya sebagai seorang lakilaki untuk membagi dengan adil sesuai dengan kemampuan saya. Bukan hanya dalam peran suamiistri, ada juga seorang ibu yang mencintai berlebihan pada anak pertamanya atau anak perempuannya. Keadaan inilah yang memicu ketidakadilan. Cinta terbesar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah pada Khadijah. Ibunda Khadijah memiliki empat kelebihan 1 wanita yang pertama kali beriman, 2 seorang yang pertama kali membenarkan di saat semua orang mendustakan Rasul, 3 semua hartanya diinfaqkan kepada suaminya, 4 memiliki anak keempatnya tidak dimiliki oleh istriistri yang lain. Maka jasad mereka adalah kuburan baginya, sebelum mereka masuk kuburan. Pernikahan itu bukan sekedar shalih dan shalihah saja, namun ada beberapa faktor lainnya, seperti ekonomi, tingkat pendidikan, karakter, sosial budaya, lingkungan, adat istiadat, bahasa, dan faktor lainnya. Ada seorang Indonesia menikah dengan orang Aljazair akhirnya bercerai sebab tidak sekufu. Kedua, ibunda Aisyah itu cerdas untuk mengajarkan ilmu kepada umat. Lalu aku bertanya lagi Siapakah yang Engkau cintai dari kalangan lakilaki Beliau menjawab Ayahnya Aisyah Abu Bakar. Kelak istri akan dikumpulkan di surga bersama dengan suaminya yang paling shalih, bukan suami pertama ataupun terakhir. Allah berfirman dalam surah AtTaubah ayat 24 Katakanlah Jika bapakbapak, anakanak, saudarasaudara, isteriisteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatir kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalanNya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusanNya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orangorang yang fasik. Setelah merenungi dari beberapa ayat dalam AlQuran ditemukan bahwa istri tidak ditempatkan pada urutan pertama dalam kecintaan. Jika kita mencintai seseorang secara berlebihan maka akan diuji dengan cintanya terhadap orang tersebut. Contohnya Nabi Ibrahim yang terlalu sayang kepada putranya Ismail yang telah ditunggu lama kehadirannya selama 80 tahun, tibatiba turun perintah Allah untuk menyembelih putranya. Namun setelah itu bintangnya tenggelam, kemudian Nabi Ibrahim mengetahui hakikat cinta, tidak mencintai yang tenggelam. Demikian pula cintanya pada bulan dan matahari. Cinta kepada Allah yang tertinggi, sedangkan kepada manusia hanya sekedarnya. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orangorang yang mempersekutukan Tuhan. AtTahrim, 66 1 Disebabkan kecenderungan rasa cinta Nabi terhadap salah satu istri beliau dan sangat ingin membuat ridha istri yang sangat beliau cintai sehingga mengharamkan apa yang Allah halalkan bagi beliau.
|
Adakah Keutamaan Surat al-Jumuah?
|
https://konsultasisyariah.com/24001-adakah-keutamaan-surat-al-jumuah.html
|
Adakah Keutamaan Surat al-Jumuah? Apakah kita diajurkan untuk membaca surat al-Jumuah ketika hari jumat?. Mengingat namanya yg sama. Apa ada keutamaannya? Trima ksih Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du, Terdapat hadis yang menyatakan, Siapa yang membaca surat al-Jumuah, dia akan diberi pahala kebaikan sejumlah orang yang mendatangi jumatan dan sejumlah orang yang tidak jumatan di seluruh negeri kaum muslimin. Status Hadis: Hadis ini disebutkan oleh ats-Tsa’alibi dalam tafsirnya al-Kasyf wa al-Bayan dari jalur Abu Ishmah seorang pendusta tukang pemasu hadis. Karena itu al-Munawi menilai hadis ini sebagai hadis maudhu’ (palsu). (al-Fath as-Samawi, no. 938). Bahkan sebagian ulama menegaskan, tidak dijumpai adanya riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menjelaskan keutaaan surat al-Jumu’ah. Amal as-Sa’di dalam kitabnya as-Sahih wa as-Saqim min Fadhail al-Quran mengatakan, Tidak terdapat satupun riwayat yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang keutamaan surat al-Jumuah. Hanya terdapat riwayat-riwayat dhaif dan palsu yang menyebutkan keutamaannya. (as-Sahih wa as-Saqim min Fadhail al-Quran, hlm. 81) Demikian menurut riwayat yang shahih. Bagi imam shalat jumat, dianjurkan membaca surat al-Jumuah di rakaat pertama. Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma menceritakan, Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengimami shalat jumat, beliau membaca surat al-Jumuah dan surat al-Munafiqun. (HR. Muslim 2068) Dalam riwayat lain dari illah bin Abi Rafi’, mantan budak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau menceritakan, Marwan pernah menunjuk Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu untuk menjadi imam di Madinah, kemudian beliau berangkat ke Mekah, lalu Abu Hurairah mengimami kami shalat jumat. Beliau membaca surat al-Jumuah di rakaat pertama, dan membaca surat al-Munafiqun di rakaat kedua. Ketika aku ketemu Abu Hurairah, aku sampaikan kepada beliau, Anda membaca surat yang pernah dibaca Ali bin Abi Thalib sewaktu di Kufah. Kemudian Abu Hurairah mengatakan, - - Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dua surat itu. (HR. Turmudzi 521 dan dishahihkan al-Albani) Kesimpulannya, tidak ada anjuran khusus untuk membaca surat al-Jumuah di hari jumat. Kecuali bagi imam shalat jumat, dianjurkan membaca surat al-Jumuah dipasangkan dengan surat al-Munafiqun di rakaat kedua. Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina ) Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi: 081 326 333 328 DONASI hubungi: 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial
|
Adakah Keutamaan Surat alJumuah Apakah kita diajurkan untuk membaca surat alJumuah ketika hari jumat. Status Hadis Hadis ini disebutkan oleh atsTsaalibi dalam tafsirnya alKasyf wa alBayan dari jalur Abu Ishmah seorang pendusta tukang pemasu hadis. Karena itu alMunawi menilai hadis ini sebagai hadis maudhu palsu. Bahkan sebagian ulama menegaskan, tidak dijumpai adanya riwayat yang shahih dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam yang menjelaskan keutaaan surat alJumuah. Hanya terdapat riwayatriwayat dhaif dan palsu yang menyebutkan keutamaannya. asSahih wa asSaqim min Fadhail alQuran, hlm. Bagi imam shalat jumat, dianjurkan membaca surat alJumuah di rakaat pertama. Ibnu Abbas Radhiyallahu anhuma menceritakan, Bahwa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam ketika mengimami shalat jumat, beliau membaca surat alJumuah dan surat alMunafiqun. Muslim 2068 Dalam riwayat lain dari illah bin Abi Rafi, mantan budak Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, beliau menceritakan, Marwan pernah menunjuk Abu Hurairah Radhiyallahu anhu untuk menjadi imam di Madinah, kemudian beliau berangkat ke Mekah, lalu Abu Hurairah mengimami kami shalat jumat. Beliau membaca surat alJumuah di rakaat pertama, dan membaca surat alMunafiqun di rakaat kedua. Ketika aku ketemu Abu Hurairah, aku sampaikan kepada beliau, Anda membaca surat yang pernah dibaca Ali bin Abi Thalib sewaktu di Kufah. Kemudian Abu Hurairah mengatakan, Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam membaca dua surat itu. Turmudzi 521 dan dishahihkan alAlbani Kesimpulannya, tidak ada anjuran khusus untuk membaca surat alJumuah di hari jumat. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening 4564807232 BCA 7051601496 Syariah Mandiri 1370006372474 Mandiri.
|
Bacaan Sujud Syukur
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ibadah/bacaan-sujud-syukur/
|
Nah berikut bacaan sujud syukur. Dalam agama Islam, sujud syukur merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT. Praktek ini mencerminkan pengakuan dan penghargaan atas nikmat-nikmat yang diberikan oleh-Nya kepada hamba-Nya. Sujud syukur menjadi sebuah ritual spiritual yang penting dalam kehidupan seorang Muslim, mengingatkan mereka akan pentingnya bersyukur atas segala karunia yang diberikan. [Baca juga: Tata Cara Sujud Syukur] Pengertian Sujud Syukur Sujud syukur merujuk pada tindakan sujud yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat atau kebaikan yang diterima dari Allah SWT. Tindakan ini dilakukan secara khusyuk dengan memposisikan dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung kedua kaki di atas lantai. Sujud syukur bisa dilakukan setelah mendapatkan kabar gembira, terhindar dari bencana, atau merasakan keberkahan dalam hidup. Pengamalan sujud syukur terdapat dalam Hadis Nabi Muhammad SAW yang menegaskan pentingnya sujud syukur. Diriwayatkan oleh Abu Dawud, Rasulullah bersabda: Pengertian Sujud Syukur - - . Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Taala. Keutamaan Sujud Syukur Praktek sujud syukur memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Salah satunya adalah memperkuat ikatan spiritual antara hamba dan Sang Pencipta. Dengan merenungkan nikmat-nikmat yang diberikan Allah, seorang Muslim dapat memperkuat kesadaran spiritualnya dan meningkatkan rasa syukur dalam hati. Selain itu, sujud syukur juga menjadi cara untuk mengingatkan diri sendiri dan orang lain akan pentingnya bersyukur atas segala nikmat yang diberikan. Ini mengajarkan umat Islam untuk tidak mengambil kesempurnaan hidup mereka dengan mudah, melainkan selalu mengingat asal-usulnya yang berasal dari Allah SWT. Bacaan Sujud Syukur Nah berikut bacaan sujud syukur, lafadz; Sajada wajhiya lil ladz khalaqah wa shawwarah wa syaqqa samah wa basharah bi haulih wa quwwatih fa tabrakallhu ahsanul khliqna. Artinya: Diriku bersujud kepada Zat yang menciptakan dan membentuknya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatan-Nya. Maha suci Allah, sebaik-baik pencipta. Sujud syukur bisa dilakukan kapan saja dan di mana saja, terutama ketika seseorang merasa teramat sangat bersyukur atas karunia atau perlindungan yang diberikan Allah. Ini bisa terjadi setelah menerima berita baik, melewati ujian berat, atau merasakan keajaiban dalam hidup. Kesimpulan Sujud syukur adalah wujud nyata dari rasa syukur yang mendalam dalam hati seorang Muslim. Melalui praktek ini, mereka mengakui kebesaran Allah SWT dan mengungkapkan rasa terima kasih yang tulus atas nikmat-nikmat-Nya. Dengan menguatkan ikatan spiritual dan meningkatkan kesadaran akan keberkahan hidup, sujud syukur menjadi sebuah amalan yang mendatangkan berkah dan kebaikan bagi umat Islam. Semoga praktek ini menjadi bagian yang tetap dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim, memperkuat iman dan meningkatkan rasa syukur mereka kepada Sang Pencipta.
|
Dalam agama Islam, sujud syukur merupakan salah satu bentuk ungkapan rasa syukur yang mendalam kepada Allah SWT. Praktek ini mencerminkan pengakuan dan penghargaan atas nikmatnikmat yang diberikan olehNya kepada hambaNya. Sujud syukur menjadi sebuah ritual spiritual yang penting dalam kehidupan seorang Muslim, mengingatkan mereka akan pentingnya bersyukur atas segala karunia yang diberikan. Baca juga Tata Cara Sujud Syukur Pengertian Sujud Syukur Sujud syukur merujuk pada tindakan sujud yang dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas nikmat atau kebaikan yang diterima dari Allah SWT. Tindakan ini dilakukan secara khusyuk dengan memposisikan dahi, hidung, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung kedua kaki di atas lantai. Sujud syukur bisa dilakukan setelah mendapatkan kabar gembira, terhindar dari bencana, atau merasakan keberkahan dalam hidup. Pengamalan sujud syukur terdapat dalam Hadis Nabi Muhammad SAW yang menegaskan pentingnya sujud syukur. Dari Abu Bakroh, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, yaitu ketika beliau mendapati hal yang menggembirakan atau dikabarkan berita gembira, beliau tersungkur untuk sujud pada Allah Taala. Salah satunya adalah memperkuat ikatan spiritual antara hamba dan Sang Pencipta. Dengan merenungkan nikmatnikmat yang diberikan Allah, seorang Muslim dapat memperkuat kesadaran spiritualnya dan meningkatkan rasa syukur dalam hati. Ini mengajarkan umat Islam untuk tidak mengambil kesempurnaan hidup mereka dengan mudah, melainkan selalu mengingat asalusulnya yang berasal dari Allah SWT. Artinya Diriku bersujud kepada Zat yang menciptakan dan membentuknya, membuka pendengaran dan penglihatannya dengan daya dan kekuatanNya. Ini bisa terjadi setelah menerima berita baik, melewati ujian berat, atau merasakan keajaiban dalam hidup. Semoga praktek ini menjadi bagian yang tetap dalam kehidupan seharihari umat Muslim, memperkuat iman dan meningkatkan rasa syukur mereka kepada Sang Pencipta.
|
Soal Kulit Qurban Sebagai Upah
|
https://www.laduni.id/post/read/64143/ustaz-maruf-khozin-soal-kulit-qurban-sebagai-upah.html
|
LADUNI.ID - Pengelolaan Qurban dijelaskan dalam hadits berikut: ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﻗﺎﻝ: «ﺃﻣﺮﻧﻲ ﺭﺳﻮﻝ ﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﺃﻗﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﺃﻥ ﺃﺗﺼﺪﻕ ﺑﻠﺤﻤﻬﺎ ﻭﺟﻠﻮﺩﻫﺎ ﻭﺃﺟﻠﺘﻬﺎ ﻭﺃﻥ ﻻ ﺃﻋﻄﻲ ﻟﺠﺰﺭ ﻣﻨﻬﺎ» ﻗﺎﻝ: «ﻧﺤﻦ ﻧﻌﻄﻴﻪ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻧﺎ» Dari Ali, ia berkata: "Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerintahkan kepada saya untuk mengurusi Qurban beliau. Nabi memerintahkan untuk menyedekahkan dagingnya, kulitnya, dan tidak tidak memberikan ongkos jagal dari hewan Qurban. Kami memberi ongkos dari kami sendiri" (HR Muslim) Hari ini hampir yang menjadi kendala beberapa yang menjadi panitia adalah masalah kulit hewan, sementara orang yang berqurban tidak menyerahkan uang untuk biaya operasional penyembelihan. Solusinya disampaikan Syekh Nawawi al-Bantani: . Haram menjadikan hewan Qurban sebagai upah bagi jagal sebab sama seperti menjual, meskipun Qurban Sunah. Jika memberi kepada jagal sebagai sedekah maka tidak haram (Tausyih)
|
LADUNI.ID Pengelolaan Qurban dijelaskan dalam hadits berikut ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﻗﺎﻝ ﺃﻣﺮﻧﻲ ﺭﺳﻮﻝ ﻟﻠﻪ ﺻﻠﻰ ﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺃﻥ ﺃﻗﻮﻡ ﻋﻠﻰ ﺑﺪﻧﻪ ﻭﺃﻥ ﺃﺗﺼﺪﻕ ﺑﻠﺤﻤﻬﺎ ﻭﺟﻠﻮﺩﻫﺎ ﻭﺃﺟﻠﺘﻬﺎ ﻭﺃﻥ ﻻ ﺃﻋﻄﻲ ﻟﺠﺰﺭ ﻣﻨﻬﺎ ﻗﺎﻝ ﻧﺤﻦ ﻧﻌﻄﻴﻪ ﻣﻦ ﻋﻨﺪﻧﺎ Dari Ali, ia berkata Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memerintahkan kepada saya untuk mengurusi Qurban beliau. Nabi memerintahkan untuk menyedekahkan dagingnya, kulitnya, dan tidak tidak memberikan ongkos jagal dari hewan Qurban. Kami memberi ongkos dari kami sendiri HR Muslim Hari ini hampir yang menjadi kendala beberapa yang menjadi panitia adalah masalah kulit hewan, sementara orang yang berqurban tidak menyerahkan uang untuk biaya operasional penyembelihan. Solusinya disampaikan Syekh Nawawi alBantani . Haram menjadikan hewan Qurban sebagai upah bagi jagal sebab sama seperti menjual, meskipun Qurban Sunah. Jika memberi kepada jagal sebagai sedekah maka tidak haram Tausyih
|
Buah dari Mengikuti Kebaikan dengan Kebaikan Lainnya
|
https://rumaysho.com/1841-buah-dari-mengikuti-kebaikan-dengan-kebaikan-lainnya.html
|
Saudaraku inilah di antara tanda kebaikan kita diterima, yaitu kebaikan tersebut berbuah pada kebaikan selanjutnya. Jika kita mengerjakan shalat, maka itu pun membuahkan kita rutin mengerjakannya dan menjauhi kemungkaran. Jika kita shalat malam, maka tanda diterimanya kebaikan tersebut adalah jika kita berusaha terus untuk rutin shalat malam. Jika kita telah berhaji, maka itu membuahkan kita gemar menjaga shalat wajib, shalat sunnah, rajin berderma dan melakukan segala kebaikan lainnya. Sebaliknya, jika kebaikan yang kita lakukan malah berbuah kejelekan, maka itu tanda kebaikan sebelumnya itu bermasalah.Jika Allah subhanahu wa taala menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan menunjuki pada amalan sholih selanjutnya. Hal ini diambil dari perkataan sebagian salaf, Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya. (Tafsir Al Quran Al Azhim). Ibnu Rajab menjelaskan hal di atas dengan perkataan salaf lainnya, Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan. (Latho-if Al Maarif)Walaupun singkat faedah di siang ini, namun semoga semakin memudahkan kita untuk terus istiqomah dalam beramal baik. Kunci utama agar terus bisa beramal baik adalah tawakkal dan banyak memohon doa pada Allah.Allah Taala berfirman, Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. (QS. Ath Tholaq: 2-3). Yaitu seandainya manusia betul-betul bertakwa dan bertawakkal, maka sungguh Allah akan mencukupi urusan dunia dan agama mereka. (Lihat Jaamiul Ulum wal Hikam)Ingatlah pula sabda Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam, Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Taala selain doa. (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad. Hasan)Dengan tawakkal dan doa, moga Allah mudahkan kita kontinu dalam beramal baik sepanjang hayat. Wallahu waliyyut taufiq.Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat.Saat istirahat di Kota Gede-Jogja, 1st Syaban 1432 H (03/07/2011)www.rumaysho.com
|
Saudaraku inilah di antara tanda kebaikan kita diterima, yaitu kebaikan tersebut berbuah pada kebaikan selanjutnya. Jika kita mengerjakan shalat, maka itu pun membuahkan kita rutin mengerjakannya dan menjauhi kemungkaran. Jika kita shalat malam, maka tanda diterimanya kebaikan tersebut adalah jika kita berusaha terus untuk rutin shalat malam. Jika kita telah berhaji, maka itu membuahkan kita gemar menjaga shalat wajib, shalat sunnah, rajin berderma dan melakukan segala kebaikan lainnya. Sebaliknya, jika kebaikan yang kita lakukan malah berbuah kejelekan, maka itu tanda kebaikan sebelumnya itu bermasalah.Jika Allah subhanahu wa taala menerima amalan seorang hamba, maka Dia akan menunjuki pada amalan sholih selanjutnya. Hal ini diambil dari perkataan sebagian salaf, Di antara balasan kebaikan adalah kebaikan selanjutnya dan di antara balasan kejelekan adalah kejelekan selanjutnya. Tafsir Al Quran Al Azhim. Ibnu Rajab menjelaskan hal di atas dengan perkataan salaf lainnya, Balasan dari amalan kebaikan adalah amalan kebaikan selanjutnya. Barangsiapa melaksanakan kebaikan lalu dia melanjutkan dengan kebaikan lainnya, maka itu adalah tanda diterimanya amalan yang pertama. Begitu pula barangsiapa yang melaksanakan kebaikan lalu malah dilanjutkan dengan amalan kejelekan, maka ini adalah tanda tertolaknya atau tidak diterimanya amalan kebaikan yang telah dilakukan. Lathoif Al MaarifWalaupun singkat faedah di siang ini, namun semoga semakin memudahkan kita untuk terus istiqomah dalam beramal baik. Kunci utama agar terus bisa beramal baik adalah tawakkal dan banyak memohon doa pada Allah.Allah Taala berfirman, Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. QS. Ath Tholaq 23. Yaitu seandainya manusia betulbetul bertakwa dan bertawakkal, maka sungguh Allah akan mencukupi urusan dunia dan agama mereka. Lihat Jaamiul Ulum wal HikamIngatlah pula sabda Nabi kita shallallahu alaihi wa sallam, Tidak ada sesuatu yang lebih besar pengaruhnya di sisi Allah Taala selain doa. HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad. HasanDengan tawakkal dan doa, moga Allah mudahkan kita kontinu dalam beramal baik sepanjang hayat. Wallahu waliyyut taufiq.Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat.Saat istirahat di Kota GedeJogja, 1st Syaban 1432 H 03072011www.rumaysho.com
|
Rumusan Pembahasan Haid No. 15 : Darah Warna Coklat
|
https://www.piss-ktb.com/2019/06/rumusan-pembahasan-haid-no-15-darah.html
|
Rumusan Pembahasan Haid No. 15 :Warna Coklat Warna coklat itu masuk warna darah apa? Hitam apa merah? Jawab: Coklat masuk kategori Blonde atau pirang. Statusnya lebih kuat daripada darah kuning dan lebih lemah daripada merah.
|
Rumusan Pembahasan Haid No. 15 Warna Coklat Warna coklat itu masuk warna darah apa Hitam apa merah Jawab Coklat masuk kategori Blonde atau pirang. Statusnya lebih kuat daripada darah kuning dan lebih lemah daripada merah.
|
Asbabun Nuzul Surat Al-Kahf Ayat 110 - Tanggapan Pada Orang yang Ingin Mendapatkan Tempat yang Mulia di Surga tetapi Ria
|
https://www.laduni.id/asbabul-nuzul/125/asbabul-wurud-asbabun-nuzul-surat-al-kahf-ayat-110
|
: : ( ). (1) Ibnu ‘Abbas berkata, “Seorang sahabat berkata, ‘Wahai Rasulullah, aku ingin sekali melakukan suatu amal demi mencari aan Allah. Namun, aku juga ingin agar orang lain melihat perbuatanku itu.’ Rasulullah s}allalla>hu ‘alaihi wasallam tidak menanggapi ucapan sahabatnya itu hingga turunlah ayat, faman ka>na yarju> liqa>’a rabbihi> falya‘mal ‘amalan s}a>lih}an wala> yusyrik bi‘iba>dati rabbihi> ah}ada>.” Sumber artikel: Buku Asbabul Nuzul: Kronologi dan Sebab Turun Wahyu Al-Qur'an Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi (ed.) Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017 (1) Sahih; diriwayatkan oleh al-H{a>kim dan al-Baihaqiy secara maus}u>l dari Ibnu ‘Abba>s. Lihat: al-H{a>kim, al-Mustadrak, dalam Kita>b al-Jiha>d, juz 2, hlm. 122, hadis nomor 2527; al-Baihaqiy, Syu‘ab al-In, (Riyad: Maktabah ar-Rusyd, cet. 1, 2003), juz 9, hlm. 171, hadis nomor 6438. Menurut al-H{a>kim hadis ini sahih berdasarkan syarat al-Bukha>riy dan Muslim. az\-Z|ahabiy pun menyetujui pendapat ini. Baik al-H{a>kim maupun al-Baihaqiy juga menyebutkan hadis ini secara mursal (tanpa menyebut sahabat) dari T{a>wu>s. at}-T{abariy dan Ibnu Abi> H{a>tim juga menuturkan riwayat ini dengan beberapa sanad secara mursal, misalnya dari T{a>wu>s, , dan qah bin Yasa>r. Lihat: at}-T{abariy, Ja>mi‘ al-Baya>n, juz 18, hlm. 136; Ibnu Abi> H{a>tim, Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}i>m, juz 7, hlm. 2394, riwayat nomor 13014 dan 13015.
|
. 1 Ibnu Abbas berkata, Seorang sahabat berkata, Wahai Rasulullah, aku ingin sekali melakukan suatu amal demi mencari aan Allah. Namun, aku juga ingin agar orang lain melihat perbuatanku itu. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam tidak menanggapi ucapan sahabatnya itu hingga turunlah ayat, faman kana yarju liqaa rabbihi falyamal amalan salihan wala yusyrik biibadati rabbihi ahada. Sumber artikel Buku Asbabul Nuzul Kronologi dan Sebab Turun Wahyu AlQuran Buku disusun oleh Muchlis M. Hanafi ed. Buku diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf AlQuran, Badan Litbang dan Diklat, Kementerian Agama RI, 2017 1 Sahih diriwayatkan oleh alHakim dan alBaihaqiy secara mausul dari Ibnu Abbas. Lihat alHakim, alMustadrak, dalam Kitab alJihad, juz 2, hlm. 122, hadis nomor 2527 alBaihaqiy, Syuab alIn, Riyad Maktabah arRusyd, cet. 1, 2003, juz 9, hlm. 171, hadis nomor 6438. Menurut alHakim hadis ini sahih berdasarkan syarat alBukhariy dan Muslim. azZahabiy pun menyetujui pendapat ini. Baik alHakim maupun alBaihaqiy juga menyebutkan hadis ini secara mursal tanpa menyebut sahabat dari Tawus. atTabariy dan Ibnu Abi Hatim juga menuturkan riwayat ini dengan beberapa sanad secara mursal, misalnya dari Tawus, , dan qah bin Yasar. Lihat atTabariy, Jami alBayan, juz 18, hlm. 136 Ibnu Abi Hatim, Tafsir alQuran alAzim, juz 7, hlm. 2394, riwayat nomor 13014 dan 13015.
|
Cek Dulu, Jangan Sembarangan Menerima! Apakah Anda Termasuk Delapan Golongan Mustahik Zakat?
|
https://pecihitam.org/cek-dulu-jangan-sembarangan-menerima-apakah-anda-termasuk-delapan-golongan-mustahik-zakat/
|
PECIHITAM.ORG – Kali ini kami akan membagikan tentang delapan golongan mustahik zakat atau orang yang berhak menerima zakat. Hal ini sangat penting. Selain untuk menambah khazanah pengetahuan tentang Fiqih Islam, juga sebagai bekal agar kita tidak menjadi orang yang tamak terhadap zakat, dalam arti ketika bukan termasuk delapan golongan mustahik zakat, kita tidak boleh berharap atau mencari-cari hilah agar bisa mendapatkan zakat. Berikut uraian lengkap tentang delapan golongan mustahik zakat berdasarkan firman Allah di dalam Surah Al-Taubah Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana. (QS. At-Taubah ayat 60) Pertama, Fakir Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta yang bisa mencukupi separuh kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungan nafkahnya. Kedua, Miskin Miskin adalah orang yang memiliki harta yang bisa mencukupi separuh atau lebih dari kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungan nafkahnya. Ketiga, Amil Zakat Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh imam (presiden) atau wakil (menterinya) untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat kepada orang yang membutuhkan zakat atau mustahiq. Orang yang mengumpulkan zakat tanpa diangkat oleh imam (presiden) atau wakil ( menterinya) tidak bisa disebut sebagai amil zakat melainkan dinamakan mutabarri‘ (sukarelawan) yang tidak mendapat jatah zakat atas nama amil. Keempat, Mualaf Kalau di Indonesia, muallaf biasanya hanya didentikkan dengan orang yang baru masuk Islam. Walaupun itu tidak keliru, tapi istilah untuk belum mengakomodir definisi muallaf secara utuh. Dalam Fiqh Islam, muallaf adalah orang yang dilunakan hatinya untuk masuk Islam, sedangkan keimanannya belum kuat; atau sudah kuat tapi punya pengaruh di kaumnya; atau orang Islam yang membela kepentingan kaum muslimin dari pemberontak atau keburukan orang kafir. Kelima, Budak Mukatab Budak Mukatab yang dijanjikan dimerdekakan oleh tuannya dengan cara membayar angsuran atau cicilan sejumlah uang yang ditentukan. Orang yang seperti ini patut atau berhak untuk menerima zakat dalam rangka membantunya membayar angsuran atau cicilan kepada majikannya agar bisa segera menjadi orang yang merdeka. Keenam, Al-Gharimin Umumnya Al-Gharimin diterjemahkan dengan orang yang banyak hutang atau bangkrut. Sementaranya lebih lengkap tentang maksud Al-Gharimin adalah orang-orang yang berhutang atau memiliki tanggungan hutang sebab untuk mendamaikan dua kelompok yang bertikai; atau untuk kemaslahatan dirinya keluarga atau kemaslahatan umum. Ketujuh, Sabilullah Sabilullah adalah orang yang berperang di jalan Allah tanpa mendapatkan gaji. Dalam hal ini ada sebuah keterangan yang di yang dinukil oleh Muhammad bin Umar Al Jawi dalam Tafsir Al-Munir Juz I halaman 344 bahwa Imam Qaffal menyatakan yang dimaksud Sabilullah adalah setiap orang yang berjuang dalam segala sektor kebaikan. Maka dengan pemahaman ini, kadang di Indonesia kita mendapati sebagian guru ngaji atau pengasuh pondok pesantren mengambil zakat fitrah. Ini adalah salah satu landasan yang mungkin dijadikan literatur oleh para beliau. Kedelapan, Ibnu Sabil Ibnu Sabil adalah orang yang memulai perjalanan atau lewat di daerah zakat dan dia butuh atau tidak punya biaya dengan syarat perjalanannya bukan untuk kemaksiatan. Selain tentang delapan ashnaf di atas, ada beberapa catatan penting berkaitan dengan orang yang berhak untuk menerima zakat yakni para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya Bani Hasyim dan Bani Muthalib untuk menerima zakat ketika mereka sudah tidak lagi mendapatkan bagian khumusul khumus. Penjelasan tentang ini dijelaskan oleh Syaikh Ibrahim Al-Bajuri di dalam Hasyiyah Al-Bajuri ‘ala Syarh Ibni Qasim Al-Ghazi pada Juz 1 halaman 522. Demikian uraian lengkap tentang depan ashnaf penerima zakat. Perlu dipahami agar kita tidak mudah mengambil atau menerima zakat padahal bukan termasuk mustahik. Juga agar kita mengeluarkan zakat pada orang yang tepat demi menjaga keabsahan zakat yang kita keluarkan. Wallahu a’lam bisshawab! Author Recent Posts Faisol AbdurrahmanEditor dan Jurnalis at Pecihitam.orgAlumni Ponpes Raudlatul Ulum Al-Khaliliyah || Mahasiswa Pascasarjana IAI Al-Qalam, Malang || Penyuluh Agama di Kemenag Provinsi Kalimantan Barat Latest posts by Faisol Abdurrahman (see all) Cara Shalat Moderat yang Diajarkan Nabi Menjadi Bukti Pentingnya Moderasi Beragama - 28/09/2021 Inilah Alasan Kenapa Sya’ban Disebut Sebagai Bulan Shalawat - 20/03/2021 Ketua FKPAI Melawi: Penyuluh Agama Harus Sosialisasikan Protokol Pencegahan Covid-19 - 18/02/2021
|
PECIHITAM.ORG Kali ini kami akan membagikan tentang delapan golongan mustahik zakat atau orang yang berhak menerima zakat. AtTaubah ayat 60 Pertama, Fakir Fakir adalah orang yang tidak memiliki harta yang bisa mencukupi separuh kebutuhannya dan kebutuhan orang yang menjadi tanggungan nafkahnya. Ketiga, Amil Zakat Amil zakat adalah orang yang ditunjuk oleh imam presiden atau wakil menterinya untuk mengumpulkan dan mendistribusikan zakat kepada orang yang membutuhkan zakat atau mustahiq. Keempat, Mualaf Kalau di Indonesia, muallaf biasanya hanya didentikkan dengan orang yang baru masuk Islam. Kelima, Budak Mukatab Budak Mukatab yang dijanjikan dimerdekakan oleh tuannya dengan cara membayar angsuran atau cicilan sejumlah uang yang ditentukan. Orang yang seperti ini patut atau berhak untuk menerima zakat dalam rangka membantunya membayar angsuran atau cicilan kepada majikannya agar bisa segera menjadi orang yang merdeka. Keenam, AlGharimin Umumnya AlGharimin diterjemahkan dengan orang yang banyak hutang atau bangkrut. Ketujuh, Sabilullah Sabilullah adalah orang yang berperang di jalan Allah tanpa mendapatkan gaji. Dalam hal ini ada sebuah keterangan yang di yang dinukil oleh Muhammad bin Umar Al Jawi dalam Tafsir AlMunir Juz I halaman 344 bahwa Imam Qaffal menyatakan yang dimaksud Sabilullah adalah setiap orang yang berjuang dalam segala sektor kebaikan. Maka dengan pemahaman ini, kadang di Indonesia kita mendapati sebagian guru ngaji atau pengasuh pondok pesantren mengambil zakat fitrah. Ini adalah salah satu landasan yang mungkin dijadikan literatur oleh para beliau. Kedelapan, Ibnu Sabil Ibnu Sabil adalah orang yang memulai perjalanan atau lewat di daerah zakat dan dia butuh atau tidak punya biaya dengan syarat perjalanannya bukan untuk kemaksiatan. Selain tentang delapan ashnaf di atas, ada beberapa catatan penting berkaitan dengan orang yang berhak untuk menerima zakat yakni para ulama berbeda pendapat tentang boleh atau tidaknya Bani Hasyim dan Bani Muthalib untuk menerima zakat ketika mereka sudah tidak lagi mendapatkan bagian khumusul khumus. Penjelasan tentang ini dijelaskan oleh Syaikh Ibrahim AlBajuri di dalam Hasyiyah AlBajuri ala Syarh Ibni Qasim AlGhazi pada Juz 1 halaman 522. Juga agar kita mengeluarkan zakat pada orang yang tepat demi menjaga keabsahan zakat yang kita keluarkan. Wallahu alam bisshawab Author Recent Posts Faisol AbdurrahmanEditor dan Jurnalis at Pecihitam.orgAlumni Ponpes Raudlatul Ulum AlKhaliliyah Mahasiswa Pascasarjana IAI AlQalam, Malang Penyuluh Agama di Kemenag Provinsi Kalimantan Barat Latest posts by Faisol Abdurrahman see all Cara Shalat Moderat yang Diajarkan Nabi Menjadi Bukti Pentingnya Moderasi Beragama 28092021 Inilah Alasan Kenapa Syaban Disebut Sebagai Bulan Shalawat 20032021 Ketua FKPAI Melawi Penyuluh Agama Harus Sosialisasikan Protokol Pencegahan Covid19 18022021
|
Bagaimana mungkin menggabungkan antara hadits Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam (Tidak sempurna keimanan salah satu diantara kamu sampai dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri) dan Firman Allah Ta’ala: (Maka untuk yang demikian itu hendaknya saling berlombal-lomba)
|
https://islamqa.info/id/answers/341094/bagaimana-cara-menggabungkan-antara-berlomba-dalam-kebaikan-dan-mencintai-kebaikan-bagi-orang-lain
|
Alhamdulillah.Pertama: Di antara adab seorang muslim apa yang telah Allah dan Rasul-Nya arahkan kepadanya dari sisi pentingnya persudaran diantara orang-orang mukmin sebagaimana Firman Allah Ta’ala (Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara) QS. Al-Hujurat/10. Kedua: Tidak ada kontrakdiksi antara firman Allah : /26 “Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. QS. Al-Mutoffifin: 26 Dan apa yang ada ketetapan dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam: - : - "" (13) "" (45) . “Belum beriman secara sempurna salah satu diantara kamu sampai dia mencintai saudaranya – atau mengatakan kepada tetangganya – seperti dia mencintai dirinya sendiri.” HR. Bukhori, (13) dan Muslim (45), dan redaksi darinya. Para ulama mempunyai beberapa pendapat terkait jawaban untuk menghilangkan kontradiksi ini: Pertama: bahwa hadits ini terkait dengan masalah dunia. Sementraa ayat Qur’an terkait dengan masalah akhirat. Silahkan melihat ‘Shohih Muslim” penjelasan Abi Was Sanusi, (1/244). Kedua: dikatakan, maksud hal itu adalah mencintai kebaikan secara umum dan global tanpa ada perinciannya dari apa yang diinginkan oleh seseorang pada dirinya dari kebaikan. Ibnul Jauzy rahimahullah mengatakan, “Bagaimana hal ini bisa terjadi, setiap orang ingin mendahului dirinya dari kebaikan yang dipilihnya. Dan ingin mendahului kebaikan-kebaikan dari orang lain. Dimana Umar pernah ingin mendahului Abu Bakar? Maka jawabannya bahwa yang dimaksud dari hal itu untuk mendapatkan kebaikan secara umum dan menghalau kejelekan secara umum. Maka seseorang selayaknya dia mencintai hal itu sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Sementara terkait dengan berbekal kebaikan-kebaikan dan ketinggian kebajikan tidak mengapa medahulukan dirinya dibandingkan dengan orang lain. Selesai dari ‘Kasyfil Masyakil Min Hadits Shohehain, (3/222) silahkan melihat kitab “AL-Qobasul Syarkh Muwatho’ karangan Ibnul Araby, (929) dan Al-Masalik Syarkh Muwatho’, (6/417). Ketiga : bahwa hal ini adalah perintah untuk menambah ketaatan, sementara perlombaan akan memicu keikutsertaan dalam kebaikan. Karena hadits itu umum dalam masalah dunia dan akhirat. Seorang mukmin itu tidak membenci seseorang ikut serta dalam hal itu. Bahkan mencintai semua orang untuk melakukan perlombaan itu dan menganjurkan akan hal itu. Dan hal itu termasuk kesempurnaan menunaikan nasihat kepada orang beriman. Ibnu Rajab mengatakan dalam kitab ‘Jami’ Al-Ulum wal Hikam, (1/327 – 335) dengan diedit, “Maksudnya adalah termasuk perangai keimanan yang wajib adalah seseorang mencintai saudaranya yang beriman sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri, dan tidak menyukai untuknya sebagaimana apa yang dia tidak menyukainya untuk dirinya. Kalau hal itu hilang pada dirinya, maka keimanannya berkurang. Kesemuanya ini ada berasal dari kesempurnaan kelapangan dadanya dari kedengkian, kecurangan dan kehasadan. Karena hasad (iri hati) menjadikan orang hasad tidak menyukai kalau ada seseorang yang lebih tinggi atau menyamai kebaikan dari dirinya. Karena dia senang lebih menonjol dibanding orang lain dalam kebaikan-kebaikan. Dan hanya dia sendiri yang memilikinya. Sementara keimanan berbeda dengan hal itu. Yaitu ingin semua orang mukimin ikut serta dalam kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya. Tanpa menguranginya sedikitpun darinya. Secara umum, selayaknya orang mukmin mencintai orang mukmin lainnya seperti mencintai pada dirinya dan tidak menyukai orang lain sebagaimana dia tidak menyukainya. Kalau dia melihat saudara muslim ada kekurangan dalam agamanya, maka dia berusaha keras untuk memperbaikinya. Meskipun begitu, hendaknya orang mukmin sedih Ketika terlewatkan kebaikan-kebaikan agama. Oleh karena itu diperintahkan untuk melihat keatas terkait dengan masalah agama dan berlomba untuk mendapatkan hal itu sekuat tenaga sebagaimana firman Ta’ala: “Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. QS. Al-Mutoffifin : 26. Dia tidak menyukai seseorang ikut serta dalam hal itu, bahkan dia senang kalau semua orang berlomba-lomba akan hal itu, dan menganjurkan melakukan hal itu. Dan itu termasuk kesempurnaan dalam memberi nasehat kepada saudara-saudaranya. Fudhoil mengatakan, “Kalau anda senang orang lain sama seperti anda, maka anda belum menunaikan nasehat kepada saudara anda, bagaimana mungkin hal itu terjadi, sementara anda menginginkan mereka dibawah anda !! hal itu mengisyaratkan bahwa menunaikan nasehat kepada mereka, dia mencintai kalau sekiranya mereka diatas anda. Dan ini posisi yang tinggi. Derajat tertinggi dalam memberikan nasehat. Hal itu bukan merupakan suatu kewajiban, sesungguhnya apa yang diperintahkan oleh agama adalah mencintai mereka seperti anda. Meskipun begitu kalau ada salah seorang yang melebihi anda dalam agamanya, dia berusaha keras agar dapat menyusulnya. Dan sedih atas kekurangan dirinya. Dan terlambat dalam menyusul orang-orang yang telah terlebih dahulu, bukan karena dengki terhadap apa yang telah Allah berikan keutamaan kepadanya. Akan tetapi agar berlomba-lomba dengannya dan iri serta sedih terhadap dirinya yang lalai dan tertinggal masuk dalam derajat orang-orang yang terlebih dahulu. Selayaknya seorang mukmin senantiasa melihat dirinya kurang menuju derajat tertinggi. Sehingga hal itu mendapatkan faedah dua hal utama. pertama, bekerja keras dalam menggapai keutamaan-keutamaan dan menambahnya. Serta melihat dirinya dengan pandangan kekurangan. Sehingga tumbuh pada dirinya dia mencintai orang-orang mukmin agar lebih baik darinya, karena dia tidak rela mereka derajatnya seperti kondisinya. Sebagaimana dia tidak rela pada dirinya terhadap kondisi apa adanya. Bahkan berusaha keras untuk memperbaikinya. Dahulu Muhammad bin Wasi’ berkata kepada anaknya, “Sementara ayahmu, semoga Allah tidak menjadikan lebih banyak sepertinya. Siapa yang tidak rela pada dirinya, bagaimana dia mencintai orang-orang Islam agar seperti dirinya dalam memberikan nasehat kepadanya? Bahkan dia mencintai orang Islam agar lebih baik dari dirinya. Dan mencintai dirinya agar lebih baik lagi daripada kondisi sekarang.” Selesai silahkan melihat juga di ‘Fathul Bari, karangan Ibnu Rajab, (1/45). Silahkan melihat jawaban soal no. 305135 . Wallahu A’lam
|
Pertama Di antara adab seorang muslim apa yang telah Allah dan RasulNya arahkan kepadanya dari sisi pentingnya persudaran diantara orangorang mukmin sebagaimana Firman Allah Taala Sesungguhnya orangorang mukmin itu bersaudara QS. Kedua Tidak ada kontrakdiksi antara firman Allah 26 Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlombalomba. Bukhori, 13 dan Muslim 45, dan redaksi darinya. Silahkan melihat Shohih Muslim penjelasan Abi Was Sanusi, 1244. Dan ingin mendahului kebaikankebaikan dari orang lain. Dimana Umar pernah ingin mendahului Abu Bakar Maka jawabannya bahwa yang dimaksud dari hal itu untuk mendapatkan kebaikan secara umum dan menghalau kejelekan secara umum. Maka seseorang selayaknya dia mencintai hal itu sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri. Sementara terkait dengan berbekal kebaikankebaikan dan ketinggian kebajikan tidak mengapa medahulukan dirinya dibandingkan dengan orang lain. Selesai dari Kasyfil Masyakil Min Hadits Shohehain, 3222 silahkan melihat kitab ALQobasul Syarkh Muwatho karangan Ibnul Araby, 929 dan AlMasalik Syarkh Muwatho, 6417. Ketiga bahwa hal ini adalah perintah untuk menambah ketaatan, sementara perlombaan akan memicu keikutsertaan dalam kebaikan. Karena hadits itu umum dalam masalah dunia dan akhirat. Kalau hal itu hilang pada dirinya, maka keimanannya berkurang. Kesemuanya ini ada berasal dari kesempurnaan kelapangan dadanya dari kedengkian, kecurangan dan kehasadan. Karena hasad iri hati menjadikan orang hasad tidak menyukai kalau ada seseorang yang lebih tinggi atau menyamai kebaikan dari dirinya. Yaitu ingin semua orang mukimin ikut serta dalam kebaikan yang telah Allah berikan kepadanya. Secara umum, selayaknya orang mukmin mencintai orang mukmin lainnya seperti mencintai pada dirinya dan tidak menyukai orang lain sebagaimana dia tidak menyukainya. Kalau dia melihat saudara muslim ada kekurangan dalam agamanya, maka dia berusaha keras untuk memperbaikinya. Oleh karena itu diperintahkan untuk melihat keatas terkait dengan masalah agama dan berlomba untuk mendapatkan hal itu sekuat tenaga sebagaimana firman Taala Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlombalomba. Dan itu termasuk kesempurnaan dalam memberi nasehat kepada saudarasaudaranya. Fudhoil mengatakan, Kalau anda senang orang lain sama seperti anda, maka anda belum menunaikan nasehat kepada saudara anda, bagaimana mungkin hal itu terjadi, sementara anda menginginkan mereka dibawah anda hal itu mengisyaratkan bahwa menunaikan nasehat kepada mereka, dia mencintai kalau sekiranya mereka diatas anda. Dan terlambat dalam menyusul orangorang yang telah terlebih dahulu, bukan karena dengki terhadap apa yang telah Allah berikan keutamaan kepadanya. Sehingga hal itu mendapatkan faedah dua hal utama. Sehingga tumbuh pada dirinya dia mencintai orangorang mukmin agar lebih baik darinya, karena dia tidak rela mereka derajatnya seperti kondisinya. Sebagaimana dia tidak rela pada dirinya terhadap kondisi apa adanya. Bahkan berusaha keras untuk memperbaikinya. Dahulu Muhammad bin Wasi berkata kepada anaknya, Sementara ayahmu, semoga Allah tidak menjadikan lebih banyak sepertinya.
|
Benarkah Wanita Tidak Mendapat Pahala Jamaah Ketika ke Masjid?
|
https://konsultasisyariah.com/32305-wanita-tidak-mendapat-pahala-jamaah-ketika-ke-masjid.html
|
Jika wanita paling utama shalat di rumah, apakah jika dia shalat di , dia mendapatkan keutamaan jamaah di ? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Shalat seorang wanita di kamar khusus untuknya lebih afdhal daripada shalatnya di ruang tengah rumahnya. Shalat wanita di kamar kecilnya (tempat simpanan barang berharganya, pen.) lebih utama dari shalatnya di kamarnya.” (HR. Abu Daud 570 dan dishahihkan al-Albani). Juga dinyatakan dalam riwayat lain dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baik bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka.” (HR. Ibnu Khuzaimah 1683 dan dihasankan Syu’aib Al-Arnauth). Kemudian juga disebutkan dalam hadis dari Ummu Radhiyallahu ‘anha, bahwa beliau pernah mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu berkata, “Wahai Rasulullah, saya sangat ingin sekali shalat berjamaah bersama anda.” Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Aku telah mengetahui hal itu bahwa engkau sangat ingin shalat berjamaah bersamaku. Namun shalatmu di dalam kamar khusus untukmu (bait) lebih utama dari shalat di ruang tengah rumahmu (hujrah). Shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih utama dari shalatmu di ruang terdepan rumahmu. Shalatmu di ruang luar rumahmu lebih utama dari shalat di kaummu. Shalat di kaummu lebih utama dari shalat di ku ini Nabawi).” (HR. Ahmad 27090 dan dihasankan Syu’aib Al-Arnauth) Disebutkan dalam Ensiklopedi Fiqh, : : ( ) : ( ) – -. : ( ) – ” ” (6/297) Para ulama sepakat bahwa shalat wajib bagi lelaki di secara berjamaah lebih afdhal dibandingkan ketika dia kerjakan di rumah sendirian. Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Shalat jamaah lebih afdhal 25 kali dibandingkan shalat sendirian’ Dalam riwayat lain, lebih afdhal 27 kali. (Muttafaq ‘alaih) Sementara untuk wanita, lebih afdhal mengerjakan shalat wajib di rumah, berdasarkan hadis dari Ummu Salamah, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Sebaik-baik bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad dan dihasankan oleh muhaqqiqnya). (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 8/231) Berdasarkan hadis-hadis di atas, sebagian ulama menegaskan bahwa keutamaan shalat jamaah di hanya berlaku bagi lelaki dan bukan wanita. Karena yang diperintahkan dalam hal ini adalah lelaki dan bukan wanita. z Ibnu Rajab mengatakan, : ( ) Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan Bukhari, ‘Shalatnya lelaki secara berjamaah itu dilipatkan’ ini menunjukkan bahwa shalat wanita berjamaah di tidak dilipatkan pahalanya. Karena shalat wanita di rumahnya lebih baik dan lebih afdhal. (Fathul Bari, 6/19) Demikian pula keterangan yang disampaikan z Ibnu Hajar ketika menjelaskan hadis tentang 7 orang yang akan mendapatkan naungan kelak di hari kiamat. Salah satunya adalah “Lelaki yang hatinya terpaut dengan ..” Menurut z, keutamaan ini hanya berlaku bagi lelaki. Karena shalat wanita di rumahnya lebih afdhal dibandingkan ikut berjamaah di . (Fathul Bari, 2/147). Demikian, Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina ) Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi: 081 326 333 328 DONASI hubungi: 087-738-394-989 REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
|
Jika wanita paling utama shalat di rumah, apakah jika dia shalat di , dia mendapatkan keutamaan jamaah di Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa badu, Dari Ibnu Masud radhiyallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat seorang wanita di kamar khusus untuknya lebih afdhal daripada shalatnya di ruang tengah rumahnya. Shalat wanita di kamar kecilnya tempat simpanan barang berharganya, pen. Juga dinyatakan dalam riwayat lain dari Ummu Salamah radhiyallahu anha, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sebaikbaik bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka. Ibnu Khuzaimah 1683 dan dihasankan Syuaib AlArnauth. Kemudian juga disebutkan dalam hadis dari Ummu Radhiyallahu anha, bahwa beliau pernah mendatangi Nabi shallallahu alaihi wa sallam, lalu berkata, Wahai Rasulullah, saya sangat ingin sekali shalat berjamaah bersama anda. Namun shalatmu di dalam kamar khusus untukmu bait lebih utama dari shalat di ruang tengah rumahmu hujrah. Shalatmu di ruang tengah rumahmu lebih utama dari shalatmu di ruang terdepan rumahmu. Shalat di kaummu lebih utama dari shalat di ku ini Nabawi. 6297 Para ulama sepakat bahwa shalat wajib bagi lelaki di secara berjamaah lebih afdhal dibandingkan ketika dia kerjakan di rumah sendirian. Berdasarkan hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat jamaah lebih afdhal 25 kali dibandingkan shalat sendirian Dalam riwayat lain, lebih afdhal 27 kali. Muttafaq alaih Sementara untuk wanita, lebih afdhal mengerjakan shalat wajib di rumah, berdasarkan hadis dari Ummu Salamah, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Sebaikbaik bagi para wanita adalah di bagian dalam rumah mereka. Ahmad dalam alMusnad dan dihasankan oleh muhaqqiqnya. Karena yang diperintahkan dalam hal ini adalah lelaki dan bukan wanita. z Ibnu Rajab mengatakan, Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu yang diriwayatkan Bukhari, Shalatnya lelaki secara berjamaah itu dilipatkan ini menunjukkan bahwa shalat wanita berjamaah di tidak dilipatkan pahalanya. Karena shalat wanita di rumahnya lebih baik dan lebih afdhal. Fathul Bari, 619 Demikian pula keterangan yang disampaikan z Ibnu Hajar ketika menjelaskan hadis tentang 7 orang yang akan mendapatkan naungan kelak di hari kiamat. Salah satunya adalah Lelaki yang hatinya terpaut dengan Menurut z, keutamaan ini hanya berlaku bagi lelaki. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087738394989 REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n.
|
Setan mengajarkan sihir kepada manusia
|
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Setan-mengajarkan-sihir-kepada-manusia
|
QS.Surat Al-Baqarah[2]:102 () 102. Dan mereka mengikuti apa [76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan [77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir ak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat [78] di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu jangnalah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya [79]. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. [76] Maksudnya: kitab-kitab sihir. [77] Syaitan-syaitan itu menyebarkan berita-berita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaran-lembaran sihir (Ibnu Katsir). [78] Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betul-betul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang pura-pura saleh seperti Malaikat. [79] Berbacam-macam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk mencerai-beraikan masyarakat seperti mencerai-beraikan suami isteri.
|
QS.Surat AlBaqarah2102 102. Dan mereka mengikuti apa 76 yang dibaca oleh syaitansyaitan 77 pada masa kerajaan Sulaiman dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir, padahal Sulaiman tidak kafir ak mengerjakan sihir, hanya syaitansyaitan lah yang kafir mengerjakan sihir. Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat 78 di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan sesuatu kepada seorangpun sebelum mengatakan Sesungguhnya kami hanya cobaan bagimu, sebab itu jangnalah kamu kafir. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang suami dengan isterinya 79. Dan mereka itu ahli sihir tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya kitab Allah dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui. 76 Maksudnya kitabkitab sihir. 77 Syaitansyaitan itu menyebarkan beritaberita bohong, bahwa Nabi Sulaiman menyimpan lembaranlembaran sihir Ibnu Katsir. 78 Para mufassirin berlainan pendapat tentang yang dimaksud dengan 2 orang malaikat itu. Ada yang berpendapat, mereka betulbetul Malaikat dan ada pula yang berpendapat orang yang dipandang saleh seperti Malaikat dan ada pula yang berpendapat dua orang jahat yang purapura saleh seperti Malaikat. 79 Berbacammacam sihir yang dikerjakan orang Yahudi, sampai kepada sihir untuk menceraiberaikan masyarakat seperti menceraiberaikan suami isteri.
|
Ini Perbedaan Najis dan Mutanajis Yang Harus Kamu Ketahui
|
https://www.harakatuna.com/ini-perbedaan-najis-dan-mutanajis-yang-harus-kamu-ketahui.html
|
Dalam kehidupan sehari-hari tentunya masyarakat sudah sangat familier dengan istilah najis, namun begitu, agaknya masyarakat kurang begitu familier dengan istilah mutanajis. Padahal kedua hal ini berbeda dan harus diketahui perbedaannya karena menyangkut keabsahan suatu ibadah. Sebagaimana diketahui bahwa najis secara harfiah adalah segala sesuatu yang dianggap kotor meskipun suci. Bila berdasarkan arti harfiah ini maka apa pun yang dianggap kotor masuk dalam kategori barang najis, seperti ingus, air ludah, air sperma dan lain sebagainya. Sedangkan secara istilah ilmu fikih, najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor yang menjadikan tidak sahnya ibadah shalat. Perlu diketahui bahwa ulama telah bersepakat bahwa najis itu tidak bisa disucikan. Oleh karenanya salah satu cara agar shalatnya tetap sah maka najis harus dibuang atau dibersihkan. Namun demikian ada beberapa pengecualian, seperti halnya arak, semua ulama sepakat bahwa arak itu najis, namun apabila arak itu didiamkan saja selama beberapa waktu dan berubah menjadi cuka maka cuka yang berasal dari arak itu tidak dikatakan najis melainkan suci. Untuk mempermudah pemahaman bahwa najis adalah suatu barang yang secara wujudnya atau secara zatnya memang sudah najis. Seperti air kencing, kotoran manusia, darah, nanah dan lain sebagainya. Sedangkan yang perlu diketahui bahwa yang dinamakan mutanajis adalah barang-barang atau sesuatu yang terkena najis. Misalnya meja yang terbuat dari kayu adalah suci, namun apabila meja tersebut terkena air kencing maka status meja menjadi mutanajis dan bukan menjadi najis. Dan agar meja tersebut kembali suci maka meja tersebut harus dibersihkan dari najis yang berupa air kencing tadi. Jadi yang dikatakan najis adalah barang yang dianggap menjijikkan secara wujudnya atau zatnya seperti air kencing sedangkan yang dinamakan mutanajis adalah barang yang terkena najis itu sendiri. Wudhu, Najis dan Mutanajis Terkait pembahasan najis dan mutanajis biasanya sangat terkait erat dengan status air yang digunakan untuk bersuci seperti wudu. Perlu diketahui bahwa orang yang akan menggunakan air untuk berwudu perlu memahami mana air suci dan mana air yang mutanajis. Tentunya pemahaman saat berwudu ini akan menentukan keabsahan shalat maupun ibadah. Perlu diketahui bahwa air mutanajis atau air yang terkena najis yang volumenya kurang dari dua qullah atau volumenya mencapai dua qullah atau lebih namun berubah salah satu sifatnya—warna, bau, atau rasa—karena terkena najis tersebut maka air tersebut tidak bisa digunakan untuk bersuci. Sedangkan air sedikit apabila terkena najis maka secara otomatis air tersebut menjadi mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah. Adapun air banyak bila terkena najis tidak menjadi mutanajis bila ia tetap pada kemutlakannya, tidak ada sifat yang berubah. Dan apabila karena terkena najis ada satu atau lebih sifatnya yang berubah maka air banyak tersebut menjadi air mutanajis. Walhasil kita harus bisa memahami perbedaan najis dan mutanajis karena hal ini akan berpengaruh terhadap keabsahan suatu ibadah. Jangan hanya karena kurangnya pemahaman terhadap hal ini, ibadah yang dilakukan tidak sah. Wallahu A’lam Bishowab
|
Dalam kehidupan seharihari tentunya masyarakat sudah sangat familier dengan istilah najis, namun begitu, agaknya masyarakat kurang begitu familier dengan istilah mutanajis. Padahal kedua hal ini berbeda dan harus diketahui perbedaannya karena menyangkut keabsahan suatu ibadah. Sedangkan secara istilah ilmu fikih, najis adalah segala sesuatu yang dianggap kotor yang menjadikan tidak sahnya ibadah shalat. Perlu diketahui bahwa ulama telah bersepakat bahwa najis itu tidak bisa disucikan. Oleh karenanya salah satu cara agar shalatnya tetap sah maka najis harus dibuang atau dibersihkan. Namun demikian ada beberapa pengecualian, seperti halnya arak, semua ulama sepakat bahwa arak itu najis, namun apabila arak itu didiamkan saja selama beberapa waktu dan berubah menjadi cuka maka cuka yang berasal dari arak itu tidak dikatakan najis melainkan suci. Seperti air kencing, kotoran manusia, darah, nanah dan lain sebagainya. Misalnya meja yang terbuat dari kayu adalah suci, namun apabila meja tersebut terkena air kencing maka status meja menjadi mutanajis dan bukan menjadi najis. Jadi yang dikatakan najis adalah barang yang dianggap menjijikkan secara wujudnya atau zatnya seperti air kencing sedangkan yang dinamakan mutanajis adalah barang yang terkena najis itu sendiri. Wudhu, Najis dan Mutanajis Terkait pembahasan najis dan mutanajis biasanya sangat terkait erat dengan status air yang digunakan untuk bersuci seperti wudu. Perlu diketahui bahwa orang yang akan menggunakan air untuk berwudu perlu memahami mana air suci dan mana air yang mutanajis. Tentunya pemahaman saat berwudu ini akan menentukan keabsahan shalat maupun ibadah. Sedangkan air sedikit apabila terkena najis maka secara otomatis air tersebut menjadi mutanajis meskipun tidak ada sifatnya yang berubah. Jangan hanya karena kurangnya pemahaman terhadap hal ini, ibadah yang dilakukan tidak sah.
|
Pengertian Hijab dan Jilbab dalam Islam Serta Hukumnya
|
https://dalamislam.com/info-islami/pengertian-hijab-dan-jilbab
|
Hijab dan jilbab sekilas terdengar sama namun sesungguhnya mereka hanyalah serupa namun tak sama. Pada umumnya orang menganggap bahwa hijab dan jilbab adalah sama sama penutup aurat bagian kepala yang biasanya digunakan perempuan beragama Islam. Akan tetapi jika kita melihat definisi hijab maupun jilbab secara bahasa maka keduanya tidaklah sama. Meskipun keduanya memiliki fungsi serupa yaitu untuk menutupi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian hijab dan jilbab dalam syariat Islam maupun yang diterapkan sehari hari.Pengertian Hijab dalam bahasa arab adalah penghalang. Kata penghalang tersebut tidak dijelaskan secara detail penghalang yang seperti apa. Sehingga hijab bisa diartikan sebagai kain penghalang yang menutupi seluruh aurat perempuan (kecuali wajah, kaki telapak tangan). Maka tidak heran apabila kata hijab diserap untuk mengkonsepkan penutup aurat, karena fungsinya untuk menghalangi dari godaan. Namun tidak ada salahnya apabila hijab juga dapat diartikan sebagai tirai penghalang, papan penghalang atau apapun yang berfungsi sebagai penghalang. Di Indonesia, hijab adalah penutup aurat bagian kepala. Biasanya yang disebut hijab adalah kain yang berbentuk persegi panjang. Sudah banyak sekali dengan motif dan warna yang berbeda beda. Penggunaan hijan sangatlah mudah, hanya dengan memberikan peniti atau jarum pentul, selebihnya kembali ke kreasi anda. Bahkan ada juga yang membuat untuk membantu orang orang dalam membuat hijab masa kini.Pengertian JilbabSedangkan jilbab dalam bahasa arab memiliki makna kain besar yang menutupi aurat wanita secara keseluruhan tanpa membentuk lekukan. Pengertian jilbab sendiri sudah dicantumkan dalam Al Quran yaitu pada surah ayat 59 yang berbunyi “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri isterimu, anak anak perempuanmu dan isteri isteri orang mukmin: hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Berbeda dengan di Indonesia, jilbab seringkali digunakan untuk menyebutkan kain penutup kepala berbentuk persegi. Jilbab ada juga yang langsung tinggal dipakai tanpa perlu neko neko. Hingga kini sudah maju sekali perkembangan jilbab dengan motif mengikuti fashion terupdate. Jilbab juga memiliki kreasi kreasi yang disesuaikan dengan acara seperti dan . Oleh sebab itu jilbab dapat digunakan dalam segara acara baik formal maupun non formal, tinggal disesuaikan dengan motif, bahan maupun kreasi.Hukum menggunakan hijab dan jilbab dalam IslamPengertian hijab dan jilbab telah dijabarkan diatas, kini akan kita ketahui besama hukum menggunakan hijab maupun jilbab. Pada pengertian jilbab sebenarnya sudah terlihat bahwa adalah wajib. Dalam agama juga terdapat beberapa ketentuan ketentuan dalam menggunakan hijab maupun jilbab seperti , , , .[AdSense-C] Dari pembahasan diatas dapat dikatakan bahwa pengertian hijab dan jilbab memiliki perbedaan baik secara etimologi maupun yang dipahami masyarakat Indonesia. Secara bahasa hijab adalah penghalang sedangkan jilbab adalah penutup. Semua jilbab adalah hijab tetapi tidak semua hijab adalah jilbab, karena hijab memiliki pemahaman yang lebih umum.Di Indonesia sendiri, jilbab dan hijab berbeda apabila dilihat dari bentuknya. Hijab biasanya berbentuk persegi panjang dan jilbab biasanya memiliki bentuk persegi lalu dilipat menjadi segitiga atau jilbab yang langsung dipakai. Penggunaan jilbab biasanya digunakan pada institusi formal seperti sekolah, namun hijab kebanyakan dipadupadakan untuk fashion.
|
Hijab dan jilbab sekilas terdengar sama namun sesungguhnya mereka hanyalah serupa namun tak sama. Meskipun keduanya memiliki fungsi serupa yaitu untuk menutupi. Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengertian hijab dan jilbab dalam syariat Islam maupun yang diterapkan sehari hari. Kata penghalang tersebut tidak dijelaskan secara detail penghalang yang seperti apa. Maka tidak heran apabila kata hijab diserap untuk mengkonsepkan penutup aurat, karena fungsinya untuk menghalangi dari godaan. Sudah banyak sekali dengan motif dan warna yang berbeda beda. Penggunaan hijan sangatlah mudah, hanya dengan memberikan peniti atau jarum pentul, selebihnya kembali ke kreasi anda. Bahkan ada juga yang membuat untuk membantu orang orang dalam membuat hijab masa kini. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jilbab ada juga yang langsung tinggal dipakai tanpa perlu neko neko. Hingga kini sudah maju sekali perkembangan jilbab dengan motif mengikuti fashion terupdate. Jilbab juga memiliki kreasi kreasi yang disesuaikan dengan acara seperti dan . Pada pengertian jilbab sebenarnya sudah terlihat bahwa adalah wajib. Secara bahasa hijab adalah penghalang sedangkan jilbab adalah penutup. Di Indonesia sendiri, jilbab dan hijab berbeda apabila dilihat dari bentuknya.
|
Antara Wahyu dan Eksperimen
|
https://radiomutiaraquran.com/2020/04/23/antara-wahyu-dan-eksperimen/
|
Perkembangan dunia kedokteran di abad ini mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Dibanding masa klasik, yang segala sesuatunya serba manual. Sehingga penanganan penyakit membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun sekarang, diagnosa bisa dilakukan dengan cepat dan akurasinya lumayan tinggi. Begitu pula pengobatannya. Lompatan teknologi kedokteran ini merupakan karunia Allah yang wajib disyukuri. Alhamdulillah, Islam bukan agama yang anti teknologi. Bahkan sangat mendukung pengembangannya. Terlebih bila bermanfaat untuk maslahat umat manusia. Tidak Melulu Medis Dalam agama kita, penanganan sebuah permasalahan menggunakan dua pendekatan: Pertama: Pendekatan syar’i dan Kedua: Pendekatan materi Terkait penanganan wabah Covid-19, contoh sarana syar’i nya adalah: taubat, tawakal, doa, dzikir dan yang semisal. Dalil-dalil al-Qur’an dan Sunnah menjelaskan bahwa berbagai langkah tersebut bila dijalankan, akan mencegah dan mengakhiri bencana. Dengan izin Allah. Sedangkan usaha materi lahiriahnya adalah: mencuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker, menciptakan vaksin dan yang serupa. Tidak ada kontradiksi antara dua pendekatan itu. Justru bisa direalisasikan seiring sejalan. Namun, dari dua pendekatan tersebut, yang efeknya lebih dahsyat adalah pendekatan syar’i. Mengapa demikian? Karena langkah-langkah syar’i itu bersumber dari wahyu Allah ta’ala. Al-Qur’an dan Hadits. Yang tidak mungkin dan tidak pernah keliru. Allah Ta’ala menegaskan, Artinya: “Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka jangan sekali-kali engkau termasuk golongan yang meragukannya”. (QS. Al-Baqarah: 147) Sedangkan upaya-upaya lahiriah, dasarnya adalah eksperimen manusia. ‘Ijtihad’ yang berpeluang untuk keliru. Hal ini diakui, bahkan oleh para ahli sekalipun. Walau prosentase kekeliruannya bisa besar atau kecil. Namun peluang salah itu tetap ada. Jadi, prioritaskanlah pendekatan syar’i. Namun jangan tinggalkan langkah-langkah lahiriah. Yakinlah, bahwa Allah akan segera mengakhiri masa-masa sulit ini! Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam mengingatkan, “Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak serius dan lalai”. (HR. Tirmidziy dan dinilai hasan oleh al-Albani) Oleh Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A. Sumber: https://pengusahamuslim.com/
|
Perkembangan dunia kedokteran di abad ini mengalami lonjakan yang sangat signifikan. Dibanding masa klasik, yang segala sesuatunya serba manual. Sehingga penanganan penyakit membutuhkan waktu yang cukup lama. Adapun sekarang, diagnosa bisa dilakukan dengan cepat dan akurasinya lumayan tinggi. Begitu pula pengobatannya. Lompatan teknologi kedokteran ini merupakan karunia Allah yang wajib disyukuri. Alhamdulillah, Islam bukan agama yang anti teknologi. Bahkan sangat mendukung pengembangannya. Terlebih bila bermanfaat untuk maslahat umat manusia. Tidak Melulu Medis Dalam agama kita, penanganan sebuah permasalahan menggunakan dua pendekatan Pertama Pendekatan syari dan Kedua Pendekatan materi Terkait penanganan wabah Covid19, contoh sarana syari nya adalah taubat, tawakal, doa, dzikir dan yang semisal. Dalildalil alQuran dan Sunnah menjelaskan bahwa berbagai langkah tersebut bila dijalankan, akan mencegah dan mengakhiri bencana. Dengan izin Allah. Sedangkan usaha materi lahiriahnya adalah mencuci tangan menggunakan sabun, mengenakan masker, menciptakan vaksin dan yang serupa. Tidak ada kontradiksi antara dua pendekatan itu. Justru bisa direalisasikan seiring sejalan. Namun, dari dua pendekatan tersebut, yang efeknya lebih dahsyat adalah pendekatan syari. Mengapa demikian Karena langkahlangkah syari itu bersumber dari wahyu Allah taala. AlQuran dan Hadits. Yang tidak mungkin dan tidak pernah keliru. Allah Taala menegaskan, Artinya Kebenaran itu dari Tuhanmu. Maka jangan sekalikali engkau termasuk golongan yang meragukannya. QS. AlBaqarah 147 Sedangkan upayaupaya lahiriah, dasarnya adalah eksperimen manusia. Ijtihad yang berpeluang untuk keliru. Hal ini diakui, bahkan oleh para ahli sekalipun. Walau prosentase kekeliruannya bisa besar atau kecil. Namun peluang salah itu tetap ada. Jadi, prioritaskanlah pendekatan syari. Namun jangan tinggalkan langkahlangkah lahiriah. Yakinlah, bahwa Allah akan segera mengakhiri masamasa sulit ini Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengingatkan, Berdoalah kepada Allah dengan penuh keyakinan akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa sungguh Allah biasanya tidak mengabulkan doa yang keluar dari hati yang tidak serius dan lalai. HR. Tirmidziy dan dinilai hasan oleh alAlbani Oleh Ustadz Abdullah Zaen, Lc., M.A. Sumber
|
1202. MAKALAH : Mengapa memilih manhaj salaf
|
https://www.piss-ktb.com/2012/03/1202-makalah-mengapa-memilih-manhaj.html
|
Manhaj Salaf ? Salaf artinya orang-orang terdahulu. Orang-orang terdahulu ada yang sholeh dan ada pula yang tidak sholeh Mazhab Salaf ? Penamaan mazhab dinisbatkan kepada nama ulama yang melakukan ijitihad dan istinbath atau disebut Imam Mujtahid Mutlak. Tidak ada nama Imam Mujtahid Mutlak bernama Salaf bin Fulan. Jika manhaj salaf atau mazhab salaf adalah hal yang teramat penting, tentulah Imam Mazhab yang empat yang bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salaf yang sholeh akan menyampaikan atau menjelaskan adanya manhaj salaf atau mazhab salaf dalam kitab-kitab mereka. Kenyataannya tidak satu bab pun mereka menjelaskan hal itu. Istilah manhaj salaf atau mazhab salaf adalah bagian dari hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi dan dipergunakan salah satunya oleh ulama Ibnu Taimiyyah agar orang banyak mau mempedulikan pendapat atau pemahaman beliau. Mau mempedulikan apa yang disampaikan olehnya walaupun beliau tidak mencapai kompetensi Imam Mujtahid Mutlak dan memang kita tidak pernah mendengar kesepakatan jumhur ulama akan adanya mazhab ibnu Taimiyyah Ulama Ibnu Taimiyyah dalam memahami agama dikenal berlandaskan mutholaah (menelaah) kitab. Jadi sebenarnya apa yang dipahami oleh beliau adalah pemahaman beliau sendiri bukan pemahaman Salaf yang sholeh. Salah seorang ulama keturunan cucu Rasulullah, Habib Munzir mengatakan, Orang yang berguru tidak kepada guru tapi kepada buku saja maka ia tidak akan menemui kesalahannya karena buku tidak bisa menegur tapi kalau guru bisa menegur jika ia salah atau jika ia tak faham ia bisa bertanya, tapi kalau buku jika ia tak faham ia hanya terikat dengan pemahaman dirinya, maka oleh sebab itu jadi tidak boleh baca dari buku, tentunya boleh baca buku apa saja boleh, namun kita harus mempunyai satu guru yang kita bisa tanya jika kita mendapatkan masalah Asy-Syeikh as-Sayyid Yusuf Bakhour al-Hasani menyampaikan bahwa maksud dari pengijazahan sanad itu adalah agar kamu menghafazh bukan sekadar untuk meriwayatkan tetapi juga untuk meneladani orang yang kamu mengambil sanad daripadanya, dan orang yang kamu ambil sanadnya itu juga meneladani orang yang di atas di mana dia mengambil sanad daripadanya dan begitulah seterusnya hingga berujung kepada kamu meneladani Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Dengan demikian, keterjagaan al-Quran itu benar-benar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan Dalam mempelajari ilmu agama bukan sekedar memahami ilmu agama namun termasuk meneladani akhlak yang menyampaikan ilmu agama karena tujuan beragama adalah untuk mencapai muslim yang berakhlakul karimah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak. (HR Ahmad). Ibnu Hajar al-Asqalani asy-Syafii berkata: Ash-Shabi (sahabat) ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam Para Sahabat bukan orang-orang yang menelaah kitab namun orang-orang yang bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan meneladani Beliau. Para Tabiin adalah orang-orang yang bertemu dengan para Sahabat dan meneladani mereka. Para Tabiut Tabiin adalah orang-orang yang bertemu dengan para Tabiin dan meneladani mereka. Para Imam Mazhab yang empat adalah mereka yang bertemu Salaf yang Sholeh dan meneladani mereka. Pengikut utama dari pemahaman Ibnu Taimiyyah adalah murid beliau yakni ulama Ibnu Qoyyim al Jauziah. Syeikh Ahmad Khatib Al-Minangkabawi, ulama besar Indonesia yang pernah menjadi imam, khatib dan guru besar di Masjidil Haram, sekaligus Mufti Mazhab Syafii pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 menjelaskan dalam kitab-kitab beliau seperti al-Khiththah al-Mardhiyah fi Raddi fi Syubhati man qala Bidah at-Talaffuzh bian-Niyah, Nur al-Syamat fi Ahkam al-Jumah bahwa pemahaman Ibnu Taimiyyah dan Ibnu Qoyyim Al Jauziah menyelisih pemahaman Imam Mazhab yang empat. Imam Mazhab yang empat bertemu dan mendapatkan pemahaman langsung dari lisannnya Salaf yang sholeh. Contohnya Imam Syafii ~rahimahullah adalah imam mazhab yang cukup luas wawasannya karena bertalaqqi (mengaji) langsung kepada Salafush Sholeh dari berbagai tempat, mulai dari tempat tinggal awalnya di Makkah, kemudian pindah ke Madinah, pindah ke Yaman, pindah ke Iraq, pindah ke Persia, kembali lagi ke Makkah, dari sini pindah lagi ke Madinah dan akhirnya ke Mesir. Perlu dimaklumi bahwa perpindahan beliau itu bukanlah untuk berniaga, bukan untuk turis, tetapi untuk mencari ilmu, mencari hadits-hadits, untuk pengetahuan agama. Jadi tidak heran kalau Imam Syafii ~rahimahullah lebih banyak mendapatkan hadits dari lisannya Salafush Sholeh, melebihi dari yang didapat oleh Imam Hanafi ~rahimahullah dan Imam Maliki ~rahimahullah yang cenderung menetap di suatu tempat. Semula ulama Ibnu Taimiyyah bertalaqqi (mengaji) dengan ulama-ulama bermazhab Hanbali namun pada akhirnya beliau lebih bersandarkan pemahaman beliau sendiri. Hal ini telah diuraikan dalam tulisan pada Dikesankan atau dicitrakan seolah-olah banyak orang yang menolak dakwah Ibnu Taimiyyah namun sebenarnya para ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah menolak pemahaman ala pemahaman Ibnu Taimiyyah sebagaimana contohnya yang diuraikan pada 350 tahun lebih setelah Ibnu Taimiyyah wafat, pemahaman beliau diangkat kembali oleh ulama Muhammad bin Abdul Wahhab yang dikenal sebagai pendiri Wahhabi Ulama Muhammad bin Abdul Wahhab memahami agama bersandarkan muthola'ah (menelaah) kitab-kitab ulama Ibnu Taimiyyah. Apa yang dipahami oleh ulama Muhammad bin Abdul Wahhab belum tentu pula sama persis dengan apa yang dipahami oleh ulama Ibnu Taimiyyah karena mereka tidak bertemu. Sedangkan ulama Ahlus sunnah wal jama'ah pada umumnya bertalaqqi (mengaji) dengan ulama-ulama yang mengikuti pemahaman Imam Mazhab yang empat, antara lain mengaji kitab fiqih sebagaimana yang disampaikan ulama madzhab Hanbali, al-Imam Muhammad bin Abdullah bin Humaid al-Najdi dalam kitabnya al-Suhub al-Wabilah ala Dharaih al-Hanabilah ketika menulis biografi Syaikh Abdul Wahhab, ayah pendiri Wahhabi, menuliskan sebagai berikut: "Sebagian ulama yang aku jumpai menginformasikan kepadaku, dari orang yang semasa dengan Syaikh Abdul Wahhab ini, bahwa beliau sangat murka kepada anaknya, karena ia tidak suka belajar ilmu fiqih seperti para pendahulu dan orang-orang di daerahnya. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, Hati-hati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad. Sampai akhirnya takdir Allah benar-benar terjadi. Demikian pula putra beliau, Syaikh Sulaiman (kakak Muhammad bin Abdul Wahhab), juga menentang terhadap dakwahnya dan membantahnya dengan bantahan yang baik berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl al-Khithab fi al-Radd ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orang-orang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terang-terangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya. (Ibn Humaid al-Najdi, al-Suhub al-Wabilah ala Dharaih al-Hanabilah, hal. 275). " Ulama madzhab Hanafi, al-Imam Muhammad Amin Afandi yang populer dengan sebutan Ibn Abidin, juga berkata dalam kitabnya, Hasyiyah Radd al-Muhtar sebagai berikut: "Keterangan tentang pengikut Muhammad bin Abdul Wahhab, kaum Khawarij pada masa kita. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Mereka mengikuti madzhab Hanabilah. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orang-orang musyrik. Dan oleh sebab itu mereka menghalalkan membunuh Ahlussunnah dan para ulamanya sampai akhirnya Allah memecah kekuatan mereka, merusak negeri mereka dan dikuasai oleh tentara kaum Muslimin pada tahun 1233 H. (Ibn Abidin, Hasyiyah Radd al-Muhtar ala al-Durr al-Mukhtar, juz 4, hal. 262). Ulama madzhab al-Maliki, al-Imam Ahmad bin Muhammad al-Shawi al-Maliki, ulama terkemuka abad 12 Hijriah dan semasa dengan pendiri Wahhabi, berkata dalam Hasyiyah ala Tafsir al-Jalalain sebagai berikut: "Ayat ini turun mengenai orang-orang Khawarij, yaitu mereka yang mendistorsi penafsiran al-Quran dan Sunnah, dan oleh sebab itu mereka menghalalkan darah dan harta benda kaum Muslimin sebagaimana yang terjadi dewasa ini pada golongan mereka, yaitu kelompok di negeri Hijaz yang disebut dengan aliran Wahhabiyah, mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu (manfaat), padahal merekalah orang-orang pendusta. (Hasyiyah al-Shawi ala Tafsir al-Jalalain, juz 3, hal. 307). Daripada mengikuti pemahaman-pemahaman para ulama yang bersandarkan mutholaah (menelaah) kitab dengan akal pikiran mereka sendiri yang kemungkinan bercampur dengan hawa nafsu atau kepentingan, lebih baik dan selamat, kita mengikuti pemahaman Imam Mazhab yang empat yang telah disepakati oleh jumhur ulama sejak dahulu sampai sekarang sebagai pemimpin ijtihad kaum muslim (Imam Mujtahid Mutlak). Imam Mazhab yang empat bertalaqqi (mengaji) langsung dengan Salaf yang sholeh. Imam Mazhab yang empat melihat langsung penerapan, perbuatan serta contoh nyata, jalan atau cara (manhaj) beribadah dari Salaf yang sholeh dan membukukannya dalam kitab-kitab mereka. Sekali lagi kami ingatkan, marilah kita mengikuti pemahaman Imam Mazhab yang empat yang diperoleh dari lisannya Salaf yang Sholeh yang diperoleh dari lisannya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Wassalam Zon di Jonggol, Kab Bogor 16830
|
Manhaj Salaf Salaf artinya orangorang terdahulu. Tidak ada nama Imam Mujtahid Mutlak bernama Salaf bin Fulan. Kenyataannya tidak satu bab pun mereka menjelaskan hal itu. Istilah manhaj salaf atau mazhab salaf adalah bagian dari hasutan atau ghazwul fikri perang pemahaman yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi dan dipergunakan salah satunya oleh ulama Ibnu Taimiyyah agar orang banyak mau mempedulikan pendapat atau pemahaman beliau. Mau mempedulikan apa yang disampaikan olehnya walaupun beliau tidak mencapai kompetensi Imam Mujtahid Mutlak dan memang kita tidak pernah mendengar kesepakatan jumhur ulama akan adanya mazhab ibnu Taimiyyah Ulama Ibnu Taimiyyah dalam memahami agama dikenal berlandaskan mutholaah menelaah kitab. Jadi sebenarnya apa yang dipahami oleh beliau adalah pemahaman beliau sendiri bukan pemahaman Salaf yang sholeh. Dengan demikian, keterjagaan alQuran itu benarbenar sempurna baik secara lafazh, makna dan pengamalan Dalam mempelajari ilmu agama bukan sekedar memahami ilmu agama namun termasuk meneladani akhlak yang menyampaikan ilmu agama karena tujuan beragama adalah untuk mencapai muslim yang berakhlakul karimah. Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda Sesungguhnya aku diutus Allah untuk menyempurnakan Akhlak. Ibnu Hajar alAsqalani asySyafii berkata AshShabi sahabat ialah orang yang bertemu dengan Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam, beriman kepada beliau dan meninggal dalam keadaan Islam Para Sahabat bukan orangorang yang menelaah kitab namun orangorang yang bertemu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan meneladani Beliau. Para Tabiin adalah orangorang yang bertemu dengan para Sahabat dan meneladani mereka. Para Imam Mazhab yang empat adalah mereka yang bertemu Salaf yang Sholeh dan meneladani mereka. Imam Mazhab yang empat bertemu dan mendapatkan pemahaman langsung dari lisannnya Salaf yang sholeh. Contohnya Imam Syafii rahimahullah adalah imam mazhab yang cukup luas wawasannya karena bertalaqqi mengaji langsung kepada Salafush Sholeh dari berbagai tempat, mulai dari tempat tinggal awalnya di Makkah, kemudian pindah ke Madinah, pindah ke Yaman, pindah ke Iraq, pindah ke Persia, kembali lagi ke Makkah, dari sini pindah lagi ke Madinah dan akhirnya ke Mesir. Perlu dimaklumi bahwa perpindahan beliau itu bukanlah untuk berniaga, bukan untuk turis, tetapi untuk mencari ilmu, mencari haditshadits, untuk pengetahuan agama. Apa yang dipahami oleh ulama Muhammad bin Abdul Wahhab belum tentu pula sama persis dengan apa yang dipahami oleh ulama Ibnu Taimiyyah karena mereka tidak bertemu. Sang ayah selalu berfirasat tidak baik tentang anaknya pada masa yang akan datang. Beliau selalu berkata kepada masyarakat, Hatihati, kalian akan menemukan keburukan dari Muhammad. Sampai akhirnya takdir Allah benarbenar terjadi. Syaikh Sulaiman menamakan bantahannya dengan judul Fashl alKhithab fi alRadd ala Muhammad bin Abdul Wahhab. Allah telah menyelamatkan Syaikh Sulaiman dari keburukan dan tipu daya adiknya meskipun ia sering melakukan serangan besar yang mengerikan terhadap orangorang yang jauh darinya. Karena setiap ada orang yang menentangnya, dan membantahnya, lalu ia tidak mampu membunuhnya secara terangterangan, maka ia akan mengirim orang yang akan menculik dari tempat tidurnya atau di pasar pada malam hari karena pendapatnya yang mengkafirkan dan menghalalkan membunuh orang yang menyelisihinya. Ibn Humaid alNajdi, alSuhub alWabilah ala Dharaih alHanabilah, hal. Sebagaimana terjadi pada masa kita, pada pengikut Ibn Abdil Wahhab yang keluar dari Najd dan berupaya keras menguasai dua tanah suci. Akan tetapi mereka meyakini bahwa mereka saja kaum Muslimin, sedangkan orang yang berbeda dengan keyakinan mereka adalah orangorang musyrik.
|
Apakah Perbuatan Dosa Bisa Menghapus Pahala?
|
https://konsultasisyariah.com/33946-apakah-perbuatan-dosa-bisa-menghapus-pahala.html
|
Jika orang melakukan perbuatan dosa,a apakah bisa menghapus amal shalatnya? Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Allah menegaskan dalam al-Quran, amal soleh bisa menghapus dosa maksiat. Allah berfirman, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat..” (QS. Hud: 114). Apakah perbuatan maksiat bisa menghapus pahala amal soleh? Pertama, bahwa perbuatan kekufuran dan kesyirikan bisa menghapus semua pahala amal soleh. Di beberapa ayat, Allah menegaskan hal ini. Diantaranya firman Allah, Andai mereka melakukan perbuatan syirik, maka akan hilang semua amal yang pernah mereka kerjakan. (QS. al-An’am: 88) Allah juga berfirman, Jika kamu (Muhammad) berbuat syirik, sungguh akan terhapus semua amalmu dan sungguh kamu akan menjadi orang rugi. (QS. az-Zumar: 65). Sementara perbuatan dosa besar maupun dosa kecil – selain kekufuran dan murtad – dosa semacam ini tidak menghapus seluruh amal, juga tidak menghalangi diterimanya amal soleh. Namun bisa saja menghapus sebagian amal, sesuai tingkatan nilai dosa. Kelak akan ditimbang. Jika amal baiknya lebih dominan dibandingkan dosanya, maka dia berhak mendapatkan pahala. Sebaliknya, jika dosanya lebih berat dibandingkan amal baiknya, maka dia berhak mendapatkan hukuman. Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, : : : : : : : ! : : : Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat. Lalu dibukakan kepadanya sembilanpuluh sembilan catatan amal. Setiap catatan sejauh mata memandang. Allah berfirman : ‘Apakah ada yang engkau ingkari dari semua hal ini ?. Apakah pencatatan-Ku (malaikat) itu telah mendhalimimu ?’. Orang itu berkata : ak, wahai Tuhanku’. Allah berfirman : ‘Apakah engkau mempunyai ‘udzur/alasan atau mempunyai kebaikan ?’. Orang itu pun tercengang dan berkata : ak wahai Rabb’. Allah berfirman : ‘Bahkan engkau di sisi kami mempunyai satu kebaikan’. Tidak ada kedhaliman terhadapmu pada hari ini’. Lalu dikeluarkanlah padanya sebuah kartu (bithaqah) yang tertulis : Asyhadu an Laa ilaaha illallaah wa anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluh (aku bersaksi bahwasannya tidak ada tuhan yang berhak diibadahi selain Allah, dan aku bersaksi bahwasannya Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya). Allah berfirman : ‘Perlihatkan kepadanya’. Orang itu berkata : ‘Wahai Rabb, apalah artinya kartu ini dengan seluruh catatan amal kejelekan ini ?’. Dikatakan : ‘Sesungguhnya engkau tidak akan didhalimi”. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Lalu diletakkanlah catatan-catatan amal kejelekan itu di satu daun timbangan. Ternyata catatan-catatan itu ringan dan kartu itulah yang jauh lebih berat. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat daripada nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (HR. Ahmad 6994, Turmudzi 2850 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth) Subhanallah… orang ini datang menghadap Allah dengan penuh dosa. 99 catatan amal, satu catatan sejauh mata memandang, dan isinya catatan maksiat… namun karena amal nya yang terjaga dengan baik, itu bisa mengalahkan semuanya. Ini menunjukkan betapa besarnya fadhilah amal , yang bisa mengalahkan semua dosa. Kepentingan kita dari hadis ini, bahwa amal soleh dan perbuatan maksiat, akan ditimbang untuk ditentukan mana yang lebih dominan. Syaikhul Islam rahimahullah pernah ditanya mengenai seorang muslim melakukan amal yang dijanjikan bisa mendapat istana dan pohon di surga, dan pepohonan itu akan ditanam di surga atas namanya. Kemudian dia melakukan dosa, yang menyebabkan dia berhak masuk neraka. Pertanyaannya, jika dia masuk neraka, bagaimana bisa namanya di surga, sementara dia di neraka? Jawaban beliau, Jika dia bertaubat dari dosanya dengan taubat nasuhah, maka Allah akan mengampuninya dan tidak akan mengharamkannya untuk mendapatkan apa yang Allah janjikan baginya. Namun Allah akan memberikan itu untuknya. Dan jika dia belum bertaubat, maka akan ditimbang antara kebaikan dan dosanya. Jika pahalanya kebaikannya dominan dibandingkan dosanya, maka dia berhak mendapat pahala. Dan jika dosanya lebih berat dibandingkan amal baiknya, maka dia berhak mendapatkan adzab. Kemudian beliau melanjutkan, ”. Sementara pahala yang dijanjikan untuknya, ketika itu terhapus disebabkan perbuatan dosa yang melebihi kebaikannya. Sebagaimana ketika dia beramal maksiat yang mendapat ancaman berhak di neraka, kemudian setelah itu dia melakukan amal soleh, maka akan menghilangkan dosanya. Allahu a’lam (Majmu’ Fatawa, 4/308). Keterangan di atas menunjukkan bahwa antara dosa dan pahala, saling menghapus. Sehingga orang yang melakukan ketaatan dan berhak mendapatkan keutamaan tertentu, pahala ini bisa hilang disebabkan maksiat yang dia lakukan. Sebaliknya, orang yang melakukan maksiat, yang menyebabkan dia mendapatkan ancaman neraka, dosanya bisa hilang, dengan amal soleh yang dia kerjakan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan, ( ) Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Apabila ia kembali (berbuat maksiat), maka ditambahkan titik hitam tersebut hingga menutupi hatinya. Itulah yang diistilahkan “ar raan” yang Allah sebutkan dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka’.” (HR. zi 3334, Ahmad 23280 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth). Karena itulah, bagian dari berbuat baik kepada diri kita sendiri, seusai berbuat maksiat, segera lakukan ketaatan, minimal dengan taubat. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpesan, “Ikuti perbuatan burukmu dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapusnya.” (HR. Ahmad 21354, zi 1987, dan dihasankan Syuaib al-Arnauth) Demikian, Allahu a’lam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina ) Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang !! Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK KONFIRMASI DONASI hubungi: 087-738-394-989
|
Jika orang melakukan perbuatan dosa,a apakah bisa menghapus amal shalatnya Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa badu, Allah menegaskan dalam alQuran, amal soleh bisa menghapus dosa maksiat. Allah berfirman, Sesungguhnya perbuatanperbuatan yang baik itu menghapuskan dosa perbuatanperbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orangorang yang ingat QS. Apakah perbuatan maksiat bisa menghapus pahala amal soleh Pertama, bahwa perbuatan kekufuran dan kesyirikan bisa menghapus semua pahala amal soleh. Diantaranya firman Allah, Andai mereka melakukan perbuatan syirik, maka akan hilang semua amal yang pernah mereka kerjakan. Dari sahabat Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu anhuma, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Sesungguhnya Allah azza wa jalla akan membebaskan seseorang dari umatku di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat. Allah berfirman Apakah ada yang engkau ingkari dari semua hal ini . Allah berfirman Apakah engkau mempunyai udzuralasan atau mempunyai kebaikan . Tidak ada kedhaliman terhadapmu pada hari ini. Nabi shallallaahu alaihi wa sallam bersabda Lalu diletakkanlah catatancatatan amal kejelekan itu di satu daun timbangan. Ternyata catatancatatan itu ringan dan kartu itulah yang jauh lebih berat. Tidak ada sesuatu pun yang lebih berat daripada nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Ini menunjukkan betapa besarnya fadhilah amal , yang bisa mengalahkan semua dosa. Syaikhul Islam rahimahullah pernah ditanya mengenai seorang muslim melakukan amal yang dijanjikan bisa mendapat istana dan pohon di surga, dan pepohonan itu akan ditanam di surga atas namanya. Pertanyaannya, jika dia masuk neraka, bagaimana bisa namanya di surga, sementara dia di neraka Jawaban beliau, Jika dia bertaubat dari dosanya dengan taubat nasuhah, maka Allah akan mengampuninya dan tidak akan mengharamkannya untuk mendapatkan apa yang Allah janjikan baginya. Namun Allah akan memberikan itu untuknya. Dan jika dosanya lebih berat dibandingkan amal baiknya, maka dia berhak mendapatkan adzab. Sebagaimana ketika dia beramal maksiat yang mendapat ancaman berhak di neraka, kemudian setelah itu dia melakukan amal soleh, maka akan menghilangkan dosanya. Nabi shallallahu alaihi wa sallam menggambarkan, Dari Abu Hurairah, dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda, Seorang hamba apabila melakukan suatu kesalahan, maka dititikkan dalam hatinya sebuah titik hitam. Apabila ia meninggalkannya dan meminta ampun serta bertaubat, hatinya dibersihkan. Itulah yang diistilahkan ar raan yang Allah sebutkan dalam firmanNya yang artinya, Sekalikali tidak demikian, sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka. Karena itulah, bagian dari berbuat baik kepada diri kita sendiri, seusai berbuat maksiat, segera lakukan ketaatan, minimal dengan taubat. Ahmad 21354, zi 1987, dan dihasankan Syuaib alArnauth Demikian, Allahu alam. Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n.
|
Seseorang musafir dengan pesawat dan tidak mengetahui arah kiblat. Perlu diketahui bahwa semuanya tidak mengetahui arah, maka shalat dalam kondisi tidak mengetahui apakah arah kiblat dalam shalatnya atau tidak? Apakah shalat kondisi seperti ini sah?
|
https://islamqa.info/id/answers/10945/bagaimana-menghadap-kiblat-dalam-pesawat
|
Alhamdulillah.Penumpang pesawat kalau ingin shalat sunah, maka dia diperbolehkan shalat kemana saja arahnya dan tidak harus menghadap kiblat. Karena telah ada ketetapan dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau shalat di kendaraannya kemana saja menghadap kalau dalam safar. Sementara kalau shalat wajib, maka harus menghadap kiblat, harus rukuk dan sujud kalau memungkinkan. Dari sini, maka siapa yang memungkinkan hal ini, hendaknya dia shalat di pesawat. Kalau datang waktu shalat sementara dia masih di pesawat yang memungkinkan dijama ke waktu setelahnya. Seperti datang waktu shalat zuhur, maka diakhirkan agar dapat dijama dengan asar. Atau datang waktu shalat magrib sementara dia masih di pesawat, maka diakhirkan agar dapat dijama dengan isya’. Diharuskan bertanya kepada pramugari tentang arah kiblat kalau di pesawat yang tidak ada tanda kiblatnya. Kalau tidak dilakukan, maka shalatanya tidak sah.
|
Alhamdulillah.Penumpang pesawat kalau ingin shalat sunah, maka dia diperbolehkan shalat kemana saja arahnya dan tidak harus menghadap kiblat. Karena telah ada ketetapan dari Nabi sallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau shalat di kendaraannya kemana saja menghadap kalau dalam safar. Sementara kalau shalat wajib, maka harus menghadap kiblat, harus rukuk dan sujud kalau memungkinkan. Dari sini, maka siapa yang memungkinkan hal ini, hendaknya dia shalat di pesawat. Kalau datang waktu shalat sementara dia masih di pesawat yang memungkinkan dijama ke waktu setelahnya. Seperti datang waktu shalat zuhur, maka diakhirkan agar dapat dijama dengan asar. Atau datang waktu shalat magrib sementara dia masih di pesawat, maka diakhirkan agar dapat dijama dengan isya. Diharuskan bertanya kepada pramugari tentang arah kiblat kalau di pesawat yang tidak ada tanda kiblatnya. Kalau tidak dilakukan, maka shalatanya tidak sah.
|
Pria yang Meninggalkan Shalat Jamaah Sungguh Merugi
|
https://muslim.or.id/3456-pria-yang-meninggalkan-shalat-jamaah-sungguh-merugi.html
|
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajmaain. Sungguh prihatin melihat kondisi umat Islam saat ini. Jika kita sedikit memalingkan pandangan ke masjid-masjid, kita akan menyaksikan bahwa rumah Allah yang ada sangat sedikit sekali dihuni oleh jamaah ketika muadzin meneriakkan hayya ala shalah. Berlatar belakang inilah, dalam risalah yang ringkas ini kami berusaha mendorong setiap orang yang membaca tulisan ini untuk melakukan shalat yang memiliki banyak keutamaan yaitu shalat berjamaah. Semoga Allah selalu memberi hidayah dan taufik kepada kita sekalian. Pertama: Shalat Jamaah Memiliki Pahala yang Berlipat daripada Shalat Sendirian Dari Abdullah bin Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat jamaah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat. [1] Dari Abu Said Al Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat jamaah itu senilai dengan 25 shalat. Jika seseorang mengerjakan shalat ketika dia bersafar, lalu dia menyempurnakan ruku dan sujudnya, maka shalatnya tersebut bisa mencapai pahala 50 shalat. [2] Ibnu Baththol rahimahullah mengatakan, Kadang keutamaan shalat jamaah disebutkan sebanyak 27 derajat, kadang pula disebut 25 kali lipat, dan kadang juga disebut 25 bagian. Ini semua menunjukkan berlipatnya pahala shalat jamaah dibanding dengan shalat sendirian dengan kelipatan sebagaimana yang disebutkan. [3] Kedua: Dengan Shalat Jamaah Akan Mendapat Pengampunan Dosa Dari Utsman bin Affan, beliau berkata bahwa saya mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Barangsiapa berwudhu untuk shalat, lalu dia menyempurnakan wudhunya, kemudian dia berjalan untuk menunaikan shalat wajib yaitu dia melaksanakan shalat bersama manusia atau bersama jamaah atau melaksanakan shalat di masjid, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya.[4] Ketiga: Setiap Langkah Menuju Masjid untuk Melaksanakan Shalat Jamaah akan Meninggikan Derajatnya dan Menghapuskan Dosa; juga Ketika Menunggu Shalat, Malaikat Akan Senantiasa Mendoakannya Dari Abu Hurairah, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat seseorang dalam jamaah memiliki nilai lebih 20 sekian derajat daripada shalat seseorang di rumahnya, juga melebihi shalatnya di pasar. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara mereka berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidaklah mendorong melakukan hal ini selain untuk melaksanakan shalat; maka salah satu langkahnya akan meninggikan derajatnya, sedangkan langkah lainnya akan menghapuskan kesalahannya. Ganjaran ini semua diperoleh sampai dia memasuki masjid. Jika dia memasuki masjid, dia berarti dalam keadaan shalat selama dia menunggu shalat. Malaikat pun akan mendoakan salah seorang di antara mereka selama dia berada di tempat dia shalat. Malaikat tersebut nantinya akan mengatakan: Ya Allah, rahmatilah dia. Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, terimalah taubatnya. Hal ini akan berlangsung selama dia tidak menyakiti orang lain (dengan perkataan atau perbuatannya) dan selama dia dalam keadaan tidak berhadats. [5] Keempat: Melaksanakan Shalat Jamaah Berarti Menjalankan Sunnah Nabi, Meninggalkannya Berarti Meninggalkan Sunnahnya Terdapat sebuah atsar dari dari Abdullah bin Masud, beliau berkata, Barangsiapa yang ingin bergembira ketika berjumpa dengan Allah besok dalam keadaan muslim, maka jagalah shalat ini (yakni shalat jamaah) ketika diseru untuk menghadirinya. Karena Allah telah mensyariatkan bagi nabi kalian shallallahu alaihi wa sallam sunanul huda (petunjuk Nabi). Dan shalat jamaah termasuk sunanul huda (petunjuk Nabi). Seandainya kalian shalat di rumah kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat di rumahnya, maka ini berarti kalian telah meninggalkan sunnah (ajaran) Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat. [6] Ibnu Allan Asy Syafii rahimahullah mengatakan, Jika kalian melaksanakan shalat di rumah kalian yaitu melaksanakan shalat wajib sendirian atau melaksanakan shalat jamaah namun di rumah (bukan di masjid) sehingga tidak nampaklah syiar Islam, sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang yang betul-betul meremehkannya … , maka kalian berarti telah meninggalkan ajaran Nabi kalian yang memerintahkan untuk menampakkan syiar shalat berjamaah. Jika kalian melakukan seperti ini, niscaya kalian akan sesat. Sesat adalah lawan dari mendapat petunjuk. [7] Catatan: Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat jamaah ini ditujukan bagi kaum pria, sedangkan wanita lebih utama shalat di rumahnya berdasarkan kesepakatan kaum muslimin (baca: ijma kaum muslimin). Semoga dengan risalah yang singkat ini dapat mendorong kita untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Semoga masjid-masjid kaum muslimin dapat terisi terus dengan banyaknya jamaah. Pembahasan ini masih akan dilanjutkan dengan hukum shalat jamaah. Semoga Allah memudahkan urusan ini. Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ala nabiyyina Muhammad wa ala alihi wa shohbihi wa sallam. **** Panggang, Gunung Kidul, 1 Robiul Akhir 1430 H Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
|
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ala Rosulillah wa ala alihi wa shohbihi ajmaain. Sungguh prihatin melihat kondisi umat Islam saat ini. Semoga Allah selalu memberi hidayah dan taufik kepada kita sekalian. Pertama Shalat Jamaah Memiliki Pahala yang Berlipat daripada Shalat Sendirian Dari Abdullah bin Umar, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat jamaah lebih utama daripada shalat sendirian sebanyak 27 derajat. 1 Dari Abu Said Al Khudri, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Shalat jamaah itu senilai dengan 25 shalat. Jika seseorang mengerjakan shalat ketika dia bersafar, lalu dia menyempurnakan ruku dan sujudnya, maka shalatnya tersebut bisa mencapai pahala 50 shalat. Oleh karena itu, jika salah seorang di antara mereka berwudhu, lalu menyempurnakan wudhunya, kemudian mendatangi masjid, tidaklah mendorong melakukan hal ini selain untuk melaksanakan shalat maka salah satu langkahnya akan meninggikan derajatnya, sedangkan langkah lainnya akan menghapuskan kesalahannya. Ganjaran ini semua diperoleh sampai dia memasuki masjid. Malaikat pun akan mendoakan salah seorang di antara mereka selama dia berada di tempat dia shalat. Malaikat tersebut nantinya akan mengatakan Ya Allah, rahmatilah dia. Hal ini akan berlangsung selama dia tidak menyakiti orang lain dengan perkataan atau perbuatannya dan selama dia dalam keadaan tidak berhadats. Karena Allah telah mensyariatkan bagi nabi kalian shallallahu alaihi wa sallam sunanul huda petunjuk Nabi. Seandainya kalian shalat di rumah kalian, sebagaimana orang yang menganggap remeh dengan shalat di rumahnya, maka ini berarti kalian telah meninggalkan sunnah ajaran Nabi kalian. Seandainya kalian meninggalkan sunnah Nabi kalian, niscaya kalian akan sesat. 6 Ibnu Allan Asy Syafii rahimahullah mengatakan, Jika kalian melaksanakan shalat di rumah kalian yaitu melaksanakan shalat wajib sendirian atau melaksanakan shalat jamaah namun di rumah bukan di masjid sehingga tidak nampaklah syiar Islam, sebagaimana hal ini dilakukan oleh orang yang betulbetul meremehkannya , maka kalian berarti telah meninggalkan ajaran Nabi kalian yang memerintahkan untuk menampakkan syiar shalat berjamaah. Sesat adalah lawan dari mendapat petunjuk. 7 Catatan Ancaman bagi orang yang meninggalkan shalat jamaah ini ditujukan bagi kaum pria, sedangkan wanita lebih utama shalat di rumahnya berdasarkan kesepakatan kaum muslimin baca ijma kaum muslimin. Semoga dengan risalah yang singkat ini dapat mendorong kita untuk melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Pembahasan ini masih akan dilanjutkan dengan hukum shalat jamaah. Alhamdulillahilladzi bi nimatihi tatimmush sholihaat. Panggang, Gunung Kidul, 1 Robiul Akhir 1430 H Penulis Muhammad Abduh Tuasikal
|
Doa Setelah Shalat Idul Fitri Latin dan Arab Lengkap
|
https://islami.co/doa-setelah-shalat-idul-fitri-latin-dan-arab-lengkap/
|
Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu hari dan momen penting bagi orang yang berpuasa. Hari tersebut menjadi salah satu kebahagiaan bagi orang berpuasa yang dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW. doa setelah idul fitri Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa ada dua kebahagiaan bagi orang yang sedang berpuasa, yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Tuhannya. Para ulama memaknai salah satu maksud dari kebahagiaan saat berbuka adalah kebahagiaan saat hari raya Idul Fitri. Nah, di hari yang penuh kebagahiaan ini, alangkah baiknya jika kita berdoa kepada Allah SWT agar selalu diberikan rahmat dan ridha-Nya, serta menerima amal ibadah yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan. Sebenarnya tidak ada doa khusus yang dibaca setelah hari raya Idul Fitri. Namun kita bisa membaca doa apapun yang kita minta dan kita inginkan. Salah satunya doa di bawah ini, . . Allahummathini khaira hadzal yaum wa khaira ma fihi. Washrif anni syarra ma fihi. Allahummaktubli fihi kulla khairin wajalni barran fihi bi walidayya, wajalni ya Allah min ibadikal maghfur lahum fi hadzal yaum al-mubarak. Allahumarham mautana wa mautal muslimin. Allahumma taqabbal minna thaati waghfir lanal khathaya was sayyiat. Ya Allah berikanlah aku kebaikan dari hari ini, dan kebaikan dari setiap hal yang ada pada hari ini. Dan jauhkanlah aku dari kejelekan di hari ini dan kejelekan setiap sesuatu yang ada pada hari ini. Ya Allah catatlah pada hari ini setiap kebaikan dan jadikanlah kebaikan bagi kedua orang tuaku dan jadikanlah aku sebagai hamba-Mu yang Engkau ampuni pada hari yang berkah ini. Ya Allah ampunilah dosa para keluarga kami yang sudah meninggal dan seluruh kaum muslimin yang sudah meninggal. Ya Allah terimalah ketaatan kami dan ampunilah segala kesahalan dan keburukan yang telah kami perbuat. Wallahu alam.
|
Hari Raya Idul Fitri merupakan salah satu hari dan momen penting bagi orang yang berpuasa. Hari tersebut menjadi salah satu kebahagiaan bagi orang berpuasa yang dijelaskan dalam hadis Rasulullah SAW. doa setelah idul fitri Dalam sebuah hadis disebutkan, bahwa ada dua kebahagiaan bagi orang yang sedang berpuasa, yaitu saat berbuka dan saat bertemu dengan Tuhannya. Para ulama memaknai salah satu maksud dari kebahagiaan saat berbuka adalah kebahagiaan saat hari raya Idul Fitri. Nah, di hari yang penuh kebagahiaan ini, alangkah baiknya jika kita berdoa kepada Allah SWT agar selalu diberikan rahmat dan ridhaNya, serta menerima amal ibadah yang kita laksanakan pada bulan Ramadhan. Sebenarnya tidak ada doa khusus yang dibaca setelah hari raya Idul Fitri. Namun kita bisa membaca doa apapun yang kita minta dan kita inginkan. Salah satunya doa di bawah ini, . . Allahummathini khaira hadzal yaum wa khaira ma fihi. Washrif anni syarra ma fihi. Allahummaktubli fihi kulla khairin wajalni barran fihi bi walidayya, wajalni ya Allah min ibadikal maghfur lahum fi hadzal yaum almubarak. Allahumarham mautana wa mautal muslimin. Allahumma taqabbal minna thaati waghfir lanal khathaya was sayyiat. Ya Allah berikanlah aku kebaikan dari hari ini, dan kebaikan dari setiap hal yang ada pada hari ini. Dan jauhkanlah aku dari kejelekan di hari ini dan kejelekan setiap sesuatu yang ada pada hari ini. Ya Allah catatlah pada hari ini setiap kebaikan dan jadikanlah kebaikan bagi kedua orang tuaku dan jadikanlah aku sebagai hambaMu yang Engkau ampuni pada hari yang berkah ini. Ya Allah ampunilah dosa para keluarga kami yang sudah meninggal dan seluruh kaum muslimin yang sudah meninggal. Ya Allah terimalah ketaatan kami dan ampunilah segala kesahalan dan keburukan yang telah kami perbuat. Wallahu alam.
|
Adzab Kubur, Apakah Berlangsung Terus-Menerus Sampai Hari Kiamat?
|
https://muslim.or.id/24635-adzab-kubur-apakah-berlangsung-terus-menerus-sampai-hari-kiamat.html
|
Adzab kubur yang dirasakan penghuni kubur ada dua macam, yaitu adzab kubur yang terus-menerus sampai hari kiamat dan adzab kubur yang bersifat sementara. Di antara dalil yang menunjukkan adanya adzab kubur secara terus-menerus sampai hari kiamat adalah firman Allah Taala, (45) (46) Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, (dikatakan kepada malaikat), Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. (QS. Al-Mumin [40]: 45-46). Fakhruddin Ar-Razi Asy-Syafii rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata, [: 62] Demikian juga, disebutkannya (kata) pagi dan petang tidaklah menghalangi (bahwa yang dimaksud adalah) ungkapan atas (adzab kubur yang berlangsung) terus-menerus, sebagaimana firman Allah Taala, Bagi mereka rizkinya di surga itu tiap-tiap pagi dan petang. (QS. Maryam [19]: 62) (Mafaatihul Ghaib, 27/522). Adapun dalil dari As-Sunnah adalah hadits yang diriwayatkan dari Samrah bin Jundab tentang mimpi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang panjang, di dalamnya diceritakan, … Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Al Quran oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Al Quran pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat … (HR. Bukhari no. 1297). Juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ketika seorang lelaki berjalan dengan menggunakan jubahnya, dan berjalan dengan rasa sombong dengan rambutnya yang disisir, lalu ia ditelan (oleh bumi), dan ia akan tetap berguncang-guncang (di dalam perut bumi) hingga datang hari kiamat. (HR. Bukhari no. 5789). Berdasarkan dalil-dalil di atas, maka orang-orang kafir tidaklah berhenti untuk diadzab kubur sampai hari kiamat. Kecuali mereka akan istirahat (tidur sejenak atau tidak diadzab) di antara dua tiupan sangkakala pada hari kiamat [1]. Hal ini berdasarkan firman Allah Taala, (51) (52) Dan ditiuplah sangkalala (yang ke dua), maka tiba-tiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, Aduhai celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah rasul-rasul(Nya). (QS. Yasin [36]: 51-52). Di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan, Karena mereka (orang-orang kafir, pen.) tidur -di antara dua tiupan sangkakala-, (yaitu mereka) tidak diadzab. (Tafsir Jalalain, 1/584). Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan, : . : Ubay bin Kaab radhiyallahu anhu, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan,Mereka tidur sebelum dibangkitkan. Qatadah berkata,Yaitu ketika di antara dua tiupan (sangkakala). (Tafsir Ibnu Katsir, 6/581). Adapun orang-orang yang berbuat maksiat, namun masih beriman, maka ada di antara mereka yang diadzab secara terus-menerus sampai hari kiamat; dan ada yang diadzab sementara waktu saja dan kemudian selesai. Hal ini mungkin disebabkan karena kecilnya dosa yang dilakukan, sehingga mendapatkan adzab sesuai dengan kadar dosanya tersebut, atau mungkin juga disebabkan karena adanya doa, istighfar, sedekah, atau sebab-sebab yang lainnya. (Lihat Al-Imaanu bima Badal Maut, hal. 95-96). Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau menceritakan, : « » : : « » Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati dua makam, kemudian berkata,Sesungguhnya mereka sedang diadzab. Tidaklah mereka diadzab karena perkara yang besar (menurut pandangan mereka, pen.). Adapun salah satunya, dia tidak melindungi diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dia suka berbuat namimah (adu domba.) Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah, dan membelahnya (secara vertikal, pen.) dan menancapkan setiap belahan ke masing-masing makam. Para sahabat berkata,Wahai Rasulullah, mengapa Engkau melakukan hal ini? Rasulullah bersabda,Semoga mereka diringankan adzabnya, selama (pelepah kurma ini) belum mengering. (Muttafaq alaih). Demikianlah pembahasan tentang dua jenis adzab kubur, semoga Allah Taala menyelamatkan kita dari adzab kubur yang mengerikan. *** Selesai disusun di malam hari, 8 Rabiul Akhir 1436 Yang selalu membutuhkan ampunan Rabb-nya, Penulis: M. Saifudin Hakim Catatan kaki: [1] Menurut pendapat yang lebih tepat, tiupan sangkakala pada hari kiamat berlangsung dua kali, yaitu tiupan (pertama) yang menyebabkan kematian dan tiupan (ke dua) yang menyebabkan dibangkitkannya seluruh manusia dari kubur. Semoga Allah Taala memudahkan kami untuk menyusun tulisan tersendiri dalam masalah ini. Artikel Muslim.Or.Id
|
Adzab kubur yang dirasakan penghuni kubur ada dua macam, yaitu adzab kubur yang terusmenerus sampai hari kiamat dan adzab kubur yang bersifat sementara. Di antara dalil yang menunjukkan adanya adzab kubur secara terusmenerus sampai hari kiamat adalah firman Allah Taala, 45 46 Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Firaun beserta kaumnya dikepung oleh adzab yang amat buruk. Kepada mereka ditampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat, dikatakan kepada malaikat, Masukkanlah Firaun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras. Fakhruddin ArRazi AsySyafii rahimahullah dalam kitab tafsirnya berkata, 62 Demikian juga, disebutkannya kata pagi dan petang tidaklah menghalangi bahwa yang dimaksud adalah ungkapan atas adzab kubur yang berlangsung terusmenerus, sebagaimana firman Allah Taala, Bagi mereka rizkinya di surga itu tiaptiap pagi dan petang. Adapun dalil dari AsSunnah adalah hadits yang diriwayatkan dari Samrah bin Jundab tentang mimpi Nabi shallallahu alaihi wa sallam dalam sebuah hadits yang panjang, di dalamnya diceritakan, Adapun orang yang kamu lihat mulutnya ditusuk dengan besi adalah orang yang suka berdusta dan bila berkata selalu berbohong, maka dia dibawa hingga sampai ke ufuq lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. Adapun orang yang kamu lihat kepalanya dipecahkan adalah seorang yang telah diajarkan Al Quran oleh Allah lalu dia tidur pada suatu malam namun tidak melaksanakan Al Quran pada siang harinya, lalu dia diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat HR. Juga berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasululllah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Ketika seorang lelaki berjalan dengan menggunakan jubahnya, dan berjalan dengan rasa sombong dengan rambutnya yang disisir, lalu ia ditelan oleh bumi, dan ia akan tetap berguncangguncang di dalam perut bumi hingga datang hari kiamat. Berdasarkan dalildalil di atas, maka orangorang kafir tidaklah berhenti untuk diadzab kubur sampai hari kiamat. Hal ini berdasarkan firman Allah Taala, 51 52 Dan ditiuplah sangkalala yang ke dua, maka tibatiba mereka keluar dengan segera dari kuburnya menuju kepada Tuhan mereka. Mereka berkata, Aduhai celakalah kami Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami kubur Inilah yang dijanjikan Tuhan yang Maha Pemurah dan benarlah rasulrasulNya. Di dalam Tafsir Jalalain dijelaskan, Karena mereka orangorang kafir, pen. tidur di antara dua tiupan sangkakala, yaitu mereka tidak diadzab. Qatadah berkata,Yaitu ketika di antara dua tiupan sangkakala. Hal ini mungkin disebabkan karena kecilnya dosa yang dilakukan, sehingga mendapatkan adzab sesuai dengan kadar dosanya tersebut, atau mungkin juga disebabkan karena adanya doa, istighfar, sedekah, atau sebabsebab yang lainnya. Di antara dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma, beliau menceritakan, Nabi shallallahu alaihi wa sallam melewati dua makam, kemudian berkata,Sesungguhnya mereka sedang diadzab. Tidaklah mereka diadzab karena perkara yang besar menurut pandangan mereka, pen Adapun salah satunya, dia tidak melindungi diri dari air kencing. Sedangkan yang lain, dia suka berbuat namimah adu domba. Kemudian beliau mengambil pelepah kurma basah, dan membelahnya secara vertikal, pen. dan menancapkan setiap belahan ke masingmasing makam. Para sahabat berkata,Wahai Rasulullah, mengapa Engkau melakukan hal ini Rasulullah bersabda,Semoga mereka diringankan adzabnya, selama pelepah kurma ini belum mengering. Selesai disusun di malam hari, 8 Rabiul Akhir 1436 Yang selalu membutuhkan ampunan Rabbnya, Penulis M. Saifudin Hakim Catatan kaki 1 Menurut pendapat yang lebih tepat, tiupan sangkakala pada hari kiamat berlangsung dua kali, yaitu tiupan pertama yang menyebabkan kematian dan tiupan ke dua yang menyebabkan dibangkitkannya seluruh manusia dari kubur. Semoga Allah Taala memudahkan kami untuk menyusun tulisan tersendiri dalam masalah ini.
|
Hakikat Ajaran Syiah (4)
|
https://konsultasisyariah.com/9800-hakikat-ajaran-syiah-4.html
|
Perkataan ulama Islam mengenai Syiah, bagaimana pandangan mereka tentang kelompok Syiah hah. 1. ‘Alqamah bin Qais An-Nakha’i rahimahullah (Tokoh Tabi’in, w.62 H) “ : ” Dari Alqamah, ia berkata, “Sungguh Syiah ini telah berlebih-lebihan terhadap Ali radhiallahu ‘anhu sebagaimana berlebih-lebihannya Nashara terhadap ‘Isa bin Maryam.” (Diriwayatkan Abdullah bin Ahmad bin Hanbal dalam As-Sunnah no. 1115 dan Al-Harbiy dalam Ghariibul-Hadiits, 2:581, shahih). 2. Az-Zuhriy rahimahullah : ” “ : Dari Az-Zuhri, ia berkata, “Aku tidak pernah melihat satu kaum yang lebih menyerupai Nashara daripada kelompok Saba’iyyah.” Ahmad bin Yunus berkata, “Mereka itu adalah hah (Syiah).” (Diriwayatkan oleh Al-Ajurri dalam Asy-Syari’ah, 3:567 no.2083, shahih). 3. Imam Maalik bin Anas rahimahullah : : : : : : : Abu Bakr Al-Marwadzi telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, Aku bertanya kepada Abu ‘Abdillah tentang orang yang mencaci-maki Abu Bakar, Umar, dan Aaisyah? Maka ia menjawab, “Aku tidak berpendapat ia di atas agama Islam.” Al-Marwadzi berkata, Dan aku juga mendengar Abu Abdillah berkata, Malik (bin Anas) mengatakan, “Orang yang mencaci-maki para sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka ia tidak mempunyai bagian (dalam Islam).” –atau ia berkata, “Bagian dalam Islam.” (Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no.783; shahih sampai Ahmad bin Hanbal). 4. Imam Syaafi’i rahimahullah : : Harmalah bin Yahya mengabarkan kepadaku, ia berkata, “Aku mendengar Asy-Syaafi’i berkata, ‘Aku tidak pernah melihat seorang pun dari pengikut hawa nafsu yang aku saksikan kedustaannya daripada hah (Syiah)’.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Haatim dalam Adab Asy-Syafi’i, Hal. 144, hasan) : : : …. Dari Al-Buwaithiy ia berkata, “Aku bertanya kepada Asy-Syafi’iy, Apakah aku boleh shalat di belakang seorang hi (pengikut Syiah)?” Beliau menjawab, “Janganlah engkau shalat di belakang seorang hi, Qadariy, dan Murji’i.” (Siyaru A’lam An-Nubala’, 10:31). 5. Ahmad bin Hanbal rahimahullah : : Abu Abdillah (Imam Ahmad) berkata, “Barangsiapa yang mencaci-maki (sahabat pen.), aku khawatir ia akan tertimpa kekafiran seperti hah”. Kemudian ia melanjutkan, “Barangsiapa yang mencaci-maki para sahabat Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka kami tidak percaya ia aman dari bahaya kemurtadan.” (Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no.784, shahih). : : Abdusshamad mengatakan, “Aku pernah bertanya kepada Ahmad bin Hanbal tentang tetanggaku li (seorang Syiah) yang mengucapkan salam kepadaku, apakah perlu aku jawab?” Ia menjawab: ak.” (Diriwayatkan oleh Al-Khallaal dalam As-Sunnah no.787; hasan). 6. Imam Bukhari rahimahullah berkata, “Sama saja bagiku shalat di belakang Jahmiy dan hi, atau aku shalat di belakang Yahudi dan Nashrani. Jangan memberikan salam kepada mereka, jangan dijenguk (apabila mereka sakit), jangan dinikahi, jangan disaksikan (jenazah mereka), dan jangan dimakan sembelihan mereka.” (Khalqu Af’alil-‘Ibad, 1:39-40). 7. Al-Qadhi ‘Iyadh rahimahullahu berkata, “Dan begitu pula kami memastikan kafirnya ghullat hah (orang-orang Syiah yang sudah sangat fanatik dengan ajarannya pen.) tentang perkataan mereka bahwasannya para imam lebih utama dari para Nabi.” (Asy-Syifa bi-Ahwalil-Mushthafa, 2:174). 8. Ibnu Hazm Al-Andalusi rahimahullah berkata, ( ) .. “Adapun perkataan mereka (yaitu Nashara) atas klaim hah tentang perubahan Alquran (maka ini tidak teranggap), karena hah bukan termasuk kaum muslimin. Syiah adalah kelompok yang muncul pertama kali 25 tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam…. hah adalah kelompok berjalan mengikuti jalan orang Yahudi dan Nashara dalam dusta dan kekufuran.” (Al-Fishal fil-Milal wan-Nihal, 2:213). Syiah hah sering menggunakan dalih mencintai ahlul bait untuk menutupi hakikat busuk ah mereka dan untuk menipu umat. Kecintaan mereka itu palsu. Kecintaan yang tidak hai oleh ahlul bait sendiri. Ahlul bait berlepas diri dari mereka, dan mereka pun berlepas diri dari ahlul bait. : Dari Ali bin Al-Husain –dan ia adalah seutama-utama keturunan Bani Hasyim yang aku (perawi) temui– berkata, “Wahai sekalian manusia (dalam riwayat lain “wahai penduduk Irak” atau “Wahai penduduk Kufah”), cintailah kami dengan kecintaan Islam. Kecintaan kalian kepada kami senantiasa ada hingga kemudian malah menjadi aib bagi kami.” (Ath-Thabaqaat, 5:110, shahih[16]). : : Dari Fudlail bin Marzuuq, ia berkata, “Aku mendengar Ibraahiim bin Al-Hasan bin Al-Hasan, saudara ‘Abdullah bin Al-Hasan, berkata, ‘Sungguh, demi Allah, hah (Syiah) telah keluar ak taat) terhadap kami (ahlul bait) sebagaimana Al-Haruriyyah telah keluar ak taat) terhadap Ali bin Abi Thalib.” (Diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dalam Fadlailush-Shahabah, no.36, hasan). Ibraahiim bin Al-Hasan bin Al-Hasan adalah anggota ahlul bait dari jalur Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhu. Ibnu Hibban berkata, “Ia termasuk di antara pemimpin penduduk Madinah, dan ahlul bait yang mulia/agung.” (Masyahir ‘Ulama Al-Amshar, Hal.155 no. 995). Ya, kecintaan Syiah terhadap ahlul bait telah menjadi aib bagi kemuliaan ahlul bait. Mereka telah melakukan banyak kedustaan atas nama ahlul bait untuk merusak ah Islam dari dalam. Wallaahul-musta’an. Ditulis oleh Ustadz Abul Jauza’ (Dengan perubahan bahasa oleh tim Konsultasi Syariah) Artikel 1.Pandangan Kelompok pada Hari Asyuro. 2. Peringatan Kematian Imam Husein oleh Syiah. 3. Kisah Nikah Mut’ah. 4. Nikah Mut’ah Menurut Syiah. 5. Kerusakan Nikah Mut’ah. 6. Media Pembela Ajaran Syiah. 7. Hakikat Ajaran Syiah (1). 8. Hakikat Ajaran Syiah (2).
|
Perkataan ulama Islam mengenai Syiah, bagaimana pandangan mereka tentang kelompok Syiah hah. Alqamah bin Qais AnNakhai rahimahullah Tokoh Tabiin, w.62 H Dari Alqamah, ia berkata, Sungguh Syiah ini telah berlebihlebihan terhadap Ali radhiallahu anhu sebagaimana berlebihlebihannya Nashara terhadap Isa bin Maryam. AzZuhriy rahimahullah Dari AzZuhri, ia berkata, Aku tidak pernah melihat satu kaum yang lebih menyerupai Nashara daripada kelompok Sabaiyyah. Ahmad bin Yunus berkata, Mereka itu adalah hah Syiah. AlMarwadzi berkata, Dan aku juga mendengar Abu Abdillah berkata, Malik bin Anas mengatakan, Orang yang mencacimaki para sahabat Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, maka ia tidak mempunyai bagian dalam Islam. Diriwayatkan oleh AlKhallaal dalam AsSunnah no.783 shahih sampai Ahmad bin Hanbal. Dari AlBuwaithiy ia berkata, Aku bertanya kepada AsySyafiiy, Apakah aku boleh shalat di belakang seorang hi pengikut Syiah Beliau menjawab, Janganlah engkau shalat di belakang seorang hi, Qadariy, dan Murjii. aku khawatir ia akan tertimpa kekafiran seperti hah. Kemudian ia melanjutkan, Barangsiapa yang mencacimaki para sahabat Nabi shallallaahu alaihi wa sallam, maka kami tidak percaya ia aman dari bahaya kemurtadan. Abdusshamad mengatakan, Aku pernah bertanya kepada Ahmad bin Hanbal tentang tetanggaku li seorang Syiah yang mengucapkan salam kepadaku, apakah perlu aku jawab Ia menjawab ak. Imam Bukhari rahimahullah berkata, Sama saja bagiku shalat di belakang Jahmiy dan hi, atau aku shalat di belakang Yahudi dan Nashrani. Jangan memberikan salam kepada mereka, jangan dijenguk apabila mereka sakit, jangan dinikahi, jangan disaksikan jenazah mereka, dan jangan dimakan sembelihan mereka. AlQadhi Iyadh rahimahullahu berkata, Dan begitu pula kami memastikan kafirnya ghullat hah orangorang Syiah yang sudah sangat fanatik dengan ajarannya pen. tentang perkataan mereka bahwasannya para imam lebih utama dari para Nabi. Ibnu Hazm AlAndalusi rahimahullah berkata, Adapun perkataan mereka yaitu Nashara atas klaim hah tentang perubahan Alquran maka ini tidak teranggap, karena hah bukan termasuk kaum muslimin. Syiah adalah kelompok yang muncul pertama kali 25 tahun setelah wafatnya Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. hah adalah kelompok berjalan mengikuti jalan orang Yahudi dan Nashara dalam dusta dan kekufuran. Kecintaan yang tidak hai oleh ahlul bait sendiri. Dari Ali bin AlHusain dan ia adalah seutamautama keturunan Bani Hasyim yang aku perawi temui berkata, Wahai sekalian manusia dalam riwayat lain wahai penduduk Irak atau Wahai penduduk Kufah, cintailah kami dengan kecintaan Islam. Kecintaan kalian kepada kami senantiasa ada hingga kemudian malah menjadi aib bagi kami. Diriwayatkan oleh AdDaruquthni dalam FadlailushShahabah, no.36, hasan. Ibraahiim bin AlHasan bin AlHasan adalah anggota ahlul bait dari jalur AlHasan bin Ali bin Abi Thalib radhiallahu anhu. Ibnu Hibban berkata, Ia termasuk di antara pemimpin penduduk Madinah, dan ahlul bait yang muliaagung. Mereka telah melakukan banyak kedustaan atas nama ahlul bait untuk merusak ah Islam dari dalam. Ditulis oleh Ustadz Abul Jauza Dengan perubahan bahasa oleh tim Konsultasi Syariah Artikel 1.Pandangan Kelompok pada Hari Asyuro. Peringatan Kematian Imam Husein oleh Syiah.
|
Hukum Menyembelih Hewan Kurban pada Malam Hari
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ibadah/hukum-menyembelih-hewan-kurban-pada-malam-hari/
|
Pada umumnya, penyembelihan hewan kurban dilakukan pada siang hari di hari Idul Adha dan hari-hari Tasyriq. Namun karena beberapa hal, kadang hewan kurban terpaksa disembelih pada malam hari. Lantas bagaimana hukum menyembelih hewan kurban pada malam hari. Ada dua pendapat ulama terkait menyembelih hewan kurban pada malam hari tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah. Imam Syafii dan kebanyakan ulama mengatakan, bahwa menyembelih hewan kurban pada malam hari hukumnya sah, hanya saja makruh. Artinya, meskipun hewan kurban yang disembelih pada malam hari hukumnya sah, namun sebaiknya tidak dilakukan. Hal ini agar pengurusan hewan kurban mudah dilakukan, mulai dari penyembelihan, pemotongan dan pembagian daging hewan kurban. Juga agar bisa dihadiri banyak orang dan mudah membagikan daging hewan kurban kepada orang yang membutuhkan. Pendapat Imam Syafii ini juga disetujui oleh ulama lain, seperti Abu Tsaur, Ishaq, Ibnu Hazm dan lainnya. Mereka mengatakan bahwa malam hari juga bisa digunakan untuk sembelihan hewan kurban, hanya saja jika tidak ada hajat seperti tidak cukup waktu di siang hari, sebaiknya binatang kurban disembelih di waktu siang. Sementara itu, menurut pendapat Imam Ahmad dan Imam Malik, tidak boleh menyembelih hewan kurban di waktu malam hari. Jika hewan kurban disembelih pada malam hari, maka hukumnya tidak sah. Salah satu hujah yang dijadikan dasar ketidakbolehan menyembelih hewan kurban pada malam hari adalah karena malam hari bukan waktu menyembelih hewan kurban. Waktu seembelih hewan kurban adalah siang hari, sehingga jika disembelih malam hari maka hukumnya tidak sah. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Alhajj 28; Mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang diketahui atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Dalam ayat di atas, Allah menyebut ayyam yang berarti siang, bukan layali atau malam. Dengan demikian, siang hari adalah waktu sembelihan hewan kurban, bukan malam hari. Imam Alqurthubi menyebutkan penafsiran ayat di atas di dalam kitbanya Tafsirul Qurthubi; Mereka berkata; Allah menyebut ayyam (siang) bukan layali (malam), sehingga waktu siang adalah waktu menyembelih bukan waktu malam.
|
Pada umumnya, penyembelihan hewan kurban dilakukan pada siang hari di hari Idul Adha dan harihari Tasyriq. Namun karena beberapa hal, kadang hewan kurban terpaksa disembelih pada malam hari. Lantas bagaimana hukum menyembelih hewan kurban pada malam hari. Ada dua pendapat ulama terkait menyembelih hewan kurban pada malam hari tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah. Imam Syafii dan kebanyakan ulama mengatakan, bahwa menyembelih hewan kurban pada malam hari hukumnya sah, hanya saja makruh. Artinya, meskipun hewan kurban yang disembelih pada malam hari hukumnya sah, namun sebaiknya tidak dilakukan. Hal ini agar pengurusan hewan kurban mudah dilakukan, mulai dari penyembelihan, pemotongan dan pembagian daging hewan kurban. Juga agar bisa dihadiri banyak orang dan mudah membagikan daging hewan kurban kepada orang yang membutuhkan. Pendapat Imam Syafii ini juga disetujui oleh ulama lain, seperti Abu Tsaur, Ishaq, Ibnu Hazm dan lainnya. Mereka mengatakan bahwa malam hari juga bisa digunakan untuk sembelihan hewan kurban, hanya saja jika tidak ada hajat seperti tidak cukup waktu di siang hari, sebaiknya binatang kurban disembelih di waktu siang. Sementara itu, menurut pendapat Imam Ahmad dan Imam Malik, tidak boleh menyembelih hewan kurban di waktu malam hari. Jika hewan kurban disembelih pada malam hari, maka hukumnya tidak sah. Salah satu hujah yang dijadikan dasar ketidakbolehan menyembelih hewan kurban pada malam hari adalah karena malam hari bukan waktu menyembelih hewan kurban. Waktu seembelih hewan kurban adalah siang hari, sehingga jika disembelih malam hari maka hukumnya tidak sah. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Alhajj 28 Mereka menyebut nama Allah pada harihari yang diketahui atas rezeki yang dikaruniakan Allah kepada mereka berupa hewan ternak. Dalam ayat di atas, Allah menyebut ayyam yang berarti siang, bukan layali atau malam. Dengan demikian, siang hari adalah waktu sembelihan hewan kurban, bukan malam hari. Imam Alqurthubi menyebutkan penafsiran ayat di atas di dalam kitbanya Tafsirul Qurthubi Mereka berkata Allah menyebut ayyam siang bukan layali malam, sehingga waktu siang adalah waktu menyembelih bukan waktu malam.
|
eBook Syarah kitab tauhid ASWAJA : Al-Aqa’id Ad-Diniyyah
|
https://www.piss-ktb.com/2012/02/ebook-syarah-kitab-tauhid-aswaja-al.html
|
eBook Download (4 MB) MUKADIMAH KITAB AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh: Hasan Husen Assagaf Syarah kitab : Al-Aqaid Ad-Diniyyah Karya: Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf Al-Alawi Al-Husaini Al-Syafii Al-Asyari ISBN NO. 978-979-99462-4-9 Dengan nama Allah yang Pengasih lagi Penyayang. Segala puji bagi Allah yang wujud-Nya disaksikan oleh makhluk, Keesaan-Nya dituturkan oleh langit dan bumi, mengetahui segala yang terkandung dalam hati, melihat semua yang tersembunyi, Maha Suci Allah dari segala yang menyerupai, membantu, dan mendampingi, tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Shalat dan salam tercurah kepada penuntup para rasul dan nabi, yang diutus sebagai rahmat bagi alam semesta, sayyidinah Muhammad saw, keluarganya perahu penyelamat, dan sahabatnya yang berbakti. Berilah salam, Ya Allah, atas mereka sebanyak banyaknya salam. SYARAH Saudaraku yang dicintai Allah! Setiap mukadimah khuthbah atau kitab pasti diawali dengan ucapan puji dan dan syukur kepada Allah, kemudan setelah itu ucapan shalawat dan salam kepada Rasulallah saw, keluaraga dan para sahabat beliau. Sekarang timbul pertanyaan kenapa kita perlu mengucapkan sealawat kepada Nabi saw sedangkan beliau adalah orang termulia, tersuci, dan terpilih di muka bumi dan dijamain masuk surga? Tentu jawaban yang tepat karena shalawat merupakan ajuran yang dianjurkan Allah kepada hamba-Nya setelah Allah menganjurkan terlebih dahulu kepada diri-Nya sendiri dan para malaikat untuk berselawat kepada Nabi saw. Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (al-Ahzab, 56). Kalau Allah dan malaikat bershalawat kepada Nabi saw, maka sudah selayaknya kita sebagai umatnya untuk bershalawat pula kepada beliau. Sholat dalam bahasa artinya doa. Jadi shalawat kepada Nabi saw, keluarga dan sahabat beliau berarti medoakan mereka agar Allah senantiasa memberikan rahmat dan salam Nya kepada mereka yang tidak terputus putus. Bahkan bershalawat kepada Nabi saw dan keluarga beliau merupakan hal yang wajib dilakukukan dalam setiap sholat. Tidak sah sholat seseorang tanpa bershalawat kepada Nabi saw dan keluarganya. Di lain fihak ada lagi yang mengatakan bahwa shalawat kepada Nabi saw berarti kita sedang menyambung hubungan atau ikatan cinta dengan beliau. Semakin banyak kita bershalawat kepada Nabi saw semakin kuat hubungan dan ikatan cinta kita kepada beliau, dan semakin banyak pula rahmat dan barokah dari Allah akan turun kepada kita. Maka dari itu kita diajurkan disaat bershalawat jangan hanya sekedar mengucapkan, tapi kita harus tanamkan di diri kita hubungan pendekatan kecintaan kita kepada Nabi saw agar berkat shalawat semua keinginan kita bisa dikabulkan. Begitu pula jika kita ingin mengadakan hubungan dengan Allah, harus dengan shalawat. Yang dimaksudkan disini bukan membaca shalawat kepada Allah tapi melakukan shalawat atau mendirikan shalat shalat yang diwajibkan dan yang disunahkan. Semakin banyak kita shalat, semakin kuat hubungan dan ikatan kita dengan Allah dan semakin banyak rahmat dan berkat turun dari Allah. Sholat atau doa kita akan didengar. Karena dalam shalat berarti kita berada dalam posisi berhadapan muka secara langsung dan berbicara dengan Allah. Sudah barang tentu dalam mengucapkan shalawat kepada Nabi saw harus disertai pula dengan bershalawat kepada keluarga dan para sahabatnya. Yang dimaksud keluarganya adalah mereka yang mempunyai tali hubungan karabat dengan beliau. Dan sahabat Nabi saw adalah orang-orang yang pernah melihat Nabi saw, beriman dengan ajaran yang dibawa Nabi saw dan wafat tetap dalam keadaan keimanan. Sahabat Nabi saw adalah orang-orang yang mencintai dan dicintai Nabi saw, orang orang mulia, patuh mengikuti jejak Nabi saw dan taat dengan segala perintahnya. Mereka tidak mashum. Mereka adalah manusia manusia yang tidak terlepas dari kesalahan dan perbuatan dosa. Namun mereka adalah orang-orang yang memiliki keimanan yang kokoh, rela mengorbankan harta dan nyawa demi agama, taat beribadah kepada Allah dengan setulus hati. Bahkan diantara mereka ada yang dijamain masuk surga yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Zubair bin Awwam, Thalhah, Abdurahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Said bin Zed ra. Karena jasa jasa mereka yang begitu besar, Allah telah memberikan ridha-Nya kepada mereka dan menjanjikan balasan surga di akhirat. Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar. (al-Taubah : 100). Kalau Allah telah memberi Ridho-Nya kepada para sahabat, maka sudah seharusnya kita sebagai muslim menghormati mereka dan mendoakan mereka, bukan menyalahkan mereka apalagi melaknat dan mengkafirkan mereka (al-iyadhu billah). sumber : www.hasanassaggaf.wordpress.com
|
eBook Download 4 MB MUKADIMAH KITAB AKIDAH MENURUT AJARAN NABI Oleh Hasan Husen Assagaf Syarah kitab AlAqaid AdDiniyyah Karya Habib Abdurahman bin Saggaf Assagaf AlAlawi AlHusaini AlSyafii AlAsyari ISBN NO. 9789799946249 Dengan nama Allah yang Pengasih lagi Penyayang. Segala puji bagi Allah yang wujudNya disaksikan oleh makhluk, KeesaanNya dituturkan oleh langit dan bumi, mengetahui segala yang terkandung dalam hati, melihat semua yang tersembunyi, Maha Suci Allah dari segala yang menyerupai, membantu, dan mendampingi, tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Berilah salam, Ya Allah, atas mereka sebanyak banyaknya salam. SYARAH Saudaraku yang dicintai Allah Setiap mukadimah khuthbah atau kitab pasti diawali dengan ucapan puji dan dan syukur kepada Allah, kemudan setelah itu ucapan shalawat dan salam kepada Rasulallah saw, keluaraga dan para sahabat beliau. Sekarang timbul pertanyaan kenapa kita perlu mengucapkan sealawat kepada Nabi saw sedangkan beliau adalah orang termulia, tersuci, dan terpilih di muka bumi dan dijamain masuk surga Tentu jawaban yang tepat karena shalawat merupakan ajuran yang dianjurkan Allah kepada hambaNya setelah Allah menganjurkan terlebih dahulu kepada diriNya sendiri dan para malaikat untuk berselawat kepada Nabi saw. Sesungguhnya Allah dan malaikatmalaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orangorang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. Jadi shalawat kepada Nabi saw, keluarga dan sahabat beliau berarti medoakan mereka agar Allah senantiasa memberikan rahmat dan salam Nya kepada mereka yang tidak terputus putus. Bahkan bershalawat kepada Nabi saw dan keluarga beliau merupakan hal yang wajib dilakukukan dalam setiap sholat. Di lain fihak ada lagi yang mengatakan bahwa shalawat kepada Nabi saw berarti kita sedang menyambung hubungan atau ikatan cinta dengan beliau. Begitu pula jika kita ingin mengadakan hubungan dengan Allah, harus dengan shalawat. Yang dimaksudkan disini bukan membaca shalawat kepada Allah tapi melakukan shalawat atau mendirikan shalat shalat yang diwajibkan dan yang disunahkan. Semakin banyak kita shalat, semakin kuat hubungan dan ikatan kita dengan Allah dan semakin banyak rahmat dan berkat turun dari Allah. Karena dalam shalat berarti kita berada dalam posisi berhadapan muka secara langsung dan berbicara dengan Allah. Yang dimaksud keluarganya adalah mereka yang mempunyai tali hubungan karabat dengan beliau. Dan sahabat Nabi saw adalah orangorang yang pernah melihat Nabi saw, beriman dengan ajaran yang dibawa Nabi saw dan wafat tetap dalam keadaan keimanan. Mereka adalah manusia manusia yang tidak terlepas dari kesalahan dan perbuatan dosa. Namun mereka adalah orangorang yang memiliki keimanan yang kokoh, rela mengorbankan harta dan nyawa demi agama, taat beribadah kepada Allah dengan setulus hati. Bahkan diantara mereka ada yang dijamain masuk surga yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Zubair bin Awwam, Thalhah, Abdurahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqash, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan Said bin Zed ra. Karena jasa jasa mereka yang begitu besar, Allah telah memberikan ridhaNya kepada mereka dan menjanjikan balasan surga di akhirat. Kalau Allah telah memberi RidhoNya kepada para sahabat, maka sudah seharusnya kita sebagai muslim menghormati mereka dan mendoakan mereka, bukan menyalahkan mereka apalagi melaknat dan mengkafirkan mereka aliyadhu billah.
|
Istri Mempengaruhi Suami dalam Mencari Rezeki
|
https://rumaysho.com/8888-istri-mempengaruhi-suami-dalam-mencari-rezeki.html
|
Seorang wanita yaitu istri sangat berpengaruh terhadap cara suami dalam mencari rezeki.Seorang wanita yang tidak bersyukur dengan rezeki yang diberikan suaminya dan selalu menuntut lebih, bisa membuat seorang suami melakukan perbuatan yang tidak terpuji dalam melakukan pekerjaannya, tanpa peduli apakah harta itu hasil korupsi, menipu, uang riba, dan lain sebagainya demi memenuhi tuntutan istrinya. Atau bahkan rela berbohong, berhutang banyak demi memenuhi tuntutan istrinya.Demikianlah kenapa sampai disebut wanita itu sebagai fitnah. Maksudnya yang membuat suami bisa durhaka dan berbuat maksiat. Al Quran jika memperingatkan, Hai orang-orang mumin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka. (QS. Ath Thaghabun: 14).Mujahid berkata dengan ayat di atas, Wanita (istri) dapat mengantarkan suami untuk memutus hubungan kerabat, berbuat maksiat pada Allah. Karena begitu cintanya sampai suami tetap menurutinya. (Tafsir Al Quran Al Azhim, 7: 292).Ibnu Katsir berkata bahwa istri dan anak dapat melalaikan seseorang dari beramal shalih. Maka waspadalah. Ibnu Zaid berkata, Waspadalah jangan sampai agama kalian rusak. (Idem)Seperti itulah wanita yang kufur pada suami menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa. Itu mengapa banyak wanita yang diancam masuk neraka. Sebagaimana disebutkan dalam hadits, . : : . : : : Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita. Mereka bertanya, Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah? Beliau menjawab, Disebabkan kekufuran mereka. Ada yang bertanya kepada beliau, Apakah para wanita itu kufur kepada Allah? Beliau menjawab, (Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu. (HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907). Baca tentang Kenapa Wanita Banyak Masuk Neraka?Semoga Allah menjadikan kita sebagai istri yang shalihah yang selalu mensyukuri kebaikan-kebaikan suami serta menjadi pendorong bagi suami untuk berbuat kebaikan.—Dirangkai oleh Ummu Rumaysho dan Abu Rumaysho, 28 Dzulqodah 1435 H di Panggang, GunungkidulIkuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter @RumayshoCom, Instagram RumayshoCom—Milikilah buku karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang membahas qurban dan aqiqah secara lengkap dengan judul Panduan Qurban dan Aqiqah. Harga Rp.23.000,-, terbitan Pustaka Muslim Yogyakarta. Lihat infonya di sini.Segera pesan via sms +62 852 00 171 222 atau BB 27EACDF5 atau WA +62 8222 604 2114. Kirim format pesan: buku qurban#nama pemesan#alamat#no HP#jumlah buku.
|
Seorang wanita yaitu istri sangat berpengaruh terhadap cara suami dalam mencari rezeki. Seorang wanita yang tidak bersyukur dengan rezeki yang diberikan suaminya dan selalu menuntut lebih, bisa membuat seorang suami melakukan perbuatan yang tidak terpuji dalam melakukan pekerjaannya, tanpa peduli apakah harta itu hasil korupsi, menipu, uang riba, dan lain sebagainya demi memenuhi tuntutan istrinya. Demikianlah kenapa sampai disebut wanita itu sebagai fitnah. Maksudnya yang membuat suami bisa durhaka dan berbuat maksiat. Al Quran jika memperingatkan, Hai orangorang mumin, sesungguhnya di antara isteriisterimu dan anakanakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhatihatilah kamu terhadap mereka. Ath Thaghabun 14.Mujahid berkata dengan ayat di atas, Wanita istri dapat mengantarkan suami untuk memutus hubungan kerabat, berbuat maksiat pada Allah. Karena begitu cintanya sampai suami tetap menurutinya. Ibnu Zaid berkata, Waspadalah jangan sampai agama kalian rusak. Itu mengapa banyak wanita yang diancam masuk neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita. Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu yang tidak berkenan di hatinya niscaya ia akan berkata, Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu. Dirangkai oleh Ummu Rumaysho dan Abu Rumaysho, 28 Dzulqodah 1435 H di Panggang, GunungkidulIkuti status kami dengan memfollow FB Muhammad Abduh Tuasikal, Fans Page Mengenal Ajaran Islam Lebih Dekat, Twitter RumayshoCom, Instagram RumayshoComMilikilah buku karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal yang membahas qurban dan aqiqah secara lengkap dengan judul Panduan Qurban dan Aqiqah. Harga Rp.23.000,, terbitan Pustaka Muslim Yogyakarta. Segera pesan via sms 62 852 00 171 222 atau BB 27EACDF5 atau WA 62 8222 604 2114. Kirim format pesan buku qurbannama pemesanalamatno HPjumlah buku.
|
Bagaimana Cara Makan Kismis Sesuai Sunnah?
|
https://bimbinganislam.com/bagaimana-cara-makan-kismis-sesuai-sunnah/
|
Bagaimana Cara Makan Kismis Sesuai Sunnah? Para pembaca Bimbinganislam.com yang berakhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bagaimana cara makan kismis sesuai sunnah. selamat membaca. Pertanyaan : Semoga Ustadz dan keluarga selalu dalam Lindungan dan rahmat Allaah Taala.Aamiin yaa Robbal alamiin. Apa benar ada cara mengkonsumsi kismis sesuai sunnah seperti di bawah ini ? Dalam Islam untuk memakan kismis sebaiknya dengan cara sebagai berikut : 1. Menghadap kiblat 2. Baca bismillah dan bershalawat 3. Baca doa penerang hati 4. Selanjutnya masukkan kismis ke dalam mulut dan kemam, jangan dikunyah. 5. makan sebiji demi sebiji hingga habis 21 biji. Demikian adab makan kismis untuk mendapatkan hasil yang baik dan bisa menguatkan ingatan kita dan menguatkan hafalan kita. Jazaakallaahu khairan (Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T08 G-46) Jawaban : Alhamdulillh Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu Ayyuhal akhwat baarakallah fikunna. Dalam Islam untuk memakan kismis sebaiknya dengan cara sebagai berikut (kita jawab) : 1. Tidak ada dalil khusus, artinya bebas menghadap mana saja. 2. Membaca bismillah wajib menurut pendapat yang kuat. Dan tidak perlu membaca shalawat, karena Rasulullah menyuruh membaca tasmiyah (Bismillah) saja dan tidak besholawat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca Bismillah (dengan menyebut nama Allah). Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi (dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir -aku makan-) (HR. Abu Dawud, no. 3767, at-Tirmidzi, no. 1858, Dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Irwaa-ul Ghaliil, no. 1965. 3. Ya, yaitu Tasmiyah (Bismillah), Karena doa juga bagian dari dzikir dan dzikir menerangi hati. 4. Maka amalan ini (dikemam sampai 21 biji kismis) tidak ada dalil secara khusus dalam hal ini. Artinya bebas mau dikunyah atau dikemam dan jumlahnya bebas terserah dan tidak berlebihan melampaui batas. Wallahu alam, Wabillahit taufiq. Disusun oleh: Ustadz Fadly Gugul Selasa, 23 Muharram 1441 H / 24 September 2019 Ustadz Fadly Gugul Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafii Jember (ilmuhadits), Dewan konsultasi BimbinganIslam Untuk melihat artikel lengkapdariUstadz Fadly Gugul klik disini
|
Bagaimana Cara Makan Kismis Sesuai Sunnah Para pembaca Bimbinganislam.com yang berakhlaq mulia berikut kami sajikan tanya jawab, serta pembahasan tentang bagaimana cara makan kismis sesuai sunnah. selamat membaca. Pertanyaan Semoga Ustadz dan keluarga selalu dalam Lindungan dan rahmat Allaah Taala.Aamiin yaa Robbal alamiin. Apa benar ada cara mengkonsumsi kismis sesuai sunnah seperti di bawah ini Dalam Islam untuk memakan kismis sebaiknya dengan cara sebagai berikut 1. Menghadap kiblat 2. Baca bismillah dan bershalawat 3. Baca doa penerang hati 4. Selanjutnya masukkan kismis ke dalam mulut dan kemam, jangan dikunyah. 5. makan sebiji demi sebiji hingga habis 21 biji. Demikian adab makan kismis untuk mendapatkan hasil yang baik dan bisa menguatkan ingatan kita dan menguatkan hafalan kita. Jazaakallaahu khairan Disampaikan oleh Fulanah, Sahabat BiAS T08 G46 Jawaban Alhamdulillh Alhamdulillah, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah, wash shalaatu was salaamu alaa rasulillaah, Amma badu Ayyuhal akhwat baarakallah fikunna. Dalam Islam untuk memakan kismis sebaiknya dengan cara sebagai berikut kita jawab 1. Tidak ada dalil khusus, artinya bebas menghadap mana saja. 2. Membaca bismillah wajib menurut pendapat yang kuat. Dan tidak perlu membaca shalawat, karena Rasulullah menyuruh membaca tasmiyah Bismillah saja dan tidak besholawat. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca Bismillah dengan menyebut nama Allah. Jika ia lupa membacanya sebelum makan maka ucapkanlah Bismillaahi fii awwalihi wa aakhirihi dengan menyebut nama Allah pada awal dan akhir aku makan HR. Abu Dawud, no. 3767, atTirmidzi, no. 1858, Dishahihkan oleh Syaikh alAlbani dalam Irwaaul Ghaliil, no. 1965. 3. Ya, yaitu Tasmiyah Bismillah, Karena doa juga bagian dari dzikir dan dzikir menerangi hati. 4. Maka amalan ini dikemam sampai 21 biji kismis tidak ada dalil secara khusus dalam hal ini. Artinya bebas mau dikunyah atau dikemam dan jumlahnya bebas terserah dan tidak berlebihan melampaui batas. Wallahu alam, Wabillahit taufiq. Disusun oleh Ustadz Fadly Gugul Selasa, 23 Muharram 1441 H 24 September 2019 Ustadz Fadly Gugul Beliau adalah Alumni STDI Imam Syafii Jember ilmuhadits, Dewan konsultasi BimbinganIslam Untuk melihat artikel lengkapdariUstadz Fadly Gugul klik disini
|
Tiga “Kedustaan” Yang Dilakukan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, Apa Saja?
|
https://bimbinganislam.com/tiga-kedustaan-yang-dilakukan-nabi-ibrahim-alaihissalam-apa-saja/
|
Tiga Kedustaan Yang Dilakukan Nabi Ibrahim Alaihissalam, Apa Saja? Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tiga kedustaan yang dilakukan nabi Ibrahim alaihissalam, apa saja? Selamat membaca. Pertanyaan: Bismillh. Assalmualaikum ustadz. Semoga Allh selalu merahmati ustadz dan seluruh umat muslim. Ustadz apakah benar nabi Ibrhm pernah berbohong sebanyak 3 kali? Terutama ketika ditanya siapa yang menghancurkan berhala-berhala? Syukron wa jazkallhu khairan. (Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS) Jawaban: Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh Aamiin, terima kasih atas doa yang terlontar, semoga juga Allah selalu melindungi kita semua. Dari lafadz yang disebutkan dalam riwayat terkait hal itu, benar disebutkan dengan kata kebohongan, walaupun sebenarnya itu bukan kebohongan ataupun kalau itu dipaksakan dengan makna bohong, maka dalam konteks tersebut adalah kebohongan yang diperbolekan karena ada keadaan yang mengancam nyawa manusia untuk diselamatkan. Melihat kembali dari riwayat yang menyebutkan tiga Kedustaan Yang Dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam sebagaimana yang diceritakan di dalam riwayat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda: Nabi Ibrahim alaihi sallam tidak pernah sama sekali berdusta dalam hidupnya kecuali tiga kali. Adapun dustanya yang kedua kali adalah berkaitan dengan Dzatnya Allah Shubhanahu wa taalla, yaitu yang telah tercantum dalam firman Allah Taala: Kemudian ia berkata:sesungguhnya aku sakit. (QS. Ash-Shaffat: 89). Dan yang kedua, sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Taala: Ibrahim menjawab: Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara. (QS. Al-Anbiyaa: 63). Adapun yang terakhir adalah dustanya tentang Sarah (istrinya). Kisahnya, pada suatu ketika Ibrahim pernah mendatangi sebuah negeri yang dipimpin oleh raja yang fajir, dan beliau bersama istrinya Sarah, dia adalah seorang wanita yang sangat cantik. Maka Ibrahim mewanti istrinya: Sesungguhnya raja yang fajir ini, jika sampai mengetahui engkau adalah istriku, tentu ia akan mengambilmu dariku secara paksa. Oleh karena itu, apabila ia menanyakan kamu, kabarkan padanya bahwa kamu adalah saudaraku. Engkau adalah sudaraku se-Islam, karena saya tidak mengetahui ada di dalam negeri ini seorang muslim pun selain aku dan dirimu. Maka ketika mereka berdua telah memasuki kota, ada beberapa punggawa raja fajir yang melihatnya, dengan cepat ada yang segera melapor padanya, sungguh telah datang dinegerimu seorang perempuan yang sangat menawan, tidak layak dimiliki melainkan olehmu, kata orang tersebut. Sang raja langsung mengutus untuk mendatangkan Sarah ke hadapannya. Kemudian tidak berapa lama ia pun di bawa menghadap. Sedangkan di kejauhan sana, Ibrahim berdiri mengerjakan sholat. Tatkala Sarah memasuki istananya, sang raja tidak sabar lagi, maka dengan segera ia menjulurkan kedua tangannya untuk memeluknya. Namun tangannya terkunci dengan kuat, sehingga ia tidak sanggup untuk melepasnya. Lalu ia berkata padanya: Berdoalah kepada Allah Shubhanahu wa taalla, agar melepaskan kedua tanganku ini, saya berjanji tidak akan menyakitimu. Sarah menuruti kemauannya. Tatkala telah terlepas ia mengulurkan tangannya ingin memeluknya, akan tetapi, kedua tangan terkunci kembali, dan sekarang lebih keras dari yang pertama. Lalu ia meminta supaya didoakan agar dilepas kuncian tangannya oleh Allah Shubhanahu wa ta alla. Sarah pun melakukannya. Namun, ketika terlepas ia mengulangi kembali ingin memeluknya. Akan tetapi kedua tangannya kembali terkunci, bahkan lebih keras lagi dari yang sebelumnya. Ia lalu menyeru padanya: Doakanlah kepada Allah Shubhanahu wa ta alla, supaya melepaskan tanganku, demi Allah, saya berjanji tidak akan menyakitimu. Sarah lalu menuruti permintaannya, maka kedua tangannya terlepas. Kemudian sang raja memanggil orang yang membawa Sarah di hadapannya: Wahai kamu, apa yang kamu bawa ini, sesungguhnya engkau membawa setan padaku bukan seorang manusia! Bawa ia keluar dari negeriku dan berilah ia seorang budak Hajar. Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam kemudian melanjutkan: Kemudian Sarah berpaling darinya, berjalan meninggalkannya. Tatkala Ibrahim alaihi sallam melihatnya, ia segera menyudahi sholatnya lalu menyambut istrinya, dan menanyakan kabarnya: Apa yang terjadi? Baik, Allah Shubhanahu wa ta alla telah menahan untukku dari jamahan tangan orang fajir, dan ia memberi kita seorang pembantu. Berkata Abu Hurairah: Itulah ibu kalian wahai Bani air yang turun dari langit. (Hadits ini shahih, di keluarkan oleh Bukhari dan Muslim.) Namun bila diperhatikan dengan itu semua, Syekh bin Baz menjelaskan terkait penyebutan dusta yang dikatakan atau dinisbatkan nabi Ibrahim kepada dirinya sendiri, Syekh menyebutkan, (bahwa kalimat itu) adalah dari bentuk kesalehan /kerendahan hati Nabi Ibrahim alaihissholatu wasallam ketika menamakan itu sebuah dusta. Padahal yang ia maksudkan adalah ta`ridh ( kata kiasan untuk memalingkan sesuatu/ tauriyah, seakan dusta padahal yang dikatakan hakikatnya adalah benar). Beliau menyebutkannya dengan kedustaan (dengan menempatkan diri) dari apa yang terlihat pada mata manusia bahwa itu seolah sebuah kedustaan (padahal tidak, pent).. ( Sehingga, tetaplah kita tidak mengatakan bahwa nabi Ibrahim telah melakukan sebuah kedustaan, dengan melihat alasan beliau melakukan hal tersebut. Dan sesungguhnya apa yang dikatakan adalah benar, bila melihat dari sisi yang lain. Sehingga, tidak elok kita menyebut beliau berdusta atau dipergunakan seseorang untuk menghalalkan perbuatan dusta. Wallahu a`lam. Dijawab dengan ringkas oleh: Ustadz Mutashim, Lc. MA. Senin, 18 Dzulhijjah 1443 H/ 18 Juli 2022 M Ustadz Mutashim Lc., M.A. Dewan konsultasi BimbinganIslam (BIAS), alumus Universitas Islam Madinah kuliah Syariah dan MEDIU Untuk melihat artikel lengkap dari Ustadz Mutashim Lc., M.A. klik di sini
|
Tiga Kedustaan Yang Dilakukan Nabi Ibrahim Alaihissalam, Apa Saja Para pembaca Bimbinganislam.com yang memiliki akhlaq mulia berikut kami sajikan tiga kedustaan yang dilakukan nabi Ibrahim alaihissalam, apa saja Selamat membaca. Semoga Allh selalu merahmati ustadz dan seluruh umat muslim. Ustadz apakah benar nabi Ibrhm pernah berbohong sebanyak 3 kali Terutama ketika ditanya siapa yang menghancurkan berhalaberhala Syukron wa jazkallhu khairan. Ditanyakan oleh Santri Kuliah Islam Online Mahad BIAS Jawaban Waalaikumsalam warahmatullah wabarokatuh Aamiin, terima kasih atas doa yang terlontar, semoga juga Allah selalu melindungi kita semua. Dari lafadz yang disebutkan dalam riwayat terkait hal itu, benar disebutkan dengan kata kebohongan, walaupun sebenarnya itu bukan kebohongan ataupun kalau itu dipaksakan dengan makna bohong, maka dalam konteks tersebut adalah kebohongan yang diperbolekan karena ada keadaan yang mengancam nyawa manusia untuk diselamatkan. Melihat kembali dari riwayat yang menyebutkan tiga Kedustaan Yang Dilakukan oleh Nabi Ibrahim alaihissalam sebagaimana yang diceritakan di dalam riwayat Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah shallahu alaihi wasallam bersabda Nabi Ibrahim alaihi sallam tidak pernah sama sekali berdusta dalam hidupnya kecuali tiga kali. Dan yang kedua, sebagaimana yang tercantum dalam firman Allah Taala Ibrahim menjawab Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya, Maka tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara. Adapun yang terakhir adalah dustanya tentang Sarah istrinya. Maka Ibrahim mewanti istrinya Sesungguhnya raja yang fajir ini, jika sampai mengetahui engkau adalah istriku, tentu ia akan mengambilmu dariku secara paksa. Oleh karena itu, apabila ia menanyakan kamu, kabarkan padanya bahwa kamu adalah saudaraku. Maka ketika mereka berdua telah memasuki kota, ada beberapa punggawa raja fajir yang melihatnya, dengan cepat ada yang segera melapor padanya, sungguh telah datang dinegerimu seorang perempuan yang sangat menawan, tidak layak dimiliki melainkan olehmu, kata orang tersebut. Kemudian tidak berapa lama ia pun di bawa menghadap. Sedangkan di kejauhan sana, Ibrahim berdiri mengerjakan sholat. Tatkala Sarah memasuki istananya, sang raja tidak sabar lagi, maka dengan segera ia menjulurkan kedua tangannya untuk memeluknya. Lalu ia berkata padanya Berdoalah kepada Allah Shubhanahu wa taalla, agar melepaskan kedua tanganku ini, saya berjanji tidak akan menyakitimu. Akan tetapi kedua tangannya kembali terkunci, bahkan lebih keras lagi dari yang sebelumnya. Kemudian sang raja memanggil orang yang membawa Sarah di hadapannya Wahai kamu, apa yang kamu bawa ini, sesungguhnya engkau membawa setan padaku bukan seorang manusia Bawa ia keluar dari negeriku dan berilah ia seorang budak Hajar. Berkata Abu Hurairah Itulah ibu kalian wahai Bani air yang turun dari langit. Hadits ini shahih, di keluarkan oleh Bukhari dan Muslim. Namun bila diperhatikan dengan itu semua, Syekh bin Baz menjelaskan terkait penyebutan dusta yang dikatakan atau dinisbatkan nabi Ibrahim kepada dirinya sendiri, Syekh menyebutkan, bahwa kalimat itu adalah dari bentuk kesalehan kerendahan hati Nabi Ibrahim alaihissholatu wasallam ketika menamakan itu sebuah dusta. Padahal yang ia maksudkan adalah taridh kata kiasan untuk memalingkan sesuatu tauriyah, seakan dusta padahal yang dikatakan hakikatnya adalah benar. Dan sesungguhnya apa yang dikatakan adalah benar, bila melihat dari sisi yang lain. Sehingga, tidak elok kita menyebut beliau berdusta atau dipergunakan seseorang untuk menghalalkan perbuatan dusta. Dijawab dengan ringkas oleh Ustadz Mutashim, Lc. Senin, 18 Dzulhijjah 1443 H 18 Juli 2022 M Ustadz Mutashim Lc.,
|
3551. INILAH TATA CARA SHOLAT SUNNAT LIHIFDZIL QUR'AN
|
https://www.piss-ktb.com/2014/10/3551-fiqih-sholat-sholat-lihifdzil-quran.html
|
PERTANYAAN : Assalamu'alaikum. Gambaran hadis : Imam Ali Kwh datang dan mengadu ke Rasulullah SAW karena hafalannya sering hilang. Lalu Rasulullah SAW mengijazahkan salat yang dilakukan malam jumat 4 rekaat. Tiap rekaat baca : . . Satu surat saya lupa. Dst. TANYA : Hadits riwayat siapa? Statusnya? Namanya salat apa? [Muhammad Rizky Alfarizi]. JAWABAN : Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Sholat Li hifdhil qur'an dilakukan pada malam atau hari jum'at sebanyak empat roka'at, dimana roka'at pertama baca Fatihah + surat yaasiin, roka'at kedua baca Fatihah + surat Ad-dukhon, roka'at ketiga baca Fatihah+ surat As-sajdah, dan roka'at keempat baca Fatihah + surat Al-Mulk. Setelah uluk salam kemudian membaca membaca Hamdalah dan memujinya, kemudian membaca sholawat atas Nabi SAW, membaca istighfar 100 kali, kemudian berdo'a seperti tertulis di atas. Haditsnya dimuat dalam kitab Al-Mustadrok 'Alas Shohihaini. Menurut Imam Bukhori dan Imam Muslim kedudukan hadits ini shohih, namun beliau berdua tidak mentakhrijnya. Wallohu a'lam bis showab. [Ical Rizaldysantrialit, Mas Hamzah]. ( ) [ ] " " : " [ ] ". - kitab Al-Mustadrok 'Alas Shohihaini : 1231 - : : - - : - - : " " : : " ( ) : [ : 626 ] " . - - : - - : " " . . - kitab Hasiyah Sibromalisi alan Nihayah : ] : : . . . LINK DISKUSI : www.najaf.org/arabic/book/10/012.htm www.fb.com/groups/piss.ktb/835614843127992/
|
PERTANYAAN Assalamualaikum. Gambaran hadis Imam Ali Kwh datang dan mengadu ke Rasulullah SAW karena hafalannya sering hilang. Lalu Rasulullah SAW mengijazahkan salat yang dilakukan malam jumat 4 rekaat. Tiap rekaat baca . . Satu surat saya lupa. Dst. TANYA Hadits riwayat siapa Statusnya Namanya salat apa Muhammad Rizky Alfarizi. JAWABAN Wa alaikumus salaam warohmatulloh. Sholat Li hifdhil quran dilakukan pada malam atau hari jumat sebanyak empat rokaat, dimana rokaat pertama baca Fatihah surat yaasiin, rokaat kedua baca Fatihah surat Addukhon, rokaat ketiga baca Fatihah surat Assajdah, dan rokaat keempat baca Fatihah surat AlMulk. Setelah uluk salam kemudian membaca membaca Hamdalah dan memujinya, kemudian membaca sholawat atas Nabi SAW, membaca istighfar 100 kali, kemudian berdoa seperti tertulis di atas. Haditsnya dimuat dalam kitab AlMustadrok Alas Shohihaini. Menurut Imam Bukhori dan Imam Muslim kedudukan hadits ini shohih, namun beliau berdua tidak mentakhrijnya. Wallohu alam bis showab. Ical Rizaldysantrialit, Mas Hamzah. . kitab AlMustadrok Alas Shohihaini 1231 626 . . . kitab Hasiyah Sibromalisi alan Nihayah . . . LINK DISKUSI www.najaf.orgarabicbook10012.htm www.fb.comgroupspiss.ktb835614843127992
|
Doa saat Sulit Melunasi Utang Lengkap dengan Terjemah dan Transliterasinya
|
https://islam.nu.or.id/doa/doa-saat-sulit-melunasi-utang-lengkap-dengan-terjemah-dan-transliterasinya-CjWH0
|
Di antara urusan yang sering membebani hidup seseorang adalah masih adanya beban utang yang belum terlunasi. Baik utang kepada teman, saudara, atau rekan lainnya. Sampai kapan pun, selama utang belum terlunasi maka akan menjadi tanggung jawab orang yang berutang. Yang menjadi masalah adalah ketika kondisi memang belum memungkinkan untuk melunasi utang, dan orang yang menghutangi pun tidak merelakannya untuk digugurkan. Dalam kondisi seperti ini Imam Abdul Wahab As-Sya'rani memberi solusi. Ia mengatakan, bagi orang yang menyadari punya tanggungan utang dan kesalahan pribadi kepada orang lain, dan sulit meminta kerelaannya, maka sebagai solusi alternatif dapat melakukan amalan sebagai berikut. Pertama, setiap malam membaca surat Al-Ikhlash 12 kali, surat Al-Falaq dan surat An-Nas, secara penuh kekhusukan. Kedua, menghadiahkan pahalanya agar tercacat dalam buku catatan amal orang yang bersangkutan. Adapun cara menghadiahkan pahalanya disertai dengan shalawat dengan redaksi berikut: Allāhumma shalli wa sallim 'alā nabiyyika wa habibīka sayyidinā muhammad wa ālihī, wa atsibnī 'alā mā qara’tuhū, waj'lhu fi shahā’ifi man lahū 'alayya tabi‘atam min ‘ibādika mim mālin wa ‘irdhin. Artinya, “Ya Allah, kasihilah seiring dengan penghormatan dan selamatkanlah kepada Nabi-Mu dan kekasih-Mu, Sayyidina Muhammad beserta keluarganya; berilah aku pahala atas apa yang telah kubaca; dan jadikanlah pahala itu tercatat dalam lembar-lembar catatan amal orang yang aku punya tanggungan hak adami (utang atau lainnya) dari para hamba-Mu, utang harta maupun kesalahan pribadi lainnya.” Demikian amalan saat kesulitan melunasi utang dari Imam Abdul Wahab As-Syarani sebagaimana dikutip oleh Syekh Muhammad Al-Jurdani dalam Kitab Al-Jawahirul Lu'lu'iyah. (Muhammad bin Abdillah Al-Jurdani, Al-Jawahirul Lu'lu'iyah fi Syarhil Arba'inan Nawawiyah, [Beirut, Darul Kutub Al-'Ilmiyah: 2021], halaman 412). Amalan saat kesulitan melunasi utang sangat baik dibaca setiap malam dengan penuh kekhusukan. Meskipun belum mampu melunasi utang pada waktu semestinya, dengan mengamalkannya berarti seseorang telah menunjukkan itikad baik dan tanggung jawabnya. Harapan utamanya tentu agar segera diberi kelapangan rezeki oleh Allah swt untuk melunasi utang secepat-cepatnya. Wallahu a'lam. Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online
|
Di antara urusan yang sering membebani hidup seseorang adalah masih adanya beban utang yang belum terlunasi. Baik utang kepada teman, saudara, atau rekan lainnya. Sampai kapan pun, selama utang belum terlunasi maka akan menjadi tanggung jawab orang yang berutang. Yang menjadi masalah adalah ketika kondisi memang belum memungkinkan untuk melunasi utang, dan orang yang menghutangi pun tidak merelakannya untuk digugurkan. Dalam kondisi seperti ini Imam Abdul Wahab AsSyarani memberi solusi. Ia mengatakan, bagi orang yang menyadari punya tanggungan utang dan kesalahan pribadi kepada orang lain, dan sulit meminta kerelaannya, maka sebagai solusi alternatif dapat melakukan amalan sebagai berikut. Pertama, setiap malam membaca surat AlIkhlash 12 kali, surat AlFalaq dan surat AnNas, secara penuh kekhusukan. Kedua, menghadiahkan pahalanya agar tercacat dalam buku catatan amal orang yang bersangkutan. Adapun cara menghadiahkan pahalanya disertai dengan shalawat dengan redaksi berikut Allāhumma shalli wa sallim alā nabiyyika wa habibīka sayyidinā muhammad wa ālihī, wa atsibnī alā mā qaratuhū, wajlhu fi shahāifi man lahū alayya tabiatam min ibādika mim mālin wa irdhin. Artinya, Ya Allah, kasihilah seiring dengan penghormatan dan selamatkanlah kepada NabiMu dan kekasihMu, Sayyidina Muhammad beserta keluarganya berilah aku pahala atas apa yang telah kubaca dan jadikanlah pahala itu tercatat dalam lembarlembar catatan amal orang yang aku punya tanggungan hak adami utang atau lainnya dari para hambaMu, utang harta maupun kesalahan pribadi lainnya. Demikian amalan saat kesulitan melunasi utang dari Imam Abdul Wahab AsSyarani sebagaimana dikutip oleh Syekh Muhammad AlJurdani dalam Kitab AlJawahirul Luluiyah. Muhammad bin Abdillah AlJurdani, AlJawahirul Luluiyah fi Syarhil Arbainan Nawawiyah, Beirut, Darul Kutub AlIlmiyah 2021, halaman 412. Amalan saat kesulitan melunasi utang sangat baik dibaca setiap malam dengan penuh kekhusukan. Meskipun belum mampu melunasi utang pada waktu semestinya, dengan mengamalkannya berarti seseorang telah menunjukkan itikad baik dan tanggung jawabnya. Harapan utamanya tentu agar segera diberi kelapangan rezeki oleh Allah swt untuk melunasi utang secepatcepatnya. Wallahu alam. Ustadz Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online
|
Fatwa Ulama: Benarkah Salafi Itu Bermadzhab Hambali?
|
https://muslim.or.id/19634-fatwa-ulama-salafi-itu-bermadzhab-hambali.html
|
Soal: Apakah benar bahwa Salafiyyun itu orang-orang yang bermadzhab Hambali saja? Apa sebenarnya hakikat Salafiyyah? Apakah Salafiyah itu identik dengan keras dan kaku sebagaimana yang digembar-gemborkan sebagian orang? Jawab: Perkataan ini tidaklah benar. As Salafus Shalih adalah para sahabat Nabi radhiallahuanhum serta orang-orang yang menjalani jalan mereka dalam beragama, termasuk di dalamnya para tabiin, atba at tabiin, juga madzhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dan yang selain mereka yang berjalan di atas al haq dan berpegang teguh pada Al Kitabul Aziz dan Sunnah At Muthahharah. Baik dalam bab Tauhid, bab Asma Wa Shifat, maupun semua perkara agama lainnya. Semoga Allah memberikan taufiq kepada seluruh kaum muslimin, baik para pemimpin maupun rakyatnya, dimana pun mereka berada, semoga mereka diberi taufiq untuk berpegang teguh dan berhukum pada Al Kitabul Aziz dan Sunnah Nabinya Al Amin. Serta semoga senantiasa dijauhi dari hal-hal yang menyimpang dari Al Quran dan As Sunnah. Sesungguhnya Allah Maha Penolong dalam tercapainya hal ini dan Maha Kuasa untuk mewujudkannya. Wallahu waliyyut taufiq. Sumber: — Penerjemah: Yulian Purnama Artikel Muslim.Or.Id
|
Soal Apakah benar bahwa Salafiyyun itu orangorang yang bermadzhab Hambali saja Apa sebenarnya hakikat Salafiyyah Apakah Salafiyah itu identik dengan keras dan kaku sebagaimana yang digembargemborkan sebagian orang Jawab Perkataan ini tidaklah benar. As Salafus Shalih adalah para sahabat Nabi radhiallahuanhum serta orangorang yang menjalani jalan mereka dalam beragama, termasuk di dalamnya para tabiin, atba at tabiin, juga madzhab Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali dan yang selain mereka yang berjalan di atas al haq dan berpegang teguh pada Al Kitabul Aziz dan Sunnah At Muthahharah. Baik dalam bab Tauhid, bab Asma Wa Shifat, maupun semua perkara agama lainnya. Semoga Allah memberikan taufiq kepada seluruh kaum muslimin, baik para pemimpin maupun rakyatnya, dimana pun mereka berada, semoga mereka diberi taufiq untuk berpegang teguh dan berhukum pada Al Kitabul Aziz dan Sunnah Nabinya Al Amin. Serta semoga senantiasa dijauhi dari halhal yang menyimpang dari Al Quran dan As Sunnah. Sesungguhnya Allah Maha Penolong dalam tercapainya hal ini dan Maha Kuasa untuk mewujudkannya. Wallahu waliyyut taufiq. Sumber Penerjemah Yulian Purnama Artikel Muslim.Or.Id
|
Perbedaan antara Nama Allah Ar-Rahman dan Ar-Rahiim
|
https://muslim.or.id/45078-perbedaan-antara-nama-allah-ar-rahman-dan-ar-rahiim.html
|
Daftar Isi Ar-Rahman artinya apa? Mungkin itulah pertanyaan dari sebagian kaum muslimin yang belum belajar asmaul husna. Oleh karena itu, kami akan coba menjelaskan pengertian dari Ar-Rahman sekaligus perbedaannya dengan Ar Rahiim. Ar-Rahman dan Ar-Rahiim berasal dari kata yang sama, yaitu rahmah. Dalam terjemah bahasa Indonesia, Ar-Rahman seringkali diterjemahkan dengan Maha Pengasih, sedangkan Ar-Rahiim diterjemahkan dengan Maha Penyayang. Secara sekilas membaca terjemah tersebut, seolah-olah makna Ar-Rahman dan Ar-Rahiim adalah sama, yaitu menunjukkan sifat rahmah Allah Taala. Konsekuensi dari pemahaman ini adalah disebutkannya nama Ar-Rahiim itu untuk menguatkan makna Ar-Rahman yang telah disebutkan sebelumnya, sebagaimana dalam lafadz basmalah, Maksudnya, nama Ar-Rahiim itu berfungsi untuk menguatkan nama Allah Ar-Rahman yang telah disebutkan terlebih dahulu, karena keduanya memiliki makna yang sama (menunjukkan sifat rahmah Allah Taala) dan tidak ada perbedaan. Dalam bahasa Arab, penguatan makna ini disebut dengan takiid. Inilah pendapat sebagian ulama, yaitu Ar-Rahiim berfungsi sebagai penguat untuk nama Ar-Rahmaan, karena keduanya memiliki makna yang sama. Akan tetapi, dalam bahasa Arab terdapat sebuah kaidah, Memunculkan makna baru itu lebih didahulukan daripada menguatkan makna sebelumnya. Inilah yang lebih tepat, yaitu meskipun sama-sama berasal dari akar kata yang sama (yaitu rahmah), kedua nama Allah Taala tersebut memiliki makna yang berbeda. Hal ini juga diperkuat dari sisi bahasa Arab, karena Ar-Rahman mengikuti pola (wazan) () (falaan), sedangkan Ar-Rahiim mengikuti pola () (faiil). Karena memiliki pola yang berbeda, maka maknanya pun juga menjadi berbeda. Para ulama berbeda pendapat dalam memahami perbedaan makna Ar-Rahman dan Ar-Rahiim. Pendapat pertama, Ar-Rahman menunjukkan rahmat Allah Taala yang sangat luas, yang meliputi seluruh makhluk, termasuk hamba-Nya yang kafir. Hal ini sebagaimana kaidah dalam bahasa Arab, karena Ar-Rahmaan mengikuti pola (wazan) () (falaan) yang berarti penuh atau sangat banyak. Contohnya adalah () (ghadhbaan) yang menunjukkan orang yang sedang dipenuhi dengan rasa marah. Sehingga Ar-Rahmaan kurang lebih bermakna Dzat yang dipenuhi rasa rahmah mencakup seluruh makhluk. Sedangkan Ar-Rahiim adalah rahmat yang khusus ditujukan untuk orang-orang yang beriman. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala, Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikat-Nya (memohonkan ampunan untukmu), supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya (yang terang). Dan adalah Dia (Allah) Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS. Al-Ahzab [33]: 43) Di antara ulama kontemporer yang memilih pendapat ini adalah Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafidzahullahu Taala. (Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, hal. 5-6) Inilah yang mungkin menjadi rahasia mengapa Allah Taala memilih nama Ar-Rahmaan ketika menyebut sifat istiwa di atas Arsy, dan tidak memilih Ar-Rahiim. Allah Taala berfirman, (Rabb) Yang Maha Pemurah, Yang tinggi di atas arsy. (QS. Thaha [20]: 5) Sisi kesesuaian pemilihan Ar-Rahman adalah bahwa arsy merupakan makhluk Allah Taala yang paling besar dan paling tinggi, dan menaungi seluruh makhluk yang lainnya. Pendapat ke dua, Ar-Rahman menunjukkan sifat rahmat Allah Taala sejak dahulu tanpa awal. Sedangkan Ar-Rahiim menunjukkan perbuatan (fiil) Allah Taala yang merahmati hamba-hamba-Nya yang berhak untuk mendapatkan rahmat-Nya. Sebagaimana dalam ayat di atas, Dan adalah Dia (Allah) Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (QS. Al-Ahzab [33]: 43) Pendapat ke dua ini dipilih oleh Ibnul Qayyim rahimahullahu Taala. Dan di antara ulama kontemporer yang menguatkan pendapat ke dua ini adalah Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullahu Taala. (Syarh Al-Mandzumah Al-Baiquniyyah, hal. 15) Pendapat yang lebih kuat: Di antara dua pendapat tersebut, pendapat yang -insyaa Allah- lebih tepat adalah pendapat ke dua. Hal ini berdasarkan dalil firman Allah Taala, Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada seluruh manusia. (QS. Al-Baqarah [2]: 143) Dalam ayat di atas, Allah Taala menyebut sifat rahiim dan dikaitkan dengan semua manusia (). Sesuai dengan kaidah bahasa Arab, manusia di sini bersifat umum, mencakup muslim ataupun kafir, baik hamba-Nya yang shalih ataupun yang suka bermaksiat. Sehingga mengatakan bahwa Ar-Rahiim adalah rahmat yang khusus kepada hamba-Nya yang beriman itu tidaklah tepat berdasarkan ayat di atas. Sehingga yang lebih tepat adalah pendapat yang ke dua. Wallahu Taala alam. Perbedaan antara Ar-Rahman dan Ar-Rahiim lainnya adalah bahwa Ar-Rahmaan itu khusus untuk Allah Taala. Sedangkan Allah Taala terkadang mensifati sebagian hamba-Nya dengan sifat rahiim. Sebagaimana firman Allah Taala, Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At-Taubah [9]: 128) Dalam ayat di atas, Allah Taala mensifati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan sifat rahmat, dengan memilih kata rahiim dan bukan rahmaan. Dan di dalam Al-Quran, Allah Taala tidak pernah mensifati hamba-Nya dengan rahmaan. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa rahmaan adalah khusus untuk Allah, berbeda dengan rahiim. Yang perlu diperhatikan adalah meskipun sebagian hamba memiliki sifat rahiim, sifat tersebut berbeda dengan sifat rahiim yang dimiliki oleh Allah Taala. Karena sifat rahiim Allah adalah sesuai dengan keagungan, kebesaran dan kemuliaan Allah Taala, dan sifat rahiim yang dimiliki hamba itu sesuai dengan yang layak untuk makhluk. Dan sifat Allah Taala tidaklah sama atau serupa dengan sifat makhluk, sebagaimana firman Allah Taala, Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan Melihat. (QS. Asy-Syura [42]: 11) Baca Juga: Sholawat Jibril — Referensi: Syarh Al-Mandzumah Al-Baiquniyyah, karya Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah, hal. 14-15 (tahqiq: Abu Malik Kamal Saalim, penerbit Maktabah Al-Ilmi) Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyyah, karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan hafidzahullah, hal. 5-6 (cetakan pertama, tahun 1425, penerbit Daarul Ashimah Riyadh KSA) — @Rumah Lendah, 14 Jumadil awwal 1440/ 20 Januari 2018 Penulis: M. Saifudin Hakim Artikel: Muslim.or.id
|
Daftar Isi ArRahman artinya apa Mungkin itulah pertanyaan dari sebagian kaum muslimin yang belum belajar asmaul husna. ArRahman dan ArRahiim berasal dari kata yang sama, yaitu rahmah. Dalam terjemah bahasa Indonesia, ArRahman seringkali diterjemahkan dengan Maha Pengasih, sedangkan ArRahiim diterjemahkan dengan Maha Penyayang. Dalam bahasa Arab, penguatan makna ini disebut dengan takiid. Inilah pendapat sebagian ulama, yaitu ArRahiim berfungsi sebagai penguat untuk nama ArRahmaan, karena keduanya memiliki makna yang sama. Hal ini juga diperkuat dari sisi bahasa Arab, karena ArRahman mengikuti pola wazan falaan, sedangkan ArRahiim mengikuti pola faiil. Karena memiliki pola yang berbeda, maka maknanya pun juga menjadi berbeda. Pendapat pertama, ArRahman menunjukkan rahmat Allah Taala yang sangat luas, yang meliputi seluruh makhluk, termasuk hambaNya yang kafir. Contohnya adalah ghadhbaan yang menunjukkan orang yang sedang dipenuhi dengan rasa marah. Sehingga ArRahmaan kurang lebih bermakna Dzat yang dipenuhi rasa rahmah mencakup seluruh makhluk. Sedangkan ArRahiim adalah rahmat yang khusus ditujukan untuk orangorang yang beriman. Hal ini sebagaimana firman Allah Taala, Dialah yang memberi rahmat kepadamu dan malaikatNya memohonkan ampunan untukmu, supaya dia mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya yang terang. Dan adalah Dia Allah Maha Penyayang kepada orangorang yang beriman. AlAhzab 33 43 Di antara ulama kontemporer yang memilih pendapat ini adalah Syaikh Dr. Shalih AlFauzan hafidzahullahu Taala. Allah Taala berfirman, Rabb Yang Maha Pemurah, Yang tinggi di atas arsy. Thaha 20 5 Sisi kesesuaian pemilihan ArRahman adalah bahwa arsy merupakan makhluk Allah Taala yang paling besar dan paling tinggi, dan menaungi seluruh makhluk yang lainnya. Hal ini berdasarkan dalil firman Allah Taala, Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada seluruh manusia. Sesuai dengan kaidah bahasa Arab, manusia di sini bersifat umum, mencakup muslim ataupun kafir, baik hambaNya yang shalih ataupun yang suka bermaksiat. Sehingga yang lebih tepat adalah pendapat yang ke dua. AtTaubah 9 128 Dalam ayat di atas, Allah Taala mensifati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan sifat rahmat, dengan memilih kata rahiim dan bukan rahmaan. Dan di dalam AlQuran, Allah Taala tidak pernah mensifati hambaNya dengan rahmaan. Yang perlu diperhatikan adalah meskipun sebagian hamba memiliki sifat rahiim, sifat tersebut berbeda dengan sifat rahiim yang dimiliki oleh Allah Taala. Dan sifat Allah Taala tidaklah sama atau serupa dengan sifat makhluk, sebagaimana firman Allah Taala, Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha mendengar dan Melihat. AsySyura 42 11 Baca Juga Sholawat Jibril Referensi Syarh AlMandzumah AlBaiquniyyah, karya Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin rahimahullah, hal. 1415 tahqiq Abu Malik Kamal Saalim, penerbit Maktabah AlIlmi Syarh AlAqidah AlWasithiyyah, karya Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah AlFauzan hafidzahullah, hal. 56 cetakan pertama, tahun 1425, penerbit Daarul Ashimah Riyadh KSA Rumah Lendah, 14 Jumadil awwal 1440 20 Januari 2018 Penulis M. Saifudin Hakim Artikel Muslim.or.id
|
Amal Ibadah Saat Nifas atau Datang Bulan
|
https://bimbinganislam.com/amal-ibadah-saat-nifas-atau-datang-bulan/
|
Amal Ibadah Saat Nifas atau Datang Bulan Pertanyaan: Saya mau bertanya tentang amal ibadah apa yang bisa dilakukan oleh wanita yang sedang nifas atau datang bulan. Kebetulan saya baru saja siap melahirkan. Mohon penjelasannya. Terimakasih. Wassalam. Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T05 G-69 Jawab: Wanita yang sedang nifas atau haid pada dasarnya tetap diperintahkan untuk beribadah selain yang dilarang, yaitu shalat, tawaf, menyentuh mushaf Al Quran, puasa, masuk ke dalam Masjid, dan berhubungan kelamin dengan suaminya. Selain kelima hal ini, maka tidak dilarang. Ia tetap diperintahkan untuk banyak berzikir baik pada waktu dan tempat yang ditentukan, seperti di pagi dan sore hari, atau zikir-zikir lain yang bersifat mutlak (tidak ditentukan waktu maupun tempatnya), seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan beristighfar sebanyak mungkin. Wanita haid/nifas juga boleh membaca Al Quran asalkan tanpa menyentuh Mushaf secara langsung, kecuali mushaf tersebut disertai terjemahan, atau membaca Al Quran dari HP, tablet, PC dan semisalnya. Atau bila ia menggunakan sarung tangan ketika menyentuh mushaf Al Quran. Ia juga dianjurkan untuk berdoa, baik doa-doa yang dianjurkan dibaca pada waktu atau tempat tertentu, seperti doa setelah adzan (termasuk menjawab adzan), doa mendengar suara ayam jago berkokok, doa mendengar suara halilintar, doa ketika hujan turun, doa keluar-masuk rumah, doa keluar-masuk WC, doa mau tidur, doa bangun tidur, doa mau makan, doa setelah makan, doa berangkat safar, doa pulang safar, doa masuk pasar, dan sebagainya. Demikian pula semua Ibadah yang tidak dipersyaratkan harus dilakukan dalam keadaan suci, maka tetap dianjurkan bagi wanita haid/nifas. Seperti sedekah, silaturahmi, membaca buku-buku Islami, menyimak kajian ilmiah di radio/televisi. Dan semisalnya. Demikian, wallaahu alam. Konsultasi Bimbingan Islam Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA
|
Amal Ibadah Saat Nifas atau Datang Bulan Pertanyaan Saya mau bertanya tentang amal ibadah apa yang bisa dilakukan oleh wanita yang sedang nifas atau datang bulan. Kebetulan saya baru saja siap melahirkan. Mohon penjelasannya. Terimakasih. Wassalam. Ditanyakan oleh Sahabat BiAS T05 G69 Jawab Wanita yang sedang nifas atau haid pada dasarnya tetap diperintahkan untuk beribadah selain yang dilarang, yaitu shalat, tawaf, menyentuh mushaf Al Quran, puasa, masuk ke dalam Masjid, dan berhubungan kelamin dengan suaminya. Selain kelima hal ini, maka tidak dilarang. Ia tetap diperintahkan untuk banyak berzikir baik pada waktu dan tempat yang ditentukan, seperti di pagi dan sore hari, atau zikirzikir lain yang bersifat mutlak tidak ditentukan waktu maupun tempatnya, seperti bertasbih, bertahmid, bertakbir, bertahlil, bershalawat, dan beristighfar sebanyak mungkin. Wanita haidnifas juga boleh membaca Al Quran asalkan tanpa menyentuh Mushaf secara langsung, kecuali mushaf tersebut disertai terjemahan, atau membaca Al Quran dari HP, tablet, PC dan semisalnya. Atau bila ia menggunakan sarung tangan ketika menyentuh mushaf Al Quran. Ia juga dianjurkan untuk berdoa, baik doadoa yang dianjurkan dibaca pada waktu atau tempat tertentu, seperti doa setelah adzan termasuk menjawab adzan, doa mendengar suara ayam jago berkokok, doa mendengar suara halilintar, doa ketika hujan turun, doa keluarmasuk rumah, doa keluarmasuk WC, doa mau tidur, doa bangun tidur, doa mau makan, doa setelah makan, doa berangkat safar, doa pulang safar, doa masuk pasar, dan sebagainya. Demikian pula semua Ibadah yang tidak dipersyaratkan harus dilakukan dalam keadaan suci, maka tetap dianjurkan bagi wanita haidnifas. Seperti sedekah, silaturahmi, membaca bukubuku Islami, menyimak kajian ilmiah di radiotelevisi. Dan semisalnya. Demikian, wallaahu alam. Konsultasi Bimbingan Islam Dijawab oleh Ustadz Dr. Sufyan Baswedan Lc MA
|
Bertawakal hanya kepada Allah
|
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Bertawakal-hanya-kepada-Allah
|
QS.Surat Ibrahim[14]:12 ࣖ () 12. Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu, berserah diri.
|
QS.Surat Ibrahim1412 12. Mengapa kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguhsungguh akan bersabar terhadap gangguangangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orangorang yang bertawakkal itu, berserah diri.
|
0363. HUKUM PEREMPUAN HAID MEMBACA AL-QUR'AN
|
https://www.piss-ktb.com/2012/02/363-perempuan-haid-membaca-al-quran.html
|
Mengenai hukum wanita haidh membaca al-Qur'an, dalam mazhab syafi'iyah terdapat tujuh pembahasan : 1.Bila membaca al-Qur'an diniati untuk membaca al-Qur'annya maka haram. 2.Bila membaca al-Qur'an diniati untuk membaca al-Qur'annya besertaan niat lainnya maka juga dihukumi haram. 3.Bila membaca al-Qur'an diniati selain untuk membaca al-Qur'an seperti untuk menjaga hafalan, membaca zikirnya, kisah-kisah, mauizah, hukum-hukum, maka diperbolehkan. 4.Bila membaca al-Qur'an karena kelepasan bicara maka diperbolehkan. 5.Bila membaca al-Qur'an diniati secara mutlak, yakni sekedar ingin membaca tanpa niat tertentu maka diperbolehkan. 6.Bila membaca al-Qur'an diniati secara mutlak atau niat selain al-Qur'an, namun yang dibaca adalah susunan kalimat khas al-Qur'an atau satu surat panjang atau keseluruhan al-Qur'an maka khilaf. Menurut an-Nawawi, ar-Ramli Kabir, dan Ibnu Hajar diperbolehkan, sedangkan bagi az-Zarkasyi dan as-Suyuthi diharamkan. 7.Bila membaca al-Qur'an diniatkan pada salah satunya tanpa dijelaskan yang mana maka khilaf. Menurut qaul mu'tamad diharamkan sebab adanya kemungkinan niat pada bacaan al-Qur'an. Sedangkan dalam mazhab malikiyah boleh bagi wanita haidh membaca al-Qur'an. Lebih jelasnya tentang hal ini terdapat dua pembahasan: 1.Boleh secara mutlak, yakni ketika membacanya dalam kondisi darah haidh sedang merembes keluar. 2.Tidak diperbolehkan sebelum mandi hadats, yakni ketika membacanya dalam kondisi darah haidh sedang mampet. Kecuali bila khawatir lupa, atau kecuali dengan menengok pada qaul dha'if yang memperbolehkannya asalkan haidhnya tidak disertai junub. Berikut uraian selengkapnya dari kitab Hasyiyah al-Bujairimi 'ala al-Iqna' karya Sulaiman bin Umar bin Muhammad al-Bujairimi : ( ) ( ) ( ) : { } : ( ) : "Keharaman sebab haid yang ketiga adalah membaca sesuatu dari al-Quran, dengan diucapkan atau dengan isyarah dari orang bisu, seperti yang dikatakan Qadhi Husein dalam Fatawinya. Mengingat konteks isyarah diletakkan pada konteksnya hukum berucap pada permasalahan ini, meskipun yang dibaca hanyalah sebagian ayat saja dikarenakan hal itu menunjukkan pada unsur penghinaan. Baik bacaan itu diniati bersama dengan niat yang lain ataupun tidak, berdasarkan hadits riwayat Tirmidzi dan lainnya, Orang yang sedang junub dan orang yang haid tidak diperbolehkan membaca sesuatu dari al-Quran. Komentar pensyarah: [Membaca al-Quran] dari Imam Malik dijelaskan bahwa diperbolehkan bagi perempuan haid membaca al-Quran. Dan dari Ath-Thahawi diterangkan bahwa diperbolehkan bagi dia untuk membaca al-Quran namun kurang dari satu ayat, seperti yang dia kutipkan dalam Syarah Al-Kanzu dari kitabnya mazhab Hanafi." (Hasyiyah Bujairimi, 3/259-261) : : { } : { } . : . : ( ) . : ( ) . : ( ) . : ( ) . : ( ) . : ( ) . : ( ) . : ( ) . "(Tanbih): Diperbolehkan bagi orang yang mempunyai hadats besar untuk membaca dzikir al-Quran dan yang lainnya, seperti mauizhahnya, cerita, dan hukum yang ada di dalam al-Quran, dengan tidak diniatkan pada al-Qurannya. Seperti perkataanya ketika naik kendaraan : ( ) dan ketika mendapat musibah dia mengucapkan : ( ). Serta pada apa yang tanpa dikehendaki terucap oleh lisannya. Namun jika dia memaksudkan al-Quran saja atau memaksudkan al-Quran beserta dzikirnya, maka diharamkan. Kemudian jika dia memutlakkannya maka tidak diharamkan, sesuai dengan peringatan an-Nawawi dalam kitab Daqaiq, sebab tidak ada unsur penghinaan pada kemuliaan al-Qur'an di sini. Memandang bahwasanya al-Qur'an tidak akan diberlakukan hukum al-Qur'an kecuali ketika dengan wujudnya niat. Secara zahir pendapat tersebut berlaku baik pada ayat yang bisa ditemukan susunan kalimatnya di luar al-Qur'an semisal dua ayat di atas, juga basmalah dan al-fatihah. Serta pada ayat yang tidak akan ditemukan susunan kalimatnya selain di al-Qur'an semisal surat al-Ikhlas dan ayat kursi. Benarlah demikian, meski az-Zarkasyi berpendapat tidak diragukannya keharaman pada ayat yang tidak akan ditemukan susunan kalimatnya selain di al-Qur'an. Pendapat az-Zarkasyi ini dianut oleh sebagian ulama mutaakhirin. Keterangan an-Nawawi tentang kemutlakan tersebut juga terkandung dalam kitab ar-Raudhah. Sedangkan ketika membaca al-Qur'an itu tidak diniatkan pada membaca al-Qur'annya maka diperbolehkan. Komentar pensyarah : [Tanbih dst.] Tanbih ini menempati perkataan mushannif, Tempat keharaman membaca al-Quran adalah ketika dalam pembacaan itu dengan maksud al-Quran atau dengan maksud al-Quran dan dzikir. Jika tidak memaksudkan dengan itu semua maka tidak diharamkan." [Diperbolehkan dst.] Pembahasan penulis tentang wanita haidh dan nifas, namun bisa dikonfirmasikan juga pembahasan selain keduanya. Cermatilah. (al-Qulyubi) [Seperti mauizhah] Yakni perkara tentang anjuran dan ancaman. [Cerita] Yakni dari kisah umat terdahulu. [Dan hukum yang ada di dalam al-Qur'an] Yakni perkara yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf. [Serta pada apa yang tanpa dikehendaki terucap oleh lisannya] Dengan kelepasan bicara. [Kemudian jika dia memutlakkannya maka tidak diharamkan] Sebagaimana tidak pula diharamkan ketika diniatkan pada dzikirnya saja. Sehingga bisa disimpulkan ada empat situasi pembacaan al-Qur'an di sini. Dua diperbolehkan, dan dua lainnya diharamkan. Sedangkan ketika dia meniatkan pada salah satunya namun tanpa dijelaskan yang mana maka hukumnya khilaf. Menurut qaul Mu'tamad dihukumi haram. Sebab unsur salah satunya bisa dimungkinkan niat pada al-Qur'annya sehingga diharamkan memandang adanya kemungkinan tersebut. [Al-Qur'an tidak akan diberlakukan hukum al-Qur'an dst.] Yakni ketika muncul qarinah pembeda maka tidak dianggap sebagai al-Qur'an yang haram dibaca kecuali dengan wujudnya niat. Atau bisa juga diartikan tidak diberlakukan hukum al-Qur'an kecuali dengan wujudnya niat. Konteks ini mengesampingkan pada kasus shalat, semisal pada orang junub yang tidak bisa bersuci dengan wudhu dan tayammum, lantas dia shalat li hurmatil waqti, membaca al-Fatihah, maka tidak berlaku persyaratan niat membaca al-Qur'an. Bahkan tetap dianggap sebagai hukum bacaan al-Qur'an ketika dimutlakkan sebab tidak ada qarinah pembeda di sini. Camkanlah dan hati-hati terhadap kesalahpahaman tentang hal itu, sebagaimana dituturkan oleh an-Nawawi dalam kitab at-Tahrir." (Hasyiyah al-Bujairimi, 1/259-264). Elaborasi tentang khilafiyah Imam Malik dituturkan dalam kitab al-Mausu'ah: . . . . "Kalangan malikiyah berpendapat bahwa wanita haidh diperbolehkan membaca al-Qur'an di masa sedang keluarnya darah haidh secara mutlak, baik disertai junub maupun tidak, entah karena khawatir lupa ataupun tidak. Sedangkan di masa darah haidh sedang berhenti maka tidak diperbolehkan membaca al-Qur'an sampai dia mandi bersuci, baik kondisinya disertai junub maupun tidak, kecuali bila khawatir lupa (maka boleh membaca, pen). Pendapat di atas adalah qaul mu'tamad, sebab seorang wanita dipandang mampu bersuci dalam kondisi darah sedang berhenti tersebut. Namun dalam hal ini ada qaul dha'if yang berpendapat seorang wanita ketika darahnya sedang berhenti tetap diperbolehkan membaca al-Qur'an asalkan kondisinya tidak disertai junub sebelum haidh. Ketika sebelum haidh telah disertai junub maka tidak diperbolehkan membaca al-Qur'an (sampai dia mandi bersuci, pen)" (al-Mausu'ah al-Fiqhiyyah al-Kuwatiyyah, 18/322). Wallahu subhanahu wata'ala a'lam. [ Ayda Az-zahra dan Hakam Ahmed ElChudrie ].
|
Mengenai hukum wanita haidh membaca alQuran, dalam mazhab syafiiyah terdapat tujuh pembahasan 1.Bila membaca alQuran diniati untuk membaca alQurannya maka haram. 5.Bila membaca alQuran diniati secara mutlak, yakni sekedar ingin membaca tanpa niat tertentu maka diperbolehkan. Menurut anNawawi, arRamli Kabir, dan Ibnu Hajar diperbolehkan, sedangkan bagi azZarkasyi dan asSuyuthi diharamkan. Menurut qaul mutamad diharamkan sebab adanya kemungkinan niat pada bacaan alQuran. Sedangkan dalam mazhab malikiyah boleh bagi wanita haidh membaca alQuran. Mengingat konteks isyarah diletakkan pada konteksnya hukum berucap pada permasalahan ini, meskipun yang dibaca hanyalah sebagian ayat saja dikarenakan hal itu menunjukkan pada unsur penghinaan. Hasyiyah Bujairimi, 3259261 . . . . . . . . . . Tanbih Diperbolehkan bagi orang yang mempunyai hadats besar untuk membaca dzikir alQuran dan yang lainnya, seperti mauizhahnya, cerita, dan hukum yang ada di dalam alQuran, dengan tidak diniatkan pada alQurannya. Seperti perkataanya ketika naik kendaraan dan ketika mendapat musibah dia mengucapkan . Serta pada apa yang tanpa dikehendaki terucap oleh lisannya. Benarlah demikian, meski azZarkasyi berpendapat tidak diragukannya keharaman pada ayat yang tidak akan ditemukan susunan kalimatnya selain di alQuran. Pendapat azZarkasyi ini dianut oleh sebagian ulama mutaakhirin. Keterangan anNawawi tentang kemutlakan tersebut juga terkandung dalam kitab arRaudhah. Sedangkan ketika membaca alQuran itu tidak diniatkan pada membaca alQurannya maka diperbolehkan. Jika tidak memaksudkan dengan itu semua maka tidak diharamkan. Pembahasan penulis tentang wanita haidh dan nifas, namun bisa dikonfirmasikan juga pembahasan selain keduanya. alQulyubi Seperti mauizhah Yakni perkara tentang anjuran dan ancaman. Kemudian jika dia memutlakkannya maka tidak diharamkan Sebagaimana tidak pula diharamkan ketika diniatkan pada dzikirnya saja. Sedangkan ketika dia meniatkan pada salah satunya namun tanpa dijelaskan yang mana maka hukumnya khilaf. Atau bisa juga diartikan tidak diberlakukan hukum alQuran kecuali dengan wujudnya niat. Konteks ini mengesampingkan pada kasus shalat, semisal pada orang junub yang tidak bisa bersuci dengan wudhu dan tayammum, lantas dia shalat li hurmatil waqti, membaca alFatihah, maka tidak berlaku persyaratan niat membaca alQuran. Bahkan tetap dianggap sebagai hukum bacaan alQuran ketika dimutlakkan sebab tidak ada qarinah pembeda di sini. Camkanlah dan hatihati terhadap kesalahpahaman tentang hal itu, sebagaimana dituturkan oleh anNawawi dalam kitab atTahrir. Elaborasi tentang khilafiyah Imam Malik dituturkan dalam kitab alMausuah . . . . Sedangkan di masa darah haidh sedang berhenti maka tidak diperbolehkan membaca alQuran sampai dia mandi bersuci, baik kondisinya disertai junub maupun tidak, kecuali bila khawatir lupa maka boleh membaca, pen. Pendapat di atas adalah qaul mutamad, sebab seorang wanita dipandang mampu bersuci dalam kondisi darah sedang berhenti tersebut.
|
Allah Akan Kabulkan, Husnuzhan kepada Allah
|
https://rumaysho.com/19230-allah-akan-kabulkan-husnuzhan-kepada-allah.html
|
Allah akan kabulkan, husnuzhanlah kepada Allah. Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Daawaaat (16. Kitab Kumpulan Doa), Bab 250. Keutamaan Doa Dan Rabbmu berfirman: Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. (QS. Al-Mumin: 60) Salah satu pelajaran penting dari ayat ini adalah kita diajarkan untuk berhusnuzhan kepada Allah. Hal ini semakna dengan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah Taala berfirman, Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku. (HR. Bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675)Jabir radhiyallahu anhu berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat tiga hari sebelum wafatnya beliau, Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnuzhan kepada Allah. (HR. Muslim, no. 2877).Husnuzhan kepada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam doa. Ketika berdoa kepada Allah, kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai penghalang terkabulnya doa. Karena ingatlah bahwasanya doa itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhan kepada Allah.Pelajaran kedua dari Syaikh As-Sadi rahimahullah, beliau menyebutkan bahwa doa dalam bahasan ini mencakup doa masalah (berisi permintaan) dan doa ibadah (ibadah itu sendiri). Keduanya akan diijabahi oleh Allah.Kata Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Badai Al-Fawaid, doa masalah (berisi permintaan) itu akan diberi, sedangkan doa ibadah akan diberi ganjaran.Disebutkan dalam Tafsir Al-Quran Al-Azhim karya Ibnu Katsir, Sufyan Ats-Tsauri rahimahullah berkata, Hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling banyak meminta kepada-Nya. Hamba yang paling dibenci oleh Allah adalah yang malas meminta kepada-Nya. Selain-Mu Wahai Rabbku jika diminta tidaklah seperti ini. —Ditulis di Masjid Pogung Dalangan, 12 Rabiul Akhir 1440 H, Kamis SoreOleh: Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com
|
Allah akan kabulkan, husnuzhanlah kepada Allah. Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab AdDaawaaat 16. Kitab Kumpulan Doa, Bab 250. Keutamaan Doa Dan Rabbmu berfirman Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. QS. AlMumin 60 Salah satu pelajaran penting dari ayat ini adalah kita diajarkan untuk berhusnuzhan kepada Allah. Hal ini semakna dengan hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Allah Taala berfirman, Aku sesuai dengan persangkaan hamba padaKu. HR. Bukhari, no. 7405 dan Muslim, no. 2675Jabir radhiyallahu anhu berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam saat tiga hari sebelum wafatnya beliau, Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnuzhan kepada Allah. HR. Muslim, no. 2877.Husnuzhan kepada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam doa. Ketika berdoa kepada Allah, kita harus yakin bahwa doa kita akan dikabulkan dengan tetap melakukan sebab terkabulnya doa dan menjauhi berbagai penghalang terkabulnya doa. Karena ingatlah bahwasanya doa itu begitu ampuh jika seseorang berhusnuzhan kepada Allah.Pelajaran kedua dari Syaikh AsSadi rahimahullah, beliau menyebutkan bahwa doa dalam bahasan ini mencakup doa masalah berisi permintaan dan doa ibadah ibadah itu sendiri. Keduanya akan diijabahi oleh Allah.Kata Ibnul Qayyim rahimahullah dalam Badai AlFawaid, doa masalah berisi permintaan itu akan diberi, sedangkan doa ibadah akan diberi ganjaran.Disebutkan dalam Tafsir AlQuran AlAzhim karya Ibnu Katsir, Sufyan AtsTsauri rahimahullah berkata, Hamba yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling banyak meminta kepadaNya. Hamba yang paling dibenci oleh Allah adalah yang malas meminta kepadaNya. SelainMu Wahai Rabbku jika diminta tidaklah seperti ini. Ditulis di Masjid Pogung Dalangan, 12 Rabiul Akhir 1440 H, Kamis SoreOleh Muhammad Abduh TuasikalArtikel Rumaysho.Com
|
4655. REDAKSI SHOLAWAT AKHIR ZAMAN
|
https://www.piss-ktb.com/2016/02/4655-redaksi-sholawat-akhir-zaman.html
|
PERTANYAAN : Assalamu'alaikum Wr Wb. Numpang nanya ada yang mengetahui bacaan Sholawat Akhir Zaman? [Ronny Setyawan]. JAWABAN : Wa'alaikum salaam Wr Wb. Berikut teks Sholawat akhir zaman : ALLOHUMMA SHOLLI `ALA SAYYIDINA MUHAMMADIL ATHHAAR. WA BALLIGH MAULANAL IMAAMAL HAADIL MAHDIYYAL MUNTAZHOR. AL-MUSAMMA BISMI ROSUULIKAL MUKHTAAR. WA`ALAA - AALIHI WA ASH-HAABIHIL AKHYAAR. Ya Allah Limpahkanlah Rahmat Ta`zhim atas junjungan kami, Nabi Muhammad saw yang suci Dan sampaikanlah kepada pemimpin kami imam pembawa petunjuk yaitu Al-Mahdi Al-Mungtazhar. Yang dinamai sama dengan nama utusan Mu ( Nabi Muhammad saw ) yang terpilih dan limpahkanlah Rahmat Ta`zhim atas keluarganya dan para sahabatnya yang mulia DISUSUN OLEH ORANG YANG HINA DALAM `AMAL YANG MENGHARAPKAN AMPUNAN ALLAH YANG MAHA PENGAMPUN. Yakni disusun oleh Kang H.Muhammad Aby Sufyan, pada waktu setelah zhuhur pada hari kamis tanggal 23 April 2015 M / 4 Rojab 1436 H. Wallohu a'lam. [Santrialit]. LINK ASAL www.fb.com/groups/piss.ktb/1066456210043853/
|
PERTANYAAN Assalamualaikum Wr Wb. Numpang nanya ada yang mengetahui bacaan Sholawat Akhir Zaman Ronny Setyawan. JAWABAN Waalaikum salaam Wr Wb. Berikut teks Sholawat akhir zaman ALLOHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMADIL ATHHAAR. WA BALLIGH MAULANAL IMAAMAL HAADIL MAHDIYYAL MUNTAZHOR. ALMUSAMMA BISMI ROSUULIKAL MUKHTAAR. WAALAA AALIHI WA ASHHAABIHIL AKHYAAR. Ya Allah Limpahkanlah Rahmat Tazhim atas junjungan kami, Nabi Muhammad saw yang suci Dan sampaikanlah kepada pemimpin kami imam pembawa petunjuk yaitu AlMahdi AlMungtazhar. Yang dinamai sama dengan nama utusan Mu Nabi Muhammad saw yang terpilih dan limpahkanlah Rahmat Tazhim atas keluarganya dan para sahabatnya yang mulia DISUSUN OLEH ORANG YANG HINA DALAM AMAL YANG MENGHARAPKAN AMPUNAN ALLAH YANG MAHA PENGAMPUN. Yakni disusun oleh Kang H.Muhammad Aby Sufyan, pada waktu setelah zhuhur pada hari kamis tanggal 23 April 2015 M 4 Rojab 1436 H. Wallohu alam. Santrialit. LINK ASAL www.fb.comgroupspiss.ktb1066456210043853
|
0555. MENGAPA NIAT WUDHU BERSAMAAN DENGAN MEMBASUH MUKA
|
https://www.piss-ktb.com/2012/02/555-wudhu-mengapa-niat-wudhu-bersamaan.html
|
PERTANYAAN : Assalamu 'alaykum. Gantian dunk, boleh tidak saya tanya ? Kenapa niatnya wudhu kok bersamaan ketika membasuh muka ? kenapa gak di awal-awal ketika membasuh tangan ? Terimakasih, 'afwan. [She'Jasmine Ayda Az-zahra]. JAWABAN : WA'ALAIKUM SALAM. Karena letak niat bersamaan dengan awal perbuatan. Niat adalah Qasdul fi'li muqtaranan bifi'lihi, bermaksud pada sesuatu sambil dibarengkan dengan memulai mengerjakan sesuatu itu, basuhan yang wajib itu adalah ketika membasuh wajah. Wajib niat bersamaan dengan membasuh awal wajah. Namun karena sebelum wudhu seseorang disunnahkan membasuh tangan dan berkumur dulu, maka pada saat membasuh tangan dan berkumur dia disunnahkan niat wudhu agar dapat pahala sunnahnya membasuh tangan dan berkumur sebelum wudhu. Ingat ! niat saat membasuh tangan hukumnya sunnah. Artinya saat membasuh wajah niat itu harus tidak boleh hilang. Wallohu a'lam. [Saker Head Al Sael, A Ramdhan Ab, Nur Hasyim S. Anam, Mbah Jenggot II]. Referensi :
|
PERTANYAAN Assalamu alaykum. Gantian dunk, boleh tidak saya tanya Kenapa niatnya wudhu kok bersamaan ketika membasuh muka kenapa gak di awalawal ketika membasuh tangan Terimakasih, afwan. SheJasmine Ayda Azzahra. JAWABAN WAALAIKUM SALAM. Karena letak niat bersamaan dengan awal perbuatan. Niat adalah Qasdul fili muqtaranan bifilihi, bermaksud pada sesuatu sambil dibarengkan dengan memulai mengerjakan sesuatu itu, basuhan yang wajib itu adalah ketika membasuh wajah. Wajib niat bersamaan dengan membasuh awal wajah. Namun karena sebelum wudhu seseorang disunnahkan membasuh tangan dan berkumur dulu, maka pada saat membasuh tangan dan berkumur dia disunnahkan niat wudhu agar dapat pahala sunnahnya membasuh tangan dan berkumur sebelum wudhu. Ingat niat saat membasuh tangan hukumnya sunnah. Artinya saat membasuh wajah niat itu harus tidak boleh hilang. Wallohu alam. Saker Head Al Sael, A Ramdhan Ab, Nur Hasyim S. Anam, Mbah Jenggot II. Referensi
|
Saya mendengar bahwa puasa hari Asyura (10 Muharam) dapat menghapus (dosa) tahun lalu. Apakah benar? Apakah dapat menghapus segalanya sampai dosa-dosa besar juga? Kemudian apa sebab pengagungan hari ini?
|
https://islamqa.info/id/answers/21775/keutamaan-puasa-asyro-10-muharam
|
Alhamdulillah.Pertama: Puasa hari Asyura dapat menghapus (dosa) tahun lalu berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam: ( 1162) “Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan (dosa) tahun sebelum dan tahun sesudahnya. Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus (dosa) tahun sebelumnya.” (HR. Muslim, no. 1162) Ini adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada kita, dengan berpuasa satu hari, dapat menghapus dosa-dosa selama setahun penuh. Dan Allah pemilik keutamaan yang agung. Dahulu Nabi sallallahu alaihi wa sallam selalu berpuasa hari Asyura, karena kedudukannya. Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata: ( 1867) “Tidak aku saksikan ada hari dan bulan diniatkan untuk berpuasa dan diutamakan Nabi sallallahu alaihi wa sallam untuk berpuasa dibanding hari lainnya selain hari Asyura dan bulannya adalah bulan Ramadan.” (HR. Bukhori, no. 1867) Makna kata ‘Yataharo’ adalah meniatkan puasanya agar mendapatkan pahala dan anjuran di dalamnya. Kedua: Sementara sebab puasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam untuk hari Asyura dan menganjurkan orang-orang untuk berpuasa adalah apa yang diriwayatkan Bukhori (1865) dari Ibnu Abbas radhiallahuhu anhuma berkata: : “Ketika Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam datang di Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa hari Asyura, maka beliau bertanya, “Apa ini?” Mereka menjawab, “Ini adalah hari baik, hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka sehingga Musa berpuasa.” Maka beliau bersabda, “Saya lebih berhak dibandingkan anda dari Musa,” maka beliau berpuasa dan memerintahkan orang-orang untuk berpuasa.” Ungkapan, “Ini adalah hari baik” dalam redaksi Muslim, “Ini adalah hari yang agung, Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun dan kaumnya.” Ungkapan, ‘Maka Musa berpuasa’ dalam redaksi riwayat Muslim ada tambahan, ‘Sebagai rasa syukur kepada Allah ta’ala, maka kami berpuasa.’ Dalam redaksi Bukhari, “Dan kami berpuasa untuk mengagungkannya.’ Ungkapan, ‘Beliau memerintahkan berpuasa’ dalam redaksi Bukhari juga ‘Maka beliau bersabda, kepada para shahabatnya, ‘Kalian lebih berhak kepada Musa daripada mereka, maka berpuasalah.’ Ketiga: Menghapuskan dosa-dosa yang diperoleh dengan berpuasa hari Asyura maksudnya adalah dosa-dosa kecil. Adapun kalau dosa-dosa besar, maka membutuhkan taubat nasuha. An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Menghapuskan (puasa hari Asyura) semua dosa-dosa kecil. Maksudnya adalah diampuni semua dosa kecuali dosa-dosa besar. Kemudian beliau rahimahullah mengatakan, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dua tahun, dan hari Asyura dapat menghapus satu tahun, jika aminnya bertepatan dengan aminnya Malaikat maka dia akan diampuni dosa yang lalu. Masing-masing yang disebutkan jika terkait dosa-dosa kecil, maka akan dihapus. Kalau tidak bertepatan yang dosa kecil dan dosa besar, maka dia akan ditulis kebaikan dan diangkat derajat baginya. Kalau terkait dosa-dosa besar dan kecil, kami berharap dapat meringankan dosa besar.” (Al-majmu Syarh Al-Muhazab, juz. 6) Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Terhapusnya (dosa) karena bersuci, shalat, puasa Ramadan, puasa Arafah, Asyura hanya terhadap dosa-dosa kecil saja.” (Al-Fatawa Al-Kubro, juz. 5).
|
Pertama Puasa hari Asyura dapat menghapus dosa tahun lalu berdasarkan sabda Nabi sallallahu alaihi wa sallam 1162 Puasa hari Arafah saya berharap kepada Allah dapat menghapuskan dosa tahun sebelum dan tahun sesudahnya. Dan puasa hari Asyura saya berharap kepada Allah dapat menghapus dosa tahun sebelumnya. 1162 Ini adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada kita, dengan berpuasa satu hari, dapat menghapus dosadosa selama setahun penuh. 1867 Makna kata Yataharo adalah meniatkan puasanya agar mendapatkan pahala dan anjuran di dalamnya. Kedua Sementara sebab puasanya Nabi sallallahu alaihi wa sallam untuk hari Asyura dan menganjurkan orangorang untuk berpuasa adalah apa yang diriwayatkan Bukhori 1865 dari Ibnu Abbas radhiallahuhu anhuma berkata Ketika Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam datang di Madinah, beliau melihat orang Yahudi berpuasa hari Asyura, maka beliau bertanya, Apa ini Mereka menjawab, Ini adalah hari baik, hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka sehingga Musa berpuasa. Ungkapan, Ini adalah hari baik dalam redaksi Muslim, Ini adalah hari yang agung, Allah telah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Firaun dan kaumnya. Dalam redaksi Bukhari, Dan kami berpuasa untuk mengagungkannya. Ungkapan, Beliau memerintahkan berpuasa dalam redaksi Bukhari juga Maka beliau bersabda, kepada para shahabatnya, Kalian lebih berhak kepada Musa daripada mereka, maka berpuasalah. Ketiga Menghapuskan dosadosa yang diperoleh dengan berpuasa hari Asyura maksudnya adalah dosadosa kecil. Adapun kalau dosadosa besar, maka membutuhkan taubat nasuha. AnNawawi rahimahullah mengatakan, Menghapuskan puasa hari Asyura semua dosadosa kecil. Maksudnya adalah diampuni semua dosa kecuali dosadosa besar. Kemudian beliau rahimahullah mengatakan, Puasa hari Arafah dapat menghapus dua tahun, dan hari Asyura dapat menghapus satu tahun, jika aminnya bertepatan dengan aminnya Malaikat maka dia akan diampuni dosa yang lalu. Masingmasing yang disebutkan jika terkait dosadosa kecil, maka akan dihapus. Kalau tidak bertepatan yang dosa kecil dan dosa besar, maka dia akan ditulis kebaikan dan diangkat derajat baginya. Kalau terkait dosadosa besar dan kecil, kami berharap dapat meringankan dosa besar. 6 Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, Terhapusnya dosa karena bersuci, shalat, puasa Ramadan, puasa Arafah, Asyura hanya terhadap dosadosa kecil saja.
|
Niat Dan Doa Setelah Shalat Istikharah Lengkap dengan Artinya
|
https://www.doaharianislami.com/2018/02/niat-dan-doa-setelah-sholat-istikharah.html
|
Doaharianislami.com - Sebelum mengerjakan shalat istikharah ketahui terlebih dahulu penjelasan mengenai shalat istikharah seperti niat shalat, tata cara mengerjakan, waktu mengerjakan dan doa Istikhrah. Berikut ulasan lengkapnya.Sholat istikharah adalah sholat sunah dua rakaat yang dikerjakan untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT ketentuan pilihan yang baik di antara beberapa hal yang belum bisa ditentukan baik buruknya. Yakni apabila seseorang berhajat dan bercita-cita akan mengerjakan suatu hal sedang dirinya ragu-ragu dalam pekerjaan atau maksud itu, apakah dilanjutkan atau tidak.Maka untuk memilih salah satu dari beberapa hal perlu diteruskan atau tidak, disunahkan untuk mengerjakan shalat istikharah. Baik dalam hal jodoh, pekerjaan, rencana maupun perkara-perkara lainnya.Nabi Muhammad Saw bersabda yang Artinya: "Jika salah seorang diantara kalian berniat dalam suatu urusan maka lakukanlah Shalat sunah dua raka'at yang bukan sholat wajib, kemudian berdoalah meminta kepada Allah" (H.R Bukhari)Niat Sholat IstikharahSeperti halnya sholat pada umumnya, sebelum mengerjakan sholat berniat terlebih dahulu, yaitu niat mengerjakan sholat istikharah. Berikut adalah lafadz niat sholat sunah Istikharah beserta latin dan terjemahnya. Ushollii sunnatal istikhaarati rak'ataini lillaahi ta'aalaArtinya: "Saya niat shalat sunnat istikharah dua rakaat karena Allah ta'ala." Setelah membaca niat membaca surat Al-Fatihah, setelah membaca Al-Fatihah diutamakan membaca surat Al-Kafirun dan diraka'at yang kedua membaca surat Al-Fatihah lalu membaca surat Al-Ikhlas. kemudian setelah selesai mengerjakan sholat istikarah diiringi dengan membaca dzikir dan wirid, dilanjutkan dengan membaca doa setelah sholat Istikharah.Waktu Mengerjakan Sholat IstikharahUntuk waktu mengerjakan sholat sunah istikharah bisa dilakukan kapan saja baik siang maupun malam hari, sedangkan waktu yang paling utama yaitu sepertiga malam setelah isya. Karena pada malam hari kita dapat mengerjakan sholat Istikharah dengan khusyu.Tata Cara mengerjakan Shalat IstikharahCara mengerjakan sholat Istikharah sama seperti sholat pada umumnya, yang membedakan hanya pada niatnya. Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq menjelaskan, sholat istikharah boleh berupa sholat sunah apa saja. Baik sholat sunah rawatib, sholat sunah tahiyatul masjid, maupun sholat sunah lainnya.Menurut Syaikh Wahbah disunnahkan membaca surat Al-Kafirun setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat pertama. Setelah itu membaca surat Al-Ikhlas setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat kedua.Berikut tata cara mengerjakan sholat istikharah:1. Niat2. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah3. Membaca surat Al Fatihah4. Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun5. Ruku’ dengan tuma’ninah6. I’tidal dengan tuma’ninah7. Sujud dengan tuma’ninah8. Duduk di antara dua sujud dengan tuma’ninah9. Sujud kedua dengan tuma’ninah10. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua11. Membaca surat Al Fatihah12. Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas13. Ruku' dengan tuma'ninah14. I'tidal dengan tuma'ninah15. Sujud dengan tuma'ninah16. Duduk di antara dua sujud dengan tuma'ninah17. Sujud kedua dengan tuma'ninah18. Tahiyat akhir dengan tuma'ninah19. SalamBaca juga: Bacaan Niat Shalat Witir Beserta Latin Dan TerjemahannyaApabila sudah selesai mengerjakan shalat istikharah kemudian berdoa dengan doa istikharah dan setelah berdoa hendaklah memilih mana kecenderungan hati diantara dua hal itu. Berikut doa Istikharah lengkap dengan artinya. Doa Setelah Sholat Itikharah . . (...) Allaahumma inni astakhiiruka bi'ilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal 'aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa a'lamu wa anta 'allaamul guyuub. Allaahumma in kunta ta'lamu anna haadzal amro (.....) khairul lii fii diinii wa ma'aasyi faqdurhu lii wa yassirhu lii tsumma baarik lii fii hi wa in kunta ta'lamu anna haadzal amro syarrun lii fii diinii wa ma'aasyii wa 'aaqibati amrii wa 'aajlihii fashrifhu 'annii wasrifnii 'anhu waqdurhu liyal-khaira haitsu kaana tsumma rodh-dhinii bihi. Artinya: "Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk dari ilmu-Mu, memohon kekuatan dari kekuasaan-Mu, dan memohon karunia-Mu yang besar, karena sesungguhnya aku tidak kuasa sedang Engkau kuasa, dan aku tidak mengetahui sedang Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini ( sebut keperluanya ) baik bagiku, agama dan kehidupanku, maka tetapkan dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berkatilah aku, dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, bagi agama dan kehidupanku serta akibat dari urusanku, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa mendatang, maka hindarkanlah ia dariku dan hindarkanlah pula diriku darinya, dan tetapkanlah hal yang terbaik bagiku menurut semestinya, kemudian ridhailah aku."Baca juga: Bacaan Niat Shalat Dhuha Lengkap Dengan Tulisan Latin Dan Artinya Demikianlah mengenai lafadz niat sholat sunah Istikharah lengkap dengan artinya. Dengan mengerjakan sholat istikharah semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan memberikan pilihan yang terbaik untuk kita. Dan semoga apa yang sudah disampaikan diatas bisa bermanfaat
|
Doaharianislami.com Sebelum mengerjakan shalat istikharah ketahui terlebih dahulu penjelasan mengenai shalat istikharah seperti niat shalat, tata cara mengerjakan, waktu mengerjakan dan doa Istikhrah. Sholat istikharah adalah sholat sunah dua rakaat yang dikerjakan untuk memohon petunjuk kepada Allah SWT ketentuan pilihan yang baik di antara beberapa hal yang belum bisa ditentukan baik buruknya. Yakni apabila seseorang berhajat dan bercitacita akan mengerjakan suatu hal sedang dirinya raguragu dalam pekerjaan atau maksud itu, apakah dilanjutkan atau tidak. Maka untuk memilih salah satu dari beberapa hal perlu diteruskan atau tidak, disunahkan untuk mengerjakan shalat istikharah. Baik dalam hal jodoh, pekerjaan, rencana maupun perkaraperkara lainnya. Berikut adalah lafadz niat sholat sunah Istikharah beserta latin dan terjemahnya. Setelah membaca niat membaca surat AlFatihah, setelah membaca AlFatihah diutamakan membaca surat AlKafirun dan dirakaat yang kedua membaca surat AlFatihah lalu membaca surat AlIkhlas. Karena pada malam hari kita dapat mengerjakan sholat Istikharah dengan khusyu. Tata Cara mengerjakan Shalat IstikharahCara mengerjakan sholat Istikharah sama seperti sholat pada umumnya, yang membedakan hanya pada niatnya. Baik sholat sunah rawatib, sholat sunah tahiyatul masjid, maupun sholat sunah lainnya. Menurut Syaikh Wahbah disunnahkan membaca surat AlKafirun setelah membaca surat Al Fatihah pada rakaat pertama. Takbiratul ihram, diikuti dengan doa iftitah3. Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Kafirun5. Duduk di antara dua sujud dengan tumaninah9. Berdiri lagi untuk menunaikan rakaat kedua11. Membaca surat dari Alquran, diutamakan Surat Al Ikhlas13. SalamBaca juga Bacaan Niat Shalat Witir Beserta Latin Dan TerjemahannyaApabila sudah selesai mengerjakan shalat istikharah kemudian berdoa dengan doa istikharah dan setelah berdoa hendaklah memilih mana kecenderungan hati diantara dua hal itu. Berikut doa Istikharah lengkap dengan artinya. Allaahumma inni astakhiiruka biilmika wa astaqdiruka biqudratika wa as aluka min fadlikal aziimi fa innaka taqdiru wa laa aqdiru wa laa alamu wa anta allaamul guyuub. Artinya Ya Allah sesungguhnya aku memohon petunjuk dari ilmuMu, memohon kekuatan dari kekuasaanMu, dan memohon karuniaMu yang besar, karena sesungguhnya aku tidak kuasa sedang Engkau kuasa, dan aku tidak mengetahui sedang Engkau Maha Mengetahui semua yang gaib. Ya Allah jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini sebut keperluanya baik bagiku, agama dan kehidupanku, maka tetapkan dan mudahkanlah ia bagiku kemudian berkatilah aku, dan jika Engkau mengetahui bahwa urusan ini buruk bagiku, bagi agama dan kehidupanku serta akibat dari urusanku, baik untuk masa sekarang maupun untuk masa mendatang, maka hindarkanlah ia dariku dan hindarkanlah pula diriku darinya, dan tetapkanlah hal yang terbaik bagiku menurut semestinya, kemudian ridhailah aku. Baca juga Bacaan Niat Shalat Dhuha Lengkap Dengan Tulisan Latin Dan Artinya Demikianlah mengenai lafadz niat sholat sunah Istikharah lengkap dengan artinya. Dengan mengerjakan sholat istikharah semoga Allah SWT memberikan petunjuk dan memberikan pilihan yang terbaik untuk kita. Dan semoga apa yang sudah disampaikan diatas bisa bermanfaat
|
Faidah Dzikir – Bagian 1
|
https://radiomutiaraquran.com/2020/02/23/faidah-dzikir-bagian-1/
|
Saya mensarikan faedah ini dari faedah-faedah yang telah disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya, Al-Wabib Ash-Shayyib.1 Bahwasanya dzikir itu mengusir syetan, menghantamnya dengan telak dan membinasakannya. Bahwasanya dzikir itu mengundang keridhaan Ar-Rahman Azza wa jalla. Bahwasanya dzikir itu mengusir rasa sedih dan gundah dari dalam hati dan mengisi hati dengan sukaria, bahagia , dan semangat. Bahwasanya dzikir itu menguatkan hati dan badan. Bahwasanya dzikir itu memberikan cahaya pada wajah dan hati. Bahwasanya dzikir itu mengundang rezeki. Bahasanya dzikir itu menyelimuti orang yang melakukannya dengan wibawa, rasa manisnya dzikir, dan kecerahan. Bahwasanya dzkir itu mewariskan rasa cinta yang merupakan ruh islam, puncak perputaran agama, dan poros kebahagian dan keselamatan. Bahwasanya dzikir itu mewariskan rasa muraqabah (merasa diawasi oleh Allah) sehingga dengannya seseorang memasuki pintu ihsan. Seseorang menyembah Allah seakan-akan ia melihat-Nya. Dan bagi orang yang lalai tiada jalan menuju dzikir hinggan sampai ke kedudukan ihsan. Bahwasanya dzikir mewariskan taubat dan kembali kepada Allah Ta’ala. Bahwasanya dzikir mewariskan kedekatan kepada Allah Ta’ala. Bahwasanya dzikir membukakan baginya pintu agung di antara pintu-pintu pengetahuan. Setiap kali seseorang memperbanyak kadar dzikirnya, bertambah pula pengetahuannya. Bahwasanya dzikir itu mewariskan rasa takut kepada Rabbnya dan semangat mengagungkan–Nya. Hal itu karena kekuasaan dahsyat atas hatinya dan kebersamaannya selalu dengan Allah Ta’ala, yang berbeda dengan orang lalai. Bahwa penutup rasa takut itu sangat tidak kentara dalam hati. Bahwasanya dzikir itu mewariskan kepadanya ingat kepada Allah Ta’ala. Allah Ta’alaberfirman, “Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu ….” (Al-Baqarah: 152) Seandainya tiada keutamaan lain dalam dzikir selain satu keutamaan ini saja, tentu telah cukup utama dan mulia. Bahwasanya dzikir itu mewariskan kehidupan hati. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, “Dzikir bagi hati, bagaikan air bagi ikan. Maka, bagaimana kondisi ikan jika meninggalkan air?” Bahwasanya dzikir adalah makanan hati dan ruh. Bahwasanya dzikir itu memberikan kebersihan hati dari karatnya. Tidak diragukan bahwa hati berkarat seperti berkaratnya kuningan, perak, dan selainnya. Bersihnya hati adalah dengan dzikir. Sesungguhnya dzikir itu akan menjadikan hati cemerlang hingga seperti cermin yang bersih. Jika dzikir ditinggalkan, hati menjadi berkarat, dan jika berdzkir, maka hati menjadi cemerlang. Hati menjadi berkarat karena dua hal: lalai dan dosa. Dan cemerlangnya karena dua hal: istiqfar dan dzikir. Barang siapa yang kelalaiannya mendominasi waktu, maka akan menjadi karat yang berlapis-lapis pada hatinya. Karatnya sesuai dengan kelalaiannya. Jika hati berkarat, maka semua pengetahuan tidak akan tergambar sesuai dengan kenyataannya, sehingga melihat kebathilan dalam bentuk kebenaran. Bila karat hati berlapis-lapis, suasan menjadi lebih gelap sehingga tidak akan terlihat baginya bentuk kebenaran sebagai mana aslinya. Jika karat hati berlapis-lapis dan menghitam, lalu dilapisi pembusukan, rusaklah daya analisis dan daya pemahamannya sehinga tidak menerima lagi kebenaran dan tidak mengingkari kebathilan. Ini adalah siksaan hati yang paling dahsyat. Bahwasanya dzikir itu menggugurkan, lalu melenyapkan berbagai kesalahan. Dzikir adalah kebaikan yang paling agung; dan perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Bahwasanya dzikir itu menghilangkan rasa hampa antara hamba dan Rabbnya. Sesungguhnya bagi seseorang yang lalai antara dirinya dan Rabbnya Ta’ala adanya kehampaan, dan rasa hampa itu tidak akan hilang melainkan dengan dzikir. Bahwasanya apa yang dapat digunakan seorang hamba untuk berdzikir kepada Rabbnya dengan mengagungkan-Nya, atau bertahmid kepada-Nya akan mengingatkan pelakunya pada saat dalam kondisi sulit. Bahwasanya seorang hamba jika mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala dengan dzikir kepada-Nya ketika dalm kondisi bahagia, maka akan mengetahui ketika dalam kesulitan. Bahwasanya dzikir itu akan menyelamatkan diri dari azab Allah Ta’ala. Bahwasanya dzikir adalah sebab turunnya ketenangan, meluapnya rahmat, dan liputan para malaikat. Hal itu sebagaimana disampaikan nabi shallallahu alaihi wa sallam.2 Bahwasanya dizkir adalah sebab yang menyibukkan lisan sehingga tidak terjerumus perbuatan ghibah, mengadu domba, bekata keji, dan berkata bathil. Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis para malaikat, sedangkan majelis-majelis untuk main-main dan lalai adalah majelis-majelis syetan. Bahwasanya ahli dzikir akan merasa bahagia dengan dzikirnya dan para teman duduknya. Dia adalah orang yang penuh berkah dimanapun berada. Sedangkan orang yang lalai akan merasa sengsara dengan main-main dan kelalaiannya. Orang-orang yang bergaul dengannya akan sengsara karenanya. Bahwasanya dzikir akan mengamankan setiap hamba dari kerugian pada hari kiamat. Dan sesungguhnya setiap hamba dalam majelis yang tidak menyebutkan nama Rabbnya Ta’la, maka akan mengalami kerugian di hari kiamat. Bahwasanya menangis dalam kesepian menyebabkan naungan Allah Ta’ala bagi seorang hamba pada hari ketika semua manusia dihimpunkan di mahsyar yang agung di bawah arsy-Nya,sedangkan semua orang berada dibawah panas terik matahari yang melelehkan mereka ditempatnya. Sedangkan seorang ahli dzikir akan mendapatkan naungan dibawah arsy Ar-Rahman Azza wa Jalla. Bahwasanya menyibukkan diri dengan dzikir adalah penyebab bagi turunnya karunia Allah Ta’ala bagi ahli dzikir yang merupakan pemberian terbaik yang diberikan kepada para peminta. Bahwasanya dzikir adalah ibadah yang paling mudah. Dan diantara ibadah yang paling manis dan utama. Sesungguhnya gerakan lisan adalah gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah.jika salah satu anggota badan seorang manusia bergerak selama sehari semalam sama dengan gerakan lisan, pasti akan sangat berat terasa olehnya, bahkan hal itu tidak mungkin. disalin dari buku Syarah Do’a dan Dzikir HISNUL MUSLIM, Pensyarah : Majdi bin Abdul Wahhab Ahmad. Penerbit Darul Falah. Sumber: https://muslimah.or.id/
|
Saya mensarikan faedah ini dari faedahfaedah yang telah disebutkan oleh Ibnul Qoyyim rahimahullah dalam kitabnya, AlWabib AshShayyib.1 Bahwasanya dzikir itu mengusir syetan, menghantamnya dengan telak dan membinasakannya. Bahwasanya dzkir itu mewariskan rasa cinta yang merupakan ruh islam, puncak perputaran agama, dan poros kebahagian dan keselamatan. Seseorang menyembah Allah seakanakan ia melihatNya. Bahwasanya dzikir mewariskan taubat dan kembali kepada Allah Taala. Bahwasanya dzikir mewariskan kedekatan kepada Allah Taala. Bahwasanya dzikir membukakan baginya pintu agung di antara pintupintu pengetahuan. Bahwa penutup rasa takut itu sangat tidak kentara dalam hati. Allah Taalaberfirman, Karena itu, ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku ingat pula kepadamu . Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata, Dzikir bagi hati, bagaikan air bagi ikan. Sesungguhnya dzikir itu akan menjadikan hati cemerlang hingga seperti cermin yang bersih. Hati menjadi berkarat karena dua hal lalai dan dosa. Jika karat hati berlapislapis dan menghitam, lalu dilapisi pembusukan, rusaklah daya analisis dan daya pemahamannya sehinga tidak menerima lagi kebenaran dan tidak mengingkari kebathilan. Sesungguhnya bagi seseorang yang lalai antara dirinya dan Rabbnya Taala adanya kehampaan, dan rasa hampa itu tidak akan hilang melainkan dengan dzikir. Bahwasanya dzikir itu akan menyelamatkan diri dari azab Allah Taala. Hal itu sebagaimana disampaikan nabi shallallahu alaihi wa sallam.2 Bahwasanya dizkir adalah sebab yang menyibukkan lisan sehingga tidak terjerumus perbuatan ghibah, mengadu domba, bekata keji, dan berkata bathil. Bahwasanya ahli dzikir akan merasa bahagia dengan dzikirnya dan para teman duduknya. Dia adalah orang yang penuh berkah dimanapun berada. Sedangkan orang yang lalai akan merasa sengsara dengan mainmain dan kelalaiannya. Orangorang yang bergaul dengannya akan sengsara karenanya. Dan sesungguhnya setiap hamba dalam majelis yang tidak menyebutkan nama Rabbnya Tala, maka akan mengalami kerugian di hari kiamat. Bahwasanya menangis dalam kesepian menyebabkan naungan Allah Taala bagi seorang hamba pada hari ketika semua manusia dihimpunkan di mahsyar yang agung di bawah arsyNya,sedangkan semua orang berada dibawah panas terik matahari yang melelehkan mereka ditempatnya. Sedangkan seorang ahli dzikir akan mendapatkan naungan dibawah arsy ArRahman Azza wa Jalla. Bahwasanya dzikir adalah ibadah yang paling mudah. Dan diantara ibadah yang paling manis dan utama. Sesungguhnya gerakan lisan adalah gerakan anggota badan yang paling ringan dan paling mudah.jika salah satu anggota badan seorang manusia bergerak selama sehari semalam sama dengan gerakan lisan, pasti akan sangat berat terasa olehnya, bahkan hal itu tidak mungkin. disalin dari buku Syarah Doa dan Dzikir HISNUL MUSLIM, Pensyarah Majdi bin Abdul Wahhab Ahmad.
|
Hukum Islam Tentang Feng Shui dan Dalilnya
|
https://dalamislam.com/hukum-islam/hukum-islam-feng-shui
|
Belakangan ini feng shui ramai diperbincangkan oleh banyak orang. Lantas, apa itu feng shui? Dan bagaimana islam menyikapi ilmu kuno yang berasal dari China ini?Secara bahasa, Feng Shui memiliki arti angin (fei) dan air (shui). Ilmu ini sudah menjadi sains kuno yang digunakan oleh masyarakat China sejak 6000 tahun silam. Angin dan air dalam budaya Cina memiliki arti tentang kesehatan dan prestasi.Pengertian feng shui sendiri merupakan sebuah ilmu topografi kuno dari Tiongkok yang dipercaya masyarakat Cina bahwa manusia sejatinya memiliki relasi dengan surga (astronomi), serta bumi (geografi). Semua itu menurut mereka berkaitan erat satu sama lain dan dapat membantu memperbaiki kehidupan dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi oleh angin dan berhenti ketika bertemu dengan udara.Bolehkah Umat Islam Mempercayai Feng Shui ?Sebenarnya feng shui ini tidak memiliki penjelasan ilmiah, karena umumnya lebih kepada kepercayaan belaka. Dalam islam, kepercayaan seperti ini lebih kepada at-tathayyur dan juga arrafah atau ramalan.1. At-TathayyurAt-tathayyur berasal dari kata thair yang artinya burung. Dahulunya orang Arab jahiliyah terbiasa mempercayai pertanda dari burung yang terbang melintas. Misalnya, bila hendak bepergian lalu tiba-tiba ada seekor burung terbang melintas, maka dia menghentikan niatnya karena terbangnya burung tadi pertanda akan adanya nasib buruk yang akan menimpanya.Perbuatan seperti ini masuk dalam bab. Dan harus dihindari sejauh mungkin. Lain halnya dengan yang bersifat fenomena ilmiah, misalnya ketika hewan berlarian dengan cepat dan gelisah. Fenomena ini sudah menyebar luas ke masyarakat jika ada hewan yang berlarian dengan gelisah itu menunjukkan bahwa ada gejala alam.Atau bisa pertanda bencana alam yang akan terjadi seperti gempa bumi atau gunung meletus. Hal itu karena sifat kepekaan hewan yang kuat, ia mampu merasakan getarannya terlebih dahulu dibandingkan dengan indera manusia.Hal lainnya seperti bangunan yang dibangun apabila menghadap ke utara dipercaya bahwa rezeki akan macet. Tanpa ada penjelasan yang menguatkan itu disebut tathayyur, ini bisa masuk kedalam yaitu syirk, yang dimana dosa tersebut termasuk dosa besar.Sebagai umat muslim yang taat, hal tersebut tidak boleh dilakukan. Karena segala sesuatu, baik itu rezeki, jodoh, dan maut adalah ketentuan Allah SWT, kita sebagai manusia tidak mengetahuinya. Ilmu Fengshui adalah di antara keyakinan-keyakinan yang sangat bertentangan dengan yang suci ini. Terlebih lagi di dalamnya terdapat keyakinan “Thiyarah” atau menganggap sial sesuatu (baik itu benda, manusia, hewan, tempat, rumah, kendaraan, hari, angka dan lainnya) dan thiyarah ini telah dilarang keras oleh Nabi SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim:“Tidak boleh Thiyarah.” Dan lebih tegas lagi dari Ibnu Mas’ud bahwasanya Nabi SAW bersabda:“Thiyarah (meramalkan kesialan) adalah syirik.” (Lima perawi hadits meriwayatkan dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani rahimahullah dalam Shahih Al-Jami’ No. 3960).2. Ramalan (‘Arrafah)Selain masuk bab tathayyur, feng shui juga bisa masuk ke dalam ramalan (‘arrafah). Dan ini pun hukum percaya adalah haram dilakukan bagi seorang muslim. Sebagaimana dalil hadits nabawi berikut ini.Dari Abu Hurairah ra. dari Nabi SAW, beliau bersabda, ”Barang siapa yang mendatangi tukang ramal lalu membenarkan apa yang dikatakannya maka ia telah kufur apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW.” (agama Islam) (HR Abu Daud, Bukhori, Ahmad dan Tirmidzy)Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal dan membenarkan apa yang dia katakan, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari.” (HR Muslim 4/1751)Dari keterangan hadist yang sudah dijelaskan diatas, fengshui itu haram hukumnya untuk dipercayai. Layaknya sebuah ramalan, hal tersebut tetaplah haram. Meski hal tersebut dibuat untuk main-main, teteap diharamkan. Ketahuilah bahwa datangnya kesialan pada diri manusia bisa karena dosa dan maksiat yang kita lakukan, jadi tidak boleh mempelajari apalagi meyakini ilmu fengshui.
|
Belakangan ini feng shui ramai diperbincangkan oleh banyak orang. Lantas, apa itu feng shui Dan bagaimana islam menyikapi ilmu kuno yang berasal dari China iniSecara bahasa, Feng Shui memiliki arti angin fei dan air shui. Ilmu ini sudah menjadi sains kuno yang digunakan oleh masyarakat China sejak 6000 tahun silam. Angin dan air dalam budaya Cina memiliki arti tentang kesehatan dan prestasi. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Dalam islam, kepercayaan seperti ini lebih kepada attathayyur dan juga arrafah atau ramalan.1. AtTathayyurAttathayyur berasal dari kata thair yang artinya burung. Dahulunya orang Arab jahiliyah terbiasa mempercayai pertanda dari burung yang terbang melintas. Misalnya, bila hendak bepergian lalu tibatiba ada seekor burung terbang melintas, maka dia menghentikan niatnya karena terbangnya burung tadi pertanda akan adanya nasib buruk yang akan menimpanya. Fenomena ini sudah menyebar luas ke masyarakat jika ada hewan yang berlarian dengan gelisah itu menunjukkan bahwa ada gejala alam. Hal lainnya seperti bangunan yang dibangun apabila menghadap ke utara dipercaya bahwa rezeki akan macet. Tanpa ada penjelasan yang menguatkan itu disebut tathayyur, ini bisa masuk kedalam yaitu syirk, yang dimana dosa tersebut termasuk dosa besar. Sebagai umat muslim yang taat, hal tersebut tidak boleh dilakukan. Karena segala sesuatu, baik itu rezeki, jodoh, dan maut adalah ketentuan Allah SWT, kita sebagai manusia tidak mengetahuinya. Dan lebih tegas lagi dari Ibnu Masud bahwasanya Nabi SAW bersabdaThiyarah meramalkan kesialan adalah syirik. Lima perawi hadits meriwayatkan dan dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani rahimahullah dalam Shahih AlJami No. agama Islam HR Abu Daud, Bukhori, Ahmad dan TirmidzyRasulullah SAW bersabda, Barangsiapa yang mendatangi tukang ramal, kemudian ia bertanya kepadanya tentang sesuatu hal dan membenarkan apa yang dia katakan, maka sholatnya tidak akan diterima selama 40 hari. Layaknya sebuah ramalan, hal tersebut tetaplah haram.
|
Dilarang Mudik, Begini Cara Berbakti Kepada Orangtua
|
https://www.eramuslim.com/hikmah/dilarang-mudik-begini-cara-berbakti-kepada-orangtua/
|
Eramuslim – Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) diterapkan di beberapa wilayah Indonesia sebagai upaya pencegahan penularan pandemi virus corona (COVID-19). Hal ini juga berdampak kepada para perantau, sebab mereka tak bisa mudik menemui orangtua atau keluarganya di kampung halaman, padahal Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah semakin dekat. Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin mengatakan, mengunjungi kedua orangtua dan keluarga sangatlah dianjurkan. Namun ketika tengah terjadi wabah penyakit, maka sebaiknya dihindari bertemu secara langsung. Apalagi ulama dan umara sudah melarang mudik guna mencegah penularan corona. “Menghindari kemudaratan juga wajib. Taat kepada pemimpin atau pemerintah, taat kepada keputusan Majelis Ulama Indonesia juga wajib,” katanya saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu. Allah SWT berfirman, Artinya: “Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara kamu” (QS. An-Nisa`: 59). Lebih lanjut, bagi para perantau Muslim, masih tetap bisa berbakti kepada orangtua dan keluarga di tengah wabah corona, yaitu dengan menjalankan amalan-amalan sunah. “Misalnya dengan cara mendoakannya (mendoakan orangtua dan kerabat) setiap hari dan memperbanyak sedekah. Menghindarkan penularan penyakit kepada keluarga atau orangtua juga bagian dari bakti,” ucap Fauzan. Berikut ini adalah doa atau disebut sebagai shalawat thibbil qulub yang bisa diamalkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti COVID-19: Artinya: “Ya Allah limpahkanlah Rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyebuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Dan semoga rahmat tercurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya.” (Okz)
|
Eramuslim Pembatasan Sosial Berskala Besar PSBB diterapkan di beberapa wilayah Indonesia sebagai upaya pencegahan penularan pandemi virus corona COVID19. Hal ini juga berdampak kepada para perantau, sebab mereka tak bisa mudik menemui orangtua atau keluarganya di kampung halaman, padahal Ramadhan dan Idul Fitri 1441 Hijriah semakin dekat. Ketua Ikatan Sarjana Quran Hadist Indonesia, Ustadz Fauzan Amin mengatakan, mengunjungi kedua orangtua dan keluarga sangatlah dianjurkan. Namun ketika tengah terjadi wabah penyakit, maka sebaiknya dihindari bertemu secara langsung. Apalagi ulama dan umara sudah melarang mudik guna mencegah penularan corona. Menghindari kemudaratan juga wajib. Taat kepada pemimpin atau pemerintah, taat kepada keputusan Majelis Ulama Indonesia juga wajib, katanya saat dihubungi Okezone beberapa waktu lalu. Allah SWT berfirman, Artinya Hai orangorang yang beriman taatilah Allah dan taatilah RasulNya dan ulil amri di antara kamu QS. AnNisa 59. Lebih lanjut, bagi para perantau Muslim, masih tetap bisa berbakti kepada orangtua dan keluarga di tengah wabah corona, yaitu dengan menjalankan amalanamalan sunah. Misalnya dengan cara mendoakannya mendoakan orangtua dan kerabat setiap hari dan memperbanyak sedekah. Menghindarkan penularan penyakit kepada keluarga atau orangtua juga bagian dari bakti, ucap Fauzan. Berikut ini adalah doa atau disebut sebagai shalawat thibbil qulub yang bisa diamalkan untuk mencegah berbagai penyakit seperti COVID19 Artinya Ya Allah limpahkanlah Rahmat kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, sebagai obat hati dan penyebuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya. Dan semoga rahmat tercurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya. Okz
|
Tatacara Shalat Lengkap Beserta Bacaannya
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/tatacara-shalat-lengkap-beserta-bacaannya/
|
Shalat adalah diantara rukun Islam yang harus dijalankan seorang muslim. Karena tanda seorang muslim atau tidak setelah mengucapkan kalimat syahadat adalah dengan shalat. Shalat memiliki tata cara yang khusus, yang dicontohkan sendiri oleh Nabi Muhammad Saw. dengan diajarkan langsung oleh Malaikat Jibril As. Untuk melakukan ibadah shalat, berikut ini tuntunannya Pertama, niat. Niat diucapkan di dalam hati, dan dilaksanakan bersamaan dengan mengangkat kedua tangan untuk membaca takbiratul ihram. Untuk bacaan-bacaan niat di tiap shalat, bisa dilihat di artikel kami. Kedua, membaca takbiratul Ihram. Takbiratul Ihram memiliki arti takbir yang mengharamkan kita berbuat apapun diluar gerakan dan bacaan shalat.Takbiratul IhramBacaannya adalah, Allahu Akbar Allah Maha Besar Ketiga, doa Iftitah. Iftitah berarti pembuka. Doa ini dibaca sebelum membaca surah al-Fatihah. Hukum membaca doa iftitah ini adalah sunnah. Berikut ini doanya, Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fatharassamaawati wal ardha haniifan wa maa ana min al-musyrikin. Inna Shalaati wa Nusukii wa Mahyaaya wa Mamaati lillahi rabbi al-aalamin. Laa Syariika Lahu wa bidzaalika umirtu wa anaa min al-muslimiin. Allah yang Maha Besar Sebesar-besarnya, dan segala puji yang banyak hanya kepada Allah, dan maha Suci Allah baik di waktu pagi maupun petang. Sesungguhnya aku hadapkan diriku kepada yang menciptakan seluruh langit dan bumi, dengan lurus mengikuti ajaran agama (millah) yang dibawa oleh Nabi Ibrahim As. dan aku bukanlah termasuk kelompok orang-orang yang menyekutukan Allah. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah (semata), Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan keyakinan itulah aku diperintahkan, dan saya termasuk kedalam kelompok orang-orang yang berserah diri (muslimin). Keempat, membaca surah al-Fatihah. Surah al-Fatihah ini adalah diantara rukun shalat. Jika tidak membacanya, maka shalat menjadi batal. Kelima, membaca surah (panjang, pendek, atau sebagian ayat dari dalam surah). Apa yang dibaca sesuai dengan kemampuan hafalan kita yang melaksanakan shalat. Jika sedang ada kegiatan yang harus dikerjakan, tidak perlu membaca surah atau ayat yang banyak/panjang. Keenam, ruku. Berikut ini bacaannya, x Subhaana rabbiya al-azhiimi wa bi hamdihi 3x Allahumma laka rakatu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu, khasyaa laka samii wa basharii, wa mukkhii, wa azhmii, wa ashabii, wa syarii, wa basyarii, wa maastaqallat bi qadamii. Allahu Rabbil Aalamiin. Maha Suci Tuhanku Yang Maha Agung dan Maha Suci dengan segala puji kepada-Nya. 3x Ya Allah, kepada-Mu aku ruku, terhadap-Mu aku beriman, kepada aku berserah diri (berislam). Pendengaran, penglihatan, pikiran, tulang, urat, rambut, kulit, sampai yang dilakukan oleh kaku semuanya khusyu kepada Allah Tuhan Semesta Alam. Ketujuh, itidal. Itidal dilakukan dengan cara berdiri, dan tidak bersedekap. Bacaannya adalah sebagai berikut, Samia Allahu liman hamidahuRabbana wa laka al-hamdu wa al-syukru hamdan katsiiran thoyyiban mubaarakan fiihi, milu al-samaawaati wa milu al-ardhi, wa milu maa bainahumaa wa milu maa syita min syaiin badu. Allah senantiasa mendengar kepada siapa yang memuji-Nya Tuhanku, kepada Engkaulah segala pujian, segala kesyukuran, pujian yang banyak, baik, lagi berkah di dalamnya. Pujian dan kesyukuran itu memenuhi seluruh langit, seluruh bumi, diantara keduanya, dan memenuhi siapa saja yang Engkau kehendaki setelahnya. Kedelapan, sujud. Berikut ini bacaannya, x Subhaana Rabbiya al-Alaa wa bi hamdihi 3x Allahumma laka sajadtu, wa laka aslamtu, wa bika aamantu. Anta rabbi sajada wajhii lilladzii khalaqahu wa showwarahu wa syaqqa samahu wa bashorohu tabaaraka Allahu ahsanu al-khaaliqin. Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Suci 3x Ya Allah kepada-Mu aku sujud, kepada-Mu aku berislam, kepada-Mu aku beriman. Engkaulah Tuhanku. Wajahku bersujud kepada yang menciptakannya, dan membentuknya (dengan sebaik-baiknya wajah), wa memberikannya telinga dan mata. Maha Suci Allah, sebaik-baiknya Pencipta. Kesembilan, duduk diantara dua sujud. Duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Bacaanya adalah, Rabbighfirlii warhamnii wajburnii warfanii warzuqnii wahdinii wa aafinii wafu annii Ya Tuhanku, ampunilah aku, kasihanilah aku, benarkanlah aku, angkatlah derajatku, karuniakanlah aku rezeki, sehatkanlah aku, dan maafkanlah aku. Kesepuluh, sujud kembali. Bacaannya sama dengan sujud yang pertama. Kesebelas, bangun meneruskan rakaat selanjutnya. Jika shalat berjumlah dua rakaat, maka di akhirat rakaat kedua langsung melakukan tasyahud akhir. Jika shalat berjumlah tiga/empat rakaat, maka di rakaat kedua membaca tasyahud awal dan tasyahud akhir di rakaat ketiga (untuk shalat maghrib yang hanya tiga rakaat) dan di rakaat keempat (untuk shalat yang empat rakaat). Keduabelas, tasyahud awal. Bacaannya adalah sebagai berikut, At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu alainaa wa alaa ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ala Sayyidinaa Muhammad. Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad Ketigabelas, tasyahud akhir. Bacaannya sama dengan tasyahud awal, hanya saja ada bacaan selanjutnya, At-tahiyyaatu al-mubaarakaatu al-shalawaatu al-thoyyibaatu lillahi. Assalaamu alaika ayyuhannabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuhu. As-Salaamu alainaa wa alaa ibaadillahi as-shoolihin. Asyhadu an laa ilaaha illa Allah wa Asyhadu anna muhammadarrasuulullah. Allahumma Sholli ala Sayyidinaa Muhammad. Wa ala aali sayyidina Muhammad Kamaa shollayta ala sayyidina Ibrahim. Wa Baarik ala sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad. Kamaa baarakta ala sayyidinaa Ibrahim, wa ala sayyidina Ibrahim, fil aalamiina innaka hamiidun majiid. Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakah-Nya. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang shalih. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Ya Allah aku sampai shalawat kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarganya. Sebagaimana Engkau sampaikan shalawat kepada Nabi Ibrahim As., serta kepada para keluarganya. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Sebagaimana, Engkau telah berkahi kepada junjungan kita Nabi Ibrahim, serta keberkahan yang dilimpahkan kepada keluarga Nabi Ibrahim. Di seluruh alam raya ini, Engkaulah Yang Maha Terpuji lagi Maha Kekal. Selanjutnya, bisa dilanjutkan dengan antara tasyahud akhir dengan salam. Berikut ini doanya, Allahumma inni auudzubika min adzaab al-qabr, wa min fitnati al-mahyaa wa al-mamaat, wa mi syarri fitnati al-masiih al-dajjaal. Allahummaghfirlii ma qaddamtu wa ma akkhartu, wa ma asrartu, wa ma alantu, wa ma anta alamu bihi minni, anta al-muqaddimu wa anta al-muakkhiru. Laa Ilaaha Illa Anta. Ya Allah aku memohon perlindung kepada-Mu dari azab neraka jahanam, azab kubur, dari fitnah di masa hidup dan mati, serta dari buruknya fitnah al-Masih Dajjal. Ya Allah, ampunilah aku dari segala dosa, yang dahulu maupun yang nanti, yang rahasia maupun yang terang-terangan, dan apa yang Engkau lebih tahu terhadap dosaku daripada aku sendiri. Engkaulah Yang Maha Mengawali dan Yang Maha Mengakhiri. Tiada Tuhan selain Engkau. Keempatbelas, mengucapkan salam. Caranya dengan menolehkan kepala ke kanan terlebih dahulu, kemudian membaca salam. Berikutnya menolehkan kepala ke arah kiri kembali mengucapkan salam. Bacaan salamnya adalah sebagai berikut, Assalaamu Alaikum Warahmatullahi wa Barakaatuhu Keselamatan senantiasa tercurah kepada kalian, juga rahmat Allah dan keberkahan-Nya. Sampai sini, kegiatan shalat sudah selesai. Masih disunahkan juga untuk melanjutkan dengan berzikir setelah shalat atau melaksanakan shalat sunnah rawatib, atau disebut shalat sunnah badiya al-sholah. Wallahu Alam.
|
Shalat adalah diantara rukun Islam yang harus dijalankan seorang muslim. Karena tanda seorang muslim atau tidak setelah mengucapkan kalimat syahadat adalah dengan shalat. Shalat memiliki tata cara yang khusus, yang dicontohkan sendiri oleh Nabi Muhammad Saw. Niat diucapkan di dalam hati, dan dilaksanakan bersamaan dengan mengangkat kedua tangan untuk membaca takbiratul ihram. Untuk bacaanbacaan niat di tiap shalat, bisa dilihat di artikel kami. Berikut ini doanya, Allahu Akbar Kabiira Walhamdu Lillahi Katsiran wa Subhaanallahi Bukratan wa Ashiila. Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, matiku, hanyalah untuk Allah semata, Tuhan semesta alam. Jika tidak membacanya, maka shalat menjadi batal. Kelima, membaca surah panjang, pendek, atau sebagian ayat dari dalam surah. Apa yang dibaca sesuai dengan kemampuan hafalan kita yang melaksanakan shalat. Berikut ini bacaannya, x Subhaana rabbiya alazhiimi wa bi hamdihi 3x Allahumma laka rakatu, wa bika aamantu, wa laka aslamtu, khasyaa laka samii wa basharii, wa mukkhii, wa azhmii, wa ashabii, wa syarii, wa basyarii, wa maastaqallat bi qadamii. Itidal dilakukan dengan cara berdiri, dan tidak bersedekap. Maha Suci Tuhanku Yang Maha Tinggi dan Maha Suci 3x Ya Allah kepadaMu aku sujud, kepadaMu aku berislam, kepadaMu aku beriman. Duduk seperti ini disebut duduk iftirasy. Kesebelas, bangun meneruskan rakaat selanjutnya. Jika shalat berjumlah dua rakaat, maka di akhirat rakaat kedua langsung melakukan tasyahud akhir. AsSalaamu alainaa wa alaa ibaadillahi asshoolihin. Segala ucapan selamat, keberkahan, shalawat, dan kebaikan adalah bagi Allah. Mudahmudahan kesejahteraan dilimpahkan kepadamu wahai Nabi beserta rahmat Allah dan barakahNya. Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu adalah utusan Allah. Bacaannya sama dengan tasyahud awal, hanya saja ada bacaan selanjutnya, Attahiyyaatu almubaarakaatu alshalawaatu althoyyibaatu lillahi. Wa Baarik ala sayyidina Muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad. Dan, berikanlah keberkahan kepada junjungan kita Nabi Muhammad, serta kepada keluarga. Ya Allah aku memohon perlindung kepadaMu dari azab neraka jahanam, azab kubur, dari fitnah di masa hidup dan mati, serta dari buruknya fitnah alMasih Dajjal. Engkaulah Yang Maha Mengawali dan Yang Maha Mengakhiri. Caranya dengan menolehkan kepala ke kanan terlebih dahulu, kemudian membaca salam.
|
Cerai Sebelum Berhubungan Suami Istri, Wajibkah Bayar Mahar?
|
https://www.harakatuna.com/cerai-sebelum-berhubungan-suami-istri-wajibkah-bayar-mahar.html
|
Harakatuna.com.Dalam sebuah pernikahan mahar adalah sesuatu yang wajib dibayar oleh suami kepada istri. sebagaimana yang disuarakan oleh Al-Qur’an pada surah an nisa ayat 4 : Artinya: Berikanlah maskawin (mahar) kepada wanita (yang kamu nikahi). Terlepas si suami mampu membayar atau tidak mahar tetap harus dibayarkan sesuai bentuk mahar yang disepakati pada waktu akad, sehingga jika masih tak mampu membayarnya mahar tersebut dianggap sebagai hutang yang wajib dibayar oleh suami. Lantas Ketika pasangan suami istri bercerai sebelum terjadi persetubuhan apakah tetap wajib membayar mahar ? Dalam literatur kitab fikih dapat dijumpai beberapa penjelasan terkait hal ini. Bahwa seorang suami tidak wajib membayar mahar sepeserpun kepada istri jika keduanya telah bercerai sebelum terjadi persetubuhan dengan adanya kriteria kriteria tertentu. Sebagaimana keterangan dalam kitab fathul mu’in, halaman 219 : () () () . Artinya : semua mahar bisa gugur sebab perceraian dari pihak istri yang terjadi sebelum adanya persetubuhan, seperti fasakhnya istri karena adanya aib suami atau suami tidak mampu bayar dan karena murtadnya istri, atau sebab yang muncul dari istri seperti fasakh dari suami karena aib istri. Kewajiban membayar mahar bagi suami itu bisa gugur ketika terjadi perceraian antara pasutri sebelum melakukan persetubuhan yang mana gugatan dan sebab dari perceraian itu terjadi dari pihak istri . Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya minhaj at-thalibin halaman 129: Artinya : perceraian sebelum persetubuhan yang muncul dari istri atau dikarenakan sebab dari istri seperti fasakhnya suami karena alasan adanya aib istri itu dapat menggugurkan mahar. Dari penjelasan diatas dapat diketaihui bahwa, perceraian yang terjadi sebelum melakukan persetubuhan dapat berkonsekuensi terhadap bebasnya suami dari kewajiban membayar mahar untuk istri. namun kewajiban itu bisa gugur apabila perceraian itu terjadi karena adanya gugatan dan sebab perceraian dari pihak istri. Demikian penjelasan mengenai cerai sebelum berhubungan suami istri, wajibkah bayar mahar? Semoga bermanfaat. Oleh Nouval Maulana
|
Harakatuna.com.Dalam sebuah pernikahan mahar adalah sesuatu yang wajib dibayar oleh suami kepada istri. sebagaimana yang disuarakan oleh AlQuran pada surah an nisa ayat 4 Artinya Berikanlah maskawin mahar kepada wanita yang kamu nikahi. Terlepas si suami mampu membayar atau tidak mahar tetap harus dibayarkan sesuai bentuk mahar yang disepakati pada waktu akad, sehingga jika masih tak mampu membayarnya mahar tersebut dianggap sebagai hutang yang wajib dibayar oleh suami. Lantas Ketika pasangan suami istri bercerai sebelum terjadi persetubuhan apakah tetap wajib membayar mahar Dalam literatur kitab fikih dapat dijumpai beberapa penjelasan terkait hal ini. Bahwa seorang suami tidak wajib membayar mahar sepeserpun kepada istri jika keduanya telah bercerai sebelum terjadi persetubuhan dengan adanya kriteria kriteria tertentu. Sebagaimana keterangan dalam kitab fathul muin, halaman 219 . Artinya semua mahar bisa gugur sebab perceraian dari pihak istri yang terjadi sebelum adanya persetubuhan, seperti fasakhnya istri karena adanya aib suami atau suami tidak mampu bayar dan karena murtadnya istri, atau sebab yang muncul dari istri seperti fasakh dari suami karena aib istri. Kewajiban membayar mahar bagi suami itu bisa gugur ketika terjadi perceraian antara pasutri sebelum melakukan persetubuhan yang mana gugatan dan sebab dari perceraian itu terjadi dari pihak istri . Hal senada juga diungkapkan oleh Imam Nawawi dalam kitabnya minhaj atthalibin halaman 129 Artinya perceraian sebelum persetubuhan yang muncul dari istri atau dikarenakan sebab dari istri seperti fasakhnya suami karena alasan adanya aib istri itu dapat menggugurkan mahar. Dari penjelasan diatas dapat diketaihui bahwa, perceraian yang terjadi sebelum melakukan persetubuhan dapat berkonsekuensi terhadap bebasnya suami dari kewajiban membayar mahar untuk istri. namun kewajiban itu bisa gugur apabila perceraian itu terjadi karena adanya gugatan dan sebab perceraian dari pihak istri. Demikian penjelasan mengenai cerai sebelum berhubungan suami istri, wajibkah bayar mahar Semoga bermanfaat. Oleh Nouval Maulana
|
Keistimewaan Ibadah Sholat
|
https://radiomutiaraquran.com/2020/11/06/keistimewaan-ibadah-sholat/
|
Sholat adalah ibadah yang paling utama dan paling agung. Sholat adalah sebaik-baik ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Sholat telah mendapatkan keistimewaan dibandingkan dengan ibadah lainnya. Jika seorang hamba memperhatikan keistimewaan-keistimewaan ibadah sholat tersebut, maka sungguh dia akan semakin mengagungkan ibadah sholat dan akan semakin menjaga pelaksanaannya. Allah Ta’ala yang langsung memerintahkan di malam mi’raj Keistimewaan pertama adalah Allah Ta’ala mewajibkan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam di malam Mi’raj. Malam tersebut adalah malam yang paling agung dan paling mulia yang dialami oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Malam tersebut adalah malam yang penuh berkah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dinaikkan ke langit ketujuh, dan mendengarkan perkataan Allah Ta’ala tanpa perantara. Di malam tersebut, Allah Ta’ala mewajibkan ibadah shalat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedangkan untuk ibadah yang lainnya, Allah Ta’ala mengutus Jibril ‘alaihis salaam untuk mewahyukan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini di antara dalil yang menunjukkan agungnya ibadah shalat dan tingginya kedudukan ibadah shalat ini dalam agama. Shalat lima waktu, namun setara dengan lima puluh sholat Pertama kali diwajibkan, shalat tersebut diwajibkan sebanyak lima puluh kali sehari semalam. Kemudian diberikan keringanan menjadi lima shalat saja, namun timbangannya setara dengan lima puluh shalat. Siapa saja yang menjaga shalat lima waktu, seolah-olah dia shalat lima puluh kali sehari semalam. Sebagaimana terdapat dalam hadits ash-shahihain, “Itu shalat lima (waktu), namun (setara dengan) lima puliuh shalat.” (HR. Bukhari no. 349 dan Muslim no. 163) Maksudnya, lima kali mengerjakan shalat, namun timbangan amalnya setara dengan lima puluh shalat. Tentu saja hal ini merupakan keutamaan dan nikmat yang diberikan oleh Allah Ta’ala kepada kita, umat Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sholat adalah syariat seluruh Nabi Termasuk keistimewaan ibadah shalat adalah bahwa shalat merupakan syariat atau ibadah yang dilakukan oleh seluruh Nabi. Tidaklah Allah Ta’ala mengutus seorang Nabi, kecuali dengan membawa syariat shalat. Dalil-dalil yang menunjukkan hal tersebut dalam Al-Qur’an sangat banyak sekali. Sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah Ta’ala pada hari kiamat. Dari sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pada hari kiamat, pertama kali yang akan Allah Ta’ala hisab atas amal seorang hamba adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka dia akan beruntung dan selamat. Jika shalatnya rusak, maka dia akan rugi dan tidak beruntung.” (HR. Tirmidzi no. 413 dan An-Nasa’i no. 322, dinilai shahih oleh Al-Albani) Sholat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan setelah beriman Shalat adalah ibadah yang pertama kali diwajibkan atas seorang hamba. Terdapat banyak dalil dalam masalah ini, di antaranya adalah kisah diutusnya sahabat Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu ke negeri Yaman. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Mu’adz, “Ajaklah mereka kepada syahadah (persaksian) tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. Jika mereka telah mentaatinya, maka beritahukanlah bahwa Allah mewajibkan atas mereka shalat lima waktu sehari semalam.” (HR. Bukhari no. 1395 dan Muslim no. 19) Allah Ta’ala menyebut ibadah shalat dengan “iman” Allah Ta’ala berfirman, “Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu.” (QS. Al-Baqarah [2]: 143) Yang dimaksud dengan “iman” dalam ayat tersebut adalah “shalat”. Hal ini karena shalat adalah timbangan iman, dan bukti benarnya keimanaan seseorang. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapa saja yang menjaga ibadah shalat, maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. Dan siapa saja yang tidak menjaga ibadah shalat, maka dia tidak akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat.” (HR. Ahmad no. 6576 dan Ibnu Hibban no. 1467) Allah Ta’ala mengkhususkan penyebutan ibadah sholat, meskipun sudah tercakup dalam makna umum sebelumnya Di antara keistimewaan ibadah shalat adalah Allah Ta’ala mengkhususkan penyebutannya dalam banyak ayat, meskipun ibadah shalat tersebut sudah tercakup dalam makna umum yang disebutkan sebelumnya. Sebagai contoh adalah firman Allah Ta’ala, “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al-Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat.” (QS. Al-‘Ankabuut [29]: 45) “Membaca Al-Kitab (Al-Qur’an) mencakup mengikuti Al-Qur’an dan mengamalkan isi kandungan Al-Qur’an. Shalat termasuk dalam isi kandungan Al-Qur’an sehingga seharusnya sudah tercakup di dalamnya. Akan tetapi, Allah Ta’ala kemudian menyebutkannnya secara khusus. Contoh yang lain, Allah Ta’ala berfirman, “dan telah Kami wahyukan kepada mereka (untuk) mengerjakan kebajikan dan mendirikan shalat … “ (QS. Al-Anbiya’ [21]: 73) Shalat termasuk dalam “kebajikan”, namun Allah Ta’ala kemudian menyebutkannya secara khusus. Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, mengerjakan amal salih, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. Al-Baqarah [2]: 277) Allah Ta’ala menyebutkan ibadah shalat secara khusus, meskipun shalat tersebut sudah tercakup dalam “amal shalih” yang disebutkan sebelumnya. Penyebutan ibadah shalat secara khusus setelah sebelumnya sudah tercakup dalam makna umum adalah dalil yang sangat jelas tinggi dan mulianya kedudukan ibadah shalat. Keistimewaan-keistimewaan lainnya Selain keistimewaan yang sudah kami sebutkan, ibadah shalat masih memiliki keistimewaan-keistimewaan yang lainnya. Shalat diwajibkan setiap hari sebanyak lima kali di sepanjang umur manusia. Hal ini tidaklah didapatkan pada ibadah lainnya. Ibadah puasa diwajibkan setahun sekali, demikian juga zakat. Haji diwajibkan seumur hidup sekali. Berbeda dengan shalat yang diwajibkan setiap hari lima waktu dan sepanjang umur manusia. Keistimewaan lainnya, Allah Ta’ala mewajibkan ibadah shalat dalam semua kondisi atau keadaan seseorang. Baik dia sakit, atau musafir, atau sejenisnya. Dalam kondisi tersebut, ibadah shalat tidaklah gugur, meskipun memang ada keringanan, namun kewajiban shalat tidaklah hilang secara keseluruhan. Selain itu, Allah Ta’ala mempersyaratkan ibadah shalat tersebut untuk didirikan dalam kondisi yang paling mulia, dalam kesempurnaan thaharah (bersuci) dan bagusnya pakaian untuk menghadap Allah Ta’ala. Inilah sebagian keistimewaan ibadah shalat yang banyak sekali dan telah dijelaskan oleh para ulama rahimahumullah. Hendaknya seorang hamba merenungkan keistimewaan-keistimewaan ibadah yang agung ini sehingga dia pun kemudian mengagungkan dan menjaga pelaksanaan ibadah shalat. Penulis: M. Saifudin Hakim Catatan kaki: Disarikan dari kitab Ta’zhiim Ash-Shalaat hal. 13-16, karya Syaikh ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr hafidzahullahu Ta’ala, cetakan pertama tahun 1434, penerbit Daar Al-Imam Muslim, Madinah KSA. Sumber: https://muslim.or.id/
|
Sholat adalah ibadah yang paling utama dan paling agung. Sholat telah mendapatkan keistimewaan dibandingkan dengan ibadah lainnya. Malam tersebut adalah malam yang penuh berkah, Nabi shallallahu alaihi wa sallam dinaikkan ke langit ketujuh, dan mendengarkan perkataan Allah Taala tanpa perantara. Di malam tersebut, Allah Taala mewajibkan ibadah shalat kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sedangkan untuk ibadah yang lainnya, Allah Taala mengutus Jibril alaihis salaam untuk mewahyukan kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. 163 Maksudnya, lima kali mengerjakan shalat, namun timbangan amalnya setara dengan lima puluh shalat. Dalildalil yang menunjukkan hal tersebut dalam AlQuran sangat banyak sekali. Sholat adalah ibadah yang pertama kali dihisab pada hari kiamat Shalat adalah ibadah yang pertama kali akan dihisab oleh Allah Taala pada hari kiamat. Jika shalatnya baik, maka dia akan beruntung dan selamat. Terdapat banyak dalil dalam masalah ini, di antaranya adalah kisah diutusnya sahabat Muadz bin Jabal radhiyallahu anhu ke negeri Yaman. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata kepada Muadz, Ajaklah mereka kepada syahadah persaksian tidak ada ilah sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah dan bahwa aku adalah utusan Allah. 19 Allah Taala menyebut ibadah shalat dengan iman Allah Taala berfirman, Dan Allah tidak akan menyianyiakan imanmu. Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, Siapa saja yang menjaga ibadah shalat, maka dia akan mendapatkan cahaya, petunjuk, dan keselamatan pada hari kiamat. 1467 Allah Taala mengkhususkan penyebutan ibadah sholat, meskipun sudah tercakup dalam makna umum sebelumnya Di antara keistimewaan ibadah shalat adalah Allah Taala mengkhususkan penyebutannya dalam banyak ayat, meskipun ibadah shalat tersebut sudah tercakup dalam makna umum yang disebutkan sebelumnya. AlAnkabuut 29 45 Membaca AlKitab AlQuran mencakup mengikuti AlQuran dan mengamalkan isi kandungan AlQuran. Shalat termasuk dalam isi kandungan AlQuran sehingga seharusnya sudah tercakup di dalamnya. Akan tetapi, Allah Taala kemudian menyebutkannnya secara khusus. Contoh yang lain, Allah Taala berfirman, dan telah Kami wahyukan kepada mereka untuk mengerjakan kebajikan dan mendirikan shalat QS. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati. Shalat diwajibkan setiap hari sebanyak lima kali di sepanjang umur manusia. Ibadah puasa diwajibkan setahun sekali, demikian juga zakat. Baik dia sakit, atau musafir, atau sejenisnya. Selain itu, Allah Taala mempersyaratkan ibadah shalat tersebut untuk didirikan dalam kondisi yang paling mulia, dalam kesempurnaan thaharah bersuci dan bagusnya pakaian untuk menghadap Allah Taala. Inilah sebagian keistimewaan ibadah shalat yang banyak sekali dan telah dijelaskan oleh para ulama rahimahumullah. Hendaknya seorang hamba merenungkan keistimewaankeistimewaan ibadah yang agung ini sehingga dia pun kemudian mengagungkan dan menjaga pelaksanaan ibadah shalat. Penulis M. Saifudin Hakim Catatan kaki Disarikan dari kitab Tazhiim AshShalaat hal.
|
Suatu hari, ada seorang ulama terkenal berbicara dan berkata, “Apa yang terjadi di tengah kaum muslimin, mereka menamakan diri mereka sesuai kelompok dan jamaah mereka, yang ini Hambali, yang ini Syafii, yang ini Maliki, yang ini Hanafi, yang ini Salafi, dan seterusnya. Jikapun harus berafiliasi, mengapa tidak kita katakana saja, ‘Muhamadi’ secara langsung bahwa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang membawa ajaran ini, maka kepadanya sebaik-baik tempat kita berafiliasi. Atau lebih tepat lagi, mengapa kita tidak mencukupkan diri dengan penamaan yang telah Allah berikan kepada kita, ‘Dia yang menamakan kalian muslimin.’ Apa pendapat anda tentang ucapan tersebut?
|
https://islamqa.info/id/answers/226254/berafiliasi-kepada-mazhab-fiqih-tidak-dengan-sendirinya-merupakan-perpecahan
|
Alhamdulillah.Kami tidak setuju kepada mereka yang berbicara tentang perpecahan umat lalu menjadikan adanya mazhab-mazhab fiqih sebagai contoh. Hal tersebut karena beberapa sebab: Pertama: Semua bentuk afiliasi mungkin saja berubah menjadi faktor perpecahan dan pertikaian, tapi mungkin juga dia hanya sebatas istilah dan pengenalan. Bahkan termasuk afiliasi yang sifatnya syar’i, maksudnya yang terdapat dalam Al-Quran dan Sunah, mungkin saja menjadi seruan jahiliah jika dimasukkan semangat perpecahan dan pertikaian, sebagaimana pernah terjadi pada sahabat yang mulia radhiallahu anhu, saat salah seorang dari kalangan muhajirin memukul bagian belakang salah seorang dari kalangan Anshor. Maka sahabat dari kalangan Anshar berkata, “Wahai kaum Anshar.” Sedangkan yang dari kalangan muhajirin berkata, “Wahai kaum Muhajirin.” Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mendengar hal tersebut berkata, ... ( 4905 2584) “Ada apa dengan seruan jahiliah tersebut. Tinggalkan dia, sesungguhnya dia busuk.” (HR. Bukhari, no. 4904 dan Muslim, no. 2594) Dikatakan busuk karena menjadi sebab timbulnya fitnah, lebih membeli diri dan kelompok, tak peduli apakah diri atau kelompoknya berada di jalan yang haq atau batil, menyerukan fanatic buta dan tak memperhatikan barometer kebenaran dan keadilan. Kedua: Dari sini disimpulkan bahwa berafiliasi dengan mazhab fiqih tidak dengan sendirinya dikatakan berpecah belah, akan tetapi pemahaman keliru yang mungkin terjadi pada sebagian pengikut dalam bentuk fanatik buta terhadap sang imam, atau pertikaian di masjid-masjid, atau merendahkan dan menghina mazhab yang lain atau sombong dan berbangga-bangga dengan afiliasi tersebut, maka ketika itu afiliasi mazhab fiqih dapat merubah menjadi sikap tercela dan perpecahan yang buruk. Perkara ini yang memang sering terjadi sepanjang sejarah mazhab-mazhab tersebut. Hanya saja arus utama dan yang lebih banyak, alhamdulillah, tetap menjaga kesatuan kalimat dan kesatuan hati serta mengambil manfaat dari seluruh ulama Islam. Ketiga: Sebab dibenarkannya berafiliasi dengan mazhab-mazhab fiqih adalah karena mazhab-mazhab tersebut bukanlah kelompok-kelompok idiologi yang terpisah dari tubuh umat akibat prinsip dan keyakinannya yang khusus atau pandangan keimanan yang nyeleneh. Akan tetapi, mereka hanyalah perguruan dalam metodologi memahami nash-nash dan menetapkan hubungan-hubungan di antara nash-nash tersebut serta menganggapnya sebagai sumber syariat dalam fiqih dan tidak ada yang keluar dari ruang lingkup ijtihad yang sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang terhadap umat ini dan khazanah dalam syariatnya yang landasan utamanya adalah persetujuan Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap perbedaan pendapat para sahabat dalam memahami nash semasa hidup beliau. Seperti perbedaan pendapat mereka dalam memahami ucapan beliau, ( 946 1770) “Tidak boleh ada seorang pun yang shalat Ashar kecuali di Bani Quraizah.” (HR. Bukhari, no. 946, Muslim, no. 1770) Juga saat mereka berbeda pendapat dalam memahami sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam, ( 114 1637) “Ambilkan aku buku agar aku tuliskan untuk kalian catatan yang kalian tidak akan sesat sesudahnya.” (HR. Bukhari, no. 114 dan Muslim, no. 1637) Ketika Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak mengecam salah satu dari mereka yang berbeda pendapat dalam memahami nash-nash tersebut bahkan beliau tidak menyatakan kata putus untuk menentukan siapa yang benar di antara mereka yang berbeda pendapat, maka hal itu menunjukkan disyariatkannya melakukan praktek ijtihad selama masih dalam metodologi pengambilan dalil yang disyariatkan. Adapun penyematan nama-nama seperti Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, untuk memudahkan dalam mencirikan perguruan tempat dimana seorang ulama mendapatkan pemahaman fiqihnya dan menghindari penjelasan panjang lebar tentang landasan-landasan (ushul) yang digunakan dalam menyimpulkan pandangan-pandangan fiqihnya, sehingga dapat disimpulkan dalam redaksi yang sangat singkat tidak lebih dari satu kata namun sudah dapat menggambarkan tentang metodologi yang diambil dalam pandangan fiqihnya. Hingga akhirnya seseorang mencapai derajat mutahid mutlak, jika hal itu memungkinkan baginya. Metodologi fiqih ini landasan-landasannya bersumber dari metodologi para shahabat mulia radhiallahu anhum yang dikenal pada abad pertama, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Qayim Al-Jauziah rahimahullah dalam kitab I’lamul Muwaqi’in an Rabbil Aalamin (1/17). Adapun penduduk Madinah, ilmu mereka bersumber dari para sahabat Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Umar. Sedangkan penduduk Mekah, ilmu mereka dari sahabat Abdullah bin Abas, sedangkan penduduk Irak, ilmu mereka bersumber dari Abdillah bin Masud. Waliyullah Dahlawi berkata, “Kesimpulannya, mazhab para sahabat Nabi shallallahu alaihi wa sallam terjadi perbedaan, lalu dari mereka para tabiin mengambil ilmu sesuai kemudahan-kemudahan yang ada. Maka mereka merekam apa yang mereka dengar dari hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam serta mazhab-mazhab para sahabat dan memahaminya. Lalu mereka mengumpulkan perkara-perkara yang diperselisihkan semampunya, lalu mereka menguatkan sebagian pendapat atas sebagian lainnya, maka ketika itu, setiap ulama dari kalangan tabiin memiliki mazhabnya tersendiri, lalu di setiap negeri ditetapan figure yang menjadi imam (tokoh) nya, misalnya Sayib bin Musayab dan Salim bin Abdullah bin Umar di Madinah, setelah mereka berdua ada Az-Zuhri dan qadhi Yahya bin Said serta Rabiah bin Abdurrahman. Lalu Atha bin Abi Rabah di Kufah, Ibrahim AnNakhai dan AsySya’bi di Kufah, Hasan Al Bashri di Bashrah, Thawus di Yaman dan AlMakhul di Syam. Kemudian Allah jadikan orang-orang kehausan dengan ilmu-ilmu mereka, mereka mendatanginya dan mengambil hadits dari mereka serta fatwa-fatwa sahahabat dan pendapat-pendapat mereka serta mazhab-mazhab para ulama, lalu mereka analisa sendiri dan kemudian orang-orang meminta fatwa kepada mereka. Maka berbagai tema kajian berseliweran dan beberapa masalah disampaikan kepada mereka. Adalah Said bin Musayab dan Ibrahim An-Nakhai serta yang semisalnya telah mengumpulkan sebagian besar bab-bab fiqih, dalam setiap bab mereka memiliki kaidah-kaidah yang mereka dapatkan dari pendahulunya. Said bin Musayab dan para pengikutnya berpandangan bahwa ulama dari dua tanah haram adalah orang yang paling kokoh dalam fiqih. Landasan mazhab mereka adalah fatwa-fatwa Umar dan Utsman serta permasalahan yagn mereka sampaikan, juga fatwa-fatwa Abdullah bin Umar, Aisyah, Ibnu Abas, permasalahan-permasalahan para qadhi di Madinah. Lalu mereka mengumpulkannya yang Allah mudahkan bagi mereka, lalu mereka kaji dan seleksi. Adapun Ibrahim dan para pengikutnya berpendapat bahhwa Abdullah bin Masud dan para sahabatnya adalah orang yang paling kokoh dalam fiqih. Abu Hanifah melandasi mazhabnya berdasarkan fatwa-fatwa Abdullah bin Masud serta permasalahan-permasalahan Ali radhiallahu anhu dan fatwa-fatwanya, juga permasalahan-permasalahan Syuraih dan para qadhi Kufah lainnya, lalu dia kumpulkan sedapatnya, kemudian dia lakukan terhadap atsar-atsar mereka itu sebagaimana yang dilakukan penduduk Madinah terhadap atsar-atsar mereka, lalu dia takhrij (cek validitas periwayatan) sebagaimana yang mereka lakukan, maka jadilah beberapa masalah fiqih tersimpulkan bab perbab.” (Diringkas dari kitab ‘Al-Inshaf Fi Bayani Asbabil Ikhtilaf, hal. 30-33) Maksud pengutipan ini adalah untuk menjelaskan hakikat mazhab-mazhab fiqih, bahwa perkara ini merupakan kelanjutan dari adanya mazhab-mazhab di antara para sahabat mulia serta para tabiin. Jadi dia bukan sesuatu yang baru dalam Islam, bukan pula faktor pemecah belah bagi umat jika dipahami batasan-batasan metodologinya. Maknanya adalah bahwa mazhab fiqih dijadikan sarana untuk belajar, memahami dan pengamalan ibadah, hingga akhirnya seseorang mencapai derajat ijtihad. Adapun adanya perkembangan sehingga perkara menjadikan sebab lahirnya kelompok-kelompok yang satu sama lain saling fanatik dan membangga-banggakan dan menjadikannya sebagai pedoman untuk memberikan loyalitas atau permusuhannya, berpisah dari umat dan mengingkari keutamaan keseluruhan umat ini karena terpedaya dengan afiliasinya tersebut, maka afiliasi seperti inilah yang diharamkan dan menjadi sebab kerusakan dan keburukan bagi individu maupun umat seluruhnya. Ibnu Qudamah rahimahullah berkata, “Adapun berafiliasi kepada satu imam dalam urusan cabang agama, tidaklah tercela, karena perbedaan pendapat dalam masalah cabang adalah rahmat yang luas dan kesepakatan mereka merupakan hujjah yang kuat.” (Lum’atul I’tiqod, hal. 42) Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, “Perkumpulan yang menyebabkan berpecah belahnya persatuan dan hatinya saling berselisih, maka dia adalah jamaah yang batil. Adapun perkumpulan yang tidak menyebabkan hal itu, seperti perbedaan antara mazhab fiqih, yang ini mazhabnya Hambali, yang ini Syafii dan yang ini Maliki, yang ini Hanafi, maka hal ini tidak bermasalah, selama hatinya masing-masing tidak berselisih.” (Liqo Al-Bab Al-Maftuh, 19/87, berdasarkan penomoran Maktabah Syamilah) Syekh Shaleh Al-Fauzan berkata, “Bermazhab dengan salah satu mazhab yang empat dari mazhab Alhlussunnah wal Jamaah yang telah dikenal, yang hingga kini masih ada terpelihara dan tercatat di tengah kaum muslimin lalu berafiliasi dengan salah satunya, maka hal itu tidak terlarang. Sehingga dikatakan bahwa si fulan adalah Syafi’i, fulan Hambali, fulan Hanafi dan fulan Maliki. Penyematan ini sudah ada sejak masa ulama terdahulu, termasuk di kalangan ulama besar. Dikatakan bahwa si fulan adalah Hambali. Misalnya dikatakan, Ibnu Taimiah adalah Hambali, Ibnu Qayim adalah hambali, dan yang semacamnya. Hal itu tidak mengapa, sekedar berafiliasi dengan salah satu mazhab tidaklah terlarang, akan tetapi dengan syarat tidak terikat oleh mazhab tersebut sehingga dia mengambil semua yang ada di dalamnya, apakah benar atau salah.” (Majmu Fatawa Syekh Shaleh Al-Fauzan, 2/701) Telah disebutkan sebelumnya dalam website kami fatwa-fatwa penting yang menjelaskan bahwa memberi nama dengan istilah ‘salafi’ tidak keluar dari penjelasan di atas, yaitu bahwasanya jika menyebabkan terjadinya perpecahan dan pertikaian serta menggiring sikap menyempal dari umat dan akidahnya, maka lebih utama ketika itu membatasi diri dengan ‘Islam’ yang telah Allah Taala berikan nama tersebut untuk kita. Lihat no. 191402dan 125476dan 101366 Wallahu a’lam .
|
Kami tidak setuju kepada mereka yang berbicara tentang perpecahan umat lalu menjadikan adanya mazhabmazhab fiqih sebagai contoh. Hal tersebut karena beberapa sebab Pertama Semua bentuk afiliasi mungkin saja berubah menjadi faktor perpecahan dan pertikaian, tapi mungkin juga dia hanya sebatas istilah dan pengenalan. Maka sahabat dari kalangan Anshar berkata, Wahai kaum Anshar. Maka Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang mendengar hal tersebut berkata, 4905 2584 Ada apa dengan seruan jahiliah tersebut. 2594 Dikatakan busuk karena menjadi sebab timbulnya fitnah, lebih membeli diri dan kelompok, tak peduli apakah diri atau kelompoknya berada di jalan yang haq atau batil, menyerukan fanatic buta dan tak memperhatikan barometer kebenaran dan keadilan. Perkara ini yang memang sering terjadi sepanjang sejarah mazhabmazhab tersebut. Hanya saja arus utama dan yang lebih banyak, alhamdulillah, tetap menjaga kesatuan kalimat dan kesatuan hati serta mengambil manfaat dari seluruh ulama Islam. Ketiga Sebab dibenarkannya berafiliasi dengan mazhabmazhab fiqih adalah karena mazhabmazhab tersebut bukanlah kelompokkelompok idiologi yang terpisah dari tubuh umat akibat prinsip dan keyakinannya yang khusus atau pandangan keimanan yang nyeleneh. Akan tetapi, mereka hanyalah perguruan dalam metodologi memahami nashnash dan menetapkan hubunganhubungan di antara nashnash tersebut serta menganggapnya sebagai sumber syariat dalam fiqih dan tidak ada yang keluar dari ruang lingkup ijtihad yang sesungguhnya merupakan bentuk kasih sayang terhadap umat ini dan khazanah dalam syariatnya yang landasan utamanya adalah persetujuan Nabi shallallahu alaihi wa sallam terhadap perbedaan pendapat para sahabat dalam memahami nash semasa hidup beliau. Seperti perbedaan pendapat mereka dalam memahami ucapan beliau, 946 1770 Tidak boleh ada seorang pun yang shalat Ashar kecuali di Bani Quraizah. Adapun penyematan namanama seperti Hanafi, Maliki, Syafii, Hambali, untuk memudahkan dalam mencirikan perguruan tempat dimana seorang ulama mendapatkan pemahaman fiqihnya dan menghindari penjelasan panjang lebar tentang landasanlandasan ushul yang digunakan dalam menyimpulkan pandanganpandangan fiqihnya, sehingga dapat disimpulkan dalam redaksi yang sangat singkat tidak lebih dari satu kata namun sudah dapat menggambarkan tentang metodologi yang diambil dalam pandangan fiqihnya. Hingga akhirnya seseorang mencapai derajat mutahid mutlak, jika hal itu memungkinkan baginya. Sedangkan penduduk Mekah, ilmu mereka dari sahabat Abdullah bin Abas, sedangkan penduduk Irak, ilmu mereka bersumber dari Abdillah bin Masud. Maka mereka merekam apa yang mereka dengar dari hadits Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam serta mazhabmazhab para sahabat dan memahaminya. Kemudian Allah jadikan orangorang kehausan dengan ilmuilmu mereka, mereka mendatanginya dan mengambil hadits dari mereka serta fatwafatwa sahahabat dan pendapatpendapat mereka serta mazhabmazhab para ulama, lalu mereka analisa sendiri dan kemudian orangorang meminta fatwa kepada mereka. Maka berbagai tema kajian berseliweran dan beberapa masalah disampaikan kepada mereka. Landasan mazhab mereka adalah fatwafatwa Umar dan Utsman serta permasalahan yagn mereka sampaikan, juga fatwafatwa Abdullah bin Umar, Aisyah, Ibnu Abas, permasalahanpermasalahan para qadhi di Madinah. Lalu mereka mengumpulkannya yang Allah mudahkan bagi mereka, lalu mereka kaji dan seleksi. Adapun Ibrahim dan para pengikutnya berpendapat bahhwa Abdullah bin Masud dan para sahabatnya adalah orang yang paling kokoh dalam fiqih. Diringkas dari kitab AlInshaf Fi Bayani Asbabil Ikhtilaf, hal. Jadi dia bukan sesuatu yang baru dalam Islam, bukan pula faktor pemecah belah bagi umat jika dipahami batasanbatasan metodologinya. 42 Syekh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata, Perkumpulan yang menyebabkan berpecah belahnya persatuan dan hatinya saling berselisih, maka dia adalah jamaah yang batil. Sehingga dikatakan bahwa si fulan adalah Syafii, fulan Hambali, fulan Hanafi dan fulan Maliki. Misalnya dikatakan, Ibnu Taimiah adalah Hambali, Ibnu Qayim adalah hambali, dan yang semacamnya. Majmu Fatawa Syekh Shaleh AlFauzan, 2701 Telah disebutkan sebelumnya dalam website kami fatwafatwa penting yang menjelaskan bahwa memberi nama dengan istilah salafi tidak keluar dari penjelasan di atas, yaitu bahwasanya jika menyebabkan terjadinya perpecahan dan pertikaian serta menggiring sikap menyempal dari umat dan akidahnya, maka lebih utama ketika itu membatasi diri dengan Islam yang telah Allah Taala berikan nama tersebut untuk kita. 191402dan 125476dan 101366 Wallahu alam .
|
Apakah Allah Bisa Dilihat di Akhirat?
|
https://konsultasisyariah.com/1044-apakah-allah-bisa-dilihat-di-akhirat.html
|
Pertanyaan: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin ditanya: Benarkah Allah bisa dilihat di akhirat nanti? Apa dalilnya dan mana pendapat yang rajih (kuat) dalam masalah ini? Jawaban: Menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah, melihat Allah di akhirat nanti adalah pasti kebenarannya dan barangsiapa yang mengingkarinya berarti kafir. Orang-orang mukmin akan melihat-Nya pada hari kiamat dan ketika mereka berada di dalam jannah sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Keyakinan seperti ini berdasarkan ijma’ Ahlus Sunnah. Dasarnya adalah firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: Artinya: “Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Mereka melihat Rabb-Nya.”[Al-Qiyamah : 22-23] Allah juga berfirman: Artinya: “Bagi orang-orang yang berbuat ihsan, ada pahala yang terbaik dan tambahan.” [Yunus: 26] Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menafsirkan tambahan dengan kenikmatan melihat wajah Allah. Disebutkan pula dalam hadits bahwa orang-orang beriman akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat dan ketika di dalam jannah. Adapun dalam upan dunia, maka tiada seorangpun yang bisa melihat Allah. Allah berfirman: Artinya: “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan.” [Al-An’aam: 103] Allah pernah berfirman kepada Nabi Musa: ‘Lantaraanii’ (kamu tidak akan bisa melihat-Ku).” [Al-A’raf: 143] Disebutkan pula bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda: Artinya: “Ketahuilah bahwa tiada seorangpun yang akan bisa melihat Rabb-nya sehingga ia mati.” Melihat Allah merupakan kenikmatan yang tertinggi bagi penghuni jannah. Sedangkan dunia kita ini adalah bukan tempat kenikmatan, akan tetapi merupakan tempat bersusah payah, bersedih dan tempat pemberian beban (taklif) atau tempat usaha. Jadi Allah tidak bisa dilihat di dunia sekarang ini, akan tetapi di akhirat nanti orang-orang beriman akan melihat-Nya. Sedangkan orang-orang kafir, di akhiratpun nanti tetap tidak bisa melihat Allah, karena mereka dihalangi untuk melihat-Nya, Allah Ta’ala berfirman: Artinya: ak demikian, namun sesungguhnya mereka pada hari (kiamat) itu benar-benar terhalang dari melihat Rabb mereka.” [Al-Muthaffifin: 15] [Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia Soal-Jawab Masalah Iman dan , Pustaka At-Tibyan] Sumber:
|
Pertanyaan Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin ditanya Benarkah Allah bisa dilihat di akhirat nanti Apa dalilnya dan mana pendapat yang rajih kuat dalam masalah ini Jawaban Menurut Ahlus Sunnah wal Jamaah, melihat Allah di akhirat nanti adalah pasti kebenarannya dan barangsiapa yang mengingkarinya berarti kafir. Orangorang mukmin akan melihatNya pada hari kiamat dan ketika mereka berada di dalam jannah sebagaimana dikehendaki oleh Allah. Keyakinan seperti ini berdasarkan ijma Ahlus Sunnah. Dasarnya adalah firman Allah Subhanahu wa Taala Artinya Wajahwajah orangorang mukmin pada hari itu berseriseri. Mereka melihat RabbNya.AlQiyamah 2223 Allah juga berfirman Artinya Bagi orangorang yang berbuat ihsan, ada pahala yang terbaik dan tambahan. Yunus 26 Nabi shallallahu alaihi wa sallam menafsirkan tambahan dengan kenikmatan melihat wajah Allah. Disebutkan pula dalam hadits bahwa orangorang beriman akan melihat Rabb mereka pada hari kiamat dan ketika di dalam jannah. Adapun dalam upan dunia, maka tiada seorangpun yang bisa melihat Allah. Allah berfirman Artinya Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala penglihatan. AlAnaam 103 Allah pernah berfirman kepada Nabi Musa Lantaraanii kamu tidak akan bisa melihatKu. AlAraf 143 Disebutkan pula bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda Artinya Ketahuilah bahwa tiada seorangpun yang akan bisa melihat Rabbnya sehingga ia mati. Melihat Allah merupakan kenikmatan yang tertinggi bagi penghuni jannah. Sedangkan dunia kita ini adalah bukan tempat kenikmatan, akan tetapi merupakan tempat bersusah payah, bersedih dan tempat pemberian beban taklif atau tempat usaha. Jadi Allah tidak bisa dilihat di dunia sekarang ini, akan tetapi di akhirat nanti orangorang beriman akan melihatNya. Sedangkan orangorang kafir, di akhiratpun nanti tetap tidak bisa melihat Allah, karena mereka dihalangi untuk melihatNya, Allah Taala berfirman Artinya ak demikian, namun sesungguhnya mereka pada hari kiamat itu benarbenar terhalang dari melihat Rabb mereka. AlMuthaffifin 15 Disalin dari kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang di susun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud, edisi Indonesia SoalJawab Masalah Iman dan , Pustaka AtTibyan Sumber
|
Larangan membuat kerusakan di bumi
|
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Larangan-membuat-kerusakan-di-bumi
|
QS.Surat Al-Baqarah[2]:11 () 11. Dan bila dikatakan kepada mereka:Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi [24]. Mereka menjawab: Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan. [24] Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orang-orang kafir untuk memusuhi dan menentang orang-orang Islam.
|
QS.Surat AlBaqarah211 11. Dan bila dikatakan kepada merekaJanganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi 24. Mereka menjawab Sesungguhnya kami orangorang yang mengadakan perbaikan. 24 Kerusakan yang mereka perbuat di muka bumi bukan berarti kerusakan benda, melainkan menghasut orangorang kafir untuk memusuhi dan menentang orangorang Islam.
|
Syarat Badal Haji untuk Perempuan yang Tidak Mampu Secara Fisik
|
https://bincangsyariah.com/hukum-islam/ubudiyah/syarat-badal-haji-untuk-perempuan-yang-tidak-mampu-secara-fisik/
|
Ibadah haji adalah ibadah fisik, dimana setiap umat Muslim yang sedang menjalankannya dituntut untuk melakukan thawaf, sai, melempar jumrah dan lain sebagainya yang pastinya menuntut kuatnya fisik. Oleh karena itu, mampu dalam salah satu syarat diwajibkannya ibadah haji bagi umat Muslim tidak hanya dalam segi finansial saja, tetapi juga dalam segi fisik yang sehat. Lalu apakah boleh bagi perempuan yang sudah tidak mampu secara fisik digantikan/dibadalkan hajinya? Bagi perempuan yang tidak mampu melaksanakan ibadah haji karena memiliki fisik yang lemah/tidak mampu, tetapi memiliki finansial yang cukup, maka boleh mencari badal/pengganti untuk melaksanakan ibadah haji atas nama dirinya. Baik penggantinya itu adalah seorang perempuan juga, atau orang laki-laki. Bahkan seorang perempuan pun boleh untuk menjadi badal/pengganti bagi seorang laki-laki. Pendapat ini adalah menurut mayoritas ulama fikih dari kalangan Hanafiyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah yang menganggap bahwa mampu secara fisik hanyalah syarat wajibnya haji, bukan syarat pelaksanaan haji. Artinya meskipun ia tidak mampu secara fisik, tetapi mampu secara finansial maka ia boleh untuk menyuruh orang untuk melaksanakan haji atas nama dirinya. Berbeda dengan ulama Malikiyyah yang menganggap bahwa mampu secara fisik adalah termasuk dalam syarat pelaksanaan haji. Jadi, ketika ia tidak mampu fisiknya untuk melaksanakan haji, maka hajinya pun gugur, tidak boleh digantikan dengan orang lain. Adapun dalil diperbolehkannya menggantikan ibadah hajinya perempuan yang tidak mampu atau perempuan boleh menjadi pengganti seorang laki-laki yang tidak mampu adalah hadis Nabi Saw. di mana terdapat seorang wanita yang menunaikan haji dari daerah Khasyam. Ia berkata: Wahai Rasulullah Saw. sungguh Allah telah mewajibkan haji untuk hamba-hamba Nya, sementara aku menemui ayahku sudah tua renta, ia tidak dapat menaiki kendaraan, Apakah aku boleh menggantikan hajinya?. Nabi Saw. menjawab: iya. (HR. Albukhari). Terdapat pula seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi Saw. seraya mengatakan: Sungguh ibuku bernazar akan melaksanakan haji, tetapi ia belum berhaji hingga beliau wafat, apakah aku boleh menggantikan hajinya? Nabi Saw. menjawab: iya, hajilah sebagai gantinya, apa pendapatmu jika ibumu memiliki utang, apakah kamu akan membayarnya? Bayarlah (hak) Allah, Allah lebih berhak dipenuhi (haknya). (HR. Albukhari). Namun, badal/pengganti dalam melaksanakan haji tersebut memiliki syarat-syarat tertentu. Pertama, syarat bagi perempuan yang digantikan ibadah hajinya adalah ia harus termasuk orang yang lemah/tidak mampu melaksanakan ibadah haji. Yakni, ia sudah meninggal dunia, padahal ketika itu ia sudah tergolong orang yang wajib menunaikan ibadah haji dan mampu melaksanakannya atau ia telah memenuhi syarat-syarat wajibnya haji, tetapi ia tidak melaksanakan haji sampai ia menjadi orang yang lemah/tidak mampu melaksanakan haji. Imam Al-kasani mengategorikan lemah dengan ketidak mampuan yang tidak bisa diharapkan untuk hilang. Oleh karena itu, tidak termasuk dalam definisi lemah di sini adalah orang yang dipenjara (dengan batas waktu tertentu), perempuan yang sedang sakit, dan diharapkan kesembuhannya, serta perempuan yang sedang ditawan dan mungkin untuk dibebaskan. Adapun syarat-syarat bagi pengganti/badal adalah pertama, ia harus pernah melaksanakan ibadah haji, karena Nabi Saw. bersabda:Berhajilah untuk dirimu, lalu hajikan atas nama Syubrumah. (HR. Abu Daud). Kedua, ia harus berniat ketika ihram untuk perempuan yang dihajikannya, dan lebih utama ia menyebutkan nama perempuan yang dibadalkan hajinya tersebut dengan mengatakan Labbaika Allahumma An Fulanah/ Kami memenuhi panggilanmu wahai Allah dari Fulanah. Ketiga, ia diperintahkan oleh yang meminta ganti untuk melaksanakan ibadah haji, selain yang sudah meninggal (maka bagi keluarganya lah yang memintanya untuk menjadi badal haji). Dan keempat, sebagian ulama menyebutkan bahwa harta biaya untuk ibadah hajinya badal adalah hartanya orang yang meminta untuk menggantikan ibadah haji, atau sebagian besar saja. Wa Allahu Alam bis Shawab.
|
Ibadah haji adalah ibadah fisik, dimana setiap umat Muslim yang sedang menjalankannya dituntut untuk melakukan thawaf, sai, melempar jumrah dan lain sebagainya yang pastinya menuntut kuatnya fisik. Oleh karena itu, mampu dalam salah satu syarat diwajibkannya ibadah haji bagi umat Muslim tidak hanya dalam segi finansial saja, tetapi juga dalam segi fisik yang sehat. Baik penggantinya itu adalah seorang perempuan juga, atau orang lakilaki. Bahkan seorang perempuan pun boleh untuk menjadi badalpengganti bagi seorang lakilaki. Pendapat ini adalah menurut mayoritas ulama fikih dari kalangan Hanafiyyah, Malikiyyah, dan Hanabilah yang menganggap bahwa mampu secara fisik hanyalah syarat wajibnya haji, bukan syarat pelaksanaan haji. Artinya meskipun ia tidak mampu secara fisik, tetapi mampu secara finansial maka ia boleh untuk menyuruh orang untuk melaksanakan haji atas nama dirinya. Jadi, ketika ia tidak mampu fisiknya untuk melaksanakan haji, maka hajinya pun gugur, tidak boleh digantikan dengan orang lain. di mana terdapat seorang wanita yang menunaikan haji dari daerah Khasyam. sungguh Allah telah mewajibkan haji untuk hambahamba Nya, sementara aku menemui ayahku sudah tua renta, ia tidak dapat menaiki kendaraan, Apakah aku boleh menggantikan hajinya. Terdapat pula seorang wanita dari Juhainah datang kepada Nabi Saw. seraya mengatakan Sungguh ibuku bernazar akan melaksanakan haji, tetapi ia belum berhaji hingga beliau wafat, apakah aku boleh menggantikan hajinya Nabi Saw. menjawab iya, hajilah sebagai gantinya, apa pendapatmu jika ibumu memiliki utang, apakah kamu akan membayarnya Bayarlah hak Allah, Allah lebih berhak dipenuhi haknya. Namun, badalpengganti dalam melaksanakan haji tersebut memiliki syaratsyarat tertentu. Pertama, syarat bagi perempuan yang digantikan ibadah hajinya adalah ia harus termasuk orang yang lemahtidak mampu melaksanakan ibadah haji. Yakni, ia sudah meninggal dunia, padahal ketika itu ia sudah tergolong orang yang wajib menunaikan ibadah haji dan mampu melaksanakannya atau ia telah memenuhi syaratsyarat wajibnya haji, tetapi ia tidak melaksanakan haji sampai ia menjadi orang yang lemahtidak mampu melaksanakan haji. Imam Alkasani mengategorikan lemah dengan ketidak mampuan yang tidak bisa diharapkan untuk hilang. Oleh karena itu, tidak termasuk dalam definisi lemah di sini adalah orang yang dipenjara dengan batas waktu tertentu, perempuan yang sedang sakit, dan diharapkan kesembuhannya, serta perempuan yang sedang ditawan dan mungkin untuk dibebaskan. Adapun syaratsyarat bagi penggantibadal adalah pertama, ia harus pernah melaksanakan ibadah haji, karena Nabi Saw. bersabdaBerhajilah untuk dirimu, lalu hajikan atas nama Syubrumah. Kedua, ia harus berniat ketika ihram untuk perempuan yang dihajikannya, dan lebih utama ia menyebutkan nama perempuan yang dibadalkan hajinya tersebut dengan mengatakan Labbaika Allahumma An Fulanah Kami memenuhi panggilanmu wahai Allah dari Fulanah. Dan keempat, sebagian ulama menyebutkan bahwa harta biaya untuk ibadah hajinya badal adalah hartanya orang yang meminta untuk menggantikan ibadah haji, atau sebagian besar saja.
|
Fatwa Ulama: Adakah Bidah Hasanah?
|
https://muslim.or.id/65723-fatwa-ulama-adakah-bidah-hasanah.html
|
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah Pertanyaan: Apakah ada bidah hasanah dan bidah sayyiah? Jawaban: Audzubillah! Selamanya tidak akan ada yang namanya bidah hasanah. Makhluk yang paling mengetahui akan syariat, yang paling fasih ucapannya, dan paling menginginkan kebaikan untuk manusia, telah bersabda, Setiap bidah adalah kesesatan (HR. An-Nasai no. 1578, dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih An-Nasa-i). Kata kullu () adalah termasuk siyagh al-umum (bentuk umum), bahkan bentuk umum yang paling kuat. Beliau bersabda Setiap bidah adalah sesat dan tidak mengecualikan darinya sesuatu pun. Apa yang diperbuat manusia dan disangkanya sebagai bidah hasanah tidak lepas dari dua kemungkinan. Pertama, itu sesuatu yang bukan bidah, tetapi dianggapnya bidah. Atau yang kedua, sesuatu yang tidak hasanah (baik) tetapi dianggapnya hasanah. Adapun menyatukan bidah dan hasanah sekaligus, maka ini mustahil. Oleh karena itu, kita mengingkari kaum yang membuat-buat zikir-zikir tertentu di pagi dan petang hari baik dikerjakan sendirian maupun berjamaah. Kita ingkari mereka, ketika mereka membuat sesuatu yang tidak terdapat dalil dari As-Sunnah. Walaupun mereka menganggap itu baik dan mereka memandang bahwa sesungguhnya perbuatan itu memiliki keutamaan. Sumber: Fatawa Nur ala Ad-Darb lil-Utsaimin, Al-Maktabah Asy-Syamilah, 4: 2. ========== Pertanyaan: Pendengar dari Etiopia bertanya: Para ulama besar membagi bidah menjadi lima jenis. Tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, setiap bidah adalah sesat. (Dan) setiap kesesatan di neraka. Bagaimana pendapatmu dalam hal ini wahai fadhilatusy-syaikh? Jawaban: Tidak ada perkataan seorang pun yang boleh mendahului sabda Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Sesungguhnya Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling mengetahui tentang agama Allah. Dia adalah makhluk yang paling tulus menghendaki kebaikan untuk para hamba Allah dan manusia yang paling fasih tentang apa yang beliau sabdakan. Apabila kita meyakini ketiga perkara tersebut, konsekuensinya kita meyakini bahwa sabda beliau adalah al-haq (kebenaran). Yang tidak memungkinkan untuknya dipertentangkan dengan sesuatu pun dari perkataan manusia. Maka kita katakan, setiap pembagian yang disebutkan oleh sebagian ulama yang bertentangan dengan dalil, maka wajib untuk dianulir, dan (kemudian) diambil apa yang ditunjukkan oleh dalil. Setiap orang yang berkata tentang bidah, bahwa bidah itu baik, bisa jadi ternyata itu bukan bidah, tetapi dia tidak tahu bahwa itu bukan bidah. Atau bisa jadi itu bukan hasanah (kebaikan), tetapi dia anggap sebagai kebaikan. Adapun jika itu bidah yang hakiki dan sekaligus juga suatu hasanah (kebaikan), maka ini tidak mungkin sama sekali. Karena hal ini berkonsekuensi menganggap dusta sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam ketika bersabda, Setiap bidah adalah kesesatan. Hal yang sudah dimaklumi bahwa adh-dhalalah (kesesatan) itu tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya. Bahkan seluruhnya adalah keburukan dan kebodohan. Barangsiapa yang menyangka bahwa ada satu bidah yang hasanah, maka dia tidak keluar dari salah satu dari dua keadaan yang sudah kita sebutkan tadi. Yaitu, bisa jadi sesungguhnya itu bukan bidah; atau bisa jadi sebenarnya itu bukan hasanah. Namun demikian, setiap bidah adalah sayyiah (keburukan) dan dhalalah (kesesatan), serta bukan hasanah (kebaikan). Jika Engkau bertanya, Apa jawaban dari pernyataan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu tatkala beliau mengumpulkan manusia dalam qiyam Ramadhan bersama diimami oleh Ubay bin Kaab dan Tamim Ad-Dari radhiyallahu anhuma, kemudian beliau (Umar radhiyallahu anhu) memerintahkan mereka untuk salat bersama orang-orang 21 rakaat. Kemudian beliau keluar dan orang-orang pun salat. Lalu beliau radhiyallahu anhu berkata, Sebaik-baik bidah adalah ini. Umar radhiyallahu anhu menamakannya bidah dan menyanjungnya dengan perkataannya, Sebaik-baik bidah adalah ini. Jawabannya, bahwasanya Umar radhiyallahu anhu tidak menamakannya sebagai bidah karena perbuatan itu adalah perbuatan bidah yang diada-adakan dalam agama Allah. Akan tetapi, karena amalan itu mujaddadah (diadakan lagi setelah sempat tidak ada). Beliau menamakannya bidah untuk menyatakan tajdid (dihidupkan kembali setelah sempat tidak ada) saja. Namun, amalan qiyam Ramadhan itu telah shahih adanya dalam syariat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Sesungguhnya telah shahih keterangan dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bahwa beliau melakukan qiyamul lail bersama orang-orang pada tiga malam di bulan Ramadhan. Kemudian beliau alaihi ash-shalatu wa sallam tidak datang di malam yang keempat dan bersabda, Sesungguhnya aku khawatir itu akan diwajibkan atas kalian. Sabda beliau ini berarti bahwa amalan tersebut hukumnya sunnah. Akan tetapi, Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak sampai merutinkannya, agar tidak dirutinkan oleh manusia sehingga mereka diwajibkan untuk mengerjakannya. Oleh karena itu, telah jelas bahwasanya qiyamnya orang-orang di Ramadhan secara berjamaah di masjid-masjid merupakan petunjuk Nabi shallallahu alaihi wa sallam, bagian dari sunnahnya, dan bukan bidahnya Umar bin Al-Khattab radhiyallahu anhu. Sebagaimana orang yang disangka oleh orang yang tidak paham konteks hadits. Sumber: Fatawa Nur ala Ad-Darb lil-Utsaimin, Al-Maktabah Asy-Syamilah, 4: 2. Baca Juga: Penerjemah: Muhammad Fadli, ST. Artikel: Muslim.or.id
|
Fatwa Syaikh Muhammad bin Shalih AlUtsaimin rahimahullah Pertanyaan Apakah ada bidah hasanah dan bidah sayyiah Jawaban Audzubillah Selamanya tidak akan ada yang namanya bidah hasanah. Kata kullu adalah termasuk siyagh alumum bentuk umum, bahkan bentuk umum yang paling kuat. Atau yang kedua, sesuatu yang tidak hasanah baik tetapi dianggapnya hasanah. Oleh karena itu, kita mengingkari kaum yang membuatbuat zikirzikir tertentu di pagi dan petang hari baik dikerjakan sendirian maupun berjamaah. Kita ingkari mereka, ketika mereka membuat sesuatu yang tidak terdapat dalil dari AsSunnah. Sumber Fatawa Nur ala AdDarb lilUtsaimin, AlMaktabah AsySyamilah, 4 2. Pertanyaan Pendengar dari Etiopia bertanya Para ulama besar membagi bidah menjadi lima jenis. Tetapi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, setiap bidah adalah sesat. Bagaimana pendapatmu dalam hal ini wahai fadhilatusysyaikh Jawaban Tidak ada perkataan seorang pun yang boleh mendahului sabda Rasul shallallahu alaihi wa sallam. Dia adalah makhluk yang paling tulus menghendaki kebaikan untuk para hamba Allah dan manusia yang paling fasih tentang apa yang beliau sabdakan. Yang tidak memungkinkan untuknya dipertentangkan dengan sesuatu pun dari perkataan manusia. Maka kita katakan, setiap pembagian yang disebutkan oleh sebagian ulama yang bertentangan dengan dalil, maka wajib untuk dianulir, dan kemudian diambil apa yang ditunjukkan oleh dalil. Hal yang sudah dimaklumi bahwa adhdhalalah kesesatan itu tidak ada kebaikan sama sekali di dalamnya. Bahkan seluruhnya adalah keburukan dan kebodohan. Yaitu, bisa jadi sesungguhnya itu bukan bidah atau bisa jadi sebenarnya itu bukan hasanah. Jika Engkau bertanya, Apa jawaban dari pernyataan Umar bin Khattab radhiyallahu anhu tatkala beliau mengumpulkan manusia dalam qiyam Ramadhan bersama diimami oleh Ubay bin Kaab dan Tamim AdDari radhiyallahu anhuma, kemudian beliau Umar radhiyallahu anhu memerintahkan mereka untuk salat bersama orangorang 21 rakaat. Kemudian beliau keluar dan orangorang pun salat. Jawabannya, bahwasanya Umar radhiyallahu anhu tidak menamakannya sebagai bidah karena perbuatan itu adalah perbuatan bidah yang diadaadakan dalam agama Allah. Akan tetapi, karena amalan itu mujaddadah diadakan lagi setelah sempat tidak ada. Beliau menamakannya bidah untuk menyatakan tajdid dihidupkan kembali setelah sempat tidak ada saja. Namun, amalan qiyam Ramadhan itu telah shahih adanya dalam syariat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian beliau alaihi ashshalatu wa sallam tidak datang di malam yang keempat dan bersabda, Sesungguhnya aku khawatir itu akan diwajibkan atas kalian. Sabda beliau ini berarti bahwa amalan tersebut hukumnya sunnah. Sebagaimana orang yang disangka oleh orang yang tidak paham konteks hadits.
|
Berpahala Luar Biasa, Lakukanlah Puasa Sunah Di Bulan Muharam
|
https://www.harakatuna.com/berpahala-luar-biasa-lakukanlah-puasa-sunah-di-bulan-muharam.html
|
Harakatuna.com – Sebagai orang yang beriman tentu kita saling berlomba-lomba untuk meraih pahala besar guna menjadi perantara mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT. Salah satu ibadah yang mendatangkan pahala luar biasa adalah melakukan puasa sunah di bulan Muharam. Puasa sunah dibulan Muharam ini mendatangkan pahala yang luar biasa. Bahkan Nabi Muhammad sendiri dalam hadisnya menyatakna bahwa puasa sunah pada bulan muharam termasuk puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. : « » Artinya: Rasulullah SAW bersabda: Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. Karena murapakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan maka jika kita melaksankan puasa sunah di bulan muharam ini akan mendatangkan pahala yang luar biasa. Para ulama sendiri dalam ketika memberikan penjelasan terhadap hadis diatas menyatakan bahwa setidaknya ada tiga pilihan puasa sunah yang bisa dilakukan. Artinya: Puasa Muharram ada tiga bentuk. Pertama, yang paling utama ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja. Jika mendasarkan keterangan ini maka puasa sunah yang bisa dilakukan dibulan muharam ada tiga pilihan Pertama yaitu puasa pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharam Kedua, puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam Dan ketiga adalah puasa pada tanggal 10 muharam saja Semoga kita semua bisa melaksanakan puasa sunah di bulan Muharam dan mendapatkan segala keutamaanya. Amin
|
Harakatuna.com Sebagai orang yang beriman tentu kita saling berlombalomba untuk meraih pahala besar guna menjadi perantara mendapatkan ampunan dan rahmat Allah SWT. Salah satu ibadah yang mendatangkan pahala luar biasa adalah melakukan puasa sunah di bulan Muharam. Puasa sunah dibulan Muharam ini mendatangkan pahala yang luar biasa. Bahkan Nabi Muhammad sendiri dalam hadisnya menyatakna bahwa puasa sunah pada bulan muharam termasuk puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan. Artinya Rasulullah SAW bersabda Puasa paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Sementara shalat paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam. Karena murapakan puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan maka jika kita melaksankan puasa sunah di bulan muharam ini akan mendatangkan pahala yang luar biasa. Para ulama sendiri dalam ketika memberikan penjelasan terhadap hadis diatas menyatakan bahwa setidaknya ada tiga pilihan puasa sunah yang bisa dilakukan. Artinya Puasa Muharram ada tiga bentuk. Pertama, yang paling utama ialah puasa di hari kesepuluh beserta satu hari sebelum dan sesudahnya. Kedua, puasa di hari kesembilan dan kesepuluh. Ketiga, puasa di hari kesepuluh saja. Jika mendasarkan keterangan ini maka puasa sunah yang bisa dilakukan dibulan muharam ada tiga pilihan Pertama yaitu puasa pada tanggal 9, 10 dan 11 Muharam Kedua, puasa pada tanggal 9 dan 10 Muharam Dan ketiga adalah puasa pada tanggal 10 muharam saja Semoga kita semua bisa melaksanakan puasa sunah di bulan Muharam dan mendapatkan segala keutamaanya. Amin
|
Malaikat Penyelamat Manusia
|
https://konsultasisyariah.com/27839-malaikat-penyelamat-manusia.html
|
Adakah Malaikat Penyelamat Manusia? Benarkah ada malaikat penyelamat manusia? jadi kita gak kena musibah selama dilindungi malaikat ini.. Jawab: Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du, Mungkin yang anda maksud adalah malaikat yang diperintahkan Allah untuk menjaga manusia. Keberadaan malaikat ini, telah Allah sebutkan dalam al-Quran, Bagi manusia ada malaikat mu’aqibat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. (QS. ar-Ra’du: 11) Ibnu Katsir menjelaskan, bahwa semua manusia yang hidup, dia disertai 4 malaikat. 2 malaikat pencatat amal. Yang satu di kanan dan yang satu di kiri. Malaikat di kanan mencatat amal baik, sementara malaikat yang di kiri mencatat amal buruk. 2 malaikat penjaga. Yang satu di depan dan yang satu di belakang. Untuk apa mereka menjaga manusia? Mereka menjaga manusia dari semua takdir buruk yang belum saatnya menimpa mereka. Meskipun ada bahaya besar yang mengancamnya, jika dia belum ditakdirkan terkena bahaya, maka malaikat ini akan menjaganya sehingga dia selamat dari bahaya. Kita sering mendengar dalam sebuah kecelakaan besar, semua penumpang meninggal, tapi ada satu bayi yang selamat. Padahal secara perhitungan, seharusnya dia meninggal, karena tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Allah menjaganya dengan memerintahkan Malaikatmu’aqibat. Keberadaan Malaikat mu’aqibat ini telah diceritakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian para malaikat yang mengawasi kalian semalam suntuk naik (menuju Allah). Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui tentang kondisi para hamba-Nya, “Bagaimana kondisi kalian tinggalkan hamba-hamba-Ku?” Mereka menjawab, “Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat, dan kami mendatangi mereka juga dalam kondisi sedang shalat.” (HR. Bukhari 7486 & Muslim 1464). Mereka diistilahkan malaikat mu’aqibat karena mereka datang silih berganti. Ada malaikat yang berjaga siang, dan ada yang berjaga di malam hari. Semua Berjalan Sesuai Takdir Allah Keberadaan malaikat ini memberi pelajaran bagi kita, bahwa apapun yang belum ditakdirkan Allah untuk menimpa kita, tidak akan terjadi pada kita. Meskipun andai semua manusia berharap agar itu menimpa kita. Sebaliknya, jika Allah telah takdirkan musibah itu menimpa kita, pasti akan terjadi pada kita. Sekalipun sejuta usaha telah kita lakukan untuk menghindarinya. Allah berfirman, Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. (QS. : 22) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan hal ini dalam hadisnya, “Ketahuilah, bahwa seluruh makhluk (di dunia ini), seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan kebaikan yang telah Allah tuliskan (takdirkan) bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan musihkan yang telah Allah takdirkan akan menimpamu.” (HR. Ahmad 2669, Turmudzi 2706 dan dishahihkan al-Albani). Allahu a’lam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina ) Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi: 081 326 333 328 DONASI hubungi: 087 882 888 727 REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
|
Adakah Malaikat Penyelamat Manusia Benarkah ada malaikat penyelamat manusia jadi kita gak kena musibah selama dilindungi malaikat ini Jawab Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, wa badu, Mungkin yang anda maksud adalah malaikat yang diperintahkan Allah untuk menjaga manusia. Keberadaan malaikat ini, telah Allah sebutkan dalam alQuran, Bagi manusia ada malaikat muaqibat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Yang satu di kanan dan yang satu di kiri. Malaikat di kanan mencatat amal baik, sementara malaikat yang di kiri mencatat amal buruk. Untuk apa mereka menjaga manusia Mereka menjaga manusia dari semua takdir buruk yang belum saatnya menimpa mereka. Meskipun ada bahaya besar yang mengancamnya, jika dia belum ditakdirkan terkena bahaya, maka malaikat ini akan menjaganya sehingga dia selamat dari bahaya. Kita sering mendengar dalam sebuah kecelakaan besar, semua penumpang meninggal, tapi ada satu bayi yang selamat. Padahal secara perhitungan, seharusnya dia meninggal, karena tidak bisa menyelamatkan diri sendiri. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Para Malaikat di malam dan siang hari silih berganti mengawasi kalian, dan mereka berkumpul pada saat shalat Subuh dan shalat Ashar. Allah menanyakan kepada mereka, padahal Dia lebih mengetahui tentang kondisi para hambaNya, Bagaimana kondisi kalian tinggalkan hambahambaKu Mereka menjawab, Kami tinggalkan mereka dalam keadaan mengerjakan shalat, dan kami mendatangi mereka juga dalam kondisi sedang shalat. Mereka diistilahkan malaikat muaqibat karena mereka datang silih berganti. Ada malaikat yang berjaga siang, dan ada yang berjaga di malam hari. Meskipun andai semua manusia berharap agar itu menimpa kita. Sekalipun sejuta usaha telah kita lakukan untuk menghindarinya. Allah berfirman, Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan ak pula pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab Lauhul Mahfuzh sebelum Kami menciptakannya. 22 Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan hal ini dalam hadisnya, Ketahuilah, bahwa seluruh makhluk di dunia ini, seandainya pun mereka bersatu untuk memberikan manfaat kebaikan bagimu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan kebaikan yang telah Allah tuliskan takdirkan bagimu, dan seandainya pun mereka bersatu untuk mencelakakanmu, maka mereka tidak mampu melakukannya, kecuali dengan musihkan yang telah Allah takdirkan akan menimpamu. Ahmad 2669, Turmudzi 2706 dan dishahihkan alAlbani. Allahu alam Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk . Download Sekarang didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 REKENING DONASI BNI SYARIAH 0381346658 BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n.
|
Tuhan Maha Cepat Hisab-Nya
|
https://www.laduni.id/alquran/tema/tema-ayat-quran-Tuhan-Maha-Cepat-Hisab-Nya
|
QS.Surat Al-Baqarah[2]:202 () 202. Mereka itulah orang-orang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan; dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. QS.Surat Ar-Ra’d[13]:41 () 41. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah Yang Maha cepat hisab-Nya. QS.Surat Ibrahim[14]:51 () 51. agar Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
|
QS.Surat AlBaqarah2202 202. Mereka itulah orangorang yang mendapat bahagian daripada yang mereka usahakan dan Allah sangat cepat perhitunganNya. QS.Surat ArRad1341 41. Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerahdaerah orangorang kafir, lalu Kami kurangi daerahdaerah itu sedikit demi sedikit dari tepitepinya Dan Allah menetapkan hukum menurut kehendakNya, tidak ada yang dapat menolak ketetapanNya dan Dialah Yang Maha cepat hisabNya. QS.Surat Ibrahim1451 51. agar Allah memberi pembalasan kepada tiaptiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisabNya.
|
Subsets and Splits
No community queries yet
The top public SQL queries from the community will appear here once available.